Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH SINGKAT PAHLAWAN SAM RATULANGI

Sam Ratulangi bernama asli Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi (lahir di Tondano,
Sulawesi Utara, 5 November 1890 – meninggal di Jakarta, 30 Juni 1949 pada umur 58 tahun)
adalah seorang politikus Minahasa dari Sulawesi Utara, Indonesia. Ia adalah seorang pahlawan
nasional Indonesia. Sam Ratulangi juga sering disebut-sebut sebagai tokoh multidimensional. Ia
dikenal dengan filsafatnya: “Si tou timou tumou tou” yang artinya: manusia baru dapat disebut
sebagai manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia.

Sam Ratulangi adalah anak dari Jozias Ratulangi.Pada tahun 1907, dia pergi ke Batavia untuk
melanjutkan sekolah di Koningeen Wilhelmina School. Setelah tamat, Sam Ratulangi
melanjutkan ke Vrije Universiteit van Amsterdam, Belanda.[1] Di sana, dia dipercaya menjadi
Ketua Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Belanda tahun 1914.Lima tahun kemudian, dia
memperoleh gelar doktor di bidang matematika dan fisika.

Sam Ratulangi juga merupakan Gubernur Sulawesi yang pertama. Ia meninggal di Jakarta dalam
kedudukan sebagai tawanan musuh pada tanggal 30 Juni 1949 dan dimakamkan di Tondano.
Namanya diabadikan dalam nama bandar udara di Manado yaitu Bandara Sam Ratulangi dan
Universitas Negeri di Sulawesi Utara yaitu Universitas Sam Ratulangi.

Sebagai seorang yang aktif berpolitik, Sam pernah menjabat beberapa posisi penting dalam
organisasi, seperti:
1. Ketua "Indische Vereeniging" di Amsterdam (1914 -- 1915). Ini adalah organisasi
mahasiswa di Belanda, yang kemudian berubah menjadi "Perhimpunan Indonesia" dengan
azas tujuan Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
2. Ketua "Association d’Etudiants Asiatique" di Zurich (1915 -- 1916). Dalam organisasi
ini tergabung mahasiswa-mahasiswa dari Korea, Jepang, Muangthai, India, Indonesia, dan
negara-negara lain di Asia.
3. Ketua Partai Politik "Persatuan Minahasa", yang menjadi anggota dari federasi "GAPI"
yang berhubungan erat dengan partai-partai politik nasional lainnya.
4. Ketua "Vereeniging van Indonesische Academici" (V.I.A), yakni Persatuan para
Akademisi Indonesia, yang bertujuan untuk mempersatukan para sarjana dan kaum
cendekiawan dari negara-negara di Asia Tenggara.
5. Sekretaris "Dewan Minahasa" (1924 -- 1928).
6. Anggota "Dewan Rakyat" (Volksraad en College van Gedelegerden), dengan pidato-
pidatonya yang mengecam politik kolonial Belanda (1927 -- 1937).
7. Anggota "Nationale Fractie" dari Dewan Rakyat yang menuntut penghapusan segala
perbedaan politik, ekonomi, dan intelektual.
8. Anggota redaksi surat kabar mingguan "Peninjauan" (1934).
9. Anggota pengurus "GAPI" (Gabungan Politik Indonesia), yang tujuan mempersatukan
semua partai politik di Indonesia.
10. Direktur redaksi majalah politik "Nationale Commentaren" (1938 -- 1942).
11. Pendiri, sekaligus ketua, dari perkumpulan "Sumber Darah Rakyat" (SUDARA) (1944
-- 1945).
12. Pemimpin misi Sulawesi yang berangkat ke Jakarta pada bulan Agustus 1945 untuk turut
menghadiri rapat-rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang sedang berlangsung
di Jakarta, serta untuk menghadiri pengesahan dan pengumuman UUD 1945, dan
Pendirian Negara Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
13. Tanggal 22 Agustus 1945, Sam diangkat menjadi Gubernur Selebes oleh Presiden
Republik Indonesia Ir. Soekarno(1945 -- 1946).
14. Pelopor pengadaan Petisi kepada PBB yang ditandatangani oleh ratusan pemuka rakyat
Sulawesi Selatan, untuk mempertahankan daerah Sulawesi sebagai bagian mutlak dari negara
RI.
15. Pembentuk "Partai Kemerdekaan Irian" dari belakang layar yang diketuai oleh Silas
Papare (1947).
16. Penasihat Pemerintah RI dan anggota delegasi RI dalam perundingan dengan Pemerintah
Belanda (1948 -- 1949).

http://sosok-tokoh.blogspot.com/2016/05/biografi-singkat-sam-ratulangi.html, Panjaitan
Margana, 26 November 2018 pukul 03.37

https://www.pahlawanindonesia.com/sam-ratulangi/ 26 November 2018 pukul 03.32

Anda mungkin juga menyukai