Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH FITOTERAPI

RAMUAN UNTUK GANGGUAN REPRODUKSI PRIA DAN WANITA

Disusun oleh :

Kelompok 1

Puput Putuhah Lailatul Qodar I1C018002


Dwi Amalia Husna I1C018004
Ledyna Astri Oktasari I1C018006
Cika Zahrah Dewisonia I1C018008

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem reproduksi adalah sistem yang berperan dalam menghasilkan gamet fungsional
pada tubuh. Proses produksi menggambarkan proses pe,nuatan telur, sperma dan proses-proses
lain yang menyertainya sampai ke fertilisasi (pembuahan). System reproduksi terdiri dari organ
seks primer atau gonad (testis pada pria dan ovarium pada wanita) yang mensekresikan hormone
dan menghasilkan gamet (sperma dan sel telur). Selain itu ada juga organ seks sekunder berupa
kelenjar dan saluran saluran .Alat reproduksi merupakan salah satu organ vital dan memerlukan
perawatan khusus (Abrori, 2017).

Gangguan reproduksi dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Gangguan reproduksi dapat
disebabkan oleh infeksi virus, bkteri dan jamur, peradangan, kelainan genetic, gangguan hormon,
kanker atau terjadinya disfungsi pada organ reproduksi. Gangguan reproduksi merupakan
berbagai jenis penyakit yang terjadi pada organ-organ reproduksi. Organ reproduksi wanita yang
dapat mengalami gangguan reproduksi diantaranya sel telur, ovarium, tuba palopi, uterus dan
vagina. Organ reproduksi pria yang dapat mengalami gangguan reproduksi diantaranya sperma,
testis, epididimis, vas deferens, uretra dan penis (Haviz, 2013).

Gangguan reproduksi merupakan suatu hal krusial bagi setiap orang. Hal ini juga
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan seseorang terkait keturunan. Oleh karena itu,
gangguan pada system reproduksi seperti kanker serviks, keputihan, ejakulasi dini dan disfungsi
ereksi perlu dideteksi dan ditangani secara dini, baik secara medis maupun non medis. Beberapa
cara pengobatan gangguan reproduksi yang bersifat non medis adalah menggunakan ramuan
herbal tradisional yang berasal dari tanaman cabe jawa (Piper retrofractum), daun sirsak
(Annona Muricata), Jahe Merah (Zingiber officinaleRoxb. var rubrum) dan daun sirih (Candida
albicans) (Muslichah, 2011).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu keputihan ?
2. Bagaimana potensi ramuan daun sirih (Candida albicans) , lengkuas merah dan kayu
manis sebagai terapi untuk keputihan?
3. Apa itu kanker serviks ?
4. Bagaimana potensi ramuan daun sirsak (Anona muricata) sebagai terapi untuk kanker
serviks ?
5. Apa itu ejakulasi dini ?
6. Bagaimana potensi ramuan Jahe Merah (Zingiber officinaleRoxb. var rubrum) sebagai
terapi untuk ejakulasi dini?
7. Ap aitu disfungsi ereksi ?
8. Bagaimana potensi ramuan cabe jawa (Piper retrofractum) sebagai terapi untuk disfungsi
ereksi ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan penjelasan dari keputihan.
2. Mengetahui potensi daun sirih , kayu manis dan lengkuas merah sebagai terapi untuk
keputihan.
3. Mengetahui pengertian dan penjelasan dari kanker serviks
4. Mengetahui potensi daun sirsak sebagai terapi untuk kanker serviks
5. Mengetahui pengertian dan penjelasan dari ejakulasi dini
6. Mengetahui potensi jahe merah sebgai terpai untuk ejakulasi dini
7. Mengetahui pengertian dan penjelasan dari disfungsi ereksi
8. Mengetahui potensi cabe jawa sebagai terapi disfungsi ereksi
BAB II
METODE PENELUSURAN PUSTAKA

1. Keputihan
 Analisis PICO

P = Keputihan

I = Formulation

C = Daun Sirih

O = Herbal

Metode penelusuran pustaka yang dilakukan adalah menggunakan database berupa


google search dan google schoolar dengan filter 10 tahun terakhir. Keyword yang
digunakan dalam pencarian database adalah sebagai berikut:

a. Fromulasi herbal keputihan


b. Keputihan akibat jamur Candida albicans
2. Kanker Serviks
 Analisis PICO

P = Kanker Serviks

I = Formulasi

C = Daun Sirsak (Annona muricata)

O = Khasiat

Metode penelusuran pustaka yang dilakukan adalah menggunakan database berupa


google search dan google schoolar dengan filter 10 tahun terakhir. Keyword yang
digunakan dalam pencarian database adalah sebagai berikut :

a. Formulasi Jamu dan Kanker Serviks


b. Formulasi Jamu dan Daun Sirsak dan Kanker Serviks
c. Daun Sirsak dan Kanker Serviks
3. Ejakulasi Dini

Analisis PICO

P = Ejakulasi Dini

I = Formulasi
C = Jahe Merah (Zingiber officinaleRoxb. var rubrum)

O = Khasiat

Metode penelusuran pustaka yang dilakukan adalah menggunakan database berupa


google search dan google schoolar dengan filter 10 tahun terakhir. Keyword yang
digunakan dalam pencarian database adalah sebagai berikut :

d. Formulasi Jamu dan ejakulasi dini


e. Formulasi Jamu dan Jahe Merah dan ejakulasi dini
f. Jahe Merah dan ejakulasi dini
4. Disfungsi Ereksi

Analisis PICO

P = Disfungsi ereksi

I = Formulasi
C = Cabe Jawa (Piper retrofractum).

O = Khasiat

Metode penelusuran pustaka yang dilakukan adalah menggunakan database berupa


google search dan google schoolar dengan filter 10 tahun terakhir. Keyword yang
digunakan dalam pencarian database adalah sebagai berikut :

g. Formulasi Jamu dan Disfungsi Ereksi


h. Formulasi Jamu dan Cabe Jawa dan Disfungsi Ereksi
i. Cabe Jawa dan Disfungsi Ereksi
BAB III
PEMBAHASAN
1. Keputihan

Infeksi saluran reproduksi merupakan salah satu penyakit utama yang terjadi di negara-
negara berkembang, infeksi yang paling sering dilaporkan terjadi pada para wanita adalah
keputihan patologis atau keputihan abnormal (Leukorea) (Kaur & Kapoor, 2014). Keputihan
(leucorrhea, flour albus, vaginal discharge) adalah keluarnya cairan keputihan, kekuningan, atau
kehijauan dari vagina yang mungkin normal atau yang mungkin merupakan tanda infeksi. Ini
adalah pelepasan lendir yang mewakili deskuamasi sel epitel vagina karena efek dari hormon
estrogen pada mukosa vagina (Somia Gul et al., 2013). Keputihan ada yang bersifat fisiologi dan
patologis. Keputihan bersifat fisiologis yaitu keputihan yang timbul akibat proses alami dalam
tubuh. Keputihan bersifat patologis yaitu keputihan yang timbul karena infeksi dari jamur,
bakteri dan virus. Keputihan patologis merupakan tanda dari adanya kelainan alat repoduksi
sehingga jumlah, warna, dan baunya perlu diperhatikan. Perubahan flora bakteri, epitel vagina,
dan pH sekresi vagina dianggap merupakan factor predisposisi keputihan. Penyakit kronis,
kelelahan, kekurangan gizi, gangguan emosi, stres, gangguan uterus, infeksi gonokokal dan
monilial, vulvovaginitis, lesi dinding vagina dan serviks uterus juga telah dikaitkan dengan
angka kejadian keputihan (Abid et al, 2016). Di Indonesia kejadian keputihan terus mengalami
peningkatan. Keputihan paling sering terjadi pada wanita usia produktif dengan presentase
sebesar 70-75% dan sebanyak 40-50% mengalami kekambuhan. Studi menunjukkan bahwa
Candidiasis Vulvo Vaginalis (CVV) merupakan penyebab keputihan yang paling sering
diagnosis dikalangan wanita muda usia 18-24 tahun dengan persentase sebesar 15-30%
(Monalisa et al, 2012).

Keputihan mempunyai dampak besar pada wanita. Keputihan patologis yang berlangsung
lama dan tidak diobati dapat menganggu fungsi organ reproduksi wanita khususnya pada bagian
saluran indung telur dimana dapat menyebabkan infertilitas atau kemandulan. Antara 10%-40%
perempuan dengan infeksi pada organ kewanitaan yang tidak diobati akan mengalami penyakit
radang panggul (PRP). Kerusakan tuba fallopi pasca infeksi memiliki peran besar dalam kasus
kemandulan pada perempuan (30%-40%). Perempuan dengan PRP memiliki kemungkinan 6-10
kali mengalami kehamilan ektopik dibandingkan dengan perempuan yang tidak menderita PRP,
dan 40%-50% kehamilan ektopik disebabkan oleh PRP yang diderita sebelumnya (Kemenkes RI,
2015). Berdasarkan data Profil KesehatanProvinsi Sumatera Utara Tahun 2012, dari 648.829
remaja perempuan umur 15 –24 tahun, terdapat 1.566 kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) yang
diawali dengan gejala keputihan patologis (Pradnyandari et al., 2019). Penatalaksanaan
keputihan dilakukan tergantung pada penyebabnya. Umumnya obat-obatan untuk mengatasi
penyebab dan mengurangi keluhan. Misalnya diberikan obat golongan flukonazol untuk
mengatasi infeksi jamur dan golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit.
Sediaan obat yang diberikan dapat berupa sediaan oral (berupa pil, tablet, kapsul), sediaan
topikal seperti krim yang dioleskan, dan uvula yang dimasukkan ke dalam liang vagina. Pada
penderita yang sudah memiliki pasangan, sebaiknya pasangannya juga diberi pengobatan, serta
diberi anjuran untuk tidak berhubungan seksual selama dalam pengobatan (Daili, 2015;
Indriatmi, 2015; Widaty, 2015). Penanganan dari keputihan yang disebabkan oleh Candida
albicans dapat berupa perilaku sehat dalam menjaga kebersihan alat kelamin, menjaga
kebersihan pakaian dalam, dan mencuci tangan sebelum mencuci alat kelamin serta
penggunaan obat-obat kimia (Marhaeni, 2016). Obat-obat keputihan diantaranya adalah
flusitosin, ketokenazol, flukonazol, posakonazol, dan ekinokandin fluconazole sebagai
antifungal Candida albicans (Katzung, 2013).

a. Tanaman Obat dan Senyawa

Penggunaan obat alami yang besumber dari alam, menjadi alternatif untuk
mengatasi keputihan abnormal. Selain aman, bahan alami juga dapat mencegah terjadinya
resistensi terhadap penggunaan antibiotik (Susanty & Saputra, 2020). Beberapa
bahan alam yang telah di uji berkhasiat dalam mencegah terjadinya keputihan
diantaranya biji manjakani daun beluntas, daun jawer kotok, daun sirsak dan gambir
(Himalaya, 2018; Suraini, Chairani, & Enlita, 2015; Suwanti & Koto, 2016). Penelitian
tanaman lain juga diteliti oleh Fitriana et al, (2018) yaitu formulasi sediaan sabun cair dari
ekstrak daun sirih hijau dan bawang putih sebagai antijamur Candida albicans. Hasil
formulasi dengan zona hambat tertinggi adalah formulasi dengan komposisi 0,25mg
ekstrak bawang putih dan 0,75mg ekstrak daun sirih hijau. Daya uji aktivitas sabun cair ini
lebih tinggi dibandingkan kontrol positif yang digunakan yaitu obat flukonazol dan sabun
cair daerah kewanitaan yang tersebar di pasaran. Tanaman lain yang banyak
dimanfaatkan di Indonesia adalah daun waru (Hibiscus tiliaceus L.) dimana daun waru
mengandung senyawa saponin, flavanoid, polifenol dan triterpenoid yang dapat
berkasiat sebagai antifungi (Saleh, dkk.,2020). Ternyata jahe merah juga memiliki
aktivitas antijamur terhadap C. albicans kandunga yang ditemukan pada ekstrak etanol
jahe merah memiliki kandungan senyawa dari golongan alkaloid, flavonoid, tanin,
terpenoid dan steroid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sabun cair ekstrak etanol jahe
merah (Zingiber officinale var Rubrum) dengan variasi konsentrasi 10 %, 15 % dan 20 %
memiliki aktifitas antijamur terhadap C. albicans. Walaupun daya uji aktifitas sabun cair
jahe merah lebih rendah dibandingkan sabun cair yang mengandung povidone iodine
sebagai zat aktifnya (Mutmainah & Yuvianti, 2015). Pada fitoterapi ini kami memilih 3
tanaman rempah- rempah yang berfungsi sebagai antifungi pertama adalah minyak atsiri
lengkuas merah (Alpinia purpurata K. schum) yang mengandung bahan aktif eugenol
dapat menghambat jamur C. albicans secara efektif (Wardani dkk,2017). Kedua kayu
manis (Cinnamomum burmanii Blume) karena pada penelitian Nuryanti S.dkk (2015)
mengatakan ekstrak kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanii Blume) dengan
pelarut heksana memiliki daya hambat jamur terhadap pertumbuhan C. albicans yang
mengandung bahan aktif sinamaldehida dan eugenol. Ketiga daun sirih hijau (Piper bettle
L) dengan konsentrasi terbaik untuk menghambat jamur Candida albicans adalah
konsentrasi 100 % dengan diameter zona hambat 30 mm pada penelitian yang dilakukan
oleh Utami D.E.R.dkk (2015). Sirih hijau ini mengandung Senyawa aktif eugenol, kavikol
dan karvakrol yang penghambatan pertumbuhan Candida albicans. Selain itu alasan dipilih
ketiga tanaman ini karena ketiga tanaman memiliki efek antifungi, harga murah dan mudah
didapatkan dimasyarakat.
b. Mekanisme Farmakologi
Aktivitas antifungi dari eugenol pada lengkuas merah yaitu dengan merusak
membran sitoplasma dan menonaktifkan dan menghambat sintesis dari enzim intraselular
dan ekstraselular (Wardani dkk,2017). Kemampuan sinamaldehida dalam menghambat
pertumbuhan koloni Candida yang dapat mengikat enzim yang ada pada dinding sel dan
juga mengikat oksigen yang dibutuhkan Candida albicans untuk metabolisme sel (Nuryanti
S.dkk, 2015). Berdasarkan penelitian yang dikaukan oleh Aini & Ana (2018) kombinasi
minyak atsiri kombinasi lengkuas merah (Alpinia purpurata K. schum), kayu manis
(Cinnamomum burmanii Blume) dan daun sirih hijau (Piper bettle L) memiliki daya
hambat sangat kuat terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans.
c. Formulasi

Nama Bahan Jumlah

Lengkuas merah 50 mg

Kayu manis 50 mg

Daun sirih hijau 50 mg

Aquades ad 150 mL

d. Cara Pembuatan
Langkah kerja pembuatan ramuan untuk keputihan kombinasi lengkuas merah, kayu
manis dan daun sirih, yaitu siapkan alat dan bahan. Semua bahan yang digunakan
dibersihkan menggunakan air yang mengalir khusus untuk lengkuas dipotong terlebih
dahulu dengan ukuran ± 5 mm kemudian dikeringkan, setelah dikeringkan semua bahan
kemudian ditumbuk tidak perlu sampai halus. Bahan yang telah ditumbuk dimasukkan
kedalam wadah yang kering dan terhindar dari cahaya matahari pada suhu yang normal.
Apabila akan digunakan, seduh dengan air mendidih, tunggu sampai dingin lalu saring
ramuan siap digunakan dengan cara dibasuh pada area kewanitaan.
2. Kanker Serviks

Kanker serviks adalah jenis kanker yang terjadi pada area serviks yaitu area bawah rahim
yang menghubungkan rahim dan vagina. Kanker serviks biasanya akan menujukkan gejala
serius, setelah 10-20 tahun kedepan pada wanita yang menikah atau aktif secara seksual. Namun,
banyak perempuan tidak menyadari bahwa mereka mengidap kanker serviks karena hampir di
tahap stadium awal tidak ada gejala yang dirasakan. Banyak pengidap kanker serviks baru
menyadari setelah melakukan pemeriksaan dikarenakan sudah merasakan gejala seperti
keputihan, nyeri pada pelvis, nyeri saat berhubungan seksual bahkan sampai mengeluarkan
darah. Namun, saat pemeriksaan sudah dinyatakan kondisi kanker sudah stadium lanjut dan
sekitar 94 persen pasien kanker stadium lanjut meninggal dalam waktu dua tahun (Rasjidi,
2011).

Kanker serviks terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang
tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa
perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel- sel tersebut biasanya memakan
waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel kanker. Penyebab
kanker serviks diketahui adalah virus HPV (Human Papilloma Virus) sub tipe onkogenik,
terutama sub tipe 16 dan 18. Adapun beberapa faktor predisposisi kankerserviks antara lain
yaitu:

1) HPV (Human Papilloma Virus)


virus penyebab kutil genetalia (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan
seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56. Sekitar 90-
99% jenis kanker serviks disebabkan oleh HPV. Virus ini bisa ditransfer melalui
hubungan seksual dan bisa hadir dalam berbagai variasi.

2) Tembakau dalam rokok bisa menurunkan system kekebalan tubuh dan mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada leher rahim.

3) Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini. Semakin muda seorang perempuan
melakukan hubungan seks, maka semakin besar risiko untuk terkena kanker serviks.
Berdasarkan penelitian para ahli, perempuan yang melakukan hubungan seks pada usia
kurang dari 17 tahun mempunyai risiko 3 kali lebih besar daripada yang menikah pada
usia lebih dari 20 tahun, selain itu sperma yang mengandung komplemen histone dapat
bereaksi dengan DNA sel leher rahim. Sperma yang bersifat alkalis dapat menimbulkan
hiperplasia dan neoplasia sel leher rahim.

4) Berganti- ganti Pasangan Seksual. Perilaku seksual berupa berganti pasangan seks akan
meningkatkan penularan penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi
human papilloma virus (HPV) telah terbukti dapat meningkatkan timbulnya kanker
serviks, penis, dan vulva.

5) Pemakaian pil KB. Penggunaan kontrasepsi oral dilaporkan meningkatkan insiden NIS
(Neoplasia Intraepitelial Kanker serviks) meskipun tidak langsung. Diduga mempercepat
perkembangan progresivitas lesi. Pemakaian pil KB lebih dari 6 tahun meningkatkan
risiko terjadinya Kanker serviks. Penjelasan yang rasional atas fenomena ini adalah
karena kontrasepsi oral menginduksi eversi epitel kolumnar sehingga meningkatkan
atipia pada wanita, menurunkan kadar asam folat darah sehingga terjadi perubahan
megaloblastik sel epitel leher rahim dan dapat meningkatkan efek ekspresi onkoprotein
virus.

