Anda di halaman 1dari 4

Nama : Bahtiar Prayoga Yuda

NIM : 432231049
Kelas : PDB13
Alexander Andries Maramis

• Latar Belakang
Alexander Andries Maramis, juga dikenal sebagai A.A. Maramis atau Daud Karib, adalah
seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia yang lahir pada tanggal 15 Oktober 1894
di Tondano, Sulawesi Utara, yang saat itu merupakan bagian dari Hindia Belanda. Alexander
Andries Maramis berasal dari keluarga yang terhormat di Sulawesi Utara. Ayahnya bernama
Andries Alexander Maramis (nama pertama dan tengah dibalik) dan ibunya bernama
Charlotte Ticoalu. Adik ayahnya adalah Pahlawan Nasional Indonesia Maria Walanda
Maramis. Ia menerima pendidikan awalnya di Tondano dan kemudian melanjutkan
pendidikan di sekolah menengah di Manado. Ia belajar di sekolah dasar bahasa Belanda
(Europeesche Lagere School, ELS) di Manado. Dia kemudian masuk sekolah menengah
Belanda (Hogere burgerschool, HBS) di Batavia (sekarang Jakarta) di mana dia bertemu dan
berteman dengan Arnold Mononutu yang juga dari Minahasa dan Achmad Soebardjo. Pada
tahun 1919, Maramis berangkat ke Belanda dan belajar hukum di Universitas Leiden. Selama
di Leiden, Maramis terlibat dalam organisasi mahasiswa Perhimpunan Indonesia (Indische
Vereeniging). Pada tahun 1924, ia terpilih sebagai sekretaris perhimpunan tersebut. Maramis
lulus dengan gelar "Meester in de Rechten" (Mr.)
• Aktivisme Politik
A.A. Maramis aktif dalam dunia politik dan aktivisme sejak muda. Pada tahun 1917, ia
bergabung dengan Indische Partij, sebuah organisasi politik yang memperjuangkan hak-hak
rakyat Indonesia dalam kerangka Hindia Belanda. Di bawah pengaruh tokoh seperti Douwes
Dekker (Multatuli), ia semakin terlibat dalam pergerakan kemerdekaan. Namun, dia juga
mengalami penangkapan oleh Belanda selama Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948-
1949.

• Perjuangan Kemerdekaan
Pada tahun 1920-an, A.A. Maramis terlibat dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia dan
menjadi salah satu anggota Kongres Pemuda II di Batavia (sekarang Jakarta). Ia juga aktif
dalam Gerindo (Gerakan Rakyat Indonesia) yang dipimpin oleh Soetomo. A. A. Maramis
bergabung dengan gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia pada awal tahun 1940-an. AA
Maramis menjadi bagian dari Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang dibentuk pada 1 Maret 1945. Beliau kemudian menjadi bagian Panitia
Sembilan yang bertugas untuk merumuskan dasar negara yang berdasarkan nilai utama dan
prinsip ideologi Pancasila. Rumusan tersebut kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta yang
kemudian menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Maramis kemudian menjadi
salah satu orang dari 8 yang menandatangani Piagam Jakarta. Beliau adalah salah satu pendiri
Partai Buruh Indonesia (PBI) pada tahun 1945, yang kemudian bergabung dengan Partai
Sosialis Indonesia (PSI) yang lebih besar. Selama periode revolusi kemerdekaan Indonesia,
A. A. Maramis memegang berbagai posisi penting dalam pemerintahan. Beliau menjadi
Menteri Tenaga Kerja dalam Kabinet Sutan Sjahrir I (1945-1947) dan Kabinet Sutan Sjahrir
II (1947-1948). Selanjutnya, ia juga menjabat sebagai Menteri Perhubungan dalam Kabinet
Hatta I (1948-1949) dan Kabinet Hatta II (1949-1950).
• Karir Politik
Setelah Indonesia merdeka, A.A. Maramis memegang berbagai jabatan penting dalam
pemerintahan. Ia adalah anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang ikut
menandatangani Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Selanjutnya, ia
menjabat sebagai Menteri Kehakiman dalam Kabinet Hatta I pada tahun 1945 dan Kabinet
Sjahrir I pada tahun 1946. Ia juga pernah menjadi anggota Badan Pekerja Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP). Setelah masa pemerintahan awal Indonesia, A.A. Maramis terus
aktif dalam politik dan mendukung pemahaman demokrasi dan negara hukum. Ia menjadi
salah satu pendiri Partai Nasional Indonesia (PNI) dan pernah menjabat sebagai Wakil Ketua
PNI. ernah 4 kali menjadi duta besar :
♦ Duta Besar Indonesia untuk Filipina 1, Masa jabatan 25 Januari 1950 – 8 Mei
1950.
♦ Duta Besar Indonesia untuk Jerman Barat 1, Masa jabatan 10 April 1953 – 27 Juni
1956
♦ Duta Besar Indonesia untuk Uni Soviet, Masa jabatan 15 Oktober 1956 –
November 1959
♦ Duta Besar Indonesia untuk Finlandia, Masa jabatan 18 Agustus 1958 – 1960

• Wafat
Setelah hampir 20 tahun tinggal di luar Indonesia, Maramis menyatakan keinginannya untuk
kembali ke Indonesia. Pemerintah Indonesia mengatur agar ia bisa kembali dan pada tanggal
27 Juni 1976 ia tiba di Jakarta. Di antara para penyambut di bandara adalah teman-teman
lamanya Soebardjo dan Mononutu, dan juga Rahmi Hatta (istri Mohammad Hatta). Pada
bulan Mei 1977, ia dirawat di rumah sakit setelah mengalami perdarahan. Maramis
meninggal dunia pada tanggal 31 Juli 1977 di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto,
hanya 13 bulan setelah ia kembali ke Indonesia. Jenazahnya disemayamkan di Ruang
Pancasila Departemen Luar Negeri dan dilanjutkan dengan upacara militer dan kemudian
pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata
DAFTAR PUSTAKA
Usama, Muhammad. 2020. Biografi Alexander Andries Maramis.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-semarang/bahasa-
indonesia/biografi-alexander-andries-maramis/47109937
Tommy. 2021. Sosok di Buku Sejarah: AA Maramis dan Perannya Bagi Ekonomi Indonesia.
https://www.pajakku.com/read/61b082321c72eb1eee0cb413/Sosok-di-Buku-Sejarah:-
AA-Maramis-dan-Perannya-Bagi-Ekonomi-Indonesia-

Anda mungkin juga menyukai