Anda di halaman 1dari 58

Proposal Skripsi

Peran Agus Salim Pada Masa Awal Pergerakan Tahun

1917-1945

Oleh:

Athallah Aksa Yudistira

NIM 121711433083

DEPARTEMEN ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2020

BAB I

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membaca sejarah perjalanan bangsa ini tidak terlepas dari kolonialisme.

Indonesia yang pernah dijajah oleh dua negara yakni Belanda dan Jepang

memiliki peristiwa yang berbeda. Pada masa awal pergerakan, bangsa ini tak

terlepas dari pemikiran para tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan.

Kondisi di jajah itulah yang membuat lahirnya pemikiran-pemikiran dalam

bentuk gerakan. Seperti mendirikan organisasi pergerakan, surat kabar, dan lain

lain.

Dalam buku Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia (2012) karya R.J

Sutgers, menjelaskan bahwa Budi Utomo adalah organisasi pertama yang

mempelopori pergerakan di Nusantara, kemudian diikuti oleh Sarekat Islam,

Indische Partij, Perhimpunan Indonesia, dan PNI (Partai Nasional Indonesia).

Mereka berdiri atas dasar pemikiran yang berbeda-beda, akan tetapi memiliki

satu visi utama yaitu kesadaran untuk merdeka dari penjajah. 1

Selain organisasi yang bersifat politik, ada juga organisasi lain yang

turut menjadi alat perjuangan, diantaranya adalah surat kabar (pers).

Menjamurnya surat kabar pada masa awal pergerakan yaitu menjadi alat

1
Serafica Gischa. 30/01/2020.
www.kompas.com/skola/read/2020/01/30/060000269/pergerakan-nasional-di-indonesia-diawali-
organisasi-budi-utomo?page=all diakses pada tanggal 16 agustus pada pukul 16.18

2
menumpahkan kritikan kepada pemerintah Hindia Belanda. Selain itu juga

berfungsi mendoktrin rakyat dengan pemikiran para tokoh seperti salah satunya

Haji Agus Salim.

Periode aawal masa pergerakan disepakati terbentang dari tahun 1908

hingga tahun 1945. Hal itu ditandai dengan berdirinya Budi utomo sebagai

penanda bangkitnya organisasi pergerakan. Pada periode tersebut merupakan

inti perjuangan para tokoh mengumpulkan energi persatuan dengan melakukan


2
beberapa peerlawanan dari skala kecil maupun besar. Seperti salah satunya

yaitu berdirinya surat kabar (pers) yang didalamnya diselipkan kritikan

terhadap pemerintah kolonial.

Pers Mulai masuk ke Indonesia diperkirakan sebelum kemerdekaan

Indonesia. Tercatat pers mulai berkembang pada Abad ke 13. Kehadiran pers

tersebut ditandai dengan berdirinya surat kabar yang dipelopori oleh

pemerintah Hindia Belanda. Fungsi pers didirikan selain sebagai media untuk

menyampaikan informasi. Pers juga digunakan sebagai alat propaganda dan

pencitraan untuk upaya memanipulasi peristiwa maupun informasi. 3 Oleh

2
Serafica Gischa. 30/01/2020.
www.kompas.com/skola/read/2020/01/30/060000269/pergerakan-nasional-di-indonesia-diawali-
organisasi-budi-utomo?page=all diakses pada tanggal 16 agustus pada pukul 16.18
3
Ika Apriani Kusuma Dewi.”Peran Iklan dalam Mengisi Kemerdekaan : Studi
Kasus Surat Kabar Merdeka (1945-1949)”. Skripsi. Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Indonesia. 2011. Depok. hlm 1-2

3
karena itu, pers pada masa kolonial jarang sekali yang memegang asas penuh

prinsip pers yang sebenarnya. Seiring dengan berjalannya waktu pers memiliki

perkembangannya sendiri, selain yang telah disebutkan diatas, pers juga

dijadikan alat rakyat untuk melawan penindasan.4

Perkembangan pergerakan Indonesia pada saat itu telah mampu menjadi

motor bagi tokoh-tokoh bumiputera untuk menyampaikan aspirasi dan

pemikiran tentang kesadaran nasionalisme kepada rakyat. Banyak tokoh

bumiputera akhirnya mendirikan surat kabarnya sendiri, guna memproduksi

surat kabar selain menyampaikan berita juga sebagai alat untuk mempengaruhi

pemikiran rakyat. Berkembangnya surat kabar yang didirikan oleh bumiputera

banyak dijumpai pada Abad ke 20. Pada awalnya surat kabar yang dirikan oleh

bumiputera ini hanya memproduksi tulisan kritis terahadap kondisi

keterbelakangan ekonomi, sosial dan pendidikan. 5 Kebanyakan tokoh

4
Hijab Style. 2018.”Pers Indonesia Masa Hindia Belanda” .
kumparan.com/hijab-lifestyle/pers-indonesia-masa-hindia-belanda-1-
1537454300245098416/full diakses pada tanggal 7 Mei 2020. Pada pukul 16.00
5
Aria Maulana. “Berbeda Haluan Satu Tujuan : Pandangan Soeara Oemoem,
Persatoean Indonesia Dan Dau’lat Ra’jat Terhadap Ordonasi “Sekolah Liar”
(1932)”. Skripsi. Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Indonesia.2008.Depok hlm 1

4
penggerak tersebut merupakan para pemuda bumiputera terdidik karena mereka

politik etis saat itu.6

Pada masa awal pergerakan banyak tokoh yang berkecimpung dalam

pers diantaranya ialah Abdul Rivai, R.M Tirto Adhi Soerjo, Dja Endar Moeda,

dan Datoek Soetan Maharaja dan tokoh yang terkenal idealis yakni Haji Agus

Salim. Tak lama kemudian para tokoh pergerakan tersebut menunjukkan

keterpihakannya terhadap salah satu partai politik, dan juga membawa prinsip-

prinsip partai yang membawa nilai-nilai pembelaan terhadap rakyat dalam

bidang politik maupun ekonomi. 7 Ini menunjukkan bahwa pers adalah alat

untuk menyatukan kesadaran kolektif rakyat Indonesia. 8

Haji Agus Salim merupakan tokoh penting dalam sejarah pendirian

bangsa ini. Ia merupakan orang Minang yang lahir pada tanggal 8 Oktober 1884

di Kota Gadang Bukittinggi, Sumatera Barat. Bapak dari Haji Agus Salim

merupakan pejabat tinggi, sehingga ia mendapatkan akses pendidikan di HBS

(Hogere Burger School) yang mana merupakan sekolah yang didirikan oleh

6
Trahmat Baniam.”Kiprah Politik Agus Salim dalam Sarekat Islam (1915-
1940)”. Skripsi. Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan Budaya Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2017.Yogyakarta. hlm 1
7
Ibid. hlm 2
8
Rhoma Dwi Aria Yuliantri, M. Pd. “Agus Salim : Pers, Nasionalisme, Pers,
dan Pendidikan”. Laporan penelitian. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Yogyakarta 2004. Yogyakarta. hlm 4

5
Belanda.9 Haji Agus Salim pertama kali memulai karirnya dengan menjadi

Konsulat Belanda di Jeddah, Hijaz pada tahun 1906 hingga 1911. Pengalaman

ia ketika bersentuhan dengan masyarakat Arab telah dilalui nya. Termasuk

bergaul dengan Syekh Ahmad Khatib merupakan Imam Besar Masjidil Haram.

Selama di Makkah haji Agus Salim merasa kembali mendapatkan

keimanannya, karena telah lama berada dipusaran pergaulan orang orang Eropa

( menempuh pendidikan di ELS dan HBS). 10

Haji Agus Salim sebelum terjun ke dunia politik, ia aktif pada surat

kabar karena kemampuannya dalam menulis membuat ia tertarik bergabung.

Surat kabar merupakan salah satu alat media massa yang saat itu sangat popular

ditengah masyarakat Indonesia. Telah berdiri nama surat kabar yang diinisiasi

oleh para pribumi diantaranya ialah Budi Utomo, Darmo Kondo, Utusan

Hindia, dan Fadjar Asia dan masih banyak lagi. 11 Haji Agus Salim pun telah

9
Rhoma Dwi Aria Yuliantri, M. Pd. “Agus Salim : Pers, Nasionalisme, Pers,
dan Pendidikan”. …………op.cit. hlm 4
10
M.Najmuddin. Linda Sunarti. ”Peran Politik Haji Agus Salim dari Masa
Pergerakan Politik Nasional hingga Masa Republik Kemerdekaan (1908-1949)”.
Skripsi. Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Depok .2017. hlm
2
11
Ika Apriani Kusuma Dewi. 2011. “Peran Iklan Dalam Mengisi
Kemerdekaan : Studi Kasus Surat Kabar Merdeka 1945-1949”. Skripsi. Ilmu Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. 2011. Depok. hlm 1

