Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME

TEKNOLOGI BAHAN ALAM

DOSEN : Dr. apt. Greesty Finotory, M.Farm


NAMA : Siti Alya Nuralysia Caesar
NPM : 2021210244

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
2023
PERJALANAN RISET HILIRISASI MELALUI MATCHING FUND

“PENGEMBANGAN TERAPI PENDAMPING KANKER PAYUDARA DARI


TEMULAWAK SECARA FILOGENETIK DALAM RANGKA KEMANDIRIAN BAHAN BAKU
OBAT TRADISIONAL”

Prof. Dr. apt. Syamsudin, M.Biomed

Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional adalah rimpang temulawak
(Curcuma xanthorhizae). Rimpang temulawak diketahui sebagai salah satu sumber kurkumin.
Kurkumin merupakan salah satu komponen dari kurkuminoid yang terkandung di dalam rimpang
temulawak dan memiliki aktivitas sebagai antikanker payudara. Pencarian temulawak yang memiliki
kadar kurkumin terbaik dari 5 target daerah, yaitu Jambi, Tawangmangu, Bogor, Tembalang, dan SBD

Pada pengembanga obat tradisional perlu dilakukan uji pra klinik dan uji pra klinik :

Uji praklinik obat tradisional, meliputi

1. Target indetifikasi dan validasi


2. Lead Identifikasi dan optimasi
3. Studi pada hewan percobaan

Uji klinik meliputi :

1. Uji klinik pra pemasaran meliputi klinik fase I,II, dan III
Uji klinik pra pemasaran - Wajib mendapat persetujuan Kepala Badan POM
2. Uji klinik pasca pemasaran – uji klinik fase IV
Uji Klinik pasca pemasaran - Wajib menyampaikan notifikasi kepada Kepala Badan POM
3. Pelaksanaan Uji Klinik : Persetujuan/ Notifikasi
Persetujuan pelaksanaa uji klinik (PPUK) yang diberikan oleh kepala badan – berlaku 2 (dua)
tahun sejak tanggal diterbitkan.

Uji klinik adalah : kegiatan penelitian yang memiliki nilai ilmiah dan etik dengan
mengikutsertakan subjek manusia disertai adanya intervensi produk uji, untuk menemukan atau
memastikan efek klinik, farmakologi, dan / atau farmakodinamik dan/ atau mengidentifikasi reaksi
yang tidak diinginkan, atau mempelajari ADME dengan tujuan memastikan keamanan dan efektifitas
produk yang diteliti. Uji Klinik sesuai PerKa badan no.21 tahun 2015 tentang tata laksana Persetujuan
uji Klinik. Bila telah dilakuka uji pra klinik dan klinik, obat dapat diedarkan tentu hal ini bukan
perkara yang mudah untuk obat dapat dipasarkan, obat tersebut harus melalui serangkaian penguji
seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sehingga bila dikonsumsi atau dipergunakan oleh
masyarakat memberi efek khasita yang optimal dan tidak menimbulkan efek merugikan.

Kebijakan yang Mendukung Kemandirian Bahan Baku Obat

1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 87/2013 tentang Peta Jalan Pengembangan Industri Bahan
Baku Obat
2. Paket kebijakan ekonomi XI (poin. 4 )→ Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan
misalnya pembebasan atau penurunan bea masuk, tax holliday dan tax allowance
3. Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan
Alat Kesehatan (Alkes) → melibatkan beberapa instansi terkait termasuk BUMN.

Pada pengembangan obat tradisional tidak hanya uji praklinik, klinik serta pemasaran obat
tradisional yang perlu untuk di tingkatkan. Karena hal ini tidak akan terwujud apabila bahan baku obat
tradisional yang dikembangkan tidak ada atau jumlah nya sedikit sehingga kita sebagai negara yang
sangat melimpah akan kekayaan sumber daya alami terkhusus sumber bahan obat tradisional. Perlu
juga ditingkatkan untuk terus meningkatkan hasil panen jumlah obat tradisional yang akan
dikembangkan sehingga pengembangan obat tradisional dapat menjadi sumber daya yang sangat baik
bagi kita sebagai negara yang akan kaya dengan hasil kekayaan alam.
Inovasi Nanopartikel Sediaan Alam Untuk Terapi Adjuvant

Prof. Muhammad Taher

Pengobatan Nanopartikel adalah teknologi pengobatan yang menggunakan partikelpartikel kecil


yang disebut nanopartikel untuk mengirimkan obat ke sel-sel tubuh & meningkatkan kemanjuran,dan
efisiensi obat yang digunakan, meningkatkan keamanan dengan mencegah reaksi obat pada tempat
yang tidak terduga, dan meningkatkan kemampuan obat untuk menargetkan sel kanker).

