Anda di halaman 1dari 9

BIOGRAFI

MOH HATTAOleh:
KELOMPOK 2
ALYA HAZIQAH
NURUL IHZA
PUPUT MUTIA APRILIA ABIDIN
NURUL ASMA
AHMAD SYARIF AL QADRI
AHMAD HIDAYAT
MUHAJIRIN
Dr. Drs. H. Mohammad Hatta adalah seorang tokoh perjuangan kemerdekaan indonesia,
pahlawan nasional, negarawan dan ekonom Indonesia yang menjabat sebagai Wakil
Presiden Indonesia pertama.
Kelahiran: 12 Agustus 1902, Bukittinggi
Meninggal: 14 Maret 1980, Dr. Cipto
Mangunkusumo Hospital
Jabatan sebelumnya: Minister for Foreign
Affairs of United States of Indonesia (1949–
1950), lainnya
Cucu: Gustika Fardani Jusuf, Tansri Yusuf
Zulfikar, Sri Juwita Hanum Swasono, lainnya
Anak: Halida Hatta, Meutia Hatta, Gemala
Hatta
Pasangan: Rachmi Hatta (m. 1945–1980)
Dimakamkan: 15 Maret 1980, Taman
Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta
Hatta dikenal akan komitmennya pada demokrasi. Ia
mengeluarkan Maklumat X yang menjadi tonggak awal
demokrasi Indonesia. Di bidang ekonomi, pemikiran dan
sumbangsihnya terhadap perkembangan koperasi membuat
ia dijuluki sebagai Bapak Koperasi.
Hatta meninggal pada 1980 dan jenazahnya dimakamkan di
TPU Tanah Kusir, Jakarta. Pemerintah Indonesia
menetapkannya sebagai salah seorang Pahlawan Nasional
Indonesia pada tanggal 23 Oktober 1986 melalui Keppres
nomor 081/TK/1986. Namanya bersanding dengan
Soekarno sebagai Dwi-Tunggal dan disematkan pada
Bandar Udara Soekarno-Hatta. Di Belanda, namanya
diabadikan sebagai nama jalan di kawasan perumahan
Zuiderpolder, Haarlem.
Mohammad Hatta lahir dari pasangan Muhammad Djamil dan Siti Saleha yang
berasal dari Minangkabau. Ayahnya merupakan seorang keturunan ulama
Naqsyabandiyah di Batuhampar, dekat Payakumbuh, Sumatra Barat dan ibunya
berasal dari keluarga pedagang di Bukittinggi. Ia lahir dengan nama
Muhammad Athar pada tanggal 12 Agustus 1902. Namanya, Athar berasal dari
bahasa Arab, yang berarti "harum". Athar lahir sebagai anak kedua, setelah
Rafiah yang lahir pada tahun 1900. Sejak kecil, ia telah dididik dan dibesarkan
dalam lingkungan keluarga yang taat melaksanakan ajaran agama Islam.
Kakeknya dari pihak ayah, Abdurrahman Batuhampar dikenal sebagai ulama
pendiri Surau Batuhampar, sedikit dari surau yang bertahan pasca-Perang Padri.
Sementara itu, ibunya berasal dari keturunan pedagang. Beberapa orang
mamaknya adalah pengusaha besar di Jakarta.
Ayahnya meninggal pada saat ia masih berumur tujuh bulan. Setelah kematian
ayahnya, ibunya menikah dengan Agus Haji Ning, seorang pedagang dari
Palembang. Haji Ning sering berhubungan dagang dengan Ilyas Bagindo
Marah, kakeknya dari pihak ibu. Perkawinan Siti Saleha dengan Haji Ning
melahirkan empat orang anak, yang semuanya adalah perempuan.
Mohammad Hatta pertama kali mengenyam pendidikan formal di sekolah
swasta. Setelah enam bulan, ia pindah ke sekolah rakyat dan sekelas dengan
Rafiah, kakaknya. Namun, pelajarannya berhenti pada pertengahan semester
kelas tiga. Ia lalu pindah ke ELS di Padang (kini SMA Negeri 1 Padang) sampai
tahun 1913, dan melanjutkan ke MULO sampai tahun 1917. Di luar pendidikan
formal, ia pernah belajar agama kepada Muhammad Jamil Jambek, Abdullah
Ahmad, dan beberapa ulama lainnya. Selain keluarga, perdagangan
memengaruhi perhatian Hatta terhadap perekonomian. Di Padang, ia mengenal
pedagang-pedagang yang masuk anggota Serikat Oesaha dan aktif dalam Jong
Sumatranen Bond sebagai bendahara. Kegiatannya ini tetap dilanjutkannya
ketika ia bersekolah di Prins Hendrik School. Mohammad Hatta tetap menjadi
bendahara di Jakarta.
Kakeknya bermaksud akan ke Mekkah, dan pada kesempatan tersebut, ia dapat
membawa Mohammad Hatta melanjutkan pelajaran di bidang agama, yakni ke
Mesir (Al-Azhar). Ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas surau di
Batuhmpar yang memang sudah menurun sejak meninggalnya Abdurrahman.
Namun, hal ini diprotes dan mengusulkan pamannya, Idris untuk
menggantikannya. Menurut catatan Amrin Imran, Pak Gaeknya kecewa dan
Syekh Arsyad pada akhirnya menyerahkan kepada Tuhan.
Mohammad Hatta ternyata juga memiliki peran penting loh dalam memperjuangkan dan mempertahankan
kemerdekaan Tanah Air tercinta ini sahabat. Tanpa jasa dari Bung Hatta, Indonesia tak akan bisa menjadi
negara yang merdeka seperti saat ini.Salah satu peran yang dilakukan oleh Bung Hatta adalah
merumuskan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia bersama dengan Soekarno dan Ahmad Soebardjo.
Adapun untuk peranan lainnya yang dilakukan oleh Bung Hatta, berikut ini adalah 4 peran Mohammad
Hatta dalam Kemerdekaan Indonesia.1. Yang pertama adalah merumuskan dan menandatangani naskah
proklamasiSebelum proklamasi kemerdekaan dilakukan, Mohammad Hatta dan Soekarno sempat
diasingkan ke daerah Rengasdengklok oleh para golongan muda agar terhindar dari pengaruh pasukan
jepang. Selama di pengasingan, Bung Hatta dan juga Soekarno terus di desak oleh golongan muda untuk
segera memproklamasikan kemerdekaan.Setelah keduanya setuju, Bung Hatta dan Soekarno dibawa
kembali ke Jakarta oleh golongan muda untuk langsung merumuskan naskah proklamasi bersama dengan
Ahmad Soebardjo. Kemudian, Bung Hatta diketahui menyumbang kalimat pertama di dalam teks
proklamasi yang berbunyi, “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan
dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.”Dibalik kalimat tersebut terdapat makna
yang cukup mendalam, yakni untuk bisa mencapai kemerdekaan maka harus ada pelaksanaan yang nyata.
Kemudian setelah naskah proklamasi yang disusun telah selesai, akhirnya ditandatangani oleh Soekarno
dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia.2.
Yang kedua adalah mendampingi Soekarno dalam upacara proklamasiDengan pakaian serba putih, Bung
Hatta turut mendampingi Soekarno dalam upacara proklamasi. Kala itu, para pemuda terus mendesak
Soekarno untuk segera membacakan teks proklamasi. Namun, Soekarno menolak untuk
membacakannya jika Bung Hatta belum hadir. Lima menit kemudian sebelum upacara dilakukan, Bung
Hatta akhirnya hadir dan langsung mengikuti upacaranya.3. Yang ketiga adalah menjadi Wakil Presiden
IndonesiaSetelah melaksanakan upacara proklamasi, Bung Hatta secara resmi dilantik sebagai Wakil
Presiden pertama di Indonesia. Saat Itu, Bung Hatta bertugas dengan Soekarno yang menjabat sebagai
Presiden Indonesia.4. Dan yang terakhir adalah memperjuangkan Indonesia di Konferensi Meja
BundarMeskipun Indonesia telah merdeka, Belanda masih enggan mengakui kedaulatan Indonesia.
Mengapa Belanda masih enggan mengakui kedaulatan Indonesia, ternyata Belanda masih berupaya
merebut Indonesia lewat agresi militer hingga perjanjian internasional. Beruntungnya, Indonesia
memiliki sosok Bung Hatta.Mengapa? Karena berbekal tekad serta kemampuannya lah, Bung Hatta
berhasil mendesak Belanda dan mengambil simpatik dunia pada Konferensi Meja Bundar ini. Akhirnya,
Indonesia pun mendapat pengakuan dari Belanda dan juga dunia.Demikianlah penjelasan mengenai kilas
balik edisi peran Bung Hatta dalam Kemerdekaan Indonesia ini, semoga dari penjelasan ini ada kesan
positif yang bisa kita ambil serta terus melaksanakan apa yang telah Bung Hatta lakukan untuk negara
ini.
Pada 18 November 1945, Hatta menikah
dengan Rahmi Hatta dan tiga hari setelah
menikah, mereka bertempat tinggal di
Yogyakarta. Kemudian, dikaruniai 3 anak
perempuan yang bernama Meutia Farida
Hatta, Gemala Rabi'ah Hatta, dan Halida
Nuriah Hatta.
YOU
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai