Anda di halaman 1dari 12

STATE HIGH SCHOOL OF PARINGIN 2

Sejarah Indonesia
Tugas KD 3.6-3.9
Nama : Tiara elma

Kalian diinstruksikan untuk:

1. Menganalisis peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam


memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
2. Menganalisis peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi
kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa
Indonesia.
3. Menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik
Indonesia pada awal kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan
kebangsaan Indonesia masa kini.
4. Menganalisis peran dan nilai-nilai perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta
sebagai proklamator serta tokoh-tokoh lainnya sekitar proklamasi.
JAWABAN

1. Peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam memperjuangkan


kemerdekaan Indonesia

Tokoh yang telah diangkat oleh pemerintah sebagai pahlawan nasional hingga
tahun 2018 ini telah berjumlah 179 orang. Gelar pahlawan nasional tidak
sembarangan dapat diberikan kepada setiap orang, ada beberapa kriteria yang
harus dipenuhi sehingga dianggap layak menyandang secara resmi gelar sebagai
pahlawan nasional. Diantaranya adalah tokoh tersebut telah memimpin dan
melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau perjuangan dalam
bidang lainnya untuk mencapai, merebut, mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Beberapa tokoh yang akan kita bahas pada e-modul ini, merupakan tokoh
pahlawan nasional yang telah memiliki jasa dalam mewujudkan persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia. Contoh salah satu peran tokoh nasional dalam
memperjuangkan kemerdakaan Indonesia :

Pahlawan Nasional dari Papua

Posisi Papua dalam sejarah Indonesia setelah kemerdekaan sebenarnya unik.


Papua adalah wilayah di Indonesia yang bahkan setelah RI kembali menjadi
negara kesatuan pada tahun 1950 pun tetap berada dalam kendali Belanda. Khusus
persoalan Papua, berdasarkan hasil KMB tahun 1949 sesungguhnya akan
dibicarakan kembali oleh pemerintah RI dan Belanda “satu tahun kemudian”.
Nyatanya hingga tahun 1962 ketika Indonesia akhirnya memilih jalan perjuangan
militer dalam merebut wilayah ini, Belanda tetap berupaya mempertahankan
Papua.

Meski demikian, dalam kurun waktu selama itu, bukan berarti rakyat Papua
berdiam diri untuk tidak menunjukkan nasionalisme keindonesiaan mereka.
Berbagai upaya juga mereka lakukan agar bisa menjadikan Papua sebagai bagian
dari negara Republik Indonesia. Muncullah tokoh-tokoh yang memiliki peran
besar dalam upaya integrasi tersebut, seperti Frans Kaisiepo, Silas Papare dan
Marthen Indey.

Frans Kaisiepo (1921-1979) adalah salah seorang tokoh yang mempopulerkan


lagu Indonesia Raya di Papua saat menjelang Indonesia merdeka. Ia juga turut
berperan dalam pendirian Partai Indonesia Merdeka (PIM) pada tanggal 10 Mei
1946. Pada tahun yang sama Kaisiepo menjadi anggota delegasi Papua dalam
konferensi Malino di Sulawesi Selatan, dimana ia sempat menyebut Papua
(Nederlands Nieuw Guinea) dengan nama Irian yang konon diambil dari bahasa
Biak yang berarti daerah panas. Namun kata Irian tersebut malah diberinya
pengertian lain yaitu “Ikut Republik Indonesia Anti Nederlands"(Kemensos,
2013). Pada konferensi ini, Frans Kaisiepo juga menentang pembentukan Negara
Indonesia Timur (NIT) karena NIT tidak memasukkan Papua didalamnya
sehingga beliau kemudian mengusulkan agar Papua masuk dalam Keresidenan
Sulawesi Utara.

Tahun 1948 Kaisiepo ikut berperan dalam merancang pemberontakan rakyat Biak
melawan pemerintah kolonial Belanda. Setahun setelahnya, ia menolak menjadi
ketua delegasi Nederlands Nieuw Guinea ke Konferensi Meja Bundar (KMB) di
Den Haag. Konsekuensi atas penolakannya adalah selama beberapa tahun setelah
itu ia dipekerjakan oleh pemerintah kolonial di distrik-distrik terpencil Papua.
Tahun 1961 ia mendirikan partai politik Irian Sebagian Indonesia (ISI) yang
menuntut penyatuan Nederlans Nieuw Guinea ke negara Republik Indonesia.
Wajar bila kemudian beliau banyak membantu para tentara pejuang Trikora saat
menyerbu Papua.

Paruh tahun 1960-an, Kaisiepo berupaya agar Penentuan Pendapat Rakyat


(Pepera) bisa dimenangkan oleh masyarakat yang ingin Papua bergabung ke
Indonesia. Proses tersebut akhirnya menetapkan Papua menjadi bagian dari negara
Republik Indonesia.

Silas Papare (1918-1978), seorang politikus pemberani yang berasal dari daerah
ujung timur Indonesia. Beliau membentuk Komite Indonesia Merdeka (KIM)
hanya sekitar sebulan setelah Indonesia merdeka. Tujuan KIM yang dibentuk pada
bulan September 1945 ini adalah untuk menghimpun kekuatan dan mengatur
gerak langkah perjuangan dalam membela dan mempertahankan proklamasi 17
Agustus 1945. Bulan Desember di tahun yang sama, Silas Papare bersama
Marthen Indey dianggap mempengaruhi Batalyon Papua bentukan Sekutu untuk
memberontak terhadap Belanda. Akibatnya mereka berdua ditangkap Belanda dan
dipenjara di Holandia (Jayapura).

Setelah keluar dari penjara, Silas Papare mendirikan Partai Kemerdekaan Irian,
namun karena Belanda tidak senang, ia kemudian ditangkap dan kembali
dimasukkan penjara hang ada di Biak. Setelah keluar dari penjara, partai ini
kemudian diundang oleh pemerintah RI ke Yogyakarta, Silas Papare pun pergi ke
sana, dan bersama dengan teman-temannya membentuk Badan Perjuangan Irian di
Yogyakarta. Sepanjang tahun 1950-an ia berusaha keras agar Papua menjadi
bagian dari Republik Indonesia. Tahun 1962 ia mewakili Irian Barat duduk
sebagai anggota delegasi RI dalam Perundingan New York antara Indonesia-
Belanda dalam upaya penyelesaian masalah Papua. Akhirnya berdasarkan “New
York Agreement”, Belanda akhirnya setuju untuk mengembalikan Papua ke
Indonesia.

Marthen Indey (1912–1986) adalah seorang anggota polisi Hindia Belanda pada
masa sebelum kedatangan Jepang ke Indonesia. Namun jabatan ini bukan berarti
telah melunturkan sikap nasionalismenya. Rasa cinta terhadap Indonesia yang
dimilikinya justru semakin tumbuh tatkala beliau kerap berinteraksi dengan
tahanan politik Indonesia yang dibuang Belanda ke Papua. Beliau bahkan pernah
berencana bersama anak buahnya untuk memberontak terhadap Belanda di Papua,
namun gagal. Antara tahun 1945- 1947, ketika Indey masih menjadi pegawai
pemerintah Belanda dengan jabatan sebagai Kepala Distrik, beliau kembali
menyiapkan sebuah rencana pemberontakan bersama-sama kaum nasionalis yang
ada di Papua. Meskipun sekali lagi, pemberontakan ini harus gagal dilaksanakan.

Kemudian sejak tahun 1946 Marthen Indey menjadi Ketua Partai Indonesia
Merdeka (PIM), beliau kembali memimpin sebuah aksi protes yang didukung oleh
12 delegasi kepala suku untuk menentang keinginan Belanda yang ingin
memisahkan Papua dari Indonesia. Indey juga mulai terangterangan menghimbau
anggota militer yang bukan orang Belanda agar melancarkan perlawanan terhadap
Belanda. Akibat aktivitas politiknya yang kian berani ini, pemerintah Belanda
menangkap dan memenjarakan Indey.

Lalu pada tahun 1962, ketika Marthen Indey telah dibebaskan dari penjara, beliau
menyusun kekuatan gerilya sambil menunggu kedatangan tentara Indonesia yang
akan diterjunkan ke Papua dalam rangka operasi Trikora.

Saat perang usai, ia berangkat ke New York untuk memperjuangkan masuknya


Papua ke wilayah Indonesia di PBB, hingga akhirnya Papua (Irian) benar-benar
telah menjadi bagian dari Republik Indonesia.

2. Peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan sosial,


budaya, ekonomi, politik, dan pendidikan bangsa Indonesia

Peristiwa Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak sertamerta terjadi begitu


saja, ada peran berbagai pihak yang membantu dan mendorong peristiwa
proklamasi kemerdekaan itu terjadi.

Peristiwa Rengasdengklok meruapakan salah satu peristiwa yang tidak dapat


terpisahkan dari lahirnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 16
agustus 1945 pukul 03:00 W.I.B, beberapa tokoh pemuda menculik Soekarno dan
Hatta dan membawanya ke Rengasdengklok (Karawang – Jawa Barat), adapun
beberapa tokoh pemuda tersebut diantaranya adalah Soekarni, Aidit, Wikana dan
Chaerul Saleh yang meruapakn bagian dari perkumpulan “Menteng 31”, para
pemuda mendesak agak Soekarno dan Hatta segera memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia, karena menurut para pemuda saat itu adalah saat-sat yang
tepat karena pada waktu itu Jepang  kalah dalam perang Pasifik setelah Hirosima
dan Nagasaki di Bom Atom oleh pihak Amerika, dan pada tanggal 15 agustus
1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Bungkarno sebagai perwakilan dari golongan tua bersikukuh untuk menunggu ijin
dari Jepang dan proklamasi kemerdekaan melalui PPKI sedangkan para kaum
muda sudah tidak sabar lagi untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia
tanpa menunggu PPKI, karena kaum muda berkeyakinan bahwa Jepang pasti akan
mengulur-ngulur waktu lagi kepada Indonesia untuk memproklamasikan
kemerdekaannya.

Pada waktu itu di Jakarta golongan muda berniat untuk mengambil alih
kekuasaan, namun rencana itu tidak berhasil karena sebagian dari tentara PETA
tidak setuju dan menentang rencana kudeta tersebut, akhirnya jalan diskusi dengan
golongan tuapun di ambil oleh golongan muda.

Setelah diskusi panjang di Rengasdengklok tepatnya di rumah kediaman Djiaw


Kie Siong yang merupakan seorang Tionghoa di Rengas Dengklok, akhirnya
disetujuilah bahwa besok akan diproklamirkan kemerdekaan Indonesia, dan
keesokan harinya Kunto dan Mr.Achmad Soebardjo menjemput Soekarno, Hatta,
Fatmawati (Istri Soekarno), dan Guntur (anak Soekarnao) dari Rengas Dengklok
ke Jakarta untuk persiapan proklamasi Kemerdekaan, benderapun disiapkan dan
dijahit oleh Fatmawati dengan bahan seadanya yang hingga saat ini disebut
sebagai bendera pusaka dan tepat tengah malam menjelang 17 Agustus 1945
seluruh rombongan tiba di Jakarta, Pada awalnya rombongan akan berkumpul di
Hotel Indonesia namun karena waktu sudah larut dan suasana waktu itu begitu
mencekam akhirnya Mr.Achmad Soebarjo dan romobongan  melanjutkan
perjalanan menuju kediaman Laksamana Maeda dan disanalah mereka mulai
merumuskan teks proklamasi, saat itu naskah proklamasi yang di tulis tangan oleh
Soekarno di ketik ulang oleh Muhamad Ibnu Sayuti atau yang biasa kita sebut
Sayuti Melik.

Keesokan paginya proklamasi kemerdekaan yang semula akan diadakan di


lapangan IKADA berubah tempat ke kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan
Timur no.56 karena tentara Jepang sudah banyak yang berjaga-jaga di lapangan
IKADA, dan tepat pada pukul 10.00 W.I.B, dengan kesederhanaan Soekarno pun
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, dan setelah pembacaan proklamasi
kemerdekaan bendera yang telah di jahit Fatmawati itupun dikibarkan, momentum
di tengah bulah puasa pada hari jum’at tanggal 17 agustus 1945 itu memberikan
kesan tersendiri dalam sejarah bangsa Indonesia, banyak hikmah atas kejadian
tersebut, gendering semangat semakin terpatri di hati rakyat Indonesia pada saat
itu, walau kabar proklamasi ini belum menyebar keseluruh pelosok negeri pada
hari itu namun lambat laun seluruh bagian dari negeri ini mengetahui informasi
atas proklamasi tersebut, dan peran serta Radio Republik Indonesia (RRI) untuk
menginformasikan berita proklamasi keseluruh pelosok negeri menjadi sangat
penting pada saat itu, tentunya dengan segala keterbatasan tekhnologi yang ada
pada saat itu menyampaikan berita keseluruh pelosok Indonesia bukanlah satu hal
yang mudah.

Banyak makna yang bisa kita ambil dari kejadian tersebut dan juga bisa kita
analisa, benar bahwa proklamasi kemerdekaan ini membawa angina segar bagi
bangsa ini, dan analisa inti pada proses Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
17 agustus 1945 diantaranya adalah:

a.       Proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945 merupakan


momentum besar bangsa ini, proklamasi kemerdekaan ini merupakan tonggak
dasar pernyataan Indonesia secara defakto maupun de jure.

b.      Soekarno dan Hatta menandatangani tek’s proklamasi dengan


mengatasnamakan bangsa Indonesia, atas dasar keputusan bersama para perumus
teks proklamasi.

c.       Proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945 terjadi akibat


dukungan dari segenap pihak, baik dari golongan muda maupun golongan tua
walaupun sebelumnya mash berbeda pendapat tapi dengan terjadinya kisah
diskusi antara perwakilan  golongan mud dan golongan tua maka disepakatilah
bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan pada 17 agustus 1945.

d.      Peranserta pemuda Indonesia sangatlah besar dalam perencanaan dan


pelaksanaan serta dukungan pada proklamasi kemerdekaan Indonesia, walaupun
dengan cara menculik tokoh golongan tua namun hal itu dilakukan demi
mendukung tercapainya cita-cita luhur bangsa Indonesia untuk merdeka.

e.       Makna yang tersirat dari kejadian Rengasdengklok dan Proklamasi


kemerdekaan Republik Indonesia diantaranya adalah, bahwa bangsa ini harus
memiliki kebersamaan untuk menjadi lebih kuat dan lebih besar, yang tua maupun
yang muda harus saling berpegangan tangan guna kepentingan bangsa dan negara,
yang tua mengayomi dan yang muda menghormati.

f.       Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tidak akan pernah terjadi apabila tidak


ada keinginan, keberanian dan tidak ada peran serta Tuhan, oleh karena itu
didalam pembukaan undang-undang Dasar 1945 disebutkan “Atas berkat Rahmat
Allah yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan yang luhur”
g.      Proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan dalam keadaan yang serba
terbatas dan penuh dengan kesederhanaan, Proklamasi di laksanakan pada saat
suasana masih belum stabil, sehingga pelaksanaan Proklamasi dilaksanakan
dengan penuh resiko.

h.      Pelaksanaan Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang


dilaksanakan pada 17 agustus 1945 memberikan dampak positif pada berbagai
bidang kehidupan bangsa Indonesia.

Hikmah yang besar bagi bangsa ini atas lahirnya Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945 terjadi di tengah umat muslim Indonesia
yang pada waktu itu sedang melaksanakan ibadah Puasa Ramadhan, kebahagiaan
ramadhan terasa makin bertambah bagi umat muslim di Indonesia pada saat itu.

Makna proklamasi ditinjau dari beberapa segi adalah:

1. Sosial Budaya

Dengan Proklamasi memberikan kesempatan kepada seluruh rakyat Indoensia


untuk menjadi rakayat yang cerdas mandiri dan berkependidikan dan mempunyai
nilai-nilai budaya yang tinggi.

2. Ekonomi

Proklamasi memberikan arah dan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk


menciptakan rakyat yang sejahtera dan mempunyai kekuasaan dalam menguasai
dan mengelola sumber-sumber daya ekonomi secara mandiri

3. Politik

Melalui Proklamasi adalah suatu pernyataan kemerdekaan yang berisi dan


menyatakan keputusan bangsa Indonesia yang telah berhasil melepaskan diri dari
segala belenggu penjajahan dari para penjajah penjajah dan bukti kemenangan
atas mereka. Dan Selain itu, melalui Proklamasi bangsa Indonesia menyatakan
sikap untuk membangun kehidupan baru menuju masyarakat Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat adil, dan makmur.

4. Pendidikan

Melalui proklamasi juga Indonsia bertekad untuk memajukan kehidupan rakyat


yang menjadi rakyat yang pintar jauh dari keterbelakangan dan merata bagis etiap
warganya dengan tidak ada pembatasan ataupun hukum hukum diskriminasi.
3. Peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia pada
awal kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia
masa kini

Pemerintahan pertama republik Indonesia tidak lain adalah pemerintahan sesaat


setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Sebagaimana kita
ketahui, pemerintahan pertama Indonesia dipimpin oleh Presiden Sukarno.