6
banyak melakoni aktivitas jurnalistik baik menjadi redaktur utama, pimpinan

surat kabar maupun sebagai penulis aktif diberbagai surat kabar yang tidak

dipimpinnya.12 Haji Agus Salim merupakan tokoh pers yang sering disebut

sebagai “Kepala redaksi, Berkepala Batu”. Karena benar benar memegang

teguh kebenaran dan apa yang ia yakini benar. Prinsipnya dalam dunia pers

diibaratkan sebagai batu yang lantang untuk digoyah dan dihancurkan. Tak ada

seorang pun yang mampu mempengaruhi sikapnya dalam melakoni profesinya

sebagai jurnalis. 13

Pada masa awal pergerakan , para kaum muda telah menghasilkan

banyak karya dan memegang jabatan penting. Kebanyakan tokoh - tokoh

penting pada masa pergerakan merupakan tokoh jurnalis diberbagai surat

Kabar. Diantaranya “The Fathers of The Founding Fathers”(bapak dari bapak

pendiri bangsa) sekaligus tokoh “The Fathers of Sarekat Islam” (bapak dari

12
Sebelum masuk ke dunia pers, Haji Agus Salim merintis karir nya menjadi
penerjemah, hingga kemudian ia masuk dunia pers pada surat kabar Neratja. Pada
saat itu ia berposisi sebagai wakil pimpinan.
13
Administrator.(nama disamarkan).Tempo. 2013 .“Wartawan Tanpa
Kompromi”. /majalah.tempo.co/read/laporan-khusus/143233/wartawan-tanpa-
kompromi?read=true diakses pada tanggal 8 Mei 2020 pada pukul 15.00

7
Sarekat Islam) yaitu H.O.S Tjokroaminoto14 ia merupakan pemimpin Oetoesan

Hindia dan Sinar Djawa, selain itu ia membersamai Haji Agus Salim juga

dalam memimpin surat kabar Fadjar Asia15

Selain H.O.S Tjkroaminoto ada juga “Tiga Serangkai” yakni Douwes

Dekker, Ki Hajar Dewantara dan Dr. Tjiptomangunkusumo mereka sama sama

mengelola surat kabar De Express. Kemudian teman satu kos Soekarno,

Semaoen pada usia nya yang sangat belia yakni 18 tahun telah memimpin surat

kabar Sinar Djawa, yang mana itu merupakan posisi yang lumrah dijalankan

oleh tokoh yang cukup senior. Akan tetapi Semaoen telah membuktikan

pemikiran dan kemampuannya pantas disandingkan dengan usia diatas 30

tahun. Ki Hajar Dewantara memimpin surat kabar Persatoean Indonesia.

Kemudian Soekarno menjadi pemimpin redaksi dari surat kabar fikiran rakyat.

Mohammad Hatta dan Sjahrir memimpin Daulat Ra’jat. Kemudian yang

14
Sumarno.”Perjuangan Bernegara Demokrasi H.O.S Tjokroaminoto :
Telaah Historis Pemikirannya Dalam Pergerakan Nasional Sarekat Islam 1912-
1934”. Tesis. S2 Universitas Indonesia. Depok. hlm 1
15
Dapat dilihat dalam sumber asli pada halaman awal surat kabar Fadjar
Asia. Setiap edisi yang dikeluarkan oleh surat kabar tersebut selalu dicantumkan
nama H.O.S Tjktroaminoto dan haji Agus Salim sebagai pemimpin redaktur daripada
surat kabar Fadjar Asia.

8
terakhir yakni Haji Agus Salim sudah dipercaya menjadi pemimpin surat kabar

Fadjar Asia. 16

Salah satu sumbangsih Haji Agus Salim pada masa pergerakan, yaitu

dengan melontarkan kritik kepada siapa saja, termasuk pemerintah Hindia

Belanda. Tulisan tulisan Haji Agus Salim merupakan risalah sepenggal

daripada pemikirannya tentang negara, pendidikan, budaya, agama, sejarah dan

politik, tulisannya itulah yang mempengaruhi pemikiran para pembacanya.

Tulisan Haji Agus Salim di surat kabar yang ia pimpin antara lain Hindia Baroe,

Fadjar Asia, Oetosan Hindia.17 Haji Agus Salim pun mendapatkan posisi

sebagai pimpinan redaksi pada surat kabar Neratja. Posisi yang sebelumnya

ditempati oleh Abdoel Moeis. Neratja ditangan Haji Agus Salim semakin
18
menunjukkan jati dirinya sebagai surat kabar oposisi yang kritis.

16
Rhoma Dwi Aria Yuliantri, M. Pd. “Agus Salim : Pers, Nasionalisme, Pers,
dan Pendidikan”. …………op.cit. hlm 12
17
Tulisan tulisan asli dari haji Agus Salim dapat dilihat pada buku “Seratus
Tahun Hadji Agus Salim” buku tersebut merangkum beberapa tulisannya di surat kabar
dan sudah disusun berdasarkan ejaan bahasa Indonesia yang sudah disempurnakan. Ini
satu satunya buku yang melampirkan tulisan asli haji Agus Salim pada masa ia aktif
dalam dunia pers.
18
Administrator. Tempo. 2013. “Wartawan Tanpa Kompromi”.
majalah.tempo.co/read/laporan-khusus/143233/wartawan-tanpa-
kompromi?read=true. Diakses pada tanggal 9 Mei 2020 pada pukul 13.27

9
Tulisan dari Haji Agus Salim tak hanya “tertempel” pada surat kabar

yang ia pimpin. Akan tetapi tulisan Haji Agus Salim bisa kita temui pada

surat kabar Moestika, Pedoman Masjarakat, Pembela Islam, Bendera

Islam,19 Selain itu Haji Agus Salim juga menulis gagasannya di surat kabar
20
yang didirikan Belanda yaitu bernama Het Licht. Baik tulisan yang

bertemakan agama maupun budaya. Haji Agus Salim pun juga

menyampaikan gagasannya terkait Nasionalisme, sebagaimana yang

dilakukan tokoh- tokoh pergerakan pada masa itu. Oleh karena itu, tak heran

apabila pers perannya sangat menonjol pada masa pergerakan. Dalam

sebuah pepatah mengatakan “Pers menjadi alat penyiaran faham dan

pikiran yang amat berpengaruh, menanggung satu kewajiban yang sangat

penting berhadapan dengan nasib bangsa dan tanah air”21 demikian Haji

19
Dapat dilihat pada buku “Seratus Tahun Haji Agus Salim” terbit cetakan
kedua pada tahun 1996 yang diterbitkan oleh penerbit SH. Buku tersebut langsung
diterbitkan oleh panitia serratus tahun haji Agus Salim sebagai bentuk pernghargaan
atas dedikasi haji Agus Salim dalam membangun bangsa, termasuk dalam dunia pers.
Isi dari buku tersebut antara lain ialah berisi kumpulan tulisan haji Agus Salim dalam
berbagai surat kabar mainstream yang terbit pada zaman kolonialisme.
20
Pada surat kabar ini haji Agus Salim menulis beberapa topik permasalahan
yang berkaitan dengan pemikiran Islamnya, beberapa gagasannya berkaitan dengan
“Cadar dan Harem” kemudian pandangannya terkait dengan “Hasrat Manusia
Kepada Agama”.
21
Pepatah ini merupakan ucapan haji Agus Salim yang mengemukakan alasan
dia berkontribusi dalam dunia pers. Ucapan tersebut ia sampaikan pada salah satu sura

10
Agus Salim berujar tentang pentingnya pers dalam pergerakan Indonesia.
22

Ucapan Haji Agus Salim tersebut dapat menggambarkan

bagaimana pada saat itu eksistensi surat kabar bumiputera memiliki peranan

besar dalam membangun persatuan. Tak hanya Haji Agus Salim yang pada

saat itu ikut meramaikan tulisan dalam surat kabar. Banyak tokoh

pergerakan direpublik ini turut memberi kritik terhadap penindasan yang

dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda.

Haji Agus Salim memiliki andil besar dalam membangun bangsa

ini dari nol.23 Peran ia dalam dunia politik tak diragukan lagi

kemampuannya, karena kepandaian dalam pikirannya yang membuat ia

sangat berwawasan luas. Haji Agus Salim merupakan tokoh yang hidup

pada 3 zaman yakni pada masa penjajahan Belanda, kependudukan Jepang,

kabar, dikutip oleh Solichin Salam dalam Rhoma Dwi Aria Yuliantri, M. Pd Rhoma
Dwi Aria Yuliantri, M. Pd. “Agus Salim : Pers, Nasionalisme, Pers, dan Pendidikan”.
…………op.cit. hlm 14
22
Pertanyaan tersebut dilayangkan Haji Agus Salim, karena melalui pers, para
tokoh Bumiputera secara tidak langsung memberikan pendidikan kepada bumiputera
yang tak semua mendapatkan distribusi pendidikan tersebut. Selain juga digunakan alat
propaganda tokoh tokoh bumiputera untuk mempersatukan rakyat.
23
Bustomi Menggugat. “Salimisten Pemikiran Politik (Luar Negeri) Haji Agus
Salim”. (Surabaya. Pustaka Saga.2016) hlm 5

11
dan pada masa zaman pasca kemerdekaan. 24 Selain memiliki kemampuan

dalam berpolitik, Haji Agus Salim memiliki kemampuan dalam dunia

kepenulisan atau jurnalis. Haji Agus Salim merupakan tokoh yang memiliki

perhatian terhadap bangkitnya jiwa nasionalisme. Pemikiran tersebut

tercermin dari tulisannya yang bertemakan persatuan.25

Peran Haji Agus Salim dalam pers tak hanya terfokus pada hasil

tulisan ia dalam surat kabar. Berbagai tulisan yang ia torehkan dalam bentuk

buku patut menjadi catatan. Total karya tulisannya dalam bentuk buku

berjumlah 5 buku, diantaranya Riwajat Kedatangan Islam di Indonesia,


26
Dari Hal Ilmu Quran, Muhammad voor en de Hijrah, Jejak Langkah Haji

Agus Salim (kumpulan karya Agus salim yang dikomplikasi koleganya,

24
M.Najmuddin. 1017.”Peran Politik Haji Agus Salim dari Masa Pergerakan
Nasional Hingga Revolusi Kemerdekaan (1908-1949)”. Skripsi. Ilmu Sejarah Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Depok. hlm 1
25
Rhoma Dwi Aria Yuliantri, M. Pd. 2012. “Agus Salim : Pers, Nasionalisme
dan Pendidikan”.Jurnal Artikel. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta. hlm 14
26
Draft dari buku Riwajat Kedatangan Islam di Indonesia peneliti akses pada
https://b-ok.cc menyediakan akses digital draft dari salah satu buku haji Agus Salim.
Buku yang ia tulis menggunakan ejaan lama tersebut memuat pandangan haji Agus
salim tentang periode riwayat masuknya ajaran islam di Indonesia.Keberadaan sumber
premier ini sangat penting dalam sumbangsih wawasannya tentang Islam

