Anda di halaman 1dari 6

Sejarah Biografis

Mohamad hatta

Kelompok : 2
Kelas : X IPS 3

Di susun oleh ;

Dea alfarisa
Qeyla assydqia
Sri Rahayu
Arga
Raka
Misbah

1
Identitas Mohamad hatta

Dr. Drs. H. Mohammad Hatta adalah seorang


tokoh penting dalam perjuangan
kemerdekaan Indonesia, negarawan, dan
ekonom Indonesia yang menjabat sebagai
Wakil Presiden Indonesia pertama.
Kelahiran: 12 Agustus 1902, Bukittinggi
Meninggal: 14 Maret 1980, Dr. Cipto
Mangunkusumo Hospital
Anak: Halida Hatta, Meutia Hatta, Gemala
Hatta
Jabatan sebelumnya: Menteri Luar Negeri
Republik Indonesia Serikat (1949–1950),
Pasangan: Rachmi Hatta (m. 1945–1980)
Cucu: Gustika Fardani Jusuf, Sri Juwita Hanum
Swasono, Tansri Yusuf Zulfikar, Mohammad
Athar,
Orang tua: Mohammad Djamil, Sitti Saleha

2
perjuangan yang di lakukan oleh
Mohammad Hatta

Dalam perjuangan kemerdekaan, beliau memiliki


peran dalam pembentukan Perhimpunan
Indonesia, menjadi seorang pemimpin dari
PUTERA yaitu Pusat Tenaga Rakyat, menjadi
seorang anggota Panitia Sembilan yang
melakukan perumusan terhadap Piagam Jakarta.

peran Mohammad Hatta di


ploklamasi kemerdekaan
indonesia

Bung Hatta juga dikenal sebagai penulis


proklamasi kemerdekaan Indonesia. Bersama
dengan Soekarno, ia berdiri di depan rakyat
Indonesia dan memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Kata-
kata sederhana namun bersejarah itu mengukir
nasib bangsa Indonesia untuk selamanya.

3
Dr. H. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902.
Pria yang akrab disapa dengan sebutan Bung Hatta ini
merupakan pejuang kemerdekaan RI yang kerap
disandingkan dengan Soekarno. Tak hanya sebagai pejuang
kemerdekaan, Bung Hatta juga dikenal sebagai seorang
organisatoris, aktivis partai politik, negarawan, proklamator,
pelopor koperasi, dan seorang wakil presiden pertama di
Indonesia.

Kiprahnya di bidang politik dimulai saat ia terpilih menjadi


bendahara Jong Sumatranen Bond wilayah Padang pada
tahun 1916. Pengetahuan politiknya berkembang dengan
cepat saat Hatta sering menghadiri berbagai ceramah dan
pertemuan-pertemuan politik. Secara berkelanjutan, Hatta
melanjutkan kiprahnya terjun di dunia politik.

Sampai pada tahun 1921 Hatta menetap di Rotterdam,


Belanda dan bergabung dengan sebuah perkumpulan
pelajar tanah air yang ada di Belanda, Indische Vereeniging.
Mulanya, organisasi tersebut hanyalah merupakan organisasi
perkumpulan bagi pelajar, namun segera berubah menjadi
organisasi pergerakan kemerdekaan saat tiga tokoh Indische
Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto
Mangunkusumu) bergabung dengan Indische Vereeniging
yang kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan
Indonesia (PI).

Di Perhimpunan Indonesia, Hatta mulai meniti karir di jenjang


politiknya sebagai bendahara pada tahun 1922 dan menjadi
ketua pada tahun 1925. Saat terpilih menjadi ketua PI, Hatta
mengumandangkan pidato inagurasi yang berjudul "Struktur
Ekonomi Dunia dan Pertentangan Kekuasaan".

4
Dalam pidatonya, ia mencoba menganalisa struktur ekonomi
dunia yang ada pada saat itu berdasarkan landasan
kebijakan non-kooperatif. Hatta berturut-turut terpilih
menjadi ketua PI sampai tahun 1930 dengan perkembangan
yang sangat signifikan dibuktikan dengan berkembangnya
jalan pikiran politik rakyat Indonesia.

Sebagai ketua PI saat itu, Hatta memimpin delegasi Kongres


Demokrasi Internasional untuk perdamaian di Berville,
Perancis, pada tahun 1926. Ia mulai memperkenalkan nama
Indonesia dan sejak saat itu nama Indonesia dikenal di
kalangan organisasi-organisasi internasional. Pada tahun
1927, Hatta bergabung dengan Liga Menentang
Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda dan berkenalan
dengan aktivis nasionalis India, Jawaharhal Nehru.

Aktivitas politik Hatta pada organisasi ini menyebabkan


dirinya ditangkap tentara Belanda bersama dengan Nazir St.
Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul madjid
Djojodiningrat sebelum akhirnya dibebaskan setelah ia
berpidato dengan pidato pembelaan berjudul: Indonesia
Free.

Selanjutnya pada tahun 1932, Hatta kembali ke Indonesia


dan bergabung dengan organisasi Club Pendidikan Nasional
Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
politik rakyat Indonesia dengan adanya pelatihan-pelatihan.

5
Setelah kemerdekaan mutlak Republik Indonesia, Hatta
tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai
lembaga pendidikan. Dia juga masih aktif menulis berbagai
macam karangan dan membimbing gerakan koperasi sesuai
apa yang dicita-citakannya. Tanggal 12 Juli 1951, Hatta
mengucapkan pidato di radio mengenai hari jadi Koperasi
dan selang hari lima hari kemudian dia diangkat menjadi
Bapak Koperasi Indonesia.

Hatta menikah dengan Rachim Rahmi pada tanggal 18


November 1945 di desa Megamendung, Bogor, Jawa Barat.
Pasangan tersebut dikaruniai tiga orang putri yakni Meutia,
Gemala, dan Halida.

Pada tanggal 14 Maret 1980 Hatta wafat di RSUD dr. Cipto


Mangunkusumo. Karena perjuangannya bagi Republik
Indonesia sangat besar, Hatta mendapatkan anugerah tanda
kehormatan tertinggi "Bintang Republik Indonesia Kelas I"
yang diberikan oleh Presiden Soeharto .

Anda mungkin juga menyukai