Anda di halaman 1dari 50

PERKEMBANGAN HERBAL MEDICINE

DI INDONESIA




Prof (Em) dr. Y.Kisyanto, SpPD, SpJP, PhD
FKUI, JAKARTA


National policy on traditional
medicine
and
regulation of herbal medicines
Report of a WHO global survey
Geneva
May 2005
Table 2U.U Regional breakdown of responding countries
Didunia terdapat 40.000 spesies tanaman, 30.000
berada di Indonesia, 9.600 berkhasiat obat dan
sekitar 400 spesies dimanfaatkan sebagai obat
tradisional.

Saat ini pemanfaatan sumber daya hayati terbesar
adalah dalam memproduksi Obat

Data WHO (2005) : 75-80% penduduk dunia pernah
menggunakan herbal
Over 40% Americans made more than
600 million to CAM and spent $27 billion.

These units exceeded the total number of
visits to all US primary care physicians.

The out-of-pocket expenditures were
about the same as what the Americans
public pays for all physicians services.
In 1998 a survey by Eisenberg
PENGERTIAN
KEDOKTERAN KOMPLEMENTER ALTERNATIF

Pengobatan non konvensional yang ditujukan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas,
keamanan dan efektifitas yang tinggi yang berlandaskan
ilmu pengetahuan biomedik yang belum diterima dalam
kedokteran konvensional (Permenkes No 1109/Menkes/Per/IX/2007
tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer-Alternatif di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pasal 1 Ayat 1)
GBHN 1988 : Melestarikan Warisan Budaya Obat Asli
Indonesia untuk diteliti, diuji dan dikumpulkan

WHA 31.33.2 : Pengembangan Program Pemanfaatan
Tanaman Obat dalam sistem pelayanan kesehatan
terutama promotif, preventif, kuratif, terutama
penyakit kronis, degeneratif, dan kanker

Keputusan MENKES RI no.121/2008 : Standar
Pelayanan Medik Herbal
KepMenKes RI 131/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan
Nasional, menyebutkan dalam Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) terdapat pelayananan pengobatan tradisional dan
alternatif, yang diselenggarakan adalah yang secara ilmiah telah
terbukti keamanannya dan khasiatnya.

Belum ada kejelasan mengenai SDM terkait pengobatan
tradisional, komplementer-alternatif, sehingga tidak jelas
perlindungan hukum bagi tenaga medis yang berpraktik
herbal, dan belum jelas pula, seberapa jauh pengetahuan dan
keterampilan yang minimal harus dimiliki.

Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan suatu program
pendidikan yang efektif, bermutu dan dapat dipertanggung
jawabkan, serta peraturan pemerintah yang mendukung.



Keputusan Menteri Kesehatan dan Kepala Badan POM
obat tradisional

Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 760/MENKES/PER/IX/1992 dan
761/MENKES/SK/IX/1992 tentang fitofarmaka
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 661/Menkes/SK/VII/1994 tentang
Persyaratan Obat Tradisional
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 56/MENKES/SK/2000 tentang
Pedoman Pelaksanaan Uji Klinis Obat Tradisional
Keputusan Kepala Badan POM RI nomor : HK.00.05.4.2411 tentang
ketentuan pokok pengelompokan dan penentuan obat bahan alam
Indonesia
Peraturan Kepala Badan POM RI nomor HK 00.05.4.1380 tentang Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
Peraturan Kepala Badan POM nomor HK 00.05.4.1384 tentang Kriteria dan
Tata laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan
Fitofarmaka
Sampai saat ini penelitian herbal Indonesia
terbatas pada lingkup laboratorik, praklinis

Uji klinis belum banyak dilakukan ( hanya 5
fitofarmaka)

Konsep Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto tentang
saintifikasi jamu akan mempercepat penggunaan
herbal oleh para dokter

BATTRA CAM MUDAH dan MURAH





Diluar ilmu Kedokteran
Dan Keperawatan Belum diakui




J






LANDASAN HUKUM SAINTIFIKASI JAMU
KONVENSIONAL
PALIATIF
HOME CARE
Contextual features
Patients preference


P 1076/03
P 1109/07
P 03/10
P 584/95
P 512/07
PKS LITBANG-IDI
P 03/10
BIOKULTURAL

Berdasarkan data empiris tentang manfaat
pengobatan herbal klasik, untuk pengobatan
yang optimal dapat dipertimbangkan
terintegrasi ke dalam pelayanan kedokteran
konvensional.

Untuk tujuan tersebut diperlukan kajian
secara ilmiah tentang farmakologi efektifitas
dan keamanan pengobatan dan obat
tradisional


Pengobatan dan pengetahuan obat tradisional di
Indonesia diturunkan secara lisan dari satu generasi ke
generasi dan juga tertulis dari daun lontar dan
kepustakaan Keraton.

Minat masyarakat dalam menggunakan herbal terus
meningkat berdasarkan konsep back to nature

Pasar obat alami Indonesia terus meningkat (2003 Rp.
2,5T ; 2005 Rp. 4T ; 2010 diperkirakan Rp. 8T)

Pertengahan abad XX, RRT mengembangkan sistim
pengobatan baru tipe RRT : pengobatan tradisional
(TCM) terintegrasi dengan kedokteran konvensional.

Indonesia : meneliti herbal dengan menggunakan
metode ilmiah untuk diketahui efektifitas dan
keamanannya dan juga melalui saintifikasi jamu untuk
diintegrasikan ke dalam sistim kesehatan formal, dalam
upaya promotif-preventif, kuratif-rehabilitatif dan
paliatif, agar diperoleh hasil yang optimal.

Sistem Perundangan Kesehatan

Belum banyak informasi Khasiat dan keamanan yang melalui Uji Klinis

Belum ada kompetensi pada Dokter

Kurangnya perlindungan masyarakat terhadap efek plasebo iklan obat
berbahan alam

Belum terhimpunnya data mengenai obat bahan alam Indonesia
berdasarkan pada evidence based

Kurangnya koordinasi antar institusi dalam penelitian obat bahan alam
Indonesia

Belum ada organisasi profesi kedokteran yang khusus mendalami herbal
Indonesia
Tujuan Pengobatan K-A
Sebagai upaya yang berkesinambungan mulai dari
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan atau pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) (Permenkes Nomor
1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang Penyelenggaraan
Pengobatan Komplementer-Alternatif di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Pasal 3)

Apa yang termasuk dalam bidang kajian &
pengembangan
Kedokteran Komplementer dan Alternatif
?
Donald W. Novey, MD dalam bukunya
Complementary and Alternative Medicine dan
WHO Traditional Medicine Strategy 2002-2005,
dan Permenkes Nomor 1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer-Alternatif di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pasal 4 Ayat 1,
1. Intervensi Tubuh dan Pikiran
Hypnotherapy, meditasi, terapi relaksasi,
penyembuhan spiritual, doa, yoga, dsbnya.

2. Sistem Pelayanan Pengobatan Alternatif
Acupressure, Acupuncture, Herbal Medicine,
Homeopathy, Naturopathic medicine, dsbnya.

3. Terapi Manual
Chiropratice, Massage Therapy, Reiki, Touch
Therapy, dsbnya.
4. Pengobatan Farmakologi dan Biologi
Terapi Chelation, Terapi Enzym,
Flowers Essence, Herbal Medicine/Phytofarmaca,
dsbnya.
5. Diet &Nutrisi utk pencegahan dan pengobatan
Macro Nutrients, Micro Nutrients, Orthomolecular,
dsbnya.
6. Cara Lain dalam Diagnosa dan Pengobatan
Aroma Terapi, Colon Hydrotherapy, Therapi
Detoxifikasi, Puasa, Terapi Juice, Iridology, EECP (Enchanced
External Counter Pulsation), Ozone Therapy, Hyperbaric
Therapy, Laser Therapy, dsbnya.

Complementary and Alternative
Medicine in USA
Bradley P. Jacob, MD, MPH; Ellen F. Hughes, MD, PhD
and Brian M. Berman, MD
(Current Medical Diagnosis & Treatment 2003)
The use of complementary and alternative
medicine has become common in the United
States.

To maintain effective clinician-patient
communication and ensure a responsible clinical
practice, it is important that clinicians learn the
theory, practice, and scientific evidence
associated with these therapies.
Complementary and Alternative
Medicine
Integrative Medicine
Holistic Medicine
Since December 2000 ABHM
established board certification for
MDs and DOs in Holistic Medicine.
1. Kenyataan bahwa pelayanan Kedokteran
Komplementer Alternatif dapat diberikan
secara sinergistik dengan Kedokteran
Konvensional dan dapat dipertanggung
jawabkan manfaat dan keamanannya.

2.Terbitnya Permenkes No.1109/Menkes/
Per/ IX/ 2007 tentang Penyelenggaraan
Pengobatan Kedokteran Komplementer-
Alternatif di fasilitas pelayanan Kesehatan

1.The healing Power of Nature

2. Treat the Whole Person

3. First Do No Harm

4. Identify and Treat the Cause

5. Prevention


Basic principles of Complementary &
Alternative Therapies
Normal Atherosclerosis Plaque Rupture ACS
Decades Minutes/Seconds
PROMOTIF PREVENTIF KURATIF REHAB
Penyakit Kardiovaskular merupakan penyebab kematian urutan :
Ke-11 pada SKRT 1972
Ke-3 pada SKRT 1986
Ke-1 pada SKRT 1992
Prioritas Tradkom
1. EVALUASI KEGIATAN TAHUN 2012
2. KEBIJAKAN TAHUN 2013



EVALUASI KEGIATAN TRADKOM
TAHUN 2012

1
KOMITMEN INTERNASIONAL
WHO Regional Meeting Use of Herbal Medicine in
PHC, di Rangoon, Maret 2009
2nd Conference on Traditional Medicine in ASEAN
Countries di Hanoi Vietnam, 2010 Integration of
Traditional Medicine into the NatlHealth Care Systems .
3rd Conf.on Traditional Medicine in ASEAN Countres di
Solo 31 Okt-2Nov 2011 Tawangmangu Declaration,
penggunaan Obat T radisional yang Evidence Base .
4
th
Conf.of TM in ASEAN, KL, Malaysia, Nov 2012
Harmonisasi System Pelayanan Kesehatan
Catatan : WHO 2008 : 80% of population in Asia
and Africa depend on Traditional medicine.



PEMANFAATAN OBAT TRADISIONAL
DALAM BENTUK RAMUAN/JAMU
ADALAH BAGIAN DARI PELAYANAN
KESEHATAN TRADISIONAL
59,12 % penduduk Indonesia
menggunakan ramuan tradisional
(jamu) untuk memelihara
kesehatannya
95,60% mengakui ramuan tradisional
yg digunakan sangat bermanfaat bagi
kesehatan
33
KONSEP
INTEGRASI YANKES TRADKOM
Pengintegrasian pengobatan tradisional dlm
pelayanan kesehatan formal
Poliklinik Pengobatan Tradisional:
Persahabatan, Kanker Darmais, RSUD Dr. Soetomo,
RS Prof Kandau, RS Dr. Wahidin Sudirohusodo, RSAL
Mintohardjo, RSUP Dr. Sardjito, RSUP Sanglah, RS
Pirngadi Medan, RS Dr. Soeharso, RS Suradji T
RS sedang dalam proses:
RS Ciptomangunkusumo, RS Fatmawati, RS Kariadi,
RS Wangaya Denpasar, RS Adi Husada

35
Keputusan Menteri Kesehatan No. 381/2007 tentang Kebijakan
Obat Tradisional Nasional
1. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam Indonesia secara
berkelanjutan utk digunakan sbg obat tradisional demi
peningkatan yankes dan ekonomi
2. Menjamin obat tradisional yg aman, bermutu dan bermanfaat
serta melindungi masyarakat dari penggunaan obat
tradisional yg tidak tepat
3. Tersedianya obat tradisional yg memiliki khasiat nyata yg
teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara luas baik utk
pengobatan sendiri maupun dlm yankes formal
4. Mendorong perkembangan dunia usaha di bidang obat
tradisional yg bertanggung jawab agar mampu menjadi tuan
ruah di negeri sendiri dan diterima di negara lain


36
Anti Kanker : Sirih Merah, Temu putih, Rumput
Mutiara, Keladi Tikus, Jinten Hitam, Buah Mengkudu,
Bawang Putih

Kosmetika : Bengkoang, kencur, kulit manggis, melati,
daun jambu mede.

