Mohammad Hatta adalah salah satu tokoh pejuang dan pahlawan
nasional Indonesia. Lahir dengan nama Mohammad Athar yang
sekarang lebih populer dijuluki sebagai Bung Hatta. Beliau lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Fort de Kock yang sekarang lebih dikenal dengan nama Bukittinggi di Provinsi Sumatra Barat. Ayahnya bernama Muhammad Djamil dan ibunya bernama Siti Saleha yang berasal dari Minangkabau. Sejak kecil beliau telah dididik dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang taat melaksanakan agama Islam. Sebab, kakeknya, Abdurrahman Batuhampar, merupakan seorang ulama besar. Sehingga membuat Hatta menjadi orang yang sangat religius. Hatta menikah dengan Rahmi Hatta pada tanggal 18 November 1945 dan dikarunai tiga anak perempuan yaitu Meutia Farida Hatta, Gemala Rabi’ah Hatta dan Halida Nuriah Hatta. Mohammad Hatta pertama kali memasuki dunia pendidikan di sekolah swasta. Setelah enam bulan, Hatta pindah ke sekolah rakyat. Hatta lalu pindah ke ELS di Padang sampai tahun 1913. Lalu lanjut ke MULO hingga tahun 1917. Selain pengetahuan umum, ia telah belajar agama kepada Muhammad Jamil Jambek, Abdullah Ahmad dan banyak ulama lainnya. Hatta juga tertarik terhadap perekonomian. Di Padang, ia juga aktif dalam Jong Sumatranen Bond sebagai bendahara. Mohammad Hatta adalah tokoh yang berperan besar dalam persiapan kemerdekaan Republik Indonesia. Bersama Soekarno, Hatta memproklamasikan kemerdekaan di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada pukul 10.00. Sehari setelahnya, Hatta ditetapkan sebagai Wakil Presiden pertama RI. Selain sebagai wakil presiden Indonesia yang pertama, Hatta adalah ketua Palang Merah Indonesia (PMI) pertama dan dikenal sebagai Bapak Palang Merah Indonesia. Pada 17 September 1945, satu bulan sesudah Indonesia merdeka, PMI dibentuk. Bung Hatta yang merupakan wakil presiden pertama Indonesia dipilih menjadi Ketua Palang Merah Indonesia yang pertama. Hatta dengan senang hati menyatakan kesediaannya untuk menjadi Ketua Palang Merah Indonesia. Di bawah kepemimpinan Bung Hatta, PMI mulai menunjukkan taringnya ke ranah internasional. PMI merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Secara taktis dan strategis melalui PMI, Bung Hatta melibatkan Indonesia dalam international affairs dan upayanya tersebut selalu berhasil, sehingga Indonesia sebagai negara yang masih sangat muda, secara nyata sudah memegang peranan internasional. Bung Hatta selalu melibatkan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk mengikuti kegiatan-kegiatan kepalangmerahan dunia. Melalui Bung Hatta, Palang Merah Indonesia (PMI) berhasil mengikuti pertemuan bersama Palang Merah Internasional. Berkat kinerjanya, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah (IFRC) pada Oktober 1950. Usai Indonesia mendapatkan PMI memperoleh pengakuan internasional, Hatta kemudian menyerahkan jabatan ketua PMI kepada dr. Buntaran. Hatta merasa dr. Buntaran adalah orang yang tepat untuk menjabat sebagai Ketua PMI karena dr. Buntaran merupakan seorang dokter.