id/siapa/read/512-mohammad-hatta
https://www.orami.co.id/magazine/mohammad-hatta
Mohammad Hatta lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, anak kedua dari
Muhammad Djamil dan Siti Saleha. Akan tetapi, pada umurnya yang ke 7 bulan, ayah dari
Mohammad Hatta meninggal dan ibunya menikah dengan seorang pengusaha dari Palembang
yang bernama Agus haji Ning.
Mohammad Hatta merupakan anak yang berprestasi, yang mana pada umur 13 tahun
ia telah lulus ujian masuk HBS (setingkat SMA) dan masuk di dunia politik sejak umur 14
tahun (1916) di organisasi Sumatranen Bond Region Padang sebagai bendahara. Sejak itu
pengetahuannya mengenai politik terus bertambah karena sering menghadiri pertemuan.
Kemudian pada tahun 1921 masuk ke dalam Handles Hogeschool dan bergabung dengan
komunitas perkumpulan pelajar tanah air, indische vereeniging. Tapi, dengan masuknya
pentolan Indische Partij, yaitu Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto
Mangunkusumo, mengubah Indische vereeniging menjadi Perhimpunan Indonesia untuk
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1925, Hatta dipilih menjadi ketua dari Perhimpunan Indonesia. Sejak saat
itu, mereka menjadi lebih memperhatikan pergerakan Indonesia melalui komentar dan ulasan
yang diunggah di media massa. Ia juga pernah membuat pidato struktur ekonomi nasional
dan memimpin Kongres Demokrasi Internasional untuk perdamaian di Bierville, Prancis pada
tahun 1926 yang membuat nama Indonesia dikenal di berbagai organisasi internasional.
Kemudian ia mengundurkan diri sebagai ketua dan ingin melanjutkan studinya. Setelah itu,
Hatta kembali ke tanah air dan bergabung dengan klub Pendidikan Nasional Indonesia
dengan tujuan untuk membuka mata Indonesia pada dunia politik dengan mengadakan
berbagai pelatihan. Di berbagai media massa, ia juga menulis kritik mengenai pengasingan
yang menyebabkan Belanda menangkap dan mengasingkan Hatta dan Syahrir. Mereka
dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Tapi, walaupun seperti itu, Hatta tetap
menulis surat kabar, rajin membaca buku yang ia bawa dari Batavia, dan mengajarnya kepada
teman-temannya di sana. Akhirnya, Hatta bisa pulang ke Jakarta setelah Belanda menyerah
kepada Jepang
Pada waktu Jepang menjajah Indonesia, pemerintah Jepang menawarkan Hatta posisi
penting, tapi ia menolak dan lebih memilih untuk menjadi penasihat. Jepang berharap Hatta
dapat memberi mereka nasehat yang menguntungkan bagi mereka, tapi ia memakai
kesempatan tersebut untuk kepentingan rakyat Indonesia. Mulai dari pembentukan BPUPKI
yang kemudian menjadi PPKI yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta. Jepang juga pernah
menjamin kemerdekaan bagi bangsa Indonesia, tapi kemudian Jepang, khususnya Hiroshima-
Nagasaki di bom oleh sekutu.
Kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamirkan, tentu saja belum berbuah manis.
Setelah mendengar kemerdekaan Indonesia, Belanda ingin kembali menjajah Indonesia.
Pemerintahan Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Indonesia berunding dengan Belanda
dua kali yang hasilnya gagal karena Belanda terus berkhianat. Kemudian, pada Juli 1947,
Hatta meminta tolong kepada Mahatma Gandhi dan Jawaharlal Nehru. Akhirnya,
permasalahan Indonesia tersebut dibawa ke meja PBB. Sehingga, 27 Desember 1949 Ratu
Juliana memberikan pengakuan atas kemerdekaan Indonesia
Menganalisis nilai-nilai perjuangan pahlawan tersebut
Walaupun ditawari posisi penting oleh Jepang, Hatta tetap memilih untuk menjadi
penasehat agar bisa memperjuangkan kepentingan masyarakat Indonesia. Ia juga terlibat aktif
dalam perencanaan kemerdekaan Indonesia di dalam organisasi BPUPKI dan juga PPKI. Ia
juga pernah mengkritik pemerintah Belanda yang menyebabkan dirinya diasingkan, ia tetap
menulis surat kabar, dan mengajar kepada teman-temannya di sana. Kemudian ia juga
bersedia untuk menjadi wakil presiden untuk mendampingi Soekarno dalam memimpin
bangsa Indonesia. Bung Hatta juga berusaha untuk mempertahankan kemerdekaan indonesia.
Ia pergi meminta tolong kepada Mahatma Gandhi dan Jawaharlal Nehru yang membuat
masalah Indonesia di bawah ke meja PBB dan Ratu Juliana memberi pengakuan atas
kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949.
Pantang menyerah
Pancasila khususnya sila ke-3 menegaskan bahwa bangsa Indonesia harus mempunyai
sikap nasionalisme dan patriotisme. Karena, Persatuan Indonesia berarti adalah
memprioritaskan kepentingan dan martabat bangsa daripada kepentingan diri sendiri maupun
negara lain. Sehingga, kesetiaan tertinggi harus pada negara bangsa Indonesia dan sikap rela
berkorban demi negara harus ada pada masyarakat Indonesia, agar cita-cita bangsa bisa
tercapai
Pantang menyerah
Pancasila di sila ke-5 mengandung salah satu cita-cita bangsa, yaitu masyarakat
sejahterah sejarah batiniah maupun lahiriah. Dengan berani dan terus berusaha memenuhi
kepentingan masyarakat merupakan salah satu bentuk dari tindakan dalam memenuhi cita-
cita tersebut. Hatta sendiri mengalami banyak rintangan dalam melaksanakannya, tapi ia tetap
berusaha dalam memenuhi kepentingan masyarakat Indonesia dan memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia. Sehingga sila ke-5 dari Pancasila ini koheren dengan nilai pantang
menyerah yang dipunyai oleh Bung Hatta
Pantang menyerah juga koheren dengan sila ke-4 dalam Pancasila. Sila ke-4
menegaskan bahwa masyarakat mempunyai hak, kedudukan, dan kewajiban yang setara.
Selain itu juga sila ke-4 menegaskan mengenai pemerintahan yang berkedaulatan rakyat.
Dengan pantang menyerah dalam memperjuangkan kemerdekaan serta mengajari orang-
orang mengenai politik, membuat masyarakat Indonesia mendapatkan tindakan yang adil,
dalam artian bahwa mereka mendapatkan pendidikan juga seperti orang lain, dan juga
mendapatkan hak, kewajiban, serta kedudukan seperti orang lain. Bukan diperlakukan tidak
manusiawi oleh para penjajah seperti Belanda atau Jepang
Nilai patriotisme dan nasionalisme sendiri menurut saya ada bagus dan tidaknya dalam
implementasinya. Sebab banyak sekali pemerintah yang mempergunakan kekuasaan demi
kepentingan sendiri. Selain itu juga masyarakat Indonesia sudah kurang dalam persatuan.
Sebab dari banyak berita yang saya dapatkan, banyak orang yang mulai tidak menghargai
pilihan orang lain dalam hal menentukan kepercayaan mereka dan juga tidak menghargai
orang lain dalam kewajiban beribadah mereka. Masyarakat sudah mulai memprioritaskan
kepentingan pribadi maupun suatu organisasi daripada bangsa Indonesia. Nasionalisme
berarti menaruh kesetiaan tertinggi bagi negara, yang berarti melakukan pancasila sebagai
dasar negara. Salah satu dasar negara kita adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berarti
semua orang punya hak dalam memilih apa yang dia percaya. Tapi hal tersebut mulai tidak
dipedulikan lagi. Positifnya adalah banyak anak-anak muda yang mengharumkan nama
bangsa Indonesia dengan berbagai cara. Seperti melalui prestasi mereka, hasil ciptaan
mereka, atau juga menjelaskan budaya Indonesia kepada dunia. Mereka rela mengorbankan
waktu dan tenaga mereka untuk melakukan hal tersebut dan memperkenalkan nama
Indonesia di seluruh dunia
Pantang menyerah
Sekarang, pantang menyerah merupakan salah satu nilai yang masih diimplementasikan
dengan baik. Banyak orang yang berjuang untuk mencapai cita-cita masing-masing atau cita-
cita bangsa, yang mana mereka terus belajar dan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan
yang mereka inginkan atau tujuan yang mereka ingin capai dan mengabdi bagi bangsa
melalui pekerjaan mereka-mereka masing-masing untuk saling melengkapi satu sama lain.
Agar cita-cita bangsa dapat tercapai, seperti kesejahteraan rakyat, melindungi bangsa,
maupun ikut melaksanakan ketertiban dan perdamaian dunia
Notes:
Sampai di mohammad hatta jadi wakpres
Wisdom’s call: A Path Towards Liberation
By Aristotheles Pasandaran
Then the baton passed onto me, i run like my life is at stake
(Kemudian tongkat estafet diberikan kepada saya, saya berlari seperti nyawa saya
dipertaruhkan)
All of their vision and mission, i’m going to protect them until the last drop of my blood
(Semua visi dan misi mereka, akan kulindungi sampai tetesan darah terakhir)
That’s why we start to listen and pay attention to the natives
(Itulah mengapa kami mulai mendengar dan memperhatikan pribumi)
As they start to speak to the colonizers’ ears
(Saat mereka mulai berbicara di telinga para penjajah)
We’re going to help them with everything we have
(Kami akan membantu mereka dengan semua yang kami punya)
To protect every rights and minds in the land
(Melindungi semua hak dan pikiran di negeri ini)
Time flies just then, it happens like a blink of an eye
(Waktu berlalu sejak itu, terjadi seperti kedipan mata)
I stopped running, pass the baton to the next person
(Aku berhenti berlari, memberi tongkat estafet ke orang yang berikutnya)
I begin to continue the journey of completing my treasure
(Aku mulai untuk melanjutkan perjalananku untuk melengkapi hartaku)
Days turn into months, and it turn into years
(Hari berganti menjadi bulan, dan berganti menjadi tahun)
In hope and dreams to change, it feels like ease
(dalam harapan dan impian untuk berubah, semuanya terasa mudah)
I go back to my motherland
(Aku kembali ke tanah airku)
With the future i see, euphoria in heart feels like to burst
(Dengan masa depan yang saya lihat, euforia dalam hati terasa seperti meledak)
I’m going to share my people with everything i have
(Akan kubagikan semua yang kumiliki kepada orang-orang)
I want their eyes are opened and their minds are freed
(Supaya mata mereka terbuka dan pikiran mereka bebas)
With one heart to the another we gathered
(Dengan satu hati kami berkumpul)
We share our bond in education, to teach our generations
(Kami berbagi ikatan dalam pendidikan, untuk mendidik generasi kita)
I refused, never will I turn away from the cries of the land
(Aku menolak, tak akan ku berpaling dari tangisan negeri ini)
I’m going to be the mind of the body
(Aku akan menjadi pikiran bagi tubuh)
Giving hands to the helpless, ears to the unheard
(Memberikan tangan kepada yang tak berdaya, telinga kepada yang tak terdengar)
A mouth to the speechless, nose to the unbreathable
(Mulut untuk yang tak bisa berkata-kata, hidung untuk yang tak bisa bernafas)
And eyes to the sightless
(Dan mata kepada yang tidak dapat melihat)
But no matter how strong is the iron under the sun, will rust and become brittle like wood
(Namun sekuat apapun besi di bawah matahari, akan berkarat dan rapuh seperti kayu)
My sons and daughters, may your light shine through the land
(Putra-putriku, semoga cahayamu menyinari seluruh negeri)
Don’t be afraid to clap your wings and fly higher than the sky
(Janganlah takut mengepakkan sayapmu dan terbang lebih tinggi dari langit)
Learn anywhere, as if everywhere is your classroom
(Belajarlah di mana saja, seolah-olah semua adalah ruang kelasmu)
God will give you wisdoms, experience will give you lessons
(Tuhan akan memberimu hikmat, pengalaman akan memberimu pelajaran)
the expert will share their knowledge, friends will help you in your edge
(Para ahli akan membagikan pengetahuan mereka, teman-teman akan membantu kamu dalam
masalahmu)
Waktu latihan:
1. 11m47d
-nyawa terancam-
-penyusunan + pemberian ide dan tanda tangan dari mohammad hatta-
-menjadi wakil presiden-
-pidato bagi generasi selanjutnya-
*penyusunan proklamasi*
-pembentukan pancasila-
*jadi wakil dan pidato masa depan bagi pemuda meneruskan tekadnya*