Anda di halaman 1dari 4

STADIUM GENERAL KOMKES 16

Narasumber : Prof. Dr. Sukardirman Apt., M.S.

Judul : Pengobatan Tradisional dalam Konteks Undang-undang Kesehatan No.12 Tahun 2023

BAB 1

PENDAHULUAN

Undang-undang Republik Indonesia No.17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan

Bahwa negara menjamin hak setiap warga negara untuk mewujudkan kehidupan yang baik, sehat,
Sejahtera lahir dan batin demi tercapainya tujuan nasional dalam melidungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang Dasar Nrgara Republik Indonesi 1945.

Pasal 1 ayat 1 :

Kesehatan adalah keadaan sehat seseorang, baik secara frsik, jiwa, maupun sosial dan bukan sekadar
terbebas dari penyakit untuk memungkinkannya hidup produktif.

Ayat 2 :

Upaya Kesehatan adalah segala bentuk kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
terpadu dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat
dalam bentuk promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/ atau paliatif oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.

Jadi sehat menurut UU Kesehatan No.17 Tahun 2023 tidak hanya bebas dari penyakit tetapi harus
produktif

Ayat 3 :

Pelayanan Kesehatan adalah segala bentuk kegiatan dan/ atau serangkaian kegiatan pelayanan yang
diberikan secara langsung kepada perseorangan atau masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
dera-jat Kesehatan masyarakat dalam bentuk promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/atau paliatif.

Pelayanan Kesehatan sendiri terbagi menjadi dua yaitu, modern dan tradisonal.

Kuratif : pengobatan pada orang yang sudah sakit

Promotive :

Preventif

rehabilatif

Ayat 12 :

Sediaan Farmasi adalah Obat, Bahan Obat, Obat Bahan AIam, termasuk bahan Obat Bahan Alam,
kosmetik, suplemen kesehatan, dan obat kuasi.
Obat bahan alam atau disebut obat tradisional adalah bahan yang bersal dari sumber daya alam seperti
tumbuhan, hewan, jasad renik, mineral dll yang digunakan secara turun-temurun dan sudah dibuktikkan
khasiat, keamanan berdasarkan pembuktian secara empiris atau ilmiah. Untuk pemeliharaan Kesehatan,
peningkatan Kesehatan, pencegahan penyakit

Contoh

Transformasi Kesehatan berfokus pada meningkatkan Kesehatan dan ketahanan sektor farmasi supaya
bisa menjadi swasembada obat-obatan karen amasih bnyak impor

terdapat 6 pilar, yaitu

1. Transformasi layanan primer


2. Transformasi layanan rujukan
3. Transformasi sistem ketahanan Kesehatan
4. Transformasi sistem pembiayaan Kesehatan
5. Transformasi SDM Kesehatan
6. Transformasi teknologi Kesehatan

Peran stategis pengobatan tradisional dalam sistem Kesehatan nasional

4 pilar kebijakan obat Indonesia :

1. Obat kimiawi
2. Hasil bioteknologi
3. Vaksin
4. Bahan alam atau tradisional

Potensi bahan alam dan pemanfaatannya

Indonesia sangatlah berpotensi dalam pengembangan obat tradisional dengan urutan ke-3 dari 5 negara
dengan megabiodiversitas terbesar di dunia. Terdapat sekitar 33 ribu spesies yang berpotensi menjadi
bahan obat di Indonesia(LIPI,2020). Ristoja (2017) menghimpun informasi 32.104 ramuan dan 2.848
spesies tumbuhan obat tersebar pada 405 etnis di 34 provinsi. Ristoja merupakan riset pemetaan
pengetahuan tradisional dalam pemanfaatan tumbuhan obat berbasis suku yang dilaksanakan oleh
Badan Litbang Kesehatan pada tahun 2017. Riset ini dilaksanakan untuk menjawab kebutuhan informasi
terkait data tumbuhan obat dan ramuan tradisional yang digunakan oleh setiap suku di Indonesia.

Salah satu komoditi yang banyak digunakakn adalah bahan rempah seperti, cengkeh (sakit gigi), kayu
manis (diabtetes), lada hitam (kembung),

kunyit, jahe, temulawak (memelihara daya tahan tubuh). jahe memiliki khasiat untuk mencegah dan
mengobati berbagai penyakit, seperti: impoten, batuk, pegal-pegal, kepala pusing, rematik,
sakit pinggang, masuk angin,

Klasifikasi obat tradisional

1. Jamu terdapat lebih dari 11.000 produk


- Bukti dukung dari bukti empiris atau turun temurun
- Memenuhi syarat pembuatan yang baik
- Memenuhi syarat mutu produk
2. Obat herbal terstandar terdapat kurang lebih 77 porduk.
- Penilitian lebih lanjut dari jamu
- Keamanan dan khasiat dibuktikan secara ilmiah melalui uji pra-klinik (toksinitas dan
farmakodinamik)
- Sertifikat CPOTB (cara pembuatan obat tradisional yang baik)
- Memenuhi syarat mutu produk
3. Fitofarmaka terdapat kurang lebih 24 produk
- Sudah diuji klinik atau diuji coba pada manusia
- Bahan baku dan produk bersertifikat CPOTB
- Uji pra-klinik
- Memenuhi syarat mutu produk±

Pengembangan obat bahan alam secara singkat :

Bahan alam → Simplisia → Ekstrak→ Fraksi→ Fraksi Bioaktif→ Senyawa aktif

Simplisia : pengeringan

Fraksi bioatif : fraksinasi dan skrining secara molekuler

Regulasi pengembangan obat bahan alam

Penyiapan bahan baku

Simplisia → ekstrak →fraksi →isolat = standarasasi mutu bahan baku

Pengujian

Uji in vitro → uji pre-klinik → formulasi → pembuatan sediaan = CPOTB

Uji klinik pada manusia = memenuhi syarat

Registrasi produk di BPOM → evaluasi & izin edar = komersialisasi

Aspek yang dipertimbangkan → untuk menjamin produk ini bisa dipertanggungjawabkan dari aspek
jaminan mutu produk, epikasi khasiatnya, dan jaminan toksinitas

1. Bentuk sediaan
2. Komposisi
3. Standarisasi
4. Uji praklinik
5. Uji klinik

Prinsip Penting standarisasi

Menjmin penggunnya tdk terkna sad effe


- Serangkain parameter prosedur yang hasilnya terkait paradigma mutu kefarmasian, mutu
yang memenuhi syarat standar kimia, biologi dan farmasi, termasuk jaminan stablitias
sebagai produk kefarmasian umumnya
- Proses menjamin bahwa produk akhir mempunyai nilai parameter tertentu yang konstan

Standarisasi untuk menjamin keamanan, kualitas dan khasiat

Jenis standarisai

- Bahan baku → parameter mutu mengacu pada monografi bahan alam


- Produk jadi → parameter mengacu pada perBPOM No. 32 Tahun 209

Tantangan standarisasi

1. Ketersediaan bahan baku masi rendah


2. Kendala dlama penetuan zat
3. Perbedaan dalam pemilihan teknologi preparasi
4. Keterbatasan Pustaka maupun standar refrensi
5. Keterbatasan standar senyawa marker
6. Keterbatasan saranan prasarana UMKM

PERAN BPOM DLAMA PENGEMBANGAN OBAT BAHAN ALAM

1. Pendampingan penyusunan protoko uji


2. Pendampingan pengajuan proposan pendanaan
3. Pelatihan cara uji klinik yang baik (CUKB)
4. Dukungan pada Prioritas Riset Nasional (PRN)
5. Terlibat dalam tim penyusunan formulasi nasional fitofarmaka
6. Mendorong pembentukan pusat penilitian

Regulasi mendukung inovasi obat bahan alam

Anda mungkin juga menyukai