Pembentukan Pemerintahan Pertama RI :

a. Pengesahan UUD 1945 & Pancasila

Hal yang pertama dilakukan Indonesia setelah kemerdekaannya adalah pada


tanggal 18 Agustus 1945 dengan disahkannya Pancasila
sebagai dasar dan ideologi negara serta UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 sebagai landasan hukum di Indonesia. Khususnya pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengadopsi naskah teks "Piagam Jakarta"
yang mengalami penggantian pada bagian “Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya” menjadi "Ketuhanan
Yang Maha Esa".

b. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

Suatu negara tidaklah mungkin memiliki kekuasaan yang kosong. Oleh karena itu,
Indonesia juga melakukan pemilihan presiden dan wakil presiden yang dilakukan
dalam rapat untuk memilih presiden dan wakil presiden melalui mufakat. Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta masing-masing sebagai presiden dan wakil presiden.

c. Pembagian Wilayah

PPKI memutuskan pembagian wilayah Indonesia menjadi beberapa provinsi.


Kedelapan provinsi tersebut adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat,
Borneo (Kalimantan), Maluku, Sulawesi, Sunda Kecil (Nusa Tenggara), dan
Sumatra.

d. Pembentukan Kementerian

Pembentukan kementerian digunakan untuk mempermudah kinerja pemerintahan.


Panitia Kecil dalam PPKI atas pimpinan Ahmad Soebardjo mengajukan tiga belas
kementerian beserta tugas-tugasnya. Selanjutnya, rapat memutuskan adanya dua
belas kementerian departemen dan satu kementerian negara.

e. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)

Pada 22 Agustus 1945, PPKI bersidang untuk membahas pembentukan Komite


Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk menggantikan PPKI. Seluruh anggota
PPKI, kecuali Ir.Soekarno dan Moh. Hatta menjadi anggota KNIP. Mereka
kemudian dilantik pada 29 Agustus 1945. Saat ini kita mengenal DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat) yang fungsinya hampir sama dengan KNIP.

f. Membentuk Kekuatan Pertahanan dan Keamanan

Pada 23 Agustus Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya BKR


sebagai badan pertahanan yang bertugas menjaga keamanan yang anggotanya
terdiri dari anggota PETA, Heiho, KNIL. Dalam perkembangannya, BKR
kemudian berubah nama menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang pada
akhirnya menjadi TNI (Tentara Nasional Indonesia).

Makna Bagi Kehidupan Kebangsaan Saat Ini

Maknanya yang dapat kita ambil adalah "kita harus dapat berterima kasih atas jasa
dan jerih payah para pendiri negara yang telah menyusun pemerintahan Indonesia
sehingga kita sekarang dapat hidup damai dan menikmati hasilnya. Kita juga
wajib untuk mengisi kemerdekaan dengan menjadi generasi penerus bangsa".

4. Peran dan nilai-nilai perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta sebagai
proklamator serta tokoh-tokoh lainnya sekitar proklamasi

Sebagai proklamator :

 Ir. Soekarno

Presiden pertama Republik Indonesia, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan
meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Bung Karno sebagai tokoh pada masa
perjuangan hingga masa kemerdekaan menjadi panutan bagi kita. Beberapa peran
Bung Karno di antaranya adalah sebagai berikut. a. Bung Karno menyusun
konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Hatta
dan Ahmad Subarjo. b. Bung Karno menandatangani teks Proklamasi atas nama
bangsa Indonesia bersama Bung Hatta. c. Bung Karno membacakan teks
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kediamannya di Jl. Pegangsaan Timur No.
56, Jakarta.

 Drs. Moh. Hatta

Selain sebagai Wakil presiden Indonesia beliau juga adalah Bapak Koperasi
Indonesia. Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta, lahir
di Bukittinggi, Sumatera Barat , 12 Agustus 1902 – wafat di Jakarta, 14 Maret
1980 pada umur 77 tahun) adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden
Indonesia yang pertama. Bung Hatta adalah teman seperjuangan Bung Karno.
Beberapa peran Bung Hatta dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah
sebagai berikut. a. Bung Hatta menyusun konsep teks proklamasi di rumah
Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung Karno dan Mr. Achmad Soebardjo. b.
Bung Hatta menandatangani teks Proklamasi atas nama bangsa Indonesia bersama
Bung Karno.