Nutrisi dan Minuman : Temulawak, Kunyit Asam,
Pegagan, Sari Pace, Madu, Beras Kencur, permen
herbal
Antibiotik : Berkhasiat terhadap jamur Candida albicans,
Tricophyton mentagophytes, Staphylococcus aureus,
Pseudomonas aeruginosa dan Microspora canis. Beberapa
Herbal yang berkhasiat antara lain : Meniran, Beluntas,
Lengkuas dan Tabat Barito.

Anti Hipercholesteremia : Labu Siam, Temulawak, Daun Salam,
Kunyit, Sambiloto, dan Mengkudu

Anti Hipertensi : Belimbing Wuluh, Daun Seledri, Bawang
Putih, Buah Leunca, Kayu Manis.

Anti Oksidan : Temulawak, Cabai, Buah Mengkudu, Lengkuas,
Daun Salam, Teh, Lada Hitam

Imunomodulator, yaitu: herbal yang dapat
meningkatkan kekebalan tubuh, antara lain Meniran,
Lidah buaya, Sambiloto, Temulawak

Anti Inflamasi, antara lain : Temulawak, Lempuyang,
Jahe, Lengkuas

Anti Parasit : Terhadap Brugia malayi, B.Timori,
Wuchereria bancrofti, maka herbal ini dapat
mengobati penyakit di atas yaitu:
Leuchena leucocephala, Tinospora (brotowali),
Temuireng.

Antivirus : Meniran, Pasak Bumi, Beluntas, dan
Jambu Biji

Penggunaan herbal diutamakan untuk Promotif,
preventif, rehabilitatif, paliatif. Sedangkan Kuratif
sebagai penunjang

Pilot project pengobatan CAM (BatKA) :
- RS. Kanker Dharmais (Jakarta)
- RSUD Dr. Sutomo (Surabaya)
- RSUD. Persahabatan (Jakarta)
- RSUD Dr. Kandau (Manado)




PB IDI bersama PDUI, PDHMI dan BALITBANG
DepKes RI menyusun program 150 jam
pendidikan herbal medik dasar bagi para
dokter umum
PB IDI bersama PDUI, PDHMI dan BALITBANG
DepKes RI menyusun program 150 jam
pendidikan herbal medik dasar bagi para
dokter umum
Institusi Pendidikan
Program Studi Magister Herbal (UI)
Program D3 Herbal (UNAIR)
Pusat Studi Herbal di UNPAD, UGM
Pusat Studi Biofarmaka IPB
Melakukan penelitian-penelitian dalam
pengembangan herbal, baik dalam bidang
budidaya sampai pemanfaatannya)

DepKes
Permenkes 1109/2007 : Pengintegrasian
pelayanan komplementer alternatif dalam
sistim pelayanan kesehatan konvensional
SK MenKes no. 121/2008 : standar pelayanan
medik Herbal
Litbangkes DepKes RI : saintifikasi jamu
Modern
Knowledge
S&T assessment:
Phytochemistry
Cultivation
Processing
Formulation
Pharmacological
validation
46
JAMU
Empirical Claim
Placebo effect
GEP GMP GCP
GAP (Good Agricultural Practices)
GEP (Good Extracting Practices)
GCP (Good Clinical Practice)
GMP (Good Manufacturing Practices)
Standardized
Herbal Med

Extraction, Pharmacological Validation
S&T
Efficacy & toxicity testing
Pre-clinical
(on animal)
Medicinal
Plant
Traditional
knowledge
GAP
Good Agricultural
Practice
Phytomedicine

Clinical
On human
BPOM
Membagi obat bahan alam berdasarkan
tingkat pengujiannya :
1. Jamu (empiris)
2. Herbal terstandar (bhn baku terstandar, uji
preklinis)
3. Fitofarmaka (bhn baku terstandar, uji
klinis)
Sistem Perundangan Kesehatan

Belum banyak informasi Khasiat dan keamanan yang melalui Uji Klinis

Belum ada kompetensi pada Dokter

Kurangnya perlindungan masyarakat terhadap efek plasebo iklan obat
berbahan alam

Belum terhimpunnya data mengenai obat bahan alam Indonesia
berdasarkan pada evidence based

Kurangnya koordinasi antar institusi dalam penelitian obat bahan alam
Indonesia

Belum ada organisasi profesi kedokteran yang khusus mendalami herbal
Indonesia
?

Anda mungkin juga menyukai