Kelompok 3
Gita Ariya Maharani 2010015111014
Amelke Fitria 2010015111023
Sandy Akbar 2010015111045
Muhammad Mahadir 2010015111050
Muhammad Ilham Dzurrahim 2010015111055
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana perjalanan Bunghatta dalam Pergerakan Kemerdekaan Indonesia
di tanah belanda?
b. Bentuk Perjuangan Bunghatta setelah kembali ke Tanah Air
c. Peristiwa apa saja yang terjadi selama Hatta menentang kebijakan Belanda
C. TUJUAN
Tujuan peembahasan ini adalah untuk mengetahui seberapa pentingnya sosok
Hatta bagi indonesia, dan memberikan jiwa Nasionalisme yang tinggi untuk
membangun negara Indonesia kembali, supaya tidak terpecah belah, dan
memberikan semangat akan keyakinan, bahwasanya harapan dapat terkabul.
BAB II
ISI
A. SEMANGAT KEMERDEKAAN MOH HATTA DI BELANDA
a. Perhimpunan Indonesia
Di Belanda ketika itu sedang ada gerakan organisasi yang bernama
Indische Vereniging (perkumpulan Hindia, berdiri tahun 1908), yang
awalnya merupakan organisasi sosial, tetapi kemudian beralih menjadi
organisasi politik yang pada 1924. Lalu Indische Vereniging berganti nama
menjadi Indonesische Vereeniging atau lebih kita kenal dengan “Perhimpunan
Indonesia”.
Pada tahun 1926, Mohammad Hatta menjadi ketua Perhimpunan
Indonesia, yang dimana ketika pidato penerimaannya, Hatta menyuarakan
masalah penjajahan merupakan sifat sekarah pihak Barat untuk mendapat
keuntungan dengan cara memanfaatkan hasil negri jajahan mereka.
Selama masa kepemimpinan Hatta di PI, banyak perubahan untuk maju.
Mulai dari penerbitan majalah, Hindia Poetra. Pada tahun 1924, majalah
Hindia Poetra berganti nama menjadi Indonesia Merdeka, majalah ini
banyak berisi saran dan kritikan terhadap Pergerakan Nasional di
Indonesia. Pada tahun yang sama Hatta mewakili PI dalam Kongres
Demokrasi Internasional, untuk perdamaian di Bierville, Prancis. Pada
kongres tersebut Hatta mampu meyakinkan para negara lain, untuk
memanggil “Indonesia” bukan “Hindia Belanda”. Pada Delegation
Asiatique, Hatta menyampaikan resolusi yang dimana berisi tentang
kebebasan atau hak untuk setiap negara merdeka.
Setahun setelah itu, Hatta dan beberapa rekannya di PI di tangkap
karena tuduhan organisasi terlarang. Namun setahun setelah di penjara
mereka di bebaskan karena ada 3 orang kuasa hukum dari belanda yang
membantu Hatta atas tuntutan tersebut.
b. Kongres Liga Internasional
Perjuangan Hatta tidak sampai disitu saja, ketika selepas dari penjara,
Hatta, mengikuti Kongres Liga Internasional yang pertama. Hasil dari
kongres ini adalah membentu komisi yang dimana bertugas untuk,
memantau pulau Jawa dan Sumatera. Lanjut kepada Kongres Liga
Internasional yang ke-2, yang dimana kondisi kongres mulai goyah yang
dimana, pemecatan beberapa tokoh termasuk Hatta, yang dimana dituding
sebagai reformis nasional. Hatta menulis sebuah catatan yang berisi
tentang, ketidak mampuan kongres untuk mewujudkan cita cita untuk,
kemerdekaan bangsa yang tertindas dari jajahan.
b. Hidup Di Perasingan
Pada 1936 Hatta dan Sjahrir dipindahkan ke Banda Neira. Banda
memberikan lingkungan hidup yang lebih damai bagi Hatta, walaupun masih
dalam pembuangan. Ia pun tidak terlalu terpaksa bercocok tanam selama di
Banda. Selama hidup di perasingan Hatta selalu menulis bulanan, tulisan
tulisan ini di tulis dengan bahasa belanda dengan ditujukan untuk orang
golongan atas.
Pada awal tinggal disana belanda memperingati untuk menghindari 2
orang ini yang dikenal dengan “Kaum Merah”. Namun karena budi pekerti
dan hati yang baik, para masyarakat mulai mereka berdua di lingkungan
tersebut.
Hatta juga tertarik dalam kegiatan pendidikan. la menggabungkan diri
dengan Sjahrir untuk mengajar kelas anak-anak yang lebih besar, termasuk
anak- anak Dr. Tjipto dan dua orang lulusan MULO dari Minangkabau, yang
dikirim supaya belajar di bawah bimbingan Hatta. Namun, setiap kali ada
gagasan untuk mengembangkan kegiatan pengajaran mereka menjadi sebuah
sekolah nasionalis.
a. BPUPKI
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) dibentuk pada 28 Mei 1945, badan ini bertugas untuk menyusun
semua persiapan kemerdekaan Indonesia.
Hatta berperan dalam empat hal yaitu soal dasar Negara, soal bentuk
Dalam hal yang pertama, Hatta tidak terlalu banyak berbicara, yang
banyak berlawanan pendapat ketika itu adalah Soekarno di satu pihak dan
Abdul Kahar Muzakir serta Wacid hasjim di pihak lain terutama soal pidato
daerah, apalagi dengan ribuan pulau yang tersebar serta suku yang sangat
termasuk didalamnya yang tidak suka dengan hak-hak asasi tersebut karena
pandangan bahwa hal-hal yang mendasar dari hak- hak asasi perlu masuk ke
b. Rengasdengklok
Kabar dari Terauchi ini tentu saja membawa kegembiraan bagi
bangsa Indonesia tak terkecuali para tokoh Indonesia. Perang Pasifik sudah
jepang ini, Hatta dan Soekarno mendapat kabar dari Sjahrir, pihak Jepang
dengan panitia persiapan. Hal ini ditolak oleh Soekarno maupun Hatta yang
tetapi pada hari itu Soekarno dan Mohammad Hatta dibawa dengan paksa
oleh para pemudaantara lain Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh yang telah
menghindarkan kedua tokoh ini dari pengaruh Jepang dan mendesak agar
proklamasi yang didikte Hatta dan ditulis oleh Soekarno. Teks ini disetujui
rumah Soekarno pun penuh dengan kerumunan massa yang berkumpul untuk
Rotterdam, Belanda dan bergabung dengan sebuah perkumpulan pelajar tanah air
(PI). Hatta mulai meniti karir di jenjang politiknya sebagai bendahara pada tahun
1922 dan menjadi ketua pada tahun 1925. Hatta berturut-turut terpilih menjadi ketua
dengan berkembangnya jalan pikiran politik rakyat Indonesia.Pada tahun 1932, Hatta
akibat kegiatan politiknya tersebut, tiga tahun kemudian beliau dibuang ke Digul,
Banda Naira, dan Sukabumi. Pada masa pendudukan Jepang, ia dibebaskan dan ikut
memimpin Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dan PPKI. Selama Perang Kemerdekaan, ia