Sejarah Indonesia
Disusun oleh:
DAVIN RAMADHAN A.N
UTS
Sejarah Indonesia
Disusun oleh:
MENTARI FIRA ANUGRAH
IR.SOEKARNO
Ir Soekarno atau yang lebih akrab disapa Bung Karno merupakan salah satu Pahlawan
Proklamator yang dijuluki Singa Podium karena keahliannya dalam berpidato. Sosoknya yang
penuh kharisma membuat tokoh penting satu ini disegani dunia internasional.
Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia yang menjabat pada kurun waktu
1945–1967. Ia adalah seorang tokoh perjuangan yang berperan penting dalam memerdekakan
bangsa Indonesia dari pengaruh kolonialisme Belanda. Bersama Mohammad Hatta, ia
memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Anak: Megawati Soekarnoputri, Kartika Sari Dewi Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri, lainnya
Cucu: Puan Maharani, Prananda Prabowo, Mohammad Rizki Pratama, Paundrakarna, lainnya
Cicit: Jeje Soekarno, Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari, Praba Diwangkara Caraka Putra Soma,
lainnya
Organisasi ini mulai terkenal. Propaganda-propaganda tulisan maupun lisan dari para anggota
PNI banyak mempengaruhi rakyat. Para anggota PNI juga sering menyanyikan lagu Inodnoesia
Raya di rapat-rapatnya.
PNI pun dianggap berbahaya oleh pemerintah kolonial Belanda karena menyebarkan ajaran-
ajaran kemerdekaan. Pada 24 Desember 1929, Soekarno ditangkap oleh pemerintah Hindia
Belanda. Beliau dan beberapa anggota PNI lainnya dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman
4 tahun penjara.
Hal yang perlu digarisbawahi dalam pidato ini adalah, pidato tersebut bukanlah pembelaan
Bung Karno terhadap dirinya sendiri, melainkan pembelaan terhadap pergerakan nasional
Indonesia. Soekarno menyampaikan kritiknya terhadap imperialisme dan menyebut Belanda
menerapkan politik drainase yang menghisap dan mengalirkan kekayaan Indonesia ke negeri-
negeri imperialis yang menyebabkan kemelaratan rakyat Indonesia.
Namun, isi pidato bernada sindiran keras tersebut cukup mengusik Gubernur Jenderal Hindia
Belanda, Andries Cornelis Dirk de Graef dan jajarannya. Kepercayaan diri dan sikap Bung Karno
yang berapi-api di hadapan pengadilan kolonial membangkitkan semangat perjuangan.
Tugas dari BPUPKI adalah mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek politik,
ekonomi, tata pemerintahan, dan hal-hal yang diperlukan dalam usaha pembentukan negara
Indonesia merdeka. Sebagai salah satu tokoh intelektual yang berpengaruh, Bung Karno
tergabung dalam BPUPKI.
Dalam sidang BPUPKI 1 Juni 1945, Soekarno turut mengemukakan lima sila yang menjadi dasar
negara Indonesia merdeka kelak. Ir. Soekarno juga tergabung dalam Panitia 9 yang bertugas
untuk merumuskan dasar negara. Selain itu, beliau juga terlibat dalam pembahasan mengenai
Undang-Undang Dasar (UUD).
Setelah Jepang makin terdesak akibat dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki
oleh tentara sekutu, perwira tinggi Angkatan Darat Jepang di Saigon, Hisaichi Terauchi
menyetujui pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) untuk melanjutkan
tugas BPUPKI dan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Soekarno ditunjuk sebagai ketua
PPKI.
DRS.Moh Hatta
Dr. Drs. H. Mohammad Hatta adalah seorang tokoh perjuangan kemerdekaan indonesia,
pahlawan nasional, negarawan dan ekonom Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Presiden
Indonesia pertama
Cucu: Gustika Fardani Jusuf, Tansri Yusuf Zulfikar, Sri Juwita Hanum Swasono, Mohammad
Athar, lainnya
Selama di pengasingan, Bung Hatta dan Soekarno terus didesak untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan.
Setelah keduanya setuju, Mohammad Hatta dan Soekarno dibawa kembali ke Jakarta untuk
merumuskan naskah proklamasi bersama Ahmad Soebardjo.
Mohammad Hatta diketahui menyumbang kalimat pertama dalam teks proklamasi, yang
berbunyi, "Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan
dengan saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya".
Makna di balik kalimat itu adalah untuk bisa mencapai kemerdekaan, maka harus ada
pelaksanaan yang nyata.
Naskah proklamasi yang selesai disusun kemudian ditandatangani oleh Soekarno dan
Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Pendamping Soekarno
Setelah naskah proklamasi selesai disusun dan ditandatangani, Soekarno didesak oleh para
golongan muda untuk segera membacakannya.
Namun, Soekarno tidak akan membacakannya jika Mohammad Hatta belum hadir.
Lima menit sebelum upacara dimulai, Mohammad Hatta akhirnya muncul dan mengikuti
upacara bersama dengan Soekarno.
Mohammad Hatta mendampingi Soekarno selama pembacaan teks proklamasi berlangsung.
Usai upacara proklamasi kemerdekaan dilangsungkan, Mohammad Hatta secara resmi dilantik
sebagai Wakil Presiden Indonesia pertama.
Ia mendampingi Soekarno sebagai Presiden Indonesia pertama sejak 1945 hingga 1956.
Setelah pembacaan proklamasi,
Mohammad Hatta juga terus berjuang untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan Republik
Indonesia.
Fatmawati
Mantan Ibu Negara Indonesia
Hj. Fatmawati adalah istri dari Presiden Indonesia pertama Soekarno. Ia menjadi Ibu Negara
Indonesia pertama dari tahun 1945 hingga tahun 1967 dan merupakan istri ke-3 dari presiden
pertama Indonesia yaitu Soekarno dan merupakan ibunda dari presiden kelima, Megawati
Soekarnoputri.
Cucu: Puan Maharani, Prananda Prabowo, Puti Guntur Soekarno, Mohammad Rizki Pratama,
lainnya
Ia bertemu dan kemudian menikah dengan Soekarno pada 1943, ketika pendudukan Jepang di
Indonesia.
Setahun setelah Fatmawati dan Soekarno menikah, Jepang menjanjikan kemerdekaan untuk
Indonesia.
Jepang juga mengizinkan untuk mengibarkan bendera Indonesia. Mengetahui hal tersebut,
terbesit sebuah ide di benak Fatmawati bahwa perlu adanya bendera merah putih untuk
dikibarkan
Fatmawati pun mencoba mencari cara untuk bisa mendapatkan kain merah dan putih.
Pemerintah Jepang kemudian menunjuk seorang ahli propaganda, Shimizu, untuk mencarikan
kain itu
Achmad Soebardjo
Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia,
diplomat, dan seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah Menteri Luar Negeri Indonesia
yang pertama. Achmad Soebardjo memiliki gelar Meester in de Rechten, yang diperoleh di
Universitas Leiden Belanda pada tahun 1933.
Kebangsaan: Indonesia
Namun, banyak yang setuju jika proklamasi dilakukan di Jakarta. Oleh karena itu, Achmad
Soebardjo maju sebagai tokoh yang meyakinkan golongan muda mengizinkan Soekarno-Hatta
kembali ke Jakarta.
Bahkan, Achmad Soebardjo memberi jaminan taruhan nyawa bahwa proklamasi akan
dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB.
Sesampainya di Jakarta, Achmad Soebardjo langsung meminta izin kepada Laksamana Maeda
agar rumahnya dapat digunakan untuk menyusun naskah proklamasi.
Kalimat proklamasi yang disumbangkan oleh Achmad Soebardjo berbunyi, "Kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia".
Disusul kemudian dengan gagasan dari Bung Hatta pada bagian kedua konsep naskah
proklamasi.
