Tujuan permenkes:
Memberikan landasan ilmiah (evidence based) penggunaan jamu secara empiris melalui
penelitian berbasis pelayanan kesehatan mempercepat penelitian jamu di sisi
hilir (sisi pelayanan). Penelit hulu sdh sgt banyak ( in vitro, in vivo, preklinik dll)
Mendorong terbentuknya jejaring dokter/ dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya
sebagai peneliti dalam rangka upaya preventif, promotif, rehabilitatif dan paliatif melalui
penggunaan jamu
Meningkatkan kegiatan penelitian kualitatif terhadap pasien dengan penggunaan jamu.
Meningkatkan penyediaan jamu yang aman, memiliki khasiat nyata yang teruji secara
ilmiah dan dimanfaatkan secara luas baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam
fasilitas pelayanan kesehatan.
Saintifikasi Jamu: program Kementerian Kesehatan berupa upaya
dan proses pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis
pelayanan kesehatan.
Jamu Saintifik: hasil penelitian program Saintifikasi Jamu berupa
ramuan jamu yang dinyatakan aman dan berkhasiat setara
dengan obat standar berdasarkan hasil uji klinik.
Perka Kabadan POM No 13 Tahun 2014, sediaan fitofarmaka dapat
digunakan dalam fasyankes, karena sudah memiliki bukti ilmiah
melalui uji klinik.
Proses menuju saintifikasi jamu (hulu ke hilir)
Nakes lainnya
• Penguatan kebijakan/regulasi
1 nasional
Ramuan 2 :
Mahkota dewa
Bentuk sediaan yang dapat dipakai sebagai bahan uji pada
program Saintifikasi Jamu adalah jamu tradisional, ramuan simplisia
kering (untuk dijadikan jamu “godhogan”), Obat Herbal Terstandar,
ekstrak dalam bentuk tanaman tunggal, campuran ekstrak
tanaman, dan bentuk sediaan lainnya,
Tahapan metodologi Saintifikasi Jamu
Bagaimana dengan pembuktian manfaat dan keamanan Jamu?
Apakah harus mengikuti semua tahapan pengembangan obat
modern?