Terapi adjuvant adalah : Metode pengobatan yang digunakan bersamaa terapi utama untuk
mengoptimalkan hasil pengobatan (menghancurkan sel kanker yang masih tersisa pada pengobatan
primer, sehingga mengurangi kemungkinan sel kanker tumbuh kembali. - Pada terapi adjuvant biasanya
digunakan pengobatan tradisional herbal..

Tantangan yang dihadapi : pengiriman, dosis, stabilitas, standardisasi, kebersihan, aditif/pemalsuan


. Obat tradisional yang dikomersilkan - Dalam bentuk ekstrak atau jamu - - Senyawa aktif terstandart -
Biofarmaka - Proses GMP - Peningkatan stabilitas Sediaan jamu tradisional dalam bentuk ekstrak,
rebusan, tingtur, sirup, dan larutan cuci mata.

Permintaan pasar global terkait Obat tradisional cukup besar, didukung potensi tanaman herbal
yang ada di Indonesia. Ada 30.000 potensi tanaman, 1.845 spesies digunakan sebagai obat. 70%
digunakan orang pedesaan untuk mengatasi berbagai penyakit : kanker, reumatik, kolesterol tinggi,
stroke, kencing manis, penyakit ginjal, dll. Persentase besar dari obat baru berasal dari bahan
alam,turunan dan analognya, besarnya keanekaragaman hayati dunia yang belum dievaluasi, tingkat
pertumbuhan pemakaian terhadap fitofarmaka memberikan peluang besar penggunaan nanopartikel
dari bahan alam sebagai obat , termasuk di dalamnya industri farmasi. Contoh tanaman yang digunakan
: Taxus brefivolia (Paclitaxel), Catharanthus roseus (Vincristine).

Tantangan dalam penemuan dan pengembangan obat herbal, diantaranya :

1. Obat baru - Sudah Antikanker (ditargetkan terapinya)- bahan kimia & makromolekul
,Antibiotik (menyebabkan resistensi)
2. Vaksin baru - Adanya strain virus baru (missal : covid 19)
3. Distribusi / Pengiriman Obat Sumber Obat

Keunggulan pengobatan dengan nano partikel :

1. Meningkatkan ketersediaan obat


2. Umur simpan yang tahan lama
3. Stabilitas obat
4. Mengurangi degradasi obat
5. Mudah encapsulation
6. Meningkatkan kelarutan
Kekurangan nanopartikel :

1. Toksisitas
2. Harga
3. Kesulitan dengan regulasi
4. Kurangnya pengetahuan

Kesimpulan :

1. Formulasi nanopartikel meningkatkan efektifitas obat herbal - Nanopartikel meningkatkan


kemanjran herbal dalam terapi tambahan.
2. Strategi baru dalam nanoteknologi menjadi cara potensial untuk menghasilkan sediaan herbal.
“Pengembangan Produk Herbal “
Oleh : Ibu Niken, dari PT.Indofarma

Research & Development (R&D) adalah aktivitas penelitian dan pengembangan di sebuah organisasi
untuk menciptakan produk / jasa baru. Tanggung Jawab divisi R & D adalah :

1. Pengembangan Formula (Formulasi)

2. Pengembangan Metode Analisis

3. Pengembangan Kemasan

Pengembangan Obat Bahan Alam

1. Secara prinsip sama dengan pengembangan produk farma


2. Mencakup desain ekstrak (formula/proses dan spesifikasi)
3. Jenis sediaan yang dapat dikembangkan :
• Ekstrak tunggal : cair, kental, kering
• Premix (ekstrak gabungan yang sudah diformulasikan) -
• Obat Bahan Alam : Tablet, Kapsul, Cairan Obat Dalam, Cairan Obat Luar, Krim/salep
• Obat Herbal Terstandar - Fitofarmaka
4. Pustaka yang digunakan dalam pengembangan produk –
• Farmakope Herbal Indonesia
• Per BPOM No. 29 Tahun 2023 mengenai Persyaratan Keamanan dan Mutu Obat
• Bahan Alam - Handbook of Pharmaceutical Exipient

Formulasi Obat Bahan Alam

1. Spesifikasi Ekstrak (Bahan Aktif) yang digunakan


• Filler yang digunakan (tergantung pada jenis sediaan yang akan dibuat)
• Ratio Botanical / % Dry Extract yang digunakan dua Jenis dan spesifikasi bahan
tambahan yang digunakan
• Pilih bahan tambahan yang memperbaiki sifat Bahan Aktif untuk memudahkan proses
2. Jenis dan spesifikasi kemasan yang digunakan –
• Pilih bahan kemasan yang dapat melindungi Bahan Aktif dari pengaruh luar

Anda mungkin juga menyukai