KEPUTIHAN
BLOK REPRODUKSI DAN TUMBUH KEMBANG
Kelompok A-11
KETUA
SEKRETARIS
ANGGOTA
: Anggit Ekawati
1102013024
1102013030
: Dewi Prasetyawati
1102010071
1102012156
1102013009
Akhdan Aufa
1102013018
Bendit Setiawan
1102013056
Dinda Apriyanti
1102013088
1102013093
Eli Susanti
1102013095
Freza Farizan
1102013114
SKENARIO 1
KEPUTIHAN
Seorang pasien usia 36 tahun, G3P2A0H2 gravid 20 minggu datang dengan keluahan
keputihan banyak, warna kehijauan, berbau amis dan diesertai gatal sejak awal kehamilannya.
Pasien memiliki siklus menstruasi normal dan riwayat pemakaiaan IUD selama 3 tahun yang
dimulai setelah kehamilan anak kedua. Suaminya seorang PNS dan menyangkal melakukan
hubungan sexual dengan wanita lain. Pada pemeriksaan genetalia ekstrena didapatkan pada
labium mayus dan minus tampak eritema dan erosi. Dari inspekulo didapatkan discharge
vagina homigen warna kehijauaan dan tampak melekat pada didnding vagina, dan portio
erosi. Pasien disarankan utnuk melakukan pemeriksaan swab vagina dan pap smear untuk
penatalaksanaan lebih lanjut
KATA SULIT
Eritem
Pap smear
BRAIN STROMING
1. Apa sajakah penyebab keputihan ?
2. Mengapa keputihan berbau amis?
3. Apakah keputihan berbahaya?
4. Apakah hubungan IUD dengan keputihan?
5. Apakah yang menyebabkan discharge vagina berwarna hijau ?
6. Mengapa pasien disarankan melakukan swab vagina dan pap smear ?
7. Adakah hubungan keputihan dengan hubungan seksual ?
8. Mengapa pada pemeriksaan di dapatkan labium majus, labium minus dan portio erosi
dan eritem?
9. Apakah resiko yang didapatkan untuk ibu dan janin jika ibu mengalami keputihan ?
10. Apa sajakah tatalaksana keputihan
11. Apa sajakah pemeriksaan lain selain swab vagina dan pap smear?
12. Diagnosis pasien diatas adalah ?
13. Bagaimanakah cara bersuci pada kasus keputihan ?
JAWABAN :
1. Penyebab keputihan ada 2 yaitu
a. Secara fisiologis
o Ketidakseimbangan hormonal
o Stress
o Pre dan pra mentruasi
o Menopouse
o Kehamilan
b. Secara patologis
o Infeksi virus/ bakteri/ jamur
o Iritasi
o Keganasan
2. Karena infeksi bakteri (Gardnerella vaginalis) mengahasilkan asam amino, asam
amino tersebut menghasilakn senyawa amin, dan bau senyawa amin ini adalah amis
3. Tergantung penyebab keputihan tersebut
4. Pemakaian IUD yang melebihi batas ketentuan akan menyebabkan inflamasi sehingga
tubuh mengeluarkan mediator inflamasi sehingga banyak leukosit dan sel PMN yang
keluar
5. Warna hijau adalah indikasi keputihan yang disebabkan oleh bakteri pirulen
6. Swab vagina gunanya untuk mengetahui mikroorganisme apakah yang menginfeksi
Pap smear gunanya untuk mengetahui adanya indikasi keganasan atau tidak
7. Karena Gardnerella vaginalis merupakan flora normal pada laki laki
Bergonta ganti pasangan tanpa pengaman bisa membawa dan menularkan penyakit
kelamin
8. Karena terjadi proses inflamasi sehingga tubuh mengeluarkan mediator inflamasi
seperti histamin sehingga akan merasa gatal dan sering digaruk penderita
9. Apabila keputihan karena infeksi bakteri torch maka bayi beresiko lahir cacat
Radang panggul bisa terjadi pada ibu
10. Beri tatalaksana sesuai etiologi
o Antivirus
o Anti jamur
o Anti bakteri
Non famakologi : menjaga kebersihan, tidak stress, olah raga teratur , hubungan
seksual yang baik
11. Pewarnaan gram, kultur, serologi, pH
12. Keputihan patogi / Leukorea
13. Taharah : dari arah depan ke belakang
Ganti celana dalam setiap akan solat
HIPOTESIS
Seorang wanita hamil datang dengan keluhan keputihan. Keputihan pasien
diperkirakan adalah keputihan patologis karena mengaku keputihannya berwarna hijau dan
amis yang merupakan indikasi dari infeksi bakteri pirulen seperti Gardnerella vaginalis yang
bisa menghasilakan zat amin yang berbau amis. Sebenarnya keputihan juga bisa terjadi pada
kehamilan namun biasanya berwarna bening dan tidak berbau keputihan tersebut disebut
keputihaan fisiologis yang bisa terjadi pada kehamilan, pre dan pra menstruasi dan stress.
Keputihan juga dipengaruhi pelepasan IUD yang terlambat atau bergonta ganti pasangan,
pada kasus IUD tubuh akan mengalami inflamasi sehigga mengeluargakan mediator
inflamasi salah satunya adalah histamin sehingga pasien merasakan gatal dan apa bila digaruk
akan timbu eritem. Sedangkan pada kasus bergonta ganti pasangan bisa saja pasangan
membawa agent penularan penyakit kelamin. Untuk pemeriksaan apakah keputihan tersebut
patologis atau fisiologis bisa dilakukan swab vagina untuk selanjutnya di kultur dan
dilakukan pewarnaan gram, ataupun melakukan pap smear utuk tau adakah indikasi
kegananasan. Pengobatan pada keputihan patologis harus disesuaikan etionya seperti
diberikan antivirus, antibiotik, dan anti jamur. Sedangkan untuk non farmakologinya harus
menjaga kebersihan, tidak stress, dan rajin berolahraga. Dalam islam juga dianjurkan untuk
bertaharah dan mengganti celana dalam setiap sebelum solat.
SASARAN BELAJAR
LI. 1. Memahami Dan Menjelakan Anatomi Genetalia Eksterna Dan Interna Feminina
LO. 1.1 Memahami Dan Menjelakan Makroskopis Genetalia Eksterna Dan Interna
Feminina
LO. 1.2 Memahami Dan Menjelakan Mikroskopis Genetalia Eksterna Dan Interna
Feminina
LI. 2. Memahami Dan Menjelakan Leukorea
LO. 2.1 Memahami Dan Menjelakan Definisi Leukorea
LO. 2.2 Memahami Dan Menjelakan Etiologi Leukorea
LO. 2.3 Memahami Dan Menjelakan Kalsifikasi Leukorea
LO. 2.4 Memahami Dan Menjelakan Patofisiologi Leukorea
LO. 2.5 Memahami Dan Menjelakan Manifestasi Klinis Leukorea
LO. 2.6 Memahami Dan Menjelakan Diagnosis Dan Diagnosis Banding Leukorea
LO. 2.7 Memahami Dan Menjelakan Penatalaksanaan Leukorea
LO. 2.8 Memahami Dan Menjelakan Pencegahan Leukorea
LO. 2.9 Memahami Dan Menjelakan Komplikasi Leukorea
LO. 2.10 Memahami Dan Menjelakan Prognosis Leukorea
LI. 3. Memahami Dan Menjelakan Taharah Saat Keputihan Menurut Pandangan Islam
SASARAN BELAJAR
LI. 1. Memahami Dan Menjelakan Anatomi Genetalia Eksterna Dan Interna Feminina
LO. 1.1 Memahami Dan Menjelakan Makroskopis Genetalia Eksterna Dan Interna
Feminina
Sumber:http://uncennursing.blogspot.com/2011/06/sistem-reproduksiperkembangbiakan.html
Sumber : http://panduancaracepathamil.wordpress.com/category/organ-genitalia-interna-daneksterna/
Sumber : http://kelas-bidan.blogspot.com/2011/04/anatomi-fisiologi-organ-reproduksi.html
Sumber : http://bedahunmuh.wordpress.com/category/atlas-bedah-pelvis-and-perineum/
Genitalia Eksterna :
a. Mons Pubis
Daerah kulit yang menonjol di depan symphisis pubis
Kulit berambut banyak jaringan lemak.
Berisi jaringan lemak, jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf-saraf
Meluas ke bwah belakanaglabium mayora.
Rambut kemaluan disebut pubes.
b. Labium Majus Pudendi
Suatu lipatan kulit, ke dorsocaudal berhubungan satu dengan yang lain
membentuk comissura posterior labiorum majorum, sedang yang ke
ventrocrainal membentuk comissura anterior labiorum majora.
Fascia lateralis memiliki rambut dan bnayka pigmen. Sedangkan, fascia
medialis mempunyai gld. Sebacea yang besar dan tidak mempunyai rambut.
10
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Genitalia Interna :
1. Ovarium
Terletak di dalam pelvis dan jumlahnya sepasang
Berbentuk bulat memanjang, agak pipih
Terdiri dari coretx dan medulla (berisi pembuluh darah, limfe dan saraf)
11
12
Tunica mucosa membentuk rugae yang transversal pada dinding ventral dan
dorsal disebut columna rugarum.
Pada virgo intacta introitus vaginae sebagian ditutupi oleh selaput disebut
hymen.
Bentuk hymen :
Hymen anularis (cincin)
Hymen seminularis (bulan sabit)
Hymen cribriformis (berlubang-lubang seperti saringan)
Hymen fimbriatus (dengan tepi seperti jari-jari)
Hymen imperforatus (tidak berlubang)
5. Jaringan penunjang
Ligamentum cardinale sinistra dan dekstra (Mackendrot)
Ligamentum terpenting untuk menahan uterus agar tidak turun.
Berjalan dari cerviks dan puncak vagina ke arah lateral dinding pelvis.
Ligamentum sakrouterinum sinistra dan dextra
Menahan uterus agar tidak banyak bergerak
Berjalan melengkung dari dorsal cerviks melalui dinding rectum ke
arah os sakrum.
Ligamentum rotundum sinistra dan dextra
Menahan uterus dalam antefleksi
Ligamentum pubivesikale sinistra dan dextra
Berjalan dari os pubis melalui kandung kemih dan seterusnya sebagai
ligamentum vesikouterinum ke cerviks.
Ligamentum latum sinistra dan dextra
Berjalan dari uterus ke arah lateral dan tidak banyak mengandung
jaringan ikat.
Merupakan bagian dari peritoneum viscerale yang meliputi uterus dan
kedua tuba dan berbentuk sebagai lipatan.
Ligamentum infundibulopelvikum
Menahan tuba falopi.
Berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis.
Ligamentum ovarii proprium sinistra dan dextra
Berjalan dari sudut kiri dan kanan fundus uteri ke ovarium.
DIAPHRAGMA PELVIS
1. Pelvis mayor : berisi saluran cerna, VU, ureter, sistem genitalis
13
2. Pelvis minor
- PAP (aditus pelvis)
Dibentuk oleh : promontorium, linea terminalis, ala osis sacralis, dan supra
pubis.
a. Conjugate vera : ukuran antero posterior
Jarak antara pinggir atas pubis sampai promontorium, penting untuk
menentukan dapat todaknya bayi melewati sehingga dapat menentukan
tindak lanjut persalinan pervaginam atau section secaria.
Dengan bantuan conjugate diagonalis (diukur dengan vaginal touch)
sampai promontorium. Conjugate diagonalis(12,5 cm) 1,5 = 11-13cm
b. Conjugate transversa : diukur dari titik terjauh linea terminalis kiri dan
kanan tegak lurus dengan conjugate vera. 13-14,5 cm.
c. Conjugate obstetrica : jarak antara promontorium ke pinggir tengah
simpisis pubis. Bagian aditus pelvis yang paling sempit, 10,6 cm.
- Mid pelvis
Dibentuk oleh : apex arcus pubis, spina ischiadica, ujung os.sacrum.
Paling sempit, bentuk oval, sering terjadi kemacetan pada persalinan.
Ukuran yang penting :
a. Anteroposterior : tepi bawah simp.pubis sampai pertengahan os.sacrum 4.
11,5-12 cm.
b. Transversa : spina ischiadica kanan kiri. 10-10,5 cm
c. Sagittal : anteroposterior dengan potongan transversa
-
14
Perdarahan :
Arteri iliaca interna -> arteri uterina -> arteri vaginalis. Arteri vaginalis ke arah fundus
kemudian bercabang menjadi :
R.ovaricus melalui ligamentum ovarii proprium menuju ovarium
A. Ligamenti teretis uteri, mengikuti lig. Teres uteri
R. Tubarius mengikuti tuba uterina.
Persarafan :
N.pudendus untuk persarafan genitalia eksterna , n.pudendus masuk ke foramen ischiadicum
sebagai n. Clitoridis. Cabang yang lain: n.hemorrhoidalis inferior utnuk m.spinchter ani
externus dan ke kulit regio analis. N. Perianalis berkahir sebagai n.labialis untuk labium
majus. Plexus hypogastricus superior dan inferior untuk persarafan genitalia interna.
Pembuluh lympe:
Bagaian proximal mengikuti kembali r.vaginalis a. Uternae ke lnn. Illiaci interni.
Bagian medial mengikuti kembali r.Vaginali a.Vesicalis inferior ke Inn sepanjang
a.Vesicalis inferior ke Inn. Illiaca interni.
Bagian dari vagina distal, dinding vestibulum vaginae, labia minora, labia major.
LO. 1.2 Memahami Dan Menjelakan Mikroskopis Genetalia Eksterna Dan Interna
Feminina
Ovarium :
15
Gambar . Ovarium
Tuba Uterina :
Epitel selapis silindris bersilia (epitheliocytus ciliatus) dan tidak bersilia (sel sekretorik)
Sel bersilia menciptakan arus ke arah uterus dan menjadi predominan dalam fase
proliperatif.
Sel sekretorik menghasilkan nutrisi
Mukosa terdiri dari banyak plica dan membentuk lumen yang tidak rata.
Uterus
Dinding luar yaitu perimetrium, tengah miometrium dan sebelah dalam endometrium.
Endometrium dilapisi oleh epitel selapis silindris.Dibagi dalam dua lapisan yaitu stratum
basale dan stratum functionale
Terdapat kelenjar uterus di lamina propia.
Terdapat arteri spiralis di endometrium.
Miometrium terdiri dari otot polos, dipisahkan oleh jaringan ikat interstisial dengan
banyak pembuluh darah .
16
Gambar
Uterus
Gambar . Uterus
pot.
melintang
LI. 2. Memahami
Leukorea
LO.
Dan Menjelakan
2.1
Memahami
Dan Menjelakan
Definisi
Leukorea
Leukorea adalah
sekret berwarna
putih dan kental
dari vagina dan
rongga uterus
(dorland, 2010).
Vagina yang
normal selalu
berada dalam kondisi lembab dan permukaannya basah oleh cairan/lendir. Sekret diproduksi
oleh kelenjar pada leher rahim (serviks), dinding vagina dan kelenjar bartholin dibibir
kemaluan, menyatu dengan sel-sel dinding vagina yang lepas serta bakteri normal didalam
vagina, bersifat asam
Leukorea berasal dari kata Leuco (benda putih) yang disertai dengan akhiran rrhea (aliran
atau cairan yang mengalir). Keputihan (fluor albus, white discharge, leukorea) adalah nama
gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital (dalam hal ini alat
genital wanita) yang tidak berupa darah.
17
Bakteri :
1
Gonococcus
Penyebab Gonococcus adalah coccus gram negative Neisseria
gonorrhoeae ditemukan oleh Neisser in 1879. N. gonorrhoeae adalah
diplokok berbentuk biji kopi, bakteri yang tidak dapat bergerak, tidak
memiliki spora, jenis diplokokkus gram negatif dengan ukuran 0,8 1,6
mikro, bersifat tahan asam. Bakteri gonokokkus tidak tahan terhadap
kelembaban, yang cenderung mempengaruhi transmisi seksual. Bakteri ini
bersifat tahan terhadap oksigen tetapi biasanya memerlukan 2-10% CO2
dalam pertumbuhannya di atmosfer. Bakteri ini membutuhkan zat besi untuk
tumbuh dan mendapatkannya melalui transferin, laktoferin dan hemoglobin.
Organisme ini tidak dapat hidup pada daerah kering dan suhu rendah, tumbuh
optimal pada suhu 35-37C dan pH 7.2-8.5 untuk pertumbuhan yang optimal.
Pada sediaan langsung dengan gram bersifat tahan asam. Pada sediaan
langsung dengan pewarnaan gram bersifat gram negative, terlihat diluar dan
dalam leukosit, kuman ini tidak tahan lama diudara bebas, cepat mati dalam
keadaan kering, dan tidak tahan zat desinfektan
Secara morfologik gonokok terdiri atas 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang
mempunyai pili dan bersifat virulen, serta 3 dan 4 yang tidak mempunyai pili
dan bersifat nonvirulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan
menyebabkan reaksi radang. Organisme ini menyerang membran mukosa,
khususnya epitel kolumnar yang terdapat pada uretra, servik uteri, rectum, dan
konjungtiva.Gambaran tersebut dapat terlihat pada pemeriksaan Pap Smear,
tetapi biasanya bakteri ini diketahui pada pemeriksaan sedian apus dengan
pewarnaan Gram. Cara penularan penyakit ini adalah dengan senggama.
Chlamidia trachomatis
Chlamydia trachomatis merupakan salah satu dari empat spesies genus
chlamydia yang merupakan bakteri khusus yang hidup sebagai parasit intrasel.
18
Gardanerrella vaginalis
Gardanerrella menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan
kadang dianggap sebagai bagian dari mikroorganisme normal dalam vagina
karena seringnya ditemukan. Bakteri ini biasanya mengisi penuh sel epitel
vagina dengan membentuk bentukan khas dan disebut clue cell. Pertumbuhan
yang optimal pada pH 5.0-6.5.
Gardanerrella menghasilkan asam amino yang diubah menjadi
senyawa amin yang menimbulkan bau amis seperti ikan.
19
Gambar
Gardanerrella vaginalis
4
b Jamur
1
Candida albicans
Secara normal dapat ditemukan di mulut, tenggorokan, usus, dan
kulit laki-laki dan pada perempuan sehat sering di jumpai di vagina perempuan
asimtomatik. Candida albicans merupakan spesies penyebab pada lebih dari
80% kasus infeksi kandida pada genitalia. Pertumbuhan berlebihan candida
albicans adalah penyebab tersering vaginitis dan vulvovaginitis. C.tropicalis
dan C.glabrata adalah dua spesies lain yang menyebabkan vulvovaginitis.
Secara ketat, kandidiasis tidak dianggap ditularkan secara seksual, namun
Candida albicans dapat dibiak dr penis 20% laki-laki pasangan perempuan
yang mengidap vulvovaginitis kandida rekurens.
Candida albicans bersifat dimorfik, selain ragi-ragi dan pseudohifa, ia
juga bisa menghasilkan hifa sejati. Dalam media agar atau dalam 24 jam pada
suhu 37 C atau pada suhu ruangan, spesies candida menghasilkan koloni halus,
berwarna crem dengan aroma ragi. Dua tes morfologi sederhana membedakan
Candida albicans yang paling patogen dari spesies candida lainnya yaitu
setelah inkubasi dalam serum selama sekitar 90 menit pada suhu 37, sel-sel
ragi candida albicans akan mulai membentuk hifa sejati atau tabung benih, dan
pada media yang kekurangan nutrisi, candida albicans menghasilkan
chlamydospora bulat dan besar.
20
Parasit
1
Trichomonas vaginalis
Trikomiasis disebabkan oleh protozoa parasitik tricomonas vaginalis.
T.vaginalis adalah organisme oval berflagela yang berukuran setara dengan
sebuah leukosit. Organisme terdorong oleh gerakan-gerakan dari flagelnya.
Trigomonad mengikat dan akhirnya mematikan sel-sel penjamu, memicu
respon imun humoral dan seluler yang tidak bersifat protektif terhadap
infeksi berikutnya. Agar dapat bertahan hidup, trikomonad harus berkontak
langsung dengan eritrosit, dan hal ini dapat mejelaskan mengapa perempuan
lebih rentan terhadap infeksