& PENGEMBANGAN
OBAT
TRADISIONAL
KELOMPOK VI
ANGGOTA
Rencana Pengembangan
02 Obat Tradisional
TOPIK
BAHASAN
03 Saintifikasi Jamu
04 Fitofarmaka
Tujuan Pengembangan Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang dapat berupa bahan
tumbuhan, hewan, mineral atau campuran ketiganya yang sudah digunakan
.
secara turun temurun untuk pengobatan. Penggunaan obat tradisional secara
luas oleh masyarakat disebabkan selain karena alami, mudah didapat,
harganya yang murah, serta tidak menghasilkan efek samping yang
ditimbulkan seperti yang sering terjadi pada pengobatan secara kimiawi.
Seiring berjalannya waktu, obat tradisional dikembangkan melalui jamu, Obat
Herbal Terstandar dan Fitofarmaka. Maka dibuatlah Penyusunan Rencana
Induk Pengembangan Bahan Baku Obat Tradisional yang bertujuan untuk
meningkatkan pengembangan dan produksi bahan baku obat tradisional
dalam negeri dan mengurangi angka impor, yang dijamin bermutu tinggi.
Peningkatan Mutu Obtra
Rencana Mutu obat tradisional sangat tergantung dari berbagai faktor, mulai
Pengembangan Obat dari penanaman, pengumpulan, pengolahan bahan baku, proses
produksi sampai dengan peredaran. Untuk mencapai sasaran
02
Contoh Formulasi
Kapsul Ekstrak Kental Buah Adas
Tiap kapsul mengandung :
Ekstrak kental buah adas 400 mg
Pengisi 150 mg
Selulosa mikrokistal 100 mg
Ekstrak mengandung minyak atsiri tidak kurang
dari 12% dan trans-atenol tidak kurang dari
7,8%
Indikasi : membantu meredakan batuk dan
mengencerkan dahak
Saintifikasi Jamu
Pengembangan Tanaman Obat menjadi Jamu Saintifik.
1. Studi etnofarmakologi untuk mendapatkan base-line data
terkait penggunaan tanaman obat secara tradisional.
2. Seleksi formula jamu yang potensial untuk terapi
Saintifkasi Jamu adalah pembuktian ilmiah jamu melalui alternatif/ komplementer.
penelitian berbasis pelayanan kesehatan. Jamu saintifik yang 3. Studi klinik untuk mendapatkan bukti terkait manfaat
dihasilkan dari program digunakan untuk terapi komplementer dan keamanan.
di fasilitas pelayanan kesehatan dan dijadikan pilihan 4. Jamu yang terbukti berkhasiat dan aman dapat digunakan
masyarakat sebagai subyek dalam upaya preventif, promotif, dalam sistem pelayanan kesehatan formal.
kuratif, rehabilitatif dan paliatif.
Tahap Pengujian Toksisitas Tahap Pengembangan Sediaan Tahap Uji Klinik Pada Manusia
Lanjut (Multiple Doses) (Formulasi) • Fase 1 : dilakukan pada sukarelawan sehat
•Toksisitas ubkronis • Mengetahui bentuk-bentuk sediaan yang memenuhi •Fase 2 : dilakukan pada kelompok pasien
• Toksisitas akut syarat mutu, keamanan, dan estetika untuk pemakaian terbatas
pada manusia.
• Toksisitas khas/ khusus •Fase 3 : dilakukan pada pasien dengan jmlh
• Tata laksana teknologi farmasi dalam rangka uji klinik
• Teknologi farmasi tahap awal
yang lebih besar dari fase 2
• Pembakuan (standarisasi): simplisia, ekstrak , sediaan • Fase 4: post marketing survailence, untuk
Obat Alam melihat kemungkinan efek samping yang
• Parameter standar mutu: bahan baku OA, ekstrak, tidak terkendali saat uji pra klinik maupun
sediaan OA saat uji klinik fase 1-3.
THANKS