Setelah naskah proklamasi selesai disusun dan ditandatangani, upacara proklamasi
dilaksanakan
soekarni kartodiwirjo
Soekarni, yang nama lengkapnya adalah Soekarni Kartodiwirjo, adalah tokoh pejuang
kemerdekaan dan Pahlawan Nasional Indonesia. Gelar Pahlawan Nasional Indonesia
disematkan oleh Presiden Joko Widodo, pada 7 November 2014 kepada perwakilan keluarga di
Istana Negara Jakarta.
Kebangsaan: Indonesia
Namun, Soekarno-Hatta masih menolak. Berawal dari situ, timbul konflik antara golongan
muda dan golongan tua.
Pada 15 Agustus 1945, para pemuda memutuskan untuk mengadakan rapat yang diketuai oleh
Chareul Saleh di Pegangsaan Timur.
Karena usulan mereka terus ditolak, akhirnya, para golongan muda kembali berunding pada 16
Agustus 1945 di Jalan Cikini 71.
Sukarni, yang termasuk dalam golongan muda, ikut terlibat dalam upaya penculikan
Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok.
Pada akhirnya, Soekarno-Hatta menyetujui hal tersebut dan dibawa kembali ke Jakarta untuk
segera mempersiapkan kemerdekaan dengan menyusun naskah proklamasi
Begitu naskah selesai dibuat, Soekarno yang didukung oleh Hatta mengusulkan agar semua
peserta yang hadir dalam rapat menandatangani teks tersebut.
Namun, Sukarni mengusulkan agar Soekarno dan Hatta saja yang menandatangani naskah
proklamasi.
Selain itu, ia juga mengusulkan supaya naskah proklamasi dituliskan atas nama bangsa
Indonesia.
Pada akhirnya, naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa
Indonesia
Burhanuddin Mohammad Diah (7 April 1917 – 10 Juni 1996) adalah seorang tokoh pers,
pejuang kemerdekaan, diplomat, dan pengusaha Indonesia.
Pekerjaan: Diplomat
Presiden: Soekarno
Peran B.M Diah dalam proklamasi Indonesia:
Merebut percetakan Jepang
Karena Asia Raya ditutup ketika Jepang kalah dari Sekutu, pada akhir September 1945, BM
Diah berusaha untuk merebut percetakan Jepang, Djawa Shimbun
Pada 1 Oktober 1945, BM Diah kemudian membuat koran Indonesia bernama Harian
Merdeka, di mana ia berperan sebagai pemimpin redaksi.
Diangkat sebagai Duta Besar Indonesia Pada 1959, BM Diah dipercaya menjadi duta besar
Indoensia untuk Cekoslovakia dan Hongaria.
Sayuti Melik
Mohamad Ibnu Sayuti atau yang lebih dikenal sebagai Sayuti Melik, dicatat dalam sejarah
Indonesia sebagai pengetik naskah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Dia adalah
suami dari Soerastri Karma Trimurti, seorang wartawati dan aktivis perempuan pada zaman
pergerakan dan zaman setelah kemerdekaan
Kebangsaan: Indonesia
Ia diketahui menjadi saksi penyusunan teks proklamasi kemerdekaan di ruang makan rumah
Laksamana Maeda.
Sayuti Melik mewakili golongan muda untuk membantu Soekarno menyusun naskah
proklamasi. Sedangkan Moh Hatta dibantu oleh Sukarni.
Setelah selesai dibuat, Sayuti Melik mengusulkan agar naskah proklamasi ditandatangani oleh
Soekarno dan Mohammad Hatta.
Pada awalnya, sempat terjadi perdebatan mengenai siapa yang akan mendantangani naskah
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Soekarno mulanya mengusulkan agar naskah proklamasi ditandatangani oleh semua peserta
yang datang, seperti deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat.
Akan tetapi, usulan tersebut ditolak oleh golongan muda yang menginginkan bebas dari
pengaruh Jepang.
Sayuti Melik pun akhirnya mengusulkan agar Soekarno dan Hatta saja yang menandatangani
naskah proklamasi.
Alasan pemilihan Soekarno dan Hatta adalah karena kedua tokoh ini telah diakui sebagai
pemimpin rakyat Indonesia.
