Saat tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto
Mangunkusumo) bergabung dengan Indische Vereeniging yang kemudian berubah nama
menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Saat terpilih menjadi Ketua PI pada tahun 1925, Hatta
mengumandangkan pidato inagurasi yang berjudul ”Struktur Ekonomi Dunia dan
Pertentangan Kekuasaan”.
Pada tahun 1927, Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di
Belanda dan berkenalan dengan aktivis nasionalis India, Jawaharhal Nehru. Beliau ditangkap
tentara Belanda bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid
Djojodiningrat sebelum akhirnya dibebaskan setelah ia berpidato dengan pidato pembelaan
berjudul: Indonesia Free.
Pada bulan September tahun 1932 Bung Hatta berjumpa Bung Karno untuk pertama kalinya.
Sejak itu, keduanya berjuang bersama membela Tanah Air. Pada tahun 1933, Soekarno
diasingkan ke Ende, Flores. Aksi ini menuai reaksi keras Hatta.
Belanda menangkap pimpinan Partai Pendidikan Nasional Indonesia yang selanjutnya
diasingkan ke Digul, Papua.Pada tahun 1935, saat pemerintahan kolonial Belanda berganti,
Hatta dan Sjahrir dipindahlokasikan ke Bandaneira.Setelah delapan tahun diasingkan, Hatta
dan Sjahrir dibawa kembali ke Sukabumi pada tahun 1942.
Setelah Agresi Militer II tanggal 19 Desember 1948, Soekarno dan Hatta ditangkap dan
diasingkan ke Giri Sasana Menumbing, di Muntok, Kabupaten Bangka Barat. Selain Bung
Karno dan Hatta, sejumlah tokoh nasional juga diasingkan.
Semangat dan komitmen kebangsaan pendiri bangsa (Mohammad Hatta) yang perlu kita
teladani :
1. Memiliki sifat nasionalisme yang tinggi
2. Bersikap tenang dan rasional ketika ada pemasalahan
3. Beliau selalu memperjuangkan Hak –hak Asazi Manusia
4. Selalu mementingkan kepentingan umum dibandingkan dengan kepentingan
pribadinya
5. Cinta tanah air