Anda di halaman 1dari 4

Resume Kuliah Umum Rumpun Kesehatan Universitas Airlangga

oleh Prof. Dr. Sukardiman Apt., M.S.

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Kesehatan dan Layanan
Dasar Kesehatan

Oleh:
Bahtiar Prayoga Yuda
(432231049)
September 2023
BAB I

PENDAHULUAN

Sebelum membahas pengobatan tradisional, Prof Sukardiman menyampaikan konsepsi kesehatan


masyarakat Indonesia yang berada di UU RI 17/2023 : Kesehatan.

Pasal I ayat 1 berbunyi, “Kesehatan adalah keadaan sehat seseorang, baik secara frsik, jiwa, maupun
sosial dan bukan sekadar terbebas dari penyakit untuk memungkinkannya hidup produktif”.

Pasal I ayat 2 berbunyi, “Upaya Kesehatan adalah segala bentuk kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat dalam bentuk promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif,
dan/ atau paliatif oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat”.

Pasal I ayat 3 berbunyi, “Pelayanan Kesehatan adalah segala bentuk kegiatan dan/ atau serangkaian
kegiatan pelayanan yang diberikan secara langsung kepada perseorang€rn atau masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan dera-jat Kesehatan masyarakat dalam bentuk promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif, dan/atau paliatif”.

Pasal I ayat 12 berbunyi, “Sediaan Farmasi adalah Obat, Bahan Obat, Obat Bahan AIam, termasuk
bahan Obat Bahan Alam, kosmetik, suplemen kesehatan, dan obat kuasi”.

Obat tradisional adalah bahan, ramuan bahan, atau produk yg berasal dari sda berupa tumbuhan,
hewan, jasad renik, mineral, atau bahan lain dari sda, atau campuran bahan tersebut telah
digunakan secara turun temurun, atau sudah dibuktikan berkhasiat, aman, dan bermutu, digunakan
untuk pemeliharaan kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan/atau
pemulihan kesehatan berdasarkan pembuktian secara empiris dan atau ilmiah.
Bab II
Materi Inti stadium General
Transformasi penopang kesehatan Indonesia ada 6 pilar. Namun sebelumnya, transformasi tersebut
memiliki visi yang sejalan dengan visi presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif,
mandiri dan berkeadilan. Dan untuk 6 pilarnya yaitu transformasi layanan primer, transformasi
layanan rujukan sistem, transformasi ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan
kesehatan, transformasi SDM kesehatan, transformasi teknologi kesehatan.

Peran strategis pengobatan tradisional.

4 pilar kebijakan obat di Indonesia :

• Obat kimia
• Hasil bioteknologi
• Vaksin
• Obat bahan alam.

Di sini akan disinggung pada pilar keempat, yakni Obat bahan alam. Indonesia adalah negara
megabiodiversitas nomor 3 dari 5 negara. Terdapat 33 ribu spesies menjadi bahan obat. 32.104
ramuan dan 2.848 spesies tumbuhan obat yang tersebar di 34 provinsi. Bahan yang banyak
ditemukan dan digunakan adalah bahan rempah untuk kuliner dan dapat digunakan untuk
pengobatan. Contohnya saja cengkeh untuk sakit gigi, kayu manis untuk diabetes, lada hitam untuk
kembung, kunyit, jahe, dan temulawak yang memelihara daya tahan tubuh.

Klasifikasi obat tradisional ada 3 yaitu jamu, obat herbal terstandar, fitofarmaka.

Pengembangan obat bahan alam : bahan alam > simplisia (pengolahan pascapanen) > ekstraksi >
fraksinasi > fraksi bioaktif >senyawa aktf.

Untuk menjadi produk OHT CPOTB dilakukan penyiapan bahan baku > pengujian > uji klinik >
registrasi > komersialisasi.

Aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan bahan alam yaitu komposisi, bentuk
sediaan, stadardisasi (keamanan, kualitas, khasiat), uji praklinik, uji klinik.

Tantangan dalam pengembangan ":

Ketersediaan bahan baku yang masih rendah, kendala dalam penentuan zat/senyawa, perbedaan
pemilihan teknologi preparasi, keterbatasan pustaka referensi, keterbatasan standar senyawa
marker, keterbatasan sarana prasarana pada umkm. Namun percepatan pengembangan industri
farmasi ada di aturan perpres dan telah dibentuk satgasnya, selain itu BPOM juga berperan dalam
pengembangan obat bahan alam. Regulasi di Indonesiapun juga telah banyak yang dibuat untuk
mendukung inovasi obat herbal dalam perizinan berusaha, pelayanan publik, registrasi, mutu, uji
toksisitas, uji farmakodinamik, uji klinik, mekanisme monitoring efek samping obat tradisional.
Bab III
Kesimpulan
• Bahan alam memiliki potensi besar untuk dikembangan menjadi produk obat tradisional,
baik sebagai jamu, OHT, maupun Fitofarmaka.
• Pengembangan obat tradisional perlu didukung sehingga memiliki nilai ekonomi tinggi dan
menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia, serta untuk kemandirian farmasi Indonesia
• Standardisasi salah satu aspek penting dalam pengembangan obat tradisional
• Dukungan dilakukan BPOM melalui berbagai hal yakni pendampingan pelaku usaha, fasilitasi
dalam perizinan, peningkatan layanan publik, peningkatan kapasitas pelaku usaha, dan
penguatan kolaborasi lintas sektor.
• Diperlukan penguatan kemitraaan dan sinergisme pentahelic ABCGM untuk mengawal
pengembangan obat tradisional sesua dengan tugas dan fungsi masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai