Anda di halaman 1dari 11

muhamamd hatta

menjadi pahlawan
bangsa
kelompok 3

ANGGUN NURAINI
2210013411159
DOSEN PENGAJAR UMMUL KHAIRANIYURA
Dr. Drs. Marsis, M. pd 2210013411158
DWI PUTRI KURNIA RIARNI
2210013411155
WULANDARI
2210013411157
MERLIN HIDAYAH PUTRI
2210013411166
biografi bung
hatta
Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902.
Ia berasal dari keluarga ulama
Minangkabau, Sumatera Barat. Hatta lahir
dari pasangan Muhammad Djamil dan Siti
Saleha ayahnya merupakan seorang
keturunan ulama Naqsyabandiyah di Batu
Hampar dekat Payakumbuh, Sumatera Barat.
Dan ibunya berasal dari keturunan
pedagang di Bukittinggi.
Pria yang akrab disapa dengan sebutan Bung
Hatta ini merupakan pejuang kemerdekaan
RI yang kerap disandingkan dengan
Soekarno. Tak hanya sebagai pejuang
kemerdekaan, Bung Hatta juga dikenal
sebagai seorang organisatoris, aktivis partai
politik, negarawan, proklamator, pelopor
koperasi, dan seorang wakil presiden
pertama di Indonesia.

Kiprahnya di bidang politik dimulai saat ia


terpilih menjadi bendahara Jong
Sumatranen Bond wilayah Padang pada
tahun 1916. Pengetahuan politiknya
berkembang dengan cepat saat Hatta
sering menghadiri berbagai ceramah dan
pertemuan-pertemuan politik. Secara
berkelanjutan, Hatta melanjutkan kiprahnya
terjun di dunia politik.
pendidikan bung hatta
Sekolah Dasar Melayu Fort de kock,
Minangkabau (1913-1916)

Europeesche Lagere School


(ELS), Padang, 1916

Meer Uirgebreid Lagere School


(MULO), Padang (1919)

Sekolah Tinggi Dagang Prins


Hendrik School, Batavia (1921)

Nederland Handelshogeschool,
Rotterdam, Belanda (1932)
karir bung hatta
Wakil Ketua Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (1945)
Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (1945)
Kepala Kantor Penasehat Bala Tentara Jepang (1942)
Ketua Panitia Pendidikan Nasional Indonesia (1934-1935)
Wakil Delegasi Indonesia Liga Melawan Imperialisme dan Penjajahan, Berlin (1927-1931)
Ketua Perhimpunan Indonesia, Belanda (1925-1930)
Bendahara Jong Sumatranen Bond, Jakarta (1920-1921)
Bendahara Jong Sumatranen Bond, Padang (1916-1919)
Ketua Panitia Lima (1975)
Penasihat Presiden dan Penasehat Komisi IV (1969)
Dosen Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta (1954-1959)
Dosen Sesko Angkatan darat, Bandung (1951-1961)
Wakil Presiden, Perdana menteri, dan Menteri Luar Negeri NKRIS (1949-1950)
Ketua delegasi Indonesia Konferensi Meja Bundar, Den Haag (1949)
Wakil Presiden, Perdana Menteri, dan Menteri Pertahanan (1948-1949)
Wakil Presiden RI pertama (1945)
Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia (1945)
organisasi penghargaan
Club pendidikan Pahlawan
Nasional
Nasional Indonesia


Bapak koperasi Indonesia
Liga menentang

Imperialisme Doctor Honoris Causa, Universitas



Gadjah Mada, 1965
Perhimpunan Hindia


Proklamator Indonesia
Jong Sumatranen The Founding Father's of Indonesia 
Bond
MASA STUDI DI NEGERI BELANDA
Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels
Hoge School di Rotterdam. la mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging.
Tahun 1922, perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging.
Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi
menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Hatta mengusahakan majalah perkumpulan, Hindia Poetra, terbit secara teratur, dan
sebagai pengikat antaranggota. Tahun 1924, majalah tersebut berganti nama menjadi
Indonesia Merdeka. Tahun 1923, Hatta lulus dalam ujian handels economie.
Tahun 1926 sampai 1930, berturut-turut Hatta menjadi Ketua PI. PI menjadi organisasi
yang mempengaruhi jalannya politik rakyat di Indonesia.
Sehingga akhirnya, PI diakui oleh Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan
Indonesia (PPPI) sebagai pos depan dari pergerakan nasional yang berada di
Eropa.
PI melakukan propaganda aktif di luar negeri Belanda. Hampir
setiap kongres intemasional di Eropa dimasukinya, dan menerima
perkumpulan ini.
Selama itu, hampir selalu Hatta sendiri yang memimpin delegasi.
Tahun 1926, dengan tujuan memperkenalkan nama Indonesia,
Hattta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Internasional
untuk perdamaian di Bierville, Prancis.
Bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul
Madjid Djojoadiningrat, Hatta dipenjara selama lima setengah bulan.
Pada tanggal 22 Maret 1928, mahkamah pengadilan di Den Haag
membebaskan keempatnya dari segala tuduhan. Dalam sidang yang
bersejarah itu, Hatta mengemukakan pidato pembelaan yang
mengagumkan, yang kemudian diterbitkan sebagai brosur dengan
nama "Indonesia Vrij", dan kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia sebagai buku dengan judul Indonesia Merdeka.
KEMBALI KE TANAH AIR
Pada bulan Juli 1932, Hatta berhasil menyelesaikan studinya
di Negeri Belanda dan sebulan kemudian ia tiba di Jakarta.
Antara akhir tahun 1932 dan 1933, kesibukan utama Hatta
adalah menulis berbagai artikel politik dan ekonomi untuk
Daulat Ra'jat dan melakukan berbagai kegiatan politik,
terutama pendidikan kader-kader politik pada Partai
Pendidikan Nasional Indonesia. Prinsip non-kooperasi
selalu ditekankan kepada kader-kadernya.
Wafat dan Pensiun Bung Hatta

Hatta menghembuskan nafas terakhir tanggal 14


Maret 1980 pukul 18.56 di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo Jakarta setelah hampir dua minggu
dia dirawat di sana. Selama hidupnya, Bung Hatta
telah dirawat di rumah sakit sebanyak enam kali
hingga dia meninggal. Tepat keesokan harinya, Hatta
disemayamkan di kediamannya Jalan Diponegoro 57,
Jakarta lalu dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta.
Upacara pemakaman ini disambut dengan upacara
kenegaraan yang dipimpin secara langsung oleh
Wakil Presiden pada era itu yaitu Adam Malik. Hatta
ditetapkan sebagai pahlawan proklamator pada tahun
1986 oleh ketika Soeharto berkuasa.

Anda mungkin juga menyukai