12
Oktober 1954)27 dan buku dengan Bahasa Belanda berjudul Gods Laatste

Boodschap. Kemudian pada tahun 1952 setelah Haji Agus Salim keluar

dari dunia politik, dia kemudian menghabiskan masa tuanya dengan

menulis satu buku yang berjudul “Bagaimana Takdir, Tawakkal, dan

Tauchid Harus di Pahamkan”. Buku tersebut kemudian disempurnakan

dengan judul “Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan

Tawakkal”.28

Bahkan seorang sastrawan terkemuka bernama Buya Hamka pernah

mengatakan seperti ini “Bila kita membicarakan soerang haji Agus Salim,

kita akan teringat seorang pujangga, seorang filosof, seorang jurnalis,

seorang orator ulung, seorang politikus, seorang pemimpin rakyat, seorang

pemimpin surat kabar pula dan juga seorang ulama. Tuhan jarang sekali

menurunkan sosok ini ke dalam ala mini, apalagi kepada suatu bangsa”

27
Pada dasarnya buku “Jejak Langkah Hadji Agus Salim” bukan merupakan
karya orisinil dari haji Agus Salim . Buku tersebut berisikan tentang sepak terjangnya
selama hidup. Segala jejak perjalnannya dirangkum dalam buku tersebut. Buku
tersebut termasuk langka, dan peneliti mendapatkan keberadaan buku tersebut di
perpustakaan medayu Surabaya.
28
Dewi Ratna. Merdeka. 2016. “Kisah Haji Agus Salim Pejuang
Kemerdekaan yang Juga Menekuni Jurnalistik” . m.merdeka.com/pendidikan/kisah-
agus-salim-pejuang-kemerdekaan-yang-juga-menekuni-jurnalistik.html diakses pada
tanggal 10 Mei 2020 pada pukul 13.02

13
Dari kutipan tersebut terdapat kemampuan Haji Agus Salim dalam berbagai

bidang, ini menunjukkan tingkat kecerdasan dan intelektualitas seorang haji

Agus Salim yang sangat memumpuni.29

Kritikan keras terhadap pemerintah tak hanya dilakukan oleh Haji

Agus Salim akan tetapi seorang RM Tirto Adisuryo (1875-1918) juga

memiliki kritik keras terhadap pemerintah melalui surat kabarnya bernama

Medan Prijaji . RM Tirto Adisuryo peduli terhadap penindasan yang

diderita oleh rakyat. Berbagai pemikiran Haji Agus Salim banyak

dicurahkan dalam karya tulisanya 30. Ada beberapa surat kabar yang pernah

digarap dan dipimpinnya ketika karir jurnalistiknya dimulai pada harian

Neratja sebagai redaktur II, berturut juga pernah jadi redaktur dan

pemimpin redaksi dari Hindia Baroe, Bendera Islam, Fadjar Asia dan

Moestika. Idealisme seorang Haji Agus Salim tak hanya tercermin pada

ucapanya saja. Dari semua surat kabar tersebut tak ada satu pun yang

bertahan lama. Alasan terkuatnya karena disebabkan Haji Agus Salim kuat

29
Rhoma Dwi Aria Yuliantri, M. Pd .”Agus Salim : Pers, Nasionalisme dan
Pendidikan”. Jurnal Ilmiah. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta. hlm 13
30
Hasanul Rizqa. Republika. 2019. “Haji Agus Salim : Jurnalis Andal,
Berjiwa Sosial”. www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
digest/png76l458/haji-agus-salim-jurnalis-andal-berjiwa-sosial. Diakses pada
tanggal 9 Mei 2020 pada pukul 21.00

14
dalam memegang idealismenya dalam menulis. 31 Dari semua surat kabar

tersebut, pada surat kabar Mustika tercatat merupakan surat kabar paling

cepat tutup dibandingkan dengan surat kabar lainnya. 32

Menjelang kemerdekaan Indonesia, Haji Agus Salim merupakan

salah satu tokoh sentral yang turut merumuskan dasar negara Indonesia.

Haji Agus Salim merupakan salah satu anggota panitia Sembilan yang

berguna menyempurnakan dasar negara Indonesia. 33

Rangkuman yang telah peneliti sampaikan merupakan peranan Haji

Agus Salim pada masa awal pergerakan. Kontribusi serta idealisme yang

selalu ia pegang teguh dalam memimpin surat kabar merupakan sebuah

teladan bagi siapapun yang membaca kisah hidupnya. Keteguhan prinsip

dalam menjalankan surat kabar diharapkan dijadikan panutan bagi siapapun

yang bergerak pada dunia pers. Selain itu melalui karya ini diharapkan

dapat membangun kesadaran akan pentingnya membaca biografi tokoh para

pendiri republik ini. 34

31
Hasanul Rizqa. Republika. 2019. “Haji Agus Salim : Jurnalis Andal,
Berjiwa Sosial”……op.cit.
32
Pada surat kabar Mustika tercatat hanya mampu bertahan 8 bulan pada saat
dipimpin oleh haji Agus Salim.
33
Fadel Siswanto. 16 November 2017 kumparan.com/fadel-
siswanto/menengok-sejarah-mengenal-sosok-k-h-agus-salim-dari-panitia-sembilan
34
Ibid

15
Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa latar belakang

peneliti tertarik membahas Haji Agus Salim adalah, Pertama peneliti

tertarik untuk mengetahui latar belakang kehidupan dari haji Agus Salim

dan tertarik untuk mengetahui struktur pemikiran Haji Agus Salim. Kedua,

dengan mengetahui pemikirannya maka peneliti ingin mengetahui pula

peran Haji Agus Salim pada masa awal pergerakan. Berangkat dari dua

latar belakang tersebut maka akan diketahui korelasi pemikiran Haji Agus

Salim pada masa-masa pergerakan. Guna mengetahui pemikiran Haji Agus

Salim maka peneliti perlu menganalisis tulisannya diberbagai surat kabar.

B. Rumusan Masalah

Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian latar belakang

permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

struktur pemikiran Haji Agus Salim dan juga sumbangsihnya pada masa

pergerakan. Untuk menjawab permasalahan utama tersebut, maka peneliti

telah menyajikan rumusan pertanyaan atau masalah sebagai berikut ini :

Peran Agus Salim Pada Masa Awal Pergerakan Tahun 1917-1945 ?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan ditulisnnya penelitian sejarah pemikiran sekaligus

biografi, berguna menjelaskan pesan tersirat maupun tersurat tentang

hikmah dibalik kehidupan tokoh tersebut. Dalam penelitian ini pun

16
bertujuan untuk mengetahui peran Haji Agus Salim kemudian pada

akhirnya peneliti akan mengetahui struktur pemikiran Haji Agus Salim

dalam cara berfikirnya. Sehingga dari sumbangsih tulisan yang

sumbang di surat kabar mampu memberi arti lebih bagi bangsa

Indonesia.

Manfaat dalam penelitian ini secara teoritis dalam dunia

akademis tentu akan menjadi salah satu sumbangsih dalam hal ilmu

pengetahuan, khususnya pada bidang sosial. Selain itu dalam penelitian

ini mampu bermanfaat bagi mahasiswa lainya dalam mencari bahan

penelitian dengan tema yang sama. Adapun manfaat penelitian ini bagi

studi sejarah yakni dapat menjadi penyumbang judul penulisan sejarah

pemikiran dan biografi Haji Agus Salim dengan fokus pembahasan

kepada perannya pada masa awal pergerakan hingga kemerdekaan dan

juga banyak membahas sepak terjang Haji Agus Salim diberbagai surat

kabar.

Selama ini penulisan biografi Haji Agus Salim telah banyak yang

mengangkat dari perspektif politik, pemikiran, nasionalisme, dan

diplomasi . Selain itu, penelitian ini mampu menjadi sumbangsih bagi

dunia penelitian. Keberadaan penelitian ini bisa menjadi bahan referensi

dalam mencari sumber sumber premier melalui footnote peneliti

cantumkan pada setiap halaman penelitian ini.

17
Secara khusus penelitian sejarah ini bisa menjadi bahan lanjutan

peneliti dalam melanjutkan jenjang akhir dari tahap perkuliahan yakni

skripsi. Diharapkan berangkat dari penelitian ini menjadi start yang

baik dalam menggali lebih dalam para tokoh pendiri bangsa salah

satunya adalah Haji Agus Salim. Dalam penelitian ini telah dirumuskan

perspektif yang berbeda dalam melihat riwayat hidup Haji Agus Salim.

Perspektif tersebut peneliti cantumkan dalam rumusan masalah yang

mana akan diuraikan secara gamblang dalam bab pembahasan.

Manfaat dari penelitian ini yakni dapat memahami secara lebih

dalam latar belakang kehidupan Haji Agus Salim selama ia hidup.

Karena dari perjalanan kehidupan mampu menjadi tolak ukur atas

output gaya kepemimpinan dan pemikirannya. Berangkat dari

pemahaman itulah dapat mengetahui sumbangsih Haji Agus Salim pada

masa pergerakan.

Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi para

mahasiswa untuk memperluas khazanah pengetahuan terkait dengan

biografi tokoh nasional. Selain itu melalui penelitian ini dapat dijadikan

bahan penelitian bagi para akademisi dan menjadi bahan bacaan bagi

masyarakat umum.

18
D. Ruang Lingkup Penulisan

Adapun tujuan dituliskannya penelitian biografi ialah guna

menjelaskan pesan pesan tersirat maupun tersurat tentang hikmah

dibalik kehidupan tokoh tersebut.

Penelliti menggunakan batasan temporal yakni 1917-1945,

karena pada saat 1917 merupakan tahun dimana Haji Agus Salim

memulai karir jurnalisnya di pers, yang mana pada saat itu pers

merupakan alat perjuangan dalam merebut kemerdekaan. kemudian

peneliti tarik hingga tahun 1945 yakni pada masa Indonesia merdeka,

karena masa-masa pergerakan Indonesia terbentang pada tahun periode

tersebut..35

Kemudian secara metodologis tema dari penelitian ini termasuk

kedalam ruang lingkup penelitian sejarah pemikiran sekaligus biografi.

Sedikit banyak akan mengulas latar belakang kehidupan Haji Agus

Salim, pemikiran, dan sumbangsihnya pada masa pergerakan.

E. Kerangka Konsep

35
Administrator (tidak ditulis nama peniulisnya), “Wartawan Tanpa
Kompromi” https://majalah.tempo.co/read/laporan-khusus/143233/wartawan-tanpa-
kompromi diakses pada tanggal 3 Mei pukul 13.09

19
Penelitian tentang peran Haji Agus Salim dalam pers mengacu

pada aktivitas Haji Agus Salim selama hidup. Bagaimana seluruh

sumbangsih Haji Agus Salim pada masa pergerakan dijelaskan pada

penelitian ini. Kerangka berpikir dalam penelitian ini perlu menjadi

tolak ukur yang jelas dalam mengintrepretasikan sosok seorang Haji

Agus Salim. 36

Dalam penulisan ini peneliti menggunakan pendekatan historis

(sejarah). Pendekatan sejarah merupakan pendekatan yang berguna

merekonstruksi masa lalu. Ciri utama pendekatan ini terletak pada

penulisannya secara sinkronis (periodik). Kebenaran sejarah terletak

dalam kesediaan sejarawan untuk meneliti sumber sejarah secara tuntas,

sehingga diharapkan ia akan mengungkap secara objektif. Jadi, hasil

yang diharapkan diupayakan memiliki relevansi antara pemahaman

peneliti sejarah dengan fakta yang ada. 37

Penyajian pun memiliki 3 fase atau bagian dalam

mengerjakannya yakni (1) Pengantar, (2) Hasil Penelitian, dan (3)

36
Faris Rohman. “Peran Haji Agus Salim Tentang Relasi Islam dan Negara
Nasional Indonesia”. Skripsi. Siyasah Jinayah Fakultas Syariah Institut Agama Islam
Negeri Sunan Ampel. 2011. Hlm 6
37
Kuntowijoyo. “Pengantar Ilmu Sejarah”. (Yogyakarta: Tiara Wacana,
2013), hlm. 10

20
Simpulan. Pada bagian pengantar peneliti mengemukakan latar

belakang permasalahan (yang berupa lintasan sejarah), historiografi dan

pendapat kita tentang tulisan orang lain. Kemudian pertanyaan yang

diajukan pada bagian pengantar ini dijawab melalui teori dan konsep

yang dipakai dan sumber-sumber sejarah. 38

Pada bagian hasil penelitian peneliti mengemukakan kemampuan

penulis dalam menyajikan penelitian dan riset. Tidak lupa peneliti

bertanggung jawab dalam menyampaikan fakta yang disertai data yang

mendukung (sumber primer maupun sekunder). Terakhir, bagian

simpulan merupakan generalization dari yang sudah dijelaskan dalam

bab-bab sebelumnya dan social significance penelitian. 39

Adapun yang menjadi tema penelitian ini adalah sejarah

pemikiran. Secara terpisah, Menurut KBBI “Kamus Besar Bahasa

Indonesia” pemikiran merupakan proses, cara, perbuatan, memikir.

Sehingga apabila digabung dengan sejarah pemikiran memiliki makna

tersendiri. Tema penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pemikiran

tokoh.Pun, penelitian ini termasuk pada tema biografi.

38
Ibid. hlm. 81
39
Ibid. hlm. 81

21
Sejarah pemikiran menurut Roland S. Stomberg, menjelaskan

sejarah pemikiran merupakan terjemahaan dari history of thought,

history of ideas, atau intellectual history, yang mana dapat didefinisikan

sebagai the study of the role of ideas in historical events and process. 40

Menurut R.G. Collingwood dalam idea of History mengatakan

bahwa semua sejarah adalah merupakan produk dari sejarah pemikiran,

pemikiran dilakukan oleh seorang individu tokoh dan kemudian

sejarawan hanya menceritakan kembali pemikiran masa lalu itu. 41

Lebih lanjut Kuntowijoyo dalam bukunya “Metodologi sejarah

edisi 2” mengatakan dalam sejarah pemikiran ada 2 hal pokok yang

harus dibahas, yaitu siapa pelaku dana apa tugas sejarah pemikiran.

Pada sejarah pemikiran pasti ada pelaku atau individu (tokoh) yang

menjadi subyek pemikiran (M.Natsir, Haji Agus Salim,Soekarno. Tan

Malaka), gerakan sosial (marxisme, kapitalisme, marhaenisme) dan

pemikiran kolektif (MUI, Muhammadiyah, NU,Persis)

Adapun tugas sejarah pemikiran meliputi pemikiran-pemikiran

besar yang berpengaruh pada kejadian bersejarah. Kemudian , melihat

konteks sejarahnya tempat ia muncul, tumbuh dan berkembang dan

40
Roland N. stomberg European intellectual history since 1789 9new York Meredith century
croft, 1968) dalam Kuntowijoyo. “metodologi sejarah edisi 2” hlm 189.
41
R.G Collingwood . The idea of history dalam kuntowijoyo “metodologi sejarah edisi 2” hlm
190

22
terakhir yakni pengaruh pemikiran pada masyarakat bawah. Pada poin

terakhir merupakan bobot yang berat karena beberapa sumber

(perkataan, dokumentasi, sumber tertulis) telah menyebar diberbagai

tempat. Sehingga sejarawan harus hati-hati, melakukan seleksi dan

verifikasi. 42

Selain itu Kuntowijoyo juga menjelaskan sejarah pemikiran

mempunyai 3 macam pendekatan , yaitu kajian teks, kajian konteks

sejarah,, dan kajian hubungan antar teks dan masyarakatnya. Pada poin

terakhir, pemikiran tokoh hendaknya dirasakan oleh masyarakat.


43
Seperti pemikiran Haji Agus Salim digunakan para pemuda untuk

merebut kemerdekaan Indonesia.

Sejarah pemikiran ini tentu tidak lepas dari tema biografi yang

mana menjelaskan terkait kisah seorang tokoh Haji Agus Salim. Dalam

KBBI “Kamus Besar Bahasa Indonesia” biografi merupakan riwayat

hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain. Dapat disimpulkan bahwa

biografi merupakan rangkaian karya tulis yang mengandung kisah

hidup dari seorang tokoh. Adapun tokoh yang ditulis biasanya yang

sudah meninggal, sebagai bentuk mengenang jasa dari tokoh tersebut.

42
Kuntowijoyo. “Metodologi sejarah edisi kedua” tiara wacana. 2003.yogyakarta. hlm 191

43
Ibid. hlm 191

23
Menurut Toyidin (2013 : 292) biografi merupakan riwayat hidup

seorang tokoh yang ditulis oleh orang lain. Pada umumnya para

pembaca sangat ingin mengetahui pemikiran dan latar belakang dari


44
tokoh tersebut mulai dari lahir hingga dewasa. Dari kisah tersebut

maka dapat diambil hikmah dan keteladannya bagi para pembaca.

Kuntowijoyo dalam bukunya yang berjudul metodologi sejarah

edisi ke-2 mengatakan bahwa biografi merupakan karya yang banyak

ditulis oleh penulis yang tidak memiliki latar belakang ilmu Sejarah.

Penulisan biografi ini tidak memiliki perhatian khusus dari sejarawan

itun sendiri dikarenakan minimnya sumber yang didapat. Sehingga

penulisan biografi ini banyak diambil oleh jurnalis. Menurut

kuntowijoyo biografi atau catatan tentang hidup seseorang itu,

meskipun sangat mikro., yang menjadi gambaran dari tokoh tersebut. 45

Biografi dibagi menjadi 2 yaitu, biografi dan novel biografi.

Dalam buku biografi, murni dikisahkan latar belakang kehidupan tokoh

yang mana diodalamnya harus mengandung historical authenity,

historical faithfulness, dan historicity of local colour. Bila novel

biografi, sebagaimana dalam buku Soekarno yang ditulis oleh

44
Rizka Mifta. 01/06/2020. https://www.brilio.net/wow/pengertian-teks-biografi-menurut-
para-ahli-dan-ciri-lengkap-2006016.html diakses pada tanggal 15 agustus 2020 pukul 17.10
45
Kuntowijoyo. 2003. “metodologi sejarah edisi 2” tiara wacana. Yogyakarta. 2003. Hlm 203

24
Ramadhan. K.H Kuantar ke gerbang menceritakan tentang kehidupan

Bandung tahun-tahun 20-an. 46

Defunisi lain menjelaskan bahwa biografi tersusun dari biografi

singkat dan biografi panjang, yang mana pada biografi singkat tersebut

mengandung fakta fakta penting. Kemudian biografi panjang tersebut

diceritakan secara detail dan menggunakan gaya bercerita yang baik,

yang mana dapat menarik minat pembaca. 47

Menurut lembaga pemdidikan Kemendikbud, menjelaskan

bahwa karya tulis biografi merupakan teks yang mengisahkan tokoh dan

peristiwa maupun masalah yang sedang dihadapinya. Dari situ maka

akan diambil hikmah dan pelajaran yang dapat diambil oleh pembaca.

Kisah dari tokoh tersebut bisa dijadikan pedoman hidup bagi siapa saja

yang membacanya. 48

Biografi tentu tidak lepas dengan yang namanya penokohan

dalam satu karya tulis biografi. Menurut Hidayati (2009: 34)

46
Ramadhan. K.H. kuantar ke gerbang. Kisah cinta ibu inggit dengan Bung Karno (Jakarta,
sinar harapan.,1981) dalam kuntowijoyo. “Metodologi Sejarah edisi 2”tiara wacana. 2003. Hlm 204

48
www.brilio.net/wow/pengertian-teks-biografi-menurut-para-ahli-dan-ciri-lengkap-
2006016.html diakses pada tanggal 15 agustus 2020 pada pukul 19.13

25
Pembentukan karakter dalam karya biografi merupakan cara penulis

metransfer karakter tokoh ke pembaca. 49

F. Tinjauan Pustaka

Kepustakaan atau sumber penelitian merupakan alat yang sangat

penting dalam menyusun dan menformulasikan suatu hasil penelitian

.salah satu literatur ataupun sumber penelitian bisa didapatkan dari

berbagai macam bentuk sumber. Diantaranya bisa didapatkan dari buku,

artikel, majalah dan jurnal ilmiah yang telah teruji kredibilitasnya.

Pustaka pustaka tersebut sangat membantu dalam proses penyusunan

argumentasi peneliti dalam menyajikan suatu peneliitian yang dapat

dipercaya oleh pembaca.

Adapun kepustakaan dalam konteks penelitian biografi tentu

memiliki kaidah tersendiri. Terdapat poin titik berat dalam

menceritakan kisah hidup dari seorang tokoh. Kaidah biogafi tersebut

di design sedemikian rupa guna mengambil inti sari hikmah dari

perjalanan hidup seorang Biografi tokoh. Obyektifitas pustaka tersebut

49
“Pembelajaran Menganalisis Perwatakan dalam teks biografi dengan menggunakan
metode penemuan (discovery method) pada siswa kelas VIII SMP Pasundan 1 Kota Bandung Tahun
Pelajaran 2015/2016” . Universitas Pasundan. Bandung

26
menyajikan seluruh kisah hidup tokoh. Seperti menyajikan kisah

politik, pemikiran, keluarga dan pencapaian tokoh tersebut.

Banyak literatur yang membahas tentang perjalanan hidup dari

Haji Agus Salim. Peneliti akan menitik beratkan pada rumusan masalah

yang telah dibuat. Adapun buku yang akan dipakai, peneliti akan

menggunakan beberapa buku sesuai kebutuhan penelitian. Selain buku

peneliti akan menggunakan jurnal, artikel maupun skripsi untuk

dijadikan bahan dalam penelitian ini. Beberapa literatur yang akan

dipakai untuk bahan pembanding di antaranya

St. Sularto (editor), H. Agus Salim (1884 – 1954) Tentang

Perang, Jihad dan Pluralisme (Jakarta: Gramedia, 2004). Buku ini

berisi kumpulan tulisan tulisan artikel dan sudut pandang dari berbagai

macam penulis yang memiliki berbagai macam latar belakang. Dalam

buku tersebut mengandung tulisan tulisan yan sangat lugas dari berbagai

macam pandangan seperti para akademisi, jurnalis, sejarawan, tokoh

organisasi. Tulisan tulisan mereka tentang gaya pemikiran Haji Agus

Salim sangat berbobot. Mereka menyusun kontruksi tulisan secara

sistematis dan mampu menyihir pembaca nya untuk mendalami setiap

arti kalimat tersebut. Dalam buku tersebut dibedah dengan “telanjang”

uraian pemikiran moderat seorang Haji Agus Salim dari berbagai

perspektif.

27
Untung S, “Mengikuti Jejak Agus Salim Dalam Tiga Zaman “

dalam buku ini mengandung penjelasan yang orisinil tentang kehidupan

Haji Agus Salim. Pada awal halaman buku ini menceritakan kisah masa

muda Haji Agus Salim kemudian menceritakan sepak terjang potilik

dari Haji Agus Salim. Untuk mendukung penjelasan kisah politik Haji

Agus Salim penulis juga memaparkan garis besar sejarah perpolitikan

yag ada di Indonesia. Termasuk menyinggung hubungan beliau dengan

tokoh Sarekat Islam yakni H.O.S Cokroaminoto. Diakhir buku ini

ditutup dengan anekdot atau kisah unik dari perilaku seorang Haji Agus

Salim. Buku ini cukup membantu dalam proses pengerjaan dari

penelitian ini.

Mukayat, “Haji Agus Salim Karya dan Pengabdianya” dalam

buku ini akan dijelaskan seluk beluk kehidupan dari Haji Agus Salim.

Mulai dari pemikiranya, pengabdianya dan sumbangsih intelektualnya.

Juga diceritakan cerita anekdot selama Agus Salim berkiprah di dunia

nasional maupun Internasional.Bisa dibilang ini buku sangat cocok

untuk penelitian ini yang membahas terkait peran pers Haji Agus Salim.

Buku ini bisa dikatakan buku yang cukup kredibel, karena disusun oleh

direktorat kebudayaan republik Indonesia dan buku terbilang cukup

lama usianya.

28
Buku “Seratus Tahun Haji Agus Salim” merupakan buku yang

sudah terbit pada tahun 1984 yang mana buku ini di tulis oleh tim panitia

peringatan seratus setelah Haji Agus Salim meninggal, Isi dari buku ini

merupakan kumpulan opini tentang Haji Agus Salim dari para tokoh

tokoh terkemuka. Buku ini sangat membantu, karena didalamnya

terdapat tulisan asli dai Haji Agus Salim pada surat kabar. Tentu akan

sangat membantu sekali dalam proses penelitian ini.

Buku “Djedjak Langkah Hadji Agus Salim : pilihan karangan

utjapan dan pendapat beliau dari dulu sampai sekarang” merupakan

buku yang berisi kumpulan karangan dan catetan Haji Agus Salim

selama beliau hidup. Buku ini ditulis pada tahun 1954. Memiliki

relevansi dengan judul penelitian ini. Karena memuat berbagai opini

terkait dengan Haji Agus Salim. Buku ini cukup kredibel karena buku

ini memuat kumpulan ucapan dan pendapat yang ia sampaikan selama

hidup. Berangkat dari situ dapat diartikan bahwa pendapat yang pernah

ia sampaikan bisa menjadi catatan penting dalam proses penyusunan

penelitian ini.

Buku “Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah”

karya Sartono Kartodirjo. Dikarenakan sumber utama yang dipakai

pada penelitian ini ialah berupa teks tulisan dalam berbagai surat kabar,

guna mengetahui pemikiran Haji Agus Salim. Buku ini mendukung

29
dalam penelitian ini, karena metode hermeneutika diperlukan dalam

memahami suatu teks.

G. Metode Penelitian

Metode penulisan sejarah ini adalah prosedur analitis yang

ditempuh Sejarawan untuk menganalisis penelitian sejarah. Kaidah

penelitian sejarah akan membantu peneliti dalam menguraikan

penelitian sejarah. Hal itu merupakan basis dan pegangan yang akan

membantu peneliti dalam menguraikan topik dalam penelitian sejarah.

Metode sejarah merupakan rangkaian untuk mengetahui apakah sumber

sejarah tersebut mampu dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Sehingga metode penelitian sejarah sangat diperlukan untuk landasan

berpikir dalam membuat penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah

merupakan pijakan dan tahapan dalam merumuskan penelitian sejarah

sehingga mampu menghasilkan penelitian sejarah yang komprehensif.

Adapun yang menjadi metode penelitian sejarah anatara lain

ialah heuristik , kritik, interpretasi, historiografi,. Selain itu, karena

penelitian ini bertujuan mengetahui pemikiran Haji Agus Salim melalui

tulisannya di berbagai surat kabar maka perlu ditambahkan metode

Hermeneutika (menafsirkan isi suatu teks).

30
Heuristik merupakan tahap pengumpulan sumber. Baik sumber

primer maupun sumber sekunder. Dalam hal ini sumber sumber tersbut

bisa berupa sumber lisan ( primer), dokumen tertulis. Dokumen tertulis

ini dapat berupa surat-surat, notulen- notulen rapat, kontrak kerja, bon

bon dan sebagainya. Dalam kaitanya dengan penelitian Haji Agus Salim

peneliti akan menggunakan sumber primer dari surat kabar yang pernah

memuat tulisan Haji Agus Salim dan sejumlah naskah asli pidatonya.

Beberapa sumber tersebut tersedia di perpustakaan nasional, Jakarta.

Selain itu peneliti akan menggunakan sumber sekunder yakni sejumlah

buku yang mengangkat Biografi Haji Agus Salim.

Kritik merupakan proses dimana peneliti mencoba menguji atau

mengetes keaslian dari sumber tersebut. Menggali dari mana sumber

tersebut berasal, tingkat kredibilitasnya dan subyek asal dari sumber

tersebut. Tahap kritik dibagi menjadi dua yaitu kritik ekstern yakni

kritik berguna untuk mengetahui otentisitas sumber. Kemudian selain

itu ada kritik intern yang bertujuan mengetahui kebenaran dan

kredibilitas dari sumber tersebut. Setelah dicari sumber primer tersebut.

Sumber asal dari surat kabar tersebut kredibel. Karena dokumen asli itu

tersimpan rapi dalam bentuk microfilm50

50
Sumber microfilm peneliti dapatkan di perpustakaan nasional Jakarta.

31
Interpretasi yaitu tahapan dimana peneliti menganalisis serta

menafsirkan fakta-fakta sejarah kemudian dihubungkan dengan

kronologis topik yang ingin diangkat. Teknik interpretasi menghasilkan

satu penggambaran yang utuh terkait fakta sejarah tersebut. Dari sumber

primer, sementara masih terkumpul oleh peneliti berjumlah 6. Sumber

primer tersebut merupakan kumpulan gagasan ia dalam bentuk tulisan

diberbagai surat kabar. Dari tulisan tersebut terdapat aneka ragam judul

dan isu yang diangkat oleh Haji Agus Salim. Interpretasi tersebut dapat

disimpulkan bahwa peran dari Haji Agus Salim terletak pada hasil

tulisannya dalam surat kabar. Hasil dari tulisan Haji Agus Salim

tersebut kemudian memberikan efek besar ketika ia mengkritisi

penindasan kaum buruh lewat tulisannya di surat kabar.

Setelah dari pemaparan terkait tahapan metode penelitian

sejarah, maka peneliti perlu memerhatikan aspek historiografi

(penulisan sejarah). Tahapan heuristik, kritik, dan interpretasi kemudian

dipadukan dalam penulisan sejarah. Hasil historiografi tersebut hampir

sekian persen telah digarap oleh peneliti melalui miniskripsi ini, yang

mana detail pemaparannya peneliti letakkan pada bab 2 dan 3.

Kemudian, metode penelitian sejarah ini diharapakan menjadi suatu

analisis yang diceritakan secara rapi dan sistematis agar penelitian

sejarah ini mampu dipahami dengan baik.

32
Terakhir, metode hermeneutika peneliti masukan sebagai

tambahan metode guna menganalisis sumber primer berupa tulisan Haji

Agus Salim diberbagai surat kabar. Hal ini diperlukan karena dalam

memahami pemikiran Haji Agus Salim diperlukan metode khusus guna

mengambil inti sari dari pemikiran seorang tokoh. Tentu, hermeneutika

akan dibantu dengan biografi Haji Agus Salim sebagai pendukung

analisis teks.

H. Sistematika Penulisan

Sesuai dengan judul dan pengggambaran secara umum diatas.

biografi Haji Agus Salim ini akan menceritakan secara

komprehensif perjalanan hidup dari Haji Agus Salim. Peneliti juga

membedah rumusan masalah yang menjadi pemasalahan yang ingin

peneliti angkat.

BAB 1 Pendahuluan

Bab ini peneiliti memaparkan tentang latar belakang sebagai

gambaran awal peneiliti tertarik untuk mengangkat topik ini. Kemudian

rumusan masalah berguna untuk menjawab masalah dari topik yang

sedang diangkat. Batasan masalah berguna mengetahui sejauh manakah

penelitian itu akan di eksplorasi. Manfaat dan tujuan penelitian berguna

mengetahui tujuan atau goal yang ingin dicapai oleh peneliti. Tinjauan

33
pustakan berguna dalam mendukung penelitian dan penulisan serta

metode penelituan agar penelitian terstruktur.

Terakhir, dibutuhkan metode Hermeneutika guna menafsirkan

teks tulisan. Karena dalam penelitian ini sangat mengandalkan sumber

tertulis berupa tulisan Haji Agus Salim diberbagai surat kabar. Menurut

Richard E. Palmer, membagi Hermenautika menjadi 6 definisi yaitu

sebagai metode menafsirkan kitab suci, sebagai landasan metodologis

ilmu kemanusiaan, sebagai pemahaman eksistensial, sebagai

pemahaman bahasa, sebagai metode filologi umum dan terakhir sebagai

metode penafsiran. Oleh karena itu, peneliti menggunakan definisi

hermeneutika sebagai pemahaman bahasa 51

BAB II Riwayat Kehidupan Haji Agus Salim

Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang kehidupan Haji Agus

Salim mulai dari beliau dibesarkan di kampung halaman hingga

perjalanan merantau Haji Agus Salim ke berbagai tempat. Dipaparkan

juga latar belakang karakter dari orang tua Haji Agus Salim.

BAB III Sepak Terjang Haji Agus Salim pada Masa Awal Pergerakan

51
Reza.A.A.Wattimena. rumahfilsafat.com/2010/01/02/memahami-hermeneutika/ diakses
pada tanggal 15 agustus 2020 pada pukul 7.33

34
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan bagaimana peran Haji

Agus Salim pada masa awal pergerakan. Haji Agus Salim merupakan

tokoh yang telah banyak berkecimpung pada periode pergerakan mulai

dari politik hingga pers. Jika di pers Haji Agus Salim banyak bergerak

dibeberapa surat kabar antara lain harian Neratja, Fadjar Asia, Bendera

Islam, Hindia Baroe, dan Moestika.

BAB IV Penutup

Pada bab ini merupakan penutup dan kesimpulan dari semua

pemaparan peneliti. Pada penutup ini mengurai kesimpulan rumusan

masalah secara ringkas dan padat. Sehingga berangkat dari penutup dan

kesimpulan ini pembaca mampu mengambil benang merah dari biografi

tokoh Haji Agus Salim.

35
Daftar Pustaka

 S. Untung. 1987. “Mengikuti Jejak H. Agus Salim Dalam Tiga Zaman” Jakarta.

Rosda Jaya Putra.

 Siulatro St. 2004. “Haji Agus Salim tentang perang, jihad dan pluralisme”.

Jakarta . gramedia pustaka utama.

 2016. BAB III “Biografi dan Pemikiran Hamka Tentang Pendidik dalam

Pendidikan Isla” UIN Wali Songo. Semarang.

 Herry Muhammad . 2006. Tokoh-tokoh islam yang berpengaruh pada abad

20, Jakarta, Gema Insan.

 Titiek W.S, 2006 . Nama saya: Hamka.

 “Sejarah Kelahiran Hamka”. UIN Sunan Ampel. Surabaya

 Puspitasari, Putri Dyah Wahyu. 2016. “Kepribadian Tokoh Utama Viktor

Larenz Dalam Roman Die Therapie Karya Sebastian Fitziek : Teori

Psikoanalisis”.Fakultas Bahasa dan Seni. UNY. Yogyakarta

 Huda ,Alamul . “Epistemologi Gerakan Liberalis, Fundamentalis, dan

Moderat Islam di Era Modern” Fakultas Syariah. UIN Maliki. Malang.

 Arinto, Tri,1989 “Peranan Haji Agus Salim dalam Sarekat Islam”, Fakultas

Adab dan HumaHumaniora, IAIN Sunan Ampel,Surabaya

 Najmuddin, Muhammad, Linda Sunarti, 2017.”Peran Politik Haji Agus Salim

dari Masa Pergerakan Nasional Hingga Revolusi Kemerdekaan Pada Tahun

36
(1908-1949)”, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,Ilmu Sejarah, Universitas

Indonesia, Depok

 Rohman, Faris, 2011.“Pemikiran Haji Agus Salim Tentang Relasi Islam dan

Negara Nasional Indonesia”, Fakultas Syariah, Siyasah Jisayah, IAIN Sunan

Ampel, Surabaya

 Yuliantri, Rhoma D.A, 2012“Agus Salim : Pers, Nasionalisme, dan

Pendidikan”, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta,

Yogyakarta

 Wartawan tempo, “wartawan tanpa kompromi”,

https://majalah.tempo.co/read/laporan-khusus/143233/wartawan-tanpa-

kompromi?read=true, jumat 27 Maret 2020

 Mukayat. “Haji Agus Salim : Karya dan Pengabdiannya”. (Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai

Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. 1985)

 Wildan Insan Fauzi dan Neni Nurmayanti Hasanah.APRIL 2019.”Diplomat

Dari Negeri Kata Kata (Diplomasi Haji Agus Salim pada Inter Asian Relation

Conference dan Komisi Tiga Negara)”. Historia : Jurnal Pendidik dan Peneliti

Sejarah Vol II no 2 repository.upi.ac.id.

 Panitia Peringatan seratus tahun Haji Agus Salim “Seratus Tahun Haji Agus

Salim” (Jakarta. Sinar Harapan.1984)

37
 Najmuddin.M, Linda Suniarti.”Peran politik Haji Agus Salim dari Masa

Pergerakan Nasional Hingga Revolusi Kemerdekaan (1908-1949)”. Skripsi.

Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Depok

 Baniam Rahmat. “Kiprah Politik Haji Agus salim Dalam Sarekat Islam”.

Skripsi. Sejarah dan Kebudayaan Islam Universitas Islam Negeri Sunan

Ampel Surabaya. 2017.

 Rohman Faris. “Pemikiran Haji Agus Salim tentang Relasi Islam dan dan

Negara Nasional Indonesia”. Skripsi.siyasah Jinayah Fakultas Syariah Institut

Agam Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. 2011

 Kusumadewi, Ika Apriani. “Peran Iklan dalam Mengisi Kemerdekaan : Studi

Kasus Surat Kabar Merdeka”. Skripsi. Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Indonesia. Depok. 2017

 Muhibin, Muhammad. “Politik Hijrah Perjuangan Partai Sarekat Islam

Indonesia dalam Melawan Pemerintah Kolonial Belanda tahun 1923-1940

M”. skripsi. Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga. 2009.

 Handayani, Farida Dwi. “Peranan K.H Agus Salim dalam Kancah

Perpolitikan Indonesia Masa Revolusi Fisik (1945-1950)”. Skripsi.

Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

2012. Yogyakarta

38
 Akhsan Nurul. “Studi Analisis Nasionalisme Islam Menurut Pemikiran Haji

Agus Salim”.Skripsi. Siyasah Jinayah Fakultas Syariah Institut agama Islam

Negeri Walisongo.2008

 Premeldy M.Fadel. “Konsep Kenegaraan dan Menurut Haji Agus Salim” .

Skripsi. Hukum Tata Negara Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Jakarta. 2019. Jakarta

 Iman, Nur.”Pemikiran Haji Agus Salim Tentang Islam”. Skripsi. Ilmu Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 2006

 Yuliantri, Rhoma Dwi Alia. “Haji Agus Salim “ Nasionalisme, Pers dan

Pendidikan”. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

2012.

 Menggugat, Bustomi. “Salimisten : Pemikiran Politik (Luar Negeri)Haji Agus

Salim”. (Pustaka Saga. Surabaya. 2016)

39
Lampiran

 Foto

Sumber : diambil dari

buku “Mengikuti Jejak H. Agus Salim dalam Tiga Zaman” , Untung S. gambar bersama

dari kiri ke kanan : H. Agus Salim, abd razak, dan H.sudja

40
foto ; kompas

Sumber : foto diambil dari buku H agus salim tentang perang, jihad dan pluralism

41
Sumber Primer

Sumber : merupakan tulisan asli dari haji

Agus Salim dalam surat kabar fadjar Asia. Koran diperoleh dari perpustakaan nasional

di lantai 8.

42
Sumber : merupakan

tulisan asli dari haji Agus Salim dalam surat kabar fadjar Asia. Koran diperoleh dari

perpustakaan nasional di lantai 8.

43
Sumber : merupakan tulisan asli

dari haji Agus Salim dalam surat kabar fadjar Asia. Koran diperoleh dari

perpustakaan nasional di lantai 8.

44
Sumber : merupakan tulisan asli dari haji Agus

Salim dalam surat kabar fadjar Asia. Koran diperoleh dari perpustakaan nasional di

lantai 8.

45
Sumber : merupakan tulisan asli dari haji Agus
Salim dalam surat kabar fadjar Asia. Tulisan tersebut menjelaskan tentang “perempuan
dalam islam”Koran diperoleh dari perpustakaan nasional di lantai

46
SUMBER PRIMER yang tersedia di perpusnas cukup banyak. Meliputi

surat kabar yang menampung tulisan Haji Agus Salim diantaranya

Pedoman Masjarakat, Mustika, Fadjar Asia, Hindia Baroe, dan lain lain.

Peneliti sementara hanya mengambil 6 potong halaman dari surat kabar

tsb.

Review Buku 1

1. Informasi Buku

 Judul Buku : Salimisten Pemikiran Politik (Luar Negeri) Haji Agus Salim

 Penulis : Bustomi Menggugat

 Penerbit : Pustaka Saga

 Bulan dan waktu terbit : Desember, 2016

 ISBN : 978-602-685-15-74

 Tebal Buku : 144

2. Review Buku

Buku yang berjudul salimisten pemikiran politik (luar negeri) haji agus

salim merupakan buku yang secara garis besar merangkum tentang pemikiran

politik. Buku ini merupakan hasil skripsi dari penulis (Bustomi Menggugat)

yang mana beliau merupakan almui mahasiswa Hubungan Internasional fisip

47
Unair. Akan tetapi buku ini juga memuat penjelasan terait dengan latar

belakang pemikiran agus salim.

Dalam halaman 43 buku ini menjelaskan terkait pemikiran beliau yang

banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Buku ini mengutip pendapat dari M.G

Herman , menurutnya ada 4 dimensi terkait dengan pengaruh pemikian agus

salim. Diantaranya adalah pengaruh lingkungan adat Minang yang

mencerminkan karakter tegas dan berani, kemudian latar pendidikan agus salim

yakni ELS ( Europessche Lagere School merupakan sekolah yag tak semua

orang mendapatkan akses kesana. Karena bapak agus salim merupakan orang

terpandang di pengadilan negeri Riau, hal itu menjadi “Tiket” agus saim untuk

menadapatkann pendidikan ELS.

Selain itu faktor pergaulan agus salim dengan para tokoh pergerakan

lainnya pun turut menjadi penghias daripada cara berfikir agus salim. Baik

tokoh barat, islam dan tokoh pergerakan. Para pemikir tersebut ialah C. snouck

Hurgonje, syech Achmad Chatib, dan tokoh pergerakan lainnya.

Secara garis besar buku ini sangat membantu dalam memberikan gambaran

pemikiran, khusunya dalam hal pemikiran politik. Ukuran buku ini terbilang

cukup proposional. Bahan kertasnya pun sangat sederhana yakni menggunakan

kertas HVS kuning. Buku ini sangat cocok digunakan kemana pun, dimana pun

dan kapanpun karena buku ini sangat ringan.

48
3. Sinopsis dan ringkasan buku

Haji Agus Salim merupakan tokoh penting dalam konteks Indonesia

sebagai negara bangsa yang berdaulat. Perannya sangat signifikan terutama

dalam upaya mendapatkan syarat konstitutif, yakni pengakuan dari bangsa

llain, sehingga negara baru bernama pentas internasional. Lanyas, apa yang

membuat Haji Agus Salim dapat berperan begitu signifikan. Ideologi H.Agus

Salim sebagai muslim mewarnai diplomasi Indonesia selama Perang Dingin.

Secara kreatif H. Agus Salim mampu menerjemahkan politik luar negeri bebas

aktif. Dalam buku ini pengaruh ras minang nya mampu membawakan suatu

“pola dan gaya” pemikiran dengan kombinasi unik antara kultur Minang

dengan nilai Islam yang kental, serta politik luar negeri yang dapat diterima

oleh berbagai kalangan. Mungkin hanya sekian review dari buku tersebut

terkait garis besar dalam menceritakan kisah perjuangan Haji Agus Salim

Review Buku 2

1. Informasi Buku

 Judul : H. Agus Salim (1884-1954) Tentang Perang, Jihad, dan

Pluralisme

 Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

 Tempat : Jakarta

 Tahun : 2004

 Editor : St. Sularto

49
 ISBN : 979-22 1094 6

 Tebal Buku : 163 Halaman

2. Review Buku

Buku H. Agus Salim (1884-1954) tentang perang, jihad dan pluralisme

merupakan buku yang memuat berbagai macam artikel yang dibuat oleh para

penulis dengan berbagai macam latar belakang. Nama nama tersebut anatara

lain ialah ahmad Syafii Maarif, Mestika Zed, Asvi warman Adam, Budhy

Munawar Adam dan beberapa tokoh lainnya.

Sebagaimana dengan judulnya yakni perang, jihad dan pluralism penulis

mencoba memaparkan bhawa pluralisme merupakan instrument yang lebih

dulu muncul dikalangan Islam dalam buku itu dijelaskan bahwasannya meski

kasus pluralisme agama belum dikenal pada saat penyiaran Islam di Jazirah

Arab, pada masa itu baragkalai dapat ditengok mengapa negeri negeri bukan

Islam mudah jatuh ke tangan Islam ? jawabannya menurut Budhy, karena orang

Islam waktu itu membawa ideologi pembebasan yang membuat orang lebih

bahagia. Waktu itu dan masa masa sebelumnnya kecenderungan yang terjadi

ialah semua bangsa hanya memaksakan satu agama.

Pemaparan materi tentang pluralisme, jihad, dan perang sangat lugas dan sangat

jelas sekali mampu dipahami dengan ringkas. Hal ini terlihat pada halaman 131

tertera pada paragraph 1.memaparkan yang intinnya jauh sebelum eropa

menerapkan pluralisme, di Jazirah Arab hal itu sudah di terapkan. Hal ini

50
menunjukan bahwa Islam pertama kali yang mengenal tentang Pluralisme.

Jihad, perang, dan Pluralisme inilah merupakan bahasan pokok Agus salim

yang mampu penulis jelaskan secara baik. Mungkin hanya sekian review dari

buku tersebut terkait garis besar dalam menceritakan kisah perjuangan Haji

Agus Salim yang mana ia berjuang dalam menerapkan pemikirannya terkait

makna pliuralisme dan Jihad dalam kacamatanya.

3. Sinopsis

Buku ini menjelaskan sosok Agus Salim merupakan pembela yang gigih

terhadap sistem sosialisme plus Tuhan. Tetapi Salim menyadari

keterbelakangan pemikiran para ulama dalam mengahadapi masalah masalah

besar sebagai realitas zaman.yang berubah cepat. Begitu pula Haji Agus Salim

menempatkan perjuangan kemerdekaan dan pembentukan negara merdeka

dalam kerangka pengabdian dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Review Buku 3

1. Informasi Buku

 Judul : Mengikuti Jejak H. Agus Salim Dalam Tiga Zaman

 Penerbit : PT. Rosda Jaya Putra

 Tahun Terbit : 1987

 Pengarang : Untung S

51
 NO Seri : RJ. 203. 01. 87

 Tebal Buku : 104 Halaman

2. Review

Buku yang berjudul mengikuti Jejak H. Agus Salim dalam tiga zaman

ini merupakan buku yang terbit pada tahun 1987. Yang mana sangat lama

sekali dan hingga sekarang masih digunakan untuk penelitian biografi

terkait dengan Agus Salim. Dari judul nya dapat kita lihat bahwasannya

penulis ingin menjelaskan kisah perjalanan hidup agus salim dalam periode

tiga zaman. Bab dalam buku ini berangkat dari penjelasan masa muda Agus

Salim yang mana beliau sejak muda sudah banyak mengukir banyak

prestasi.

Kemudian pertengahan bab juga menjelaskan untuk mengenang Haji

Agus Salim dalam periode 1915-1937. Hal itu merupakan penjelasan inti

dari buku ini. Dalam buku ini juga mencukil kisah dari tokoh lain yakni

Muhammad Hatta. Yang mana dapat kita jumpai pada halaman 76.

Kemudian dia akhir buku ini juga menjelaskan kisah anekdot tentang Haji

Agus Salim, yang mana merupakan bab yang mnceritakan momen momen

lucu selama Agus Slaim, seperti ia pernah dihina kambing dan kemudian

Agus salim mampu membalsanya dengan jawaban yang cerdas, dan masih

banyak lagi.

52
Secara garis besar buku ini cukup tua, hal ini terlihat dari kualitas kertas

yang sudah rapuh termakan usia. Ejaan kalimatnya masih bisa dipahami

hingga sekarang. Karena kertas sudah rapuh, buku sangat rentan sekali bisa

robek, maka harus dibawa dengan hati hati. Buku ini harus dirawat dengan

baik, karena buku ini merupakan buku yang penting untuk dijadikan sumber

sekunder. Mungkin hanya sekian review dari buku tersebut terkait garis

besar dalam menceritakan kisah perjuangan Haji Agus Salim

Review Buku 4

1. Informasi Buku

 Judul : “Haji Agus Salim : Karya dan Pengabdiannya”

 Ditulis : Mukayat

 Penerbit : Departemen Kebudayaan dan Direktorat Sejarah dan Nilai

Tradisional Proyek Inventarisasi dan dokumentasi sejarah Nasional

 Tempat : Jakarta

 Tahun : 1985

2. Review

Buku yang berjudul Haji agus Salim karya dan pengabdiannya ini

merupakan produksi buku yang lama. Diterbitkan pada tahun 1985. Dalam

53
buku ini dalam penjelasan awal memberikan bab haji agus salim oleh direktorat

sejarah. Hal ini merepresentasikan bahwa haji agus salim sangat erat sekali

dengan perjalanan sejarahnya yang sangat panjang. Seorang diplomat dan

jurnalis yang mana riwayat hidup nya tidak main main. Haji agus salim pernah

gagal mewujudkan impiannya menjadi dokter, sehingga membuat ia sangat

kecewa. . Dalam hidupnya haji agus salim disebut selain sebagai diplomat,

pennerjemah, politikus, ia pun juga dijuluki sebagai jurnalis bekepala batu

karena idealism dalam memimpin surat kabar. Dikutip dari tulisannya bahwa

jurnalis haji agus salim kebanyakan menulis tentang kritik dari berbagai sudut

dari segi politik, agama, dan lain lain. tidak membatasi diri demikian. Minat

dan perhatiannya yang sangat luas, bacaan bukunya sejak kecil sudah

menyangkut sejarah, politik, berbagai macam bahasa telah ia sedari kecil.

Dalam buku ini menjelaskan bagaimana sepak terjang haji agus Salim dari masa

kecilnya hingga ia terjun ke dunia politik dan pers. Dalam buku ini dijelaskan

bahwa haji agus salim sempat mengeluhkan bahwa ia sempat kehilangan

keislamannya sejak bersekolah di Belanda dan kemudian mendapatkan

lingkungan islami semenjak ia bekerja di kantor konsulat dia arab Saudi.

Kemudian, dijelaskan setelah kembali dari arab Saudi haji agus salim

mendapatkan julukan disertai gelar “haji” oleh masyarakat sekitar. sepak

terjang agus salim detail dijelaskan saat ia memulai karir di surat kabar. Surat

kabar yang dia tempati pertama kali yaitu surat kabar neratja. Selain itu, yang

54
membedakan buku karya mukayat ini dengan buku biografi haji agus salim

lainnya ialah terletak pada salah satu babnya yang menjelaskan kisah keluarga

nya, bagaimana ia mengajarkan kesederhanaan didalam keluarganya. Dari

kisah keluarga nya kita dapat menyimpulkan bahwa miskin pun bisa bahagia

asal selalu bersyukur atas semua pemberian Nya. Itulah yang sering diajarkan

dan dicontohkan kepada anak anaknya.

Buku tersebut juga menjelaskan bahwasannya haji agus salim sepulang

dari arab Saudi langsung mendirikan sekolah swasta. Sebagai bentuk

perhatiannya terhadap bumiputera yang tidak mendapatkan akses pendidikan.

Dalam pendiriannya haji agus salim mendapatkan satu kendala yaitu ia tidak

memiliki sertifikat mengajar dari pemerintah hindia belanda. Setelah itu haji

agus salim merantau ke ibu kota kemudian menjadi penerjemah karena

kepandaiannya dalam menguasai berbagai macam bahasa. Buku ini juga

menjelaskan bagaimana karir haji agus salim di sarekat islam hingg bagaimana

ia sangat berperan dalam mendirikan dasar dasar negara republic Indonesia.

Secara keseluruhan buku ini sangat membantu sekali guna penyusunan

skripsi ini. Karena kisah haji agus salim banyak diulik dibuku ini. Apalagi buku

ini cukup valid untuk dijadikan sumber rujukan dikarenakan disusun oleh

lembaga departemen sejarah dan kebudayaan RI. Mungkin hanya sekian review

dari buku tersebut terkait garis besar dalam menceritakan kisah perjuangan Haji

Agus Salim

55
Review Buku 5

1. Informasi Buku

 Judul Buku : Seratus Tahun Haji Agus Salim

 Pengarang : Panitia Penyusun Peringatan Haji Agus Salim

 Penerbit : Sinar Harapan

 Waktu terbit : 1984

 Lokasi : Jakarta

2. Review

Buku yang berjudul Seratus Tahun Haji Agus Salim memiliki banyak

bab yang ingin dijelaskan. Beberapa garis besar dalam buku ini ialah meliputi

opini dari berbagai tokoh tokoh public mengenai kehidupan Haji Agus Salim,

biodata Haji Agus Salim, cuplikan dari surat R.A Kartini kepada Ny. J.H

Abendanon mengenai Haji Agus Salim, dan beberapa tulisan asli Haji Agus

Salim di berbagai surat kabar . Bagi peneliti buku ini sangat penting sekali

dikarenakan mengandung tulisan asli dari Haji Agus Salim dan mengandung

banyak sekali informasi terkait peran per Haji Agus Salim dalam dunia pers.

Buku ini bertujuan sebagai pengingat serratus tahun semenjak alm.

Meninggal pada 4 November 1954. Bentuk pengingatnya yaitu panitia pembuat

buku ini merangkum segala tulisan almarhum di berbagai surat kabar dalam

buku ini kemudian penulis juga meminta berbagai tokoh tokoh public seperti

56
kustiniyanti mochtar, jef last, John Coast, Tom Critchley, R.Brash, A.R

Baswedan dan Prof. Dr. H. M. Rasjidi. Adapun dalam buku ini memaparkan

berbagai macam tema tulisan Haji Agus Salim, tema tersebut antara lain

meliputi pemikiran salim tentang Nasionalisme (dalam tulisannya yang

berjudul Indonesia Merdeka), Islam ( menyinggung pandangan ia tentang

perempuan dalam islam), kemudian ia juga menyinggung dalam tulisannya

yang berjudul “Hasrat Manusia Kepada Agama”

Buku ini perlu kesabaran untuk memahami setiap untaian kata katanya.

Kelebihan dalam buku ini pun anda dapat menikmati uraian asli pemikiran Haji

agus salim dalam tulisannya di surat kabar. Tokoh yang terkenal berpikiran

moderat ini dapat anda nikmat saat memasuki bagian kedua yang mana

merupakan kumpulan tulisannya. Karena buku ini diceritakan dengan gaya

bahasa yang bermacam macam karena isi dari buku ini meliputi dari tulisan

berbagai macam tokoh yang memiliki latar belakang yang berbeda beda.

Sehingga pembaca mampu terperangah dengan untaian kata yang indah dari

penulisnya. Pembaca pun dapat mengetahui lebih dekat dengan sosok Haji

Agus Salim karena buku ini menurut hemat penulis sangat mengandung banyak

data data penting mengenai riwayat hidup dari seorang Haji Agus Salim.

Mungkin hanya sekian review dari buku tersebut terkait garis besar dalam

57
menceritakan kisah perjuangan Haji Agus Salim selama ia hidup dan berjuang

dalam menulis di pers kala itu.

58

Anda mungkin juga menyukai