Anda di halaman 1dari 18

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS NASIONAL

ASUHAN KEBIDANAN KOMPLEMENTER


PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL

Definisi
 Pelayanan kebidanan komplementer yang dimaksud adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar yang dapat
dilakukan secara mandiri kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru
lahir, bayi dan anak, serta wanita usia reproduksi dan usia lanjut, dengan
menerapkan pengobatan non konvensinal dan bersifat rasional yang tidak
bertentangan dengan nilai hokum kesehatan di Indonesia
 Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan
medis konvensional dan menyempurnakan
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL

 Terapi komplementer mengadopsi dari kearifan budaya suatu


bangsa yang berarti terapi yang didapatkan melalui proses
social yang bukan merupakan system yang baku dalam
pelayanan kesehatan, namun cukup kuat untuk menentukan
kepercayaan terhadap penyakit dan penyembuhannya.
 Sehingga dalam penerapannya dapat dimodifikasi oleh terapis
sesuai dengan kemampuannya, tetapi hasil akhirnya adalah
tindakan tersebut berefek positif bagi kesehatan pasien.
 Dalam hal ini kemampuan terapis secara kognitif, afektif dan
psikomotor sangat menentukan keberhasilan terapi.
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL

 Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan


komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan
berasal dari negara yang bersangkutan.
 Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk
pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan
tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah
pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan
diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Produk
jamu yang menjadi obat tradisional di Indonesia dapat
dikategorikan sebagai pengobatan komplementer di Negara lain
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL

Tujuan
Tujuan terapi komplementer secara umum adalah :
 Memperbaikifungsi dan sistem kerja organ-organ tubuh
secara menyeluruh
 Meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap
penyakit
 Menstimulasi
dan mengaktifkan mekanisme
penyembuhan alami tubuh
Pengobatan komplementer-alternatif.
PRODI
q Keputusan Menkes RI NoKEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
121/MenKes/SK/II/2008
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
tentang Penunjukan 12 pilot project sebagai tempat untuk melaksanakan pelayanan dan pengembangan pengobatan komplementer.
q PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 003/MENKES/PER/I/2010 TENTANG SAINTIFIKASI JAMU DALAM PENELITIAN BERBASIS PELAYANAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL

Landasan Hukum
 Undang-undang no 36 tahun 2009 pasal 48, mengatur tentang Pelayanan Kesehatan
tradisional.
 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 381/MenKes/SK/III/2007
tentang kebijakan obat tradisional
 Keputusan Menteri Kesehatan No.1109/Menkes/Per/IX/2007 mengatur Pengobatan
komplementer-alternatif
 Keputusan Menkes RI No 121/MenKes/SK/II/2008 tentang Penunjukan 12 pilot
project sebagai tempat untuk melaksanakan pelayanan dan pengembangan
pengobatan komplementer
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 003/Menkes/Per/I/2010
Tentang Saintifikasi Jamu Dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL

Hubungan Pengobatan Komplementer terhadap


Profesi Bidan
 Komplementer kebidanan adalah serangkaian tindakan yang dapat
berfungsi sebagai pelengkap dalam pemberian asuhan kebidanan kepada
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi dan anak,
serta wanita usia reproduksi dan usia lanjut.
 Jenis tindakan ini merupakan strategi holistic yang dapat
diterapkan oleh bidan untuk membantu dalam pemberian asuhan
kebidanan.
 Dalam pengelolaan tindakan ini memerlukan keterampilan khusus,
maka seorang bidan dapat mempelajarinya dari para pakar ahli
dalam pendidikan dan sertifikasi terapi komplementer tersebut.
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL

Jenis – Jenis Terapi Komplementer


1. Komplementer Medik
 jenis tindakan ini berdasarkan pada ilmu biomedik dan telah
diterima oleh kedokteran konvensional dan dalam
penyelenggaraanya dilakukan oleh dokter, dokter gigi dan tenaga
kesehatan lainnya yang memiliki sertifikat kompetensi dan keahlian
khusus di bidang pengobatan komplementer
 Dokter berperan sebagai leader atau yang bertanggung jawab
terhadap tindakan komplementer yang diberikan kepada klien.
Kedudukan tenaga kesehatan lain yang ikut berperan di dalam
terapi adalah perawat, bidan, fisioterapi yang mempunyai sertifikat
kompetensi yang diakui oleh organisasi profesi
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL

 Di Indonesia terdapat 3 jenis teknik pengobatan komplementer


medis yang telah diintegrasikan ke dalam pelayanan medis
konvensional :
1. Akupuntur Medik : akupuntur bermanfaat dalam mengatasi berbagai
kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri)
2. Terapi Hiperbarik : metode terapi dimana pasien berada di dalam
sebuah ruangan dan diberikan tekanan oksigen murni. Ex pasien
gangren untuk mencegah amputasi
3. Terapi Herbal Medik : terapi menggunakan obat bahan alam, berupa
herbal terstandar
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL

❖ Terapi Herbal Medik ini diatur oleh Keputusan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 121/MENKES/SK/II/2008
Tentang Standar Pelayanan Medik Herbal. Persyaratan yang harus
dipenuhi, yaitu :
1. Memiliki sertifikasi kompetensi di bidang herbal dan telah
mendapatkan kewenangan dari organisasi seminat Perhimpunan
Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur
2. Standar ketenagaan adalah dokter dan atau dokter gigi yang
sudah memiliki kompetensi
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL

3. Bahan yang digunakan harus yang telah terstandar


(obat jadi) namun apabila meracik sendiri dokter
pelaksana harus didampingi asisten apoteker
4. Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan medic
herbal wajib mendapatkan izin dari kementrian
kesehatan Republik Indonesia
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL

2. Komplementer Tradisional Alternatif


 Merupakan pengobatan non konvensional yang ditujukan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative yang diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas
yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik
tapi belum diterima dalam kedokteran konvensional
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL

 Komplementer tradisional alternative, dalam pelaksanaannya


harus bersinergi dan terintegrasi dengan pelayanan pengobatan
konvensional dengan tenaga pelaksananya dokter, dokter gigi dan
tenaga kesehatan lainnya yang memiliki pendidikan dalam bidang
pengobatan komplementer tradisional alternatif
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL

Jenis Pelayanan Pengobatan Komplementer Alternatif


Berdasarkan Permenkes RI Nomor : 1109/Menkes/Per/2007,
adalah :
1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind n body interventions) :
Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga
2. Sistem pelayanan pengobatan alternative : akupuntur, akupresur,
naturopati, homeopati, aromaterapi, Ayurveda
3. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina,
shiatsu, osteopati, pijat urut
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL

4. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal,


gurah
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan;
diet makro nutrient, mikro nutrient
6. Cara lain dalam diagnose dan pengobatan : terapi
ozon, hiperbarik, EECP
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL

Rencana Tindak Lanjut Kementerian Kesehatan

 Penyusunan system pelayanan pengobatan non konvensional


untuk menata seluruh stakeholders yang terkait dalam
penyelenggaraan pengobatan komplementer tradisional
alternatif
 Penyusunan formularian vadenicum pengobatan herbal yang
dapat digunakan sebagai pedoman bagi dokter/ dokter gigi
menuliskan resep sebagai penyempurnaan daftar obat herbal
asli Indonesia – jamu/ tanaman obat yang telah dikeluarkan
oleh Badan POM dan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Farmasi
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL

 Penyusunan Panduan/ Pedoman dan Standar Pelayanan


Komplementer Tradisional Alternatif antara lain : hipnoterapi,
naturopi
 Mengembangkan RS dalam pelayanan pengobatan dan penelitian
pelayanan komplementer tradisional alternatif jamu dan herbal/
tanaman asli Indonesia bekerja sama dengan Lintas Program
Terkait : Badan Litbangkes, Direktorat Jenderal Pelayanan
Farmasi, Badan PPSDM – Lintas Sektor Terkait : Balai Pom, LIPI,
Kemenristek
 Menetapkan kelompok kerja komplementer tradisional – alternatif
dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL

Anda mungkin juga menyukai