Usulan Sayuti Melik pun disetujui oleh para peserta yang datang, sehingga Soekarno dan Hatta
yang menandatangani teks proklamasi atas nama rakyat Indonesia.
Mengubah tiga kata dalam naskah proklamasi
Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik teks proklamasi yang sudah disusun bersama.
Naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dari Soekarno diketik oleh Sayuti Melik dengan
alasan agar tidak menimbulkan persepsi yang salah tentang proklamasi.
Ditemani BM Diah, Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi di ruang bawah dekat dapur
rumah Laksamana Maeda.
Dalam proses pengetikan, Sayuti Melik mengubah tiga kata di dalamnya teks proklamasi yang
telah disusun sebelumnya
Latief Hendraningrat
Brigadir Jenderal TNI lahir dari pasangan Raden Mas Mochamad Said Hendraningrat dan
Raden Ajeng Haerani. Ayah Latief adalah seorang demang atau wedana di wilayah Jatinegara
yang berdarah ningrat Jawa.
Latief mendampingi Soekarno dan Hatta karena ia bertanggung jawab atas keamanan selama
upacara berlangsung.
Menurut catatan sejarah, Latief berdiri di sebelah kanan Soekarno. Pasukan lainnya juga siap
siaga menjaga keamanan di rumah Bung Karno.
Hal ini sangat perlu dilakukan apabila tiba-tiba Jepang melakukan penyerangan
Kedua pemuda ini rupanya berjalan mendekat ke arah Latief. Tanpa ada arahan sebelumnya,
tiba-tiba Latief diberi amanat untuk mengibarkan bendera Merah Putih bersama dengan
Suhud.
Latief yang tidak bisa menolak pun memenuhi amanat tersebut. Sehingga peran Latief
Hendraningrat dan Suhud dalam upacara proklamasi kemerdekaan adalah sebagai pengibar
Sang Saka Merah Putih.
Dalam mengibarkan Sang Saka Merah Putih, keduanya juga ditemani SK Trimurti
Pada upacara bendera pertama setelah Indonesia merdeka, Sang Saka Merah Putih dinaikkan
dengan diiringi lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman.
Meski dilakukan dengan sangat sederhana, upacara tersebut dapat berjalan dengan lancar.
Pasca-kemerdekaan, Latief terlibat dalam beberapa pertempuran untuk mempertahankan
kedaulatan Indonesia. Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer II pada 1948, Latief menjabat
sebagai Komandan Komando Kota Yogyakarta.
Setelah Agresi Militer berakhir, pada 1949, ia ditugaskan di Markas Besar Angkatan Darat dan
ditunjuk menjadi atase militer RI untuk Filipina pada 1952.
A.R. Soehoed
Dr. Ir. Abdoel Raoef Soehoed adalah Menteri Perindustrian Indonesia pada Kabinet
Pembangunan III pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Ia juga pernah bertugas sebagai
anggota Angkatan Udara Republik Indonesia dengan pangkat terakhir Mayor Udara
Raden Suwiryo
Raden Suwiryo adalah seorang tokoh pergerakan Indonesia. Ia juga pernah menjadi Wali kota
Jakarta dan Ketua Umum PNI. Ia juga pernah menjadi Wakil Perdana Menteri pada Kabinet
Sukiman-Suwiryo.
Beliau adalah Gubernur Jakarta Raya yang mengusahakan kegiatan upacara proklamasi dan
pembacaan proklamasi berjalan aman dan lancar.
Moewardi
Dr. Moewardi adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Namanya pernah diabadikan
menjadi sebuah rumah sakit di Surakarta, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi.
Pendidikan: School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (1933), Europeesche Lagere School
(1921), lainnya
Kebangsaan: Indonesia
Anak: 7
Frans Mendur
Frans Soemarta Mendur adalah salah satu dari para fotografer yang mengabadikan detik-detik
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Bersama saudara kandungnya,
Alex Mendur, mereka turut mengabadikan persitiwa bersejarah ini.
