Judul : Pengobatan Tradisional dalam Konteks Undang-undang Kesehatan No.12 Tahun 2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Bahwa negara menjamin hak setiap warga negara untuk mewujudkan kehidupan yang baik, sehat,
Sejahtera lahir dan batin demi tercapainya tujuan nasional dalam melidungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang Dasar Nrgara Republik Indonesi 1945.
Pasal 1 ayat 1 :
Kesehatan adalah keadaan sehat seseorang, baik secara frsik, jiwa, maupun sosial dan bukan sekadar
terbebas dari penyakit untuk memungkinkannya hidup produktif.
Ayat 2 :
Upaya Kesehatan adalah segala bentuk kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
terpadu dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat
dalam bentuk promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/ atau paliatif oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
Jadi sehat menurut UU Kesehatan No.17 Tahun 2023 tidak hanya bebas dari penyakit tetapi harus
produktif
Ayat 3 :
Pelayanan Kesehatan adalah segala bentuk kegiatan dan/ atau serangkaian kegiatan pelayanan yang
diberikan secara langsung kepada perseorangan atau masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
dera-jat Kesehatan masyarakat dalam bentuk promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/atau paliatif.
Pelayanan Kesehatan sendiri terbagi menjadi dua yaitu, modern dan tradisonal.
Promotive :
Preventif
rehabilatif
Ayat 12 :
Sediaan Farmasi adalah Obat, Bahan Obat, Obat Bahan AIam, termasuk bahan Obat Bahan Alam,
kosmetik, suplemen kesehatan, dan obat kuasi.
Obat bahan alam atau disebut obat tradisional adalah bahan yang bersal dari sumber daya alam seperti
tumbuhan, hewan, jasad renik, mineral dll yang digunakan secara turun-temurun dan sudah dibuktikkan
khasiat, keamanan berdasarkan pembuktian secara empiris atau ilmiah. Untuk pemeliharaan Kesehatan,
peningkatan Kesehatan, pencegahan penyakit
Contoh
Transformasi Kesehatan berfokus pada meningkatkan Kesehatan dan ketahanan sektor farmasi supaya
bisa menjadi swasembada obat-obatan karen amasih bnyak impor
1. Obat kimiawi
2. Hasil bioteknologi
3. Vaksin
4. Bahan alam atau tradisional
Indonesia sangatlah berpotensi dalam pengembangan obat tradisional dengan urutan ke-3 dari 5 negara
dengan megabiodiversitas terbesar di dunia. Terdapat sekitar 33 ribu spesies yang berpotensi menjadi
bahan obat di Indonesia(LIPI,2020). Ristoja (2017) menghimpun informasi 32.104 ramuan dan 2.848
spesies tumbuhan obat tersebar pada 405 etnis di 34 provinsi. Ristoja merupakan riset pemetaan
pengetahuan tradisional dalam pemanfaatan tumbuhan obat berbasis suku yang dilaksanakan oleh
Badan Litbang Kesehatan pada tahun 2017. Riset ini dilaksanakan untuk menjawab kebutuhan informasi
terkait data tumbuhan obat dan ramuan tradisional yang digunakan oleh setiap suku di Indonesia.
Salah satu komoditi yang banyak digunakakn adalah bahan rempah seperti, cengkeh (sakit gigi), kayu
manis (diabtetes), lada hitam (kembung),
kunyit, jahe, temulawak (memelihara daya tahan tubuh). jahe memiliki khasiat untuk mencegah dan
mengobati berbagai penyakit, seperti: impoten, batuk, pegal-pegal, kepala pusing, rematik,
sakit pinggang, masuk angin,
Simplisia : pengeringan
Pengujian
Aspek yang dipertimbangkan → untuk menjamin produk ini bisa dipertanggungjawabkan dari aspek
jaminan mutu produk, epikasi khasiatnya, dan jaminan toksinitas
1. Bentuk sediaan
2. Komposisi
3. Standarisasi
4. Uji praklinik
5. Uji klinik
Jenis standarisai
Tantangan standarisasi