6) Pendidikan dan pendapatan keluarga dihubungkan dengan nutrisi yang dikonsumsi sehari-
hari dan higiene kepatuhan untuk melakukan pemeriksaan secara teratur. Pendidikan
yang rendah menyebabkan seseorang tidak mengenal bahaya yang mungkin terjadi.
Dengan pendidikan yang tinggi maka semakin banyak seseorang mengetahui tentang
permasalahan yang menyangkut perbaikan lingkungan dan hidupnya.

(Darmawati, 2017)

a. Tanaman Obat dan Senyawa

Sirsak merupakan tanaman dengan tinggi pohon sekitar 8 meter. Tanaman ini
tersebar luas di Indonesia. Bagian tanaman yang memiliki manfaat diantaranya daun. Daun
sirsak berbentuk bulat panjang dengan ujung lancip pendek. Daun tuanya berwarna hijau
tua sedangkan daun mudanya berwarna hijau kekuningan. Daun sirsak tebal dan agak kaku
dengan urat daun menyirip atau tegak pada urat daun utama. Daun sirsak terkadang
menimbulkan bau yang tidak enak dicium (Herliana, 2011). Daun yang berkualitas adalah
daun sirsak dengan kandungan antioksidan yang tinggi terdapat pada daun yang tumbuh
pada urutan ke-3 sampai urutan ke-5 dari pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi
(Zuhud, 2011).
Daun sirsak mengandung senyawa acetogenin, annocatacin, annocatalin,
annohexocin, annonacin, annomuricin, anomurine, anonol, caclourine, gentisic acid,
gigantetronin, asam linoleat dan muricapentocin (Widyaningrum, 2012). Acetogenins
adalah senyawa polyketides dengan struktur 30 ± 32 rantai karbon tidak bercabang yang
terikat pada gugus 5-methyl-2- furanone. Rantai furanone dalam gugus hydrofuranone
pada C23 memiliki aktivitas sitotoksik . Fenol merupakan salah satu gugus dari acetogenin
sebenarnya juga merupakan senyawa toksik. Fenol sering digunakan sebagai anti septic
dan anti bacteria. Mekanisme kerja senyawa ini adalah dengan penghancuran dinding sel
dan presipitasi (pengendapan) protein sel dari mikroorganisme sehingga terjadi koagulasi
dan kegagalan fungsi pada mikroorganisme tersebut. Styryl-lactones adalah gugus dari
fenol dengan berat molekul rendah. Kerja styryl-lactones diaktifasi oleh enzim caspase,
memicu kerusakan transmembran mitokondria mamalia yang menghasilkan sitokrom c.
Styryl-lactones dihipotesiskan berperan produksi protein C-Kinase. Ekspresi protein C-
kinase, berfungsi dalam jalur tranduksi signal, dikaji dapat menghambat pertumbuhan
tumor dan meningkatkan gen supresor (Sumatri, 2014).
b. Mekanisme Farmakologi
Potensi daun sirsak sebagai zat sitotoksik cukup tinggi. Daun sirsak
memiliki kandungan aktivitas antioksidan yang mampu menghambat percepatan
pertumbuhan pada sel kanker. Pada daun sirsak yang mengandung acetoginin yang
lebih tinggi dari pada bagian lain pada tanaman sirsak, mampu menghambat dan
membunuh sel kanker secara selektif, yaitu hanya menghambat pertumbuhan sel
kanker tanpa menghambat sel normal. Cara acetogenin dalam membedakan sel kanker
dan sel normal adalah berdasarkan dari kebutuhan sel akan ATP (Adenosine
Trifosfate). Karena sel kanker bergerak, tumbuh dan berduplikasi lebih cepat dan aktif
dibandingkan sel normal, maka sel kanker membutuhkan energi ATP dalam jumlah yang
lebih banyak. Acetogenin mendeteksi kebutuhan ATP yang lebih tinggi sebagai sel
kanker. Selanjutnya acetogenin masuk ke dalam sel kanker dan menempel pada
dinding sebelah dalam mitokondria, yaitu organ di dalam sel yang berfungsi sebagai
tempat memproduksi energi ATP bagi sel. Selanjutnya acetogenin memblok produksi
energi ATP di dalam mitokondria sel kanker. Akibatnya suplai energi untuk sel kanker
akan terputus, sel kanker menjadi lemah dan akhirnya mati (Patel, 2016). Ekstrak daun
sirsak memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker servik dimana nilai IC 50 ekstrak
daun sirsak adalah 337 μg/μL, pada konsentrasi ini 50% sel kanker serviks mati (Maritha
dan Dudy, 2019).
c. Formulasi

Bahan Jumlah
Daun Sirsak 10 Lembar
Manggis 2 Buah

(Puspita Sari et al, 2016).

d. Khasiat dari masing-masing bahan


Beberapa penelitian yang terkait dengan kanker telah banyak dipublikasikan.
Kurnianingsih, et al pada tahun 2015 mempublikasikan potensi daun sirsak sebagai
antioksidan yang tinggi mampu menghambat pertumbuhan sel kanker. Hasil penelitian
Maitsha dan Dudy (2019) Kandungan antioksidan dan acetoginin yang tinggi pada
daun sirsak berpotensi sebagai zat sitotoksik terhadap sel kanker servik yang bekerja
secara selektif dengan nilai IC 50 ekstrak daun sirsak konsentrasi 337 μg/μL menunjukkan
50% sel kanker serviks mati. Buah manggis berkhasiat sebagai anti radang dan anti bakteri
sedangkan pada kulit manggis mengandung senyawa xanthone yang mampu menghambat
pertumbuhan sel abnormal penyebab kanker (Liu et al, 2013).
Menurut Sidi (2012) daun sirsak memiliki kemampuan menyerang dan
menghancurkan sel-sel kanker tanpa mengganggu sel-sel lain yang sehat dan apabila
dikonsumsi bersama dengan kulit manggis maka kemampuan menghancurkan sel-sel
kanker akan tiga kali lipat meningkat dibanding dengan dikonsumsi secara tunggal, maka
hasil kombinasi ini merupakan kombinasi yang terbaik dibandingkan bila dikombinasikan
dengan bahan lain.
e. Cara Kerja
Langkah pertama pembuatan ramuan yaitu disiapkan alat dan bahan. Pilih manggis
yang sudah matang dan daun sirsak yang sudah tua. Selanjutnya rebus 10 lembar daun
sirsak selama 1 jam hingga air rebusannya tersisa satu gelas saja. Langkah berikutnya
potong menjadi 4 bagian buah manggis, lalu dimasukkan kedalam blender. Tambahkan
satu gelas air hasil rebusan daun sirsak tadi dan blender hingga benar-benar halus. Ramuan
siap di konsumsi secara rutin 3 kali sehari dengan takaran 30 ml.
3. Ejakulasi Dini