Saudara kandung: Alex Mendur, Juliana Mendur, Bernard Mendur, Paul A Mendur, Tientje
Mendur, lainnya
Kebangsaan: Indonesia
Joesoef Ronodipoero
Moehammad Joesoef Ronodipoero adalah duta besar Indonesia. Pada awalnya ia dikenal
sebagai penyiar kemerdekaan Republik Indonesia secara luas. Selain itu ia pernah menjadi
Duta Besar luar biasa Indonesia di Uruguay, Argentina, dan Chili.
Wikana
Wikana adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Bersama Chaerul Saleh, Sukarni dan
pemuda-pemuda lainnya dari Menteng 31, mereka menculik Soekarno dan Hatta dalam
Peristiwa Rengasdengklok dengan ...
Meninggal: Jakarta
Anak: Kania Kingkin Pratapa, Lenina Soewarti Wiasti Wikana Putri, lainnya
Kebangsaan: Indonesia
Berkat Wikana, yang memiliki koneksi dengan Angkatan Laut Jepang (Kaigun), proses
penyusunan proklamasi bisa dilakukan di rumah Laksamana Maeda di Menteng, begitu
Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta.
Selama penyusunan teks proklamasi berlangsung, Wikana mempersiapkan hal lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan proklamasi.
Ia mengatur segala macam keperluan pembacaan proklamasi di rumah Bung Karno di Jalan
Pegangsaan Timur Nomor 56
Wikana berperan penting dalam peristiwa ini. Pasalnya, ia membujuk para tentara Jepang
untuk tidak mengganggu prosesi upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, Wikana ditunjuk sebagai Menteri Negara Urusan Kepemudaan
dalam Kabinet Sjahrir I dan II periode 1945-1946
Sutan Sjahrir
Sutan Syahrir adalah seorang intelektual, perintis, dan revolusioner kemerdekaan Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, ia menjadi politikus dan perdana menteri pertama Indonesia. Ia
menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia dari 14 November 1945 hingga 20 Juni 1947.
Pasangan: Siti Wahyunah (m. 1951–1966), Maria Duchateau (m. 1936–1948), lainnya
Orang yang pertama kali mendengar atau mengetahui berita kekalahan Jepang dalam Perang
Dunia II ialah Sutan Sjahrir.
Berita kekalahan Jepang ini awalnya berusaha ditutupi, tetapi berhasil terdengar oleh Sutan
Sjahrir, melalui siaran radio yang saat itu dilarang.
Selama Perang Dunia II, Sutan Sjahrir terus mengikuti perkembangannya dengan cara
sembunyi-sembunyi mendengarkan berita dari stasiun radio luar negeri.
Begitu mengetahuinya, Sutan Sjahrir segera menghubungi Chairil Anwar dan menyebarluaskan
berita tersebut kepada para pemuda pro-kemerdekaan.
Sutan Sjahrir juga langsung menginfokan kabar tersebut kepada Mohammad Hatta. Akan
tetapi, reaksi yang ia dapatkan tidak seperti yang diharapkan.
Moh Hatta sempat tidak memercayai berita tersebut dan memilih untuk menunggu kepastian
bahwa Jepang memang betul-betul kalah.
Merasa kecewa, Sutan Sjahrir memilih pola pergerakan yang nonkooperatif dengan
menggunakan gerakan bawah tanah untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang
Namun, Soekarno dan Hatta tidak memenuhi permintaan para golongan muda, karena mereka
ingin proklamasi dilaksanakan melalui PPKI, organisasi kemerdekaan bentukan Jepang.
Alhasil, untuk menjauhkan Soekarno dan Hatta dari pengaruh Jepang, Sutan Sjahrir berinisiatif
untuk mengasingkan mereka ke Rengasdengklok.
Selama di pengasingan, Soekarno dan Hatta terus dibujuk agar bersedia melakukan
proklamasi kemerdekaan Indonesia selambat-lambatnya tanggal 17 Agustus 1945
Akhirnya, karena terus didesak oleh golongan muda, Soekarno menyetujui usulan tersebut.
Soekarno dan Hatta pun segera dibawa kembali ke Jakarta dan memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.