Tokoh-tokoh lainnya sekitar proklamasi :

 Ahmad Subarjo

Achmad Soebardjo Djojoadisurjo (lahir di Karawang, Jawa Barat, 23 Maret 1896


– wafat 15 Desember 1978) adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama.
Mr. Achmad Soebardjo merupakan salah seorang tokoh dari golongan tua yang
berperan dalam mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Adapun
peranan Ahmad Subarjo adalah sebagai berikut. a. Ahmad Subarjo menyusun
konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung
Karno dan Bung Hatta. b. tokoh yang mengakhiri Rengasdengklok karena dengan
jaminan nyawanya, semua tokoh dapat kembali selamat ke Jakarta.

• Sukarni

Sukarni (lahir di Blitar, Jawa Timur, 14 Juli 1916 – wafat di Jakarta, 7 Mei 1971),
yang nama lengkapnya adalah Sukarni Kartodiwirjo, adalah tokoh pejuang
kemerdekaan Indonesia. Sukarni adalah salah seorang tokoh pemuda dan pejuang
yang gigih melawan penjajah. Peran Sukarni ialah mengusulkan agar yang
menandatangani teks Proklamasi adalah Bung Karno dan Bung Hatta atas nama
bangsa Indonesia.

 Fatmawati

Fatmawati setia menemani Bung Karno selama masa perjuangan. Peranan


Fatmawati dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah menjahit Bendera
Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut dikibarkan pada upacara Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. • Sayuti
Melik Sayuti Melik adalah tokoh pemuda yang juga sangat berperan dalam
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Peran Sayuti Melik adalah mengetik naskah
Proklamasi setelah ia sempurnakan dari tulisan tangan Bung Karno.

 Burhanuddin Mohammad Diah

Beliau merupakan tokoh yang berperan sebagai wartawan dalam menyiarkan


kabar berita Indonesia Merdeka ke seluruh penjuru tanah air.

 Latif Hendraningrat, S. Suhud dan Tri Murti


Mereka berperan penting dalam pengibaran bendera merah putih pada acara
proklamasi 17 Agustus 1945. Tri Murti sebagai petugas pengibar pemegang baki
bendera merah putih.

 Suwiryo

Merupakan Walikota Jakarta Raya waktu itu dan secara tidak langsung menjadi
ketua penyelenggara upacara Proklamasi Kemerdekaan.

 Dr. Muwardi

Bertugas pengamanan jalannya upacara Proklamasi Kemerdekaan dan


mengomandankan anggota Barisan Pelopor dan Peta.

 Sutan Syahrir

Salah satu tokoh yang mendesak gol. Tua untuk mempercepat kemerdekaan
Indonesia, karena ia mendengar radio bahwa Jepang telah menyerah kepada
sekutu.

 Frans Sumarto Mendur

Beliau ialah wartawan yang mengabadikan berbagai peristiwa penting di sekitar


proklamasi.

 Syahruddin

Merupakan wartawan Domei yang berani masuk gedung siaran RRI yang dijaga
ketat oleh Jepang untuk menyerahkan teks proklamasi agar berita kemerdekaan RI
tersebar ke seluruh wilayah.

 Wuz dan Yusuf Ronodipuro

Merupakan tokoh penyiar yang berperan penting dalam penyebaran berita


proklamasi dengan berani dan tidak jarang mendapat ancaman dari Jepang.

 Lambertus Nicodemus Palar

Merupakan diplomat ulung dalam kemerdekaan Indonesia, khususnya melalui


diplomasi. Pada tahun 1947, L.N. Palar diminta Presiden Sukarno untuk menjadi
juru bicara RI di PBB.

 Sumitro Djojohadikusumo

Beliau dikenal sebagai Begawan Ekonomi Indonesia dan pendiri BNI. Bersama-
sama dengan L.N. Palar, Sumitro memperjuangkan RI melalui jalur diplomasi.

Nilai-nilai Perjuangan Proklamator & Tokoh Sekitar Proklamasi :


 Sikap cinta tanah air atau patriotisme,
 Sikap nasionalisme atau rasa kebangsaan, misalnya mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa meskipun berbeda-beda
 Sikap tenggang rasa, saling menghargai, dan saling menghormati,
misalnya menghargai perbedaan pendapat atau perbedaan keyakinan;
 Sikap bertanggung jawab dan perasaan senasib sepenanggungan
 Sikap pantang menyerah dan tahan penderitaan.
 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
 Menjaga keamanan negara dari segala ancaman baik dari dalam mapun
luar

Anda mungkin juga menyukai