Ejakulasi dini lebih sering ditemukan pada laki-laki muda. Hal ini dapat menghilang atau
berkurang dengan bertambahnya usia dan pengalaman seksual. Definisi yang tepat mengenai
ejakulasi dini masih kontroversi. Definisi ejakulasi dini yaitu keluarnya air mani sebelum atau
dalam waktu 2 menit setelah penetrasi vagina. Laki-laki yang memiliki disfungsi ereksi sering
mengalami ejakulasi dini. Berbagai faktor psikologis atau obat golongan adrenergik, terutama
dekongestan, merupakan penyebab utama dari ejakulasi dini. Ejakulasi terlambat atau tidak
ejakulasi dapat disebabkan oleh faktor psikologik, neurologik, medik atau kombinasi berbagai
faktor-faktor tersebut. Ejakulasi retrograd sering terjadi pada pasien dengan gangguan neurologik
misalnya neuropati pada pasien diabetes, atau sebagai komplikasi dari reseksi transuretra pada
prostat (AACE, 2003)

a. Tanaman Obat dan Senyawa

Jahe merah (Zingiber offcinale Linn. Var. rubrum) merupakan tanaman obat berupa
tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe merah termasuk dalam suku temu-temuan
(zingiberaceae), satu keluarga dengan temu-temuan yang lain seperti temu lawak, temu
hitam, kunyit dan kencur.Tanaman jahe merah suatu tanaman rumput-rumputan tegak
dengan ketinggian 30-100 cm, namun kadang-kadang tingginya mencapai 120 cm.
Daunnya sempit, berwarna hijau, bunganya kuning kehijauan dengan bibir bunga ungu
gelap, rimpang lebih kecil dibandingkan dengan jahe gajah ataupun jahe kecil, berwarna
merah sampai jingga muda, seratnya agak kasar, aromanya tajam, dan rasanya sangat pedas
(Arobi, 2010).
Menurut Ravindran dalam Hargono (2013), bahwa jahe sangat efektif untuk
mencegah atau menyembuhkan berbagai penyakit karena mengandung gingerol
yang bersifat anti-inflamasi dan antioksidan yang sangat kuat. Sebagai bahan baku
obat tradisional, jahe Sunti (jahe merah) banyak dipilih karena kandungan minyak
atsiri dengan zat gingerol dalam persentase yang tinggi dan oleoresin yang memberikan
rasa pahit dan pedas lebih tinggi daripada jahe gajah dan jahe emprit.
Dewasa ini telah banyak penelitian yang membuktikan khasiat jahe merah bagi
kesehatan. Antara lain sebagai pencahar, antirematik, peluruh keringat, peluruh masuk
angin, menurunkan tekanan darah, membantu pencernaan, ejakulasi dini, amandel, untuk
menghangatkan badan, penambah nafsu makan, serta meningkatkan stamina, mengatasi
radang tenggorokan, dan juga meredakan asma (Ariniet al, 2012)
b. Mekanisme Farmakologi
Jahe merah dimungkinkan sebagai aprodisiaka karena dapat meningkatkan serta
melancarkan sirkulasi aliran darah dalam tubuh. Apabila sirkulasi darah meningkat maka
kemungkinan aliran darah di daerah kelamin akan meningkat sehingga akan terjadi ereksi.
Senyawa kandungan jahe yaitu 6-gingerol secara in vitro dapat menghambat sintesis
nitrogen oksida. Nitrogen oksida ini secara alami bersama dengan L-arginin akan bekerja
dalam proses ereksi hewan dan manusia dimana proses tersebut dimediasi oleh pelepasan
nitrogen oksida dari ujung saraf yang dekat ke pembuluh darah penis. Hal ini
menyebabkan darah menumpuk dalam penis sehingga dapat terjadinya proses ereksi
(Anandita et al., 2012)
c. Formulasi
d. Khasiat dan manfaat bahan
- Ekstrak jahe merah : zat aktif
- Natrium sitrat : bahan asam
- Natrium bikarbonat : bahan basa
- Asam fumarate: bahan asam
- Laktosa monohidrat : pemanis
- PVP K-30 : pengikat
- Natrium benzoate: pengawet
- Natrium lauril sulfat : surfraktan
- Aspartam : pemanis
- Aquadest : pelarut
Dibuat sediaan tablet effervescent ekstrak jahe merah yang lebih efektif, menarik,
praktis dan dapat menutupi rasa jahe merah yang pedas dan sedikit pahit. Tablet
effervescent memiliki keuntungan, yaitu dapat menimbulkan rasa segar dan enak akibat
adanya buih yang dihasilkan ketika tablet effervescent dimasukkan ke dalam segelas air
sehingga diharapkan mampu menutupi rasa jahe merah yang sedikit pahit (Ariniet al,
2012).
e. Cara Kerja
- Pembuatan Simplisia Rimpang Jahe Merah
Rimpang jahe merah segar dibersihkan dari kotoran, tanah dan lain-lain. Kemudian
dicuci dengan air bersih, setelah itu ditiriskan untuk membebaskan sisa air yang menempel
pada rimpang. Setelah bersih kemudian rimpang dipotong-potong, lalu dikeringkan dengan
cara diangin-anginkan (tidak boleh di jemur dengan sinar matahari langsung, karena akan
mengakibatkan senyawa aktif dalam tanaman menguap). Setelah irisan kering, jahe
ditumbuk halus dan diayak dengan pengayak mesh 4/18.
- Pembuatan Ekstrak Rimpang Jahe Merah
Larutan yang digunakan untuk mengekstraksi jahe merah adalah alkohol 70%.
Ekstrak diperoleh dengan cara perkolasi, cara pembuatannya sebagai berikut. Ditimbang
serbuk rimpang jahe merah sejumlah 500 g, dimasukkan dalam suatu bejana, dibasahi
dengan larutan penyari sebanyak 170 ml, kemudian bejana ditutup, dan didiamkan selama
3 jam. Kemudian dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali
ditekan hati-hati, dituangi cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes, dan di
atas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator, biarkan selama 24
jam. Cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan 1 mL/menit, dan ditambahkan secara
berulang-ulang cairan penyari secukupnya, sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari
di atas simplisia. Hal tersebut dilakukan hingga, jika 500 mg perkolat yang keluar terakhir
diuapkan, tidak meninggalkan sisa (Anonim,1979). Filtrat yang diperoleh kemudian
diuapkan pada suhu tidak lebih dari 50°C, hingga konsistensi yang dikehendaki.
Kemudian, ditambahkan aerosil kedalam ekstrak kental hingga ekstrak kental menjadi
serbuk.
4. Disfungsi Ereksi

Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan organ reproduksi pria untuk melakukan


hubungan seksual akibat tidak terjadinya ereksi pada penis. Beberapa etiologi yang dapat
menyebabkan terjadinya disfungsi ereksi adalah vaskulogenik, neurogenik, Disfungsi ereksi
merupakan masalah signifikan dan umum di bidang medis, dan merupakan kondisi medis yang
tidak berhubungan dengan proses penuaan walaupun prevalensinya meningkat sejalan dengan
bertambahnya usia.struktur anatomi, hormonal, penggunaan obat, psikogenik, dan trauma.
Beberapa kondisi patofisiologis juga termasuk kedalam faktor resiko dari disfungsi ereksi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Massachusets Male Aging Study (MMAS), Pria
dengan penyakit diabetes, penyakit jantung iskemik dan penyakit vaskuler perifer lebih banyak
menderita disfungsi ereksi. Hal ini menunjukkan adanya kondisi medis serius yang mendasari
disfungsi ereksi yang dapat mengganggu berbagai aspek hidup pasien, termasuk kualitas hidup
dan hubungan interpersonal (Sumampouw & Lydia, 2015).
a. Tanaman Obat dan Senyawa

Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) merupakan tumbuhan asli Indonesia, ditanam
di pekarangan, ladang, atau tumbuh liar di tempat-tempat yang tanahnya tidak lembab dan
berpasir seperti di dekat pantai atau di hutan sampai ketinggian 600 m dpl (Dinanti, 2014).
Cabe jawa merupakan tanaman penghasil rempah dan fitofarmaka yang penting baik
ditinjau dari pemenuhan kebutuhan bumbu dan obat tradisional bagi masyarakat maupun
bagi industri makanan, minuman, jamu, dan obat. Produksinya dimanfaatkan secara
domestik maupun diekspor antara lain ke Singapura, Hongkong, Malaysia, dan India. Cabe
jawa secara empiris digunakan oleh masyarakat sebagai analgetik, antipiretik, mencegah
mulas, stimulansia, sakit gigi, lemah syahwat, dan lain-lain. Buah cabe jawa mengandung
alkaloid piperin, kavisin, piperidin, isobutildeka-trans-2-trans4-dienamida; saponin,
polifenol, minyak atsiri, asam palmitat, asam tetrahidropiperat, 1 undesilenil-3,4-
metilendioksibenzena, dan sesamin (Evizal, 2013). Selain itu, kandungan minyak atsiri
yang terdapat pada cabe jawa berefek sebagai antibakteri, rasa pedas piperinnya
menghangatkan dan melancarkan peredaran darah serta menyegarkan. Selain itu piperin
juga mempunyai efek antiinflamasi dan antiartritis, efek antidepresan, antikonvulsan dan
relaksasi otot (Muslichah, 2011).
b. Mekanisme Farmakologi
Cabe jawa merupakan salah satu tanaman obat unggulan untuk dilakukan uji klinik
antara lain terkait dengan efek farmakologisnya sebagai afrodisiak. Afrodisiak adalah
semua bahan (obat dan makanan) yang dapat membangkitkan gairah seksual. Senyawa
androgenik yang terdapat pada cabe jawa dapat meningkatkan libido pada pria hipogonad
dan kadar hormon testosteron darah serta bersifat aman, selain itu memiliki fungsi
merangsang perkembangan organ-organ reproduksi pria (Evizal, 2013). Mekanisme
farmakologis dari cabe jawa secara umum untuk melancarkan aliran darah tubuh salah satu
diantaranya adalah peredaran darah ke organ reproduksi jantan yang menimbulkan sifat
afrodisiaka (meningkatkan gairah seksual). Selain itu merangsang timbulnya efek
androgenik, yakni dapat meningkatkan kadar hormon testosteron darah yang selanjutnya
berpengaruh pada peningkatkan jumlah sel sperma, sel Sertoli dan sel Leydig. Mekanisme
rangsangan berawal dari stimulus melalui indra penglihatan (visual), penciuman
(olfactories) dan perabaan (tactil). Rangsangan kemudian disampaikan ke sistem syaraf
pusat, dan disalurkan melalui sumsum tulang belakang dan sampai pada corpus
cavernosus. Pada jaringan erectile akan dihasilkan stimulus berupa neurotransmiter
sehingga terjadilah ereksi pada penis (Affandhy, 2017).
c. Formulasi

Nama Bahan J
umlah
(mg)
Cabe Jawa 3
0
Temulawak 1
5
Temu Ireng 1
5
Lengkuas 2
0
Sambiloto 3
0
Pasak Bumi 1
5
Purwoceng 5
(Affandhy, 2017).
d. Khasiat dari masing-masing bahan
Cabe jawa bertindak sebagai fitofarmaka androgenik, yakni dapat meningkatkan
libido pada pria hipogonad dan kadar hormon testosteron darah, selain itu memiliki fungsi
merangsang perkembangan organ-organ reproduksi pria (efek androgenik) (Affandhy,
2017). Hasil penelitian Rosida (2003) membuktikan bahwa akar pasak bumi berpengaruh
terhadap fertilitas jantan diantaranya ekstrak metanol akar pasak bumi dosis 200 mg/kgbb
dapat meningkatkan jumlah sel sperma, sel Sertoli dan sel Leydig. Temulawak dan
lengkuas mampu meningkatkan aktivitas sistem imun dan juga senyawa flavonoid dan
alkaloid yang terkandung dari keduanya berperan sebagai afrodisiaka yang dapat
meningkatkan hormone testosterone dan mendorong perilaku seksual pada pria (Wardani
& Santoso, 2017). Pasak bumi dapat meningkatkan libido pada pria. Sambiloto dengan
kandungan senyawa kimia isolat andrografolida memberikan efek imunostimulan dan
antibakteri. Akar purwoceng berkhasiat sebagai tonic (mampu meningkatkan stamina
tubuh), afrodisiaka (meningkatkan gairah seksual dan menimbulkan ereksi), dan diuretic
(melancarkan saluran air seni) (Affandhy, 2017).
e. Cara Kerja

Langkah kerja pembuatan ramuan afrodisiaka cabe jawa yaitu siapkan alat dan
bahan. Semua bahan yang digunakan dibersihkan menggunakan air yang mengalir. Setelah
dikeringkan, semua bahan kemudian dihaluskan menggunakan blender. Bahan yang telah
dihaluskan kemudian dicampur hingga homogen. Setelah tercampur, masukkan ramuan
kedalam wadah. Dan apabila ingin diminum, seduh dengan air mendidih dan ramuan siap
diminum.
BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan

Gangguan reproduksi merupakan gangguan yang terjadi pada sistem yang berperan dalam
menghasilkan gamet fungsional pada tubuh. Gangguan reproduksi dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Gangguan reproduksi dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri dan jamur,
peradangan, kelainan genetic, gangguan hormon, kanker atau terjadinya disfungsi pada organ
reproduksi. Beberapa contoh gangguan reproduksi diantaranya keputihan, kanker serviks,
ejakulasi dini dan disfungsi ereksi

Keputihan (leucorrhea, flour albus, vaginal discharge) adalah keluarnya cairan keputihan,
kekuningan, atau kehijauan dari vagina yang mungkin normal atau yang mungkin merupakan
tanda infeksi. Ini adalah pelepasan lendir yang mewakili deskuamasi sel epitel vagina karena
efek dari hormon estrogen pada mukosa vagina. Salah satu cara tradisional yang dapat dilakukan
untuk menangani keputihan adalah menggunakan lengkuas merah (Alpinia purpurata K. schum)

Kanker serviks adalah jenis kanker yang terjadi pada area serviks yaitu area bawah rahim
yang menghubungkan rahim dan vagina. Salah satu cara tradisional yang dapat dilakukan untuk
menangani keputihan adalah menggunakan daun sirsak (Annona muricata).

Ejakulasi dini yaitu keluarnya air mani sebelum atau dalam waktu 2 menit setelah penetrasi
vagina. Salah satu cara tradisional yang dapat dilakukan untuk menangani keputihan adalah
menggunakan jahe merah (Zingiber officinaleRoxb. var rubrum).

Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan organ reproduksi pria untuk melakukan


hubungan seksual akibat tidak terjadinya ereksi pada penis. Salah satu cara tradisional yang
dapat dilakukan untuk menangani keputihan adalah menggunakan cabe jawa (Piper retrofractum
Vah).
Daftar Pustaka

Abid, M., Jyoti, Kumar K., Khan R., Ali1 S., Chandra P. 2016. Assessment of Leucorrhea
diseasesin female students. Journal of Scientific and Innovative Research. 5(4): 116-118.

Abrori, Mahwar Qurbaniah. 2017. Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. Pontianak : Universitas
Muhammadiyah Pontianak.

Affandhy, L., Dian, R., Mochamad, L. 2017. Pengaruh Pemberian Kombinasi Jamu Tradisional
terhadap Kualitas Semen dan Libido Sapi Peranakan Ongole. Traditional Medicine
Journal. Vol. 22 (2) : 84-90

Aini R. & Ana M., 2018. Potensi Minyak Atsiri Ratus Vagina Dengan Kombinasi Lengkuas
Merah (Alpinia Purpurata K. Schum), Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii
Blume) Dan Daun Sirih Hijau ( Piper Bettle L) Sebagai Antifungi Terhadap Candida
Albicans Secara In Vitro. Jurnal Medika Respati. Vol. 13 Nomor 4.

American Association of Clinical Endocrinologist. 2003. Medical Guidelines for clinical practice
for the evaluation and treatment of male sexual dysfunction: A couple’s problem-2003
update. Endocrine Practice. 2003;9(1):78-94.

Anandita, D. W., Nurlaila, dan Suwijiyo Pramono. 2012. Pengaruh Minyak Atsiri dan Ekstrak
Etanolik Bebas Minyak Atsiri dari Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc. klon
merah) terhadap Efek Aprodisaka pada Tikus Jantan. Majalah Obat Tradisional, 17(1), 8 -
14, 2012

Arini, H.D., Hadisoewignyo, L.2012. Optimasi Formula Tablet Effervescent Ekstrak Rimpang
Jahe Merah (Zingiber officinale Roxb. Var rubrum).Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas,
November 2012, hlm. 75-84 Vol. 9 No. 2 ISSN : 1693-5683.

Arobi, I. 2010. Pengaruh Ektsrak Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc) Terhadap Perubahan
Pelebaran Alveolus Paru-paru Tikus (Rattus norvegicus) Yang Terpapar Alletthrin. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.

Daili, S., Nilasari., H. 2015, Trikomoniasis, Badan Penerbit FK UI, Jakarta, pp. 450.
Darmawati. 2017. Kanker Serviks Wanita Usia Subur. Idea Nursing Journal. No. 1 vol 1. ISSN :
2087-2879

Dinanti, B. R. 2014. Long Pepper (Piper retrofractum Vahl) to Overcome Erectile Dysfunction.
Journal Majority. Vol. 3 (7) : 1-6

Evizal, R. 2013. Status Fitofarmaka dan Perkembangan Agroteknologi Cabe Jawa (Piper
RetrofractumVahl.). J. Agrotropika 18(1): 34-40

Fitriana, R.M.A., Solikah A. E., Nurul M. Formulasi Sediaan Sabun Cair Ekstrak Daun
Sirih Hijau (Piper Battle Folium L.) Dan Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum L.)
Sebagai Antijamur Candida albicans. Pharmasipha, Vol.2, No.2.

Hargono., Pradita, F dan Aulia,M.P. 2013. Pemisahan Gingerol dari Rimpang Jahe Segar
Melalui Proses Ekstraksi Secara Batch. Jurnal ISSN 0216- 7395. 9(2) : 16-21

Haviz, M. 2013. Dua Sistem Tubuh : Reproduksi dan Endokrin. Jurnal Saintek. Vol. 5 (2) : 153-
168.

Herliana, E dan Nila, R. 2011. Khasiat dan Manfaat Daun Sirsak dalam Menumpas Kanker. Tim
Elang Media. Jakarta.

Himalaya, D. (2018). Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Manjakani (Quercus Infectoria


Gall)Terhadap Bakteri Vaginosis Dan Candida Penyebab Keputihan (Leukorrhea).
Journal Of Midwifery, 5(1), 38–44.

Indriatmi, W. 2015, Bakterial Vaginosis, Badan Penerbit FK UI, Jakarta, pp. 452.

Katzung,bertram G., Susan B. Masters, Anthony J. Trevor. 2013. Farmakologi dasar dan
klinik edisi bahasa indonesia, Ricky Soeharsono edisi 12. EGC: Jakarta.

Kaur, J. & Kapoor, AK. 2014. Perceptions and Knowledge about Leukorrhea in a Slum Dwelling
South Asian Community. Journal of Family and Reproductive Health. 8(1): 45–52.

Kemenkes RI. 2015. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual. Kementerian
Kesehatan RI. Jakarta.
Liu, Z., Antalek, M., Nguyen, L., Li, X.,Tian, X., Le, A., and Zi, X. 2013.The effect of gartanin,
a naturallyoccurring xanthone in mangosteenjuice, on the mTOR pathway,autophagy,
apoptosis, and the growth of human urinary bladdercancer cell lines. Nutr Cancer, 65
Suppl 1, 68-77.

Marhaeni, Gusti Ayu. 2016. Keputihan Pada Wanita.Politeknik Kesehatan Denpasar: Bali.

Maritha,V.,Dudy,E.H.,2019. Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Daun Sirsak (Annona Mucirata L.)


Terhadap Sel Kanker Servik. Jurnal Farmasi Sains dan Praktis (JFSP).Vol .5, No.1. 22-
26.

Monalisa, Bubakar, A.R., Amiruddin, M.D. 2012. Clinical Aspects Fluor Albus Of Female And
Treatment. IJDV. 1(1): 19-29.

Muslichah, S. 2011. Potensi Afrodisiak Kandungan Aktif Buah Cabe Jawa (Piper retrofractum
Vahl) Pada Tikus Jantan Galur Wistar. Jurnal Agroteknologi. Vol. 5 (2) : 11-20

Mutmainah & Yuvianti D. F. 2015. Formulasi Dan Evaluasi Sabun Cair Ekstrak Etanol Jahe
Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Serta Uji Aktivitasnya Sebagai Antikeputihan.
Jurnal Ilmu Farmasi & Farmasi Klinik. Vol. 12 No.1.

Nuryanti S., Jura M.R. dan Nursucianti., 2015. Uji Aktivitas Anti Jamur Ekstrak Kayu Manis
(Cinnamomum burmanii Blume) Terhadap Jamur Candida albicans. Jurnal Akademika
Kimia. 4(3): 123-128

Patel, S dan Patel J. 2016. A Review on a Miracle Fruits of Annona Mucirata. Journal
of Pharmacognosy and Phytocemistry. Vol 5 No 1. 137-148.

Pradnyandari, I. A. C., Surya, I. G. N. H. W., Aryana, M. B. D. 2019, Gambaran Pengetahuan,


Sikap, dan Perilaku Tentang Vaginal Hygiene Terhadap Kejadian Keputihan Patologis
pada Siswi Kelas 1 di SMA Negeri 1 Denpasar Periode Juli 2018, Jurnal Intisari Sains
Medis, pp. 125 – 134.

Puspitasari,M.L., Tara,V.W.,Tri,D.,Jaya,M.M.,Nur,I.P.,2016. Aktivitas Antioksidan Suplemen


Herbal Daun Sirsak (Annona Muricata L.) dan Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.).
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 4 No 1 p.283-290.
Rasjidi, Imam. 2012. Kanker serviks dan penanganannya. Yogyakarta : Nuha Medika

Rosida, L. 2003. Pengaruh Ekstrak APB Peroral Terhadap Jumlah Spermatogenik, Sel Sertoli
dan Sel Leydig Pada Mencit. Jurnal Veterinary Airlangga University. Labolatorium
Anatomi histology. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga .

Saleh, A., Yuliastri, W. O., Isrul, M., Pusmarani, J., Juliansyah, R., & Dewi, C.
(2020). Ethnomedicinal Study of Medicinal Plants used against Infectious Disease
by Muna Tribe of South-East Sulawesi, Indonesia. Research Journal of
Pharmacy and Technology, 13(4), 1829-1834.

Sumampouw, A. M., Lidya, T. B. W. 2015. Penanganan Disfungsi Ereksi Secara Dini. Jurnal
Kedokteran Komunitas dan Tropik. Vol. 3 (3) : 196-199

Sumatri, I., Galih P dan Hendrawan L. 2014.Ekstrasi Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Menggunakan Pelarut Etanol. Jurnal Momentum. 10 (4) : 34-37.

Suraini, S., Chairani, C., & Enlita, E. (2015). Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Gambir
(UncariagambirRoxb) terhadap Candida albicans secara in Vitro. Scientia: Jurnal
Farmasi dan Kesehatan, 5(2), 62–68

Susanty, S. D., & Saputra, H. A. (2020). Uji Potensi Ekstrak Metanol Kacang Tujuh terhadap
Bakteri ISPA (S.pneumoniae dan S.aureus). Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah
Problema Kesehatan, 5(3), 419–429.

Suwanti, S., & Koto, Y. M. (2016). Keputihan Pada Wanita Usia Subur
Menggunakan Ekstrak Daun Sirsak. Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan
Tradisional, 1(1), 69–74.

Utami D.E.R., Krismayanti L., Yahdi. 2015. Pengaruh Jenis Sirih Dan Variasi Konsentrasi
Ekstrak Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans. BIOTA. 7(2); 142-156.

Utari,K., Eka,N., Intan,S.A.,Rafi.,Winda.A.K.,Agnes,S.H.,2013. Kegunaan Daun Sirsak


(Annona Muricata L) Untuk Membunuh Sel Kanker dan Pengganti Kemoterapi. Jurnal
KesMaDaSka.Pp 111-115.
Wardani A.A., Zukhri S. dan Nurhaini R., 2017. Uji Efektivitas Minyak Atsiri Lengkuas Merah
(Alpinia purpurata K. Schum) Dalam Menghambat Pertumbuhan Candida albicans.
Cerata.8 (1); 1-14

Wardani, I. G. A. A. K., Santoso, P. Efektivitas Afrodisiaka dari Ekstrak Etanol Jahe Merah
(Zingiber officinale Roscoe) pada Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus L.). Jurnal
Ilmiah Medicamento. Vol. 3 (1) : 22-28

Widiaty, S. 2015. Kandidosis. Badan Pustaka FK UI. Jakarta, pp. 117.

Widyaningrum, Herlina. 2012. Sirsak Si Buah Ajaib 10.000x Lebih Hebat dari Kemoterapi.
Yogyakarta: MedPress.

Wijaya et al. Pengobatan kanker melalui metode gen terapi. Univ Padjadjaran. 2016.

Zuhud, E.A. 2011. Bukti Kedahsyatan Sirsak Menumpas Kanker. Agromedia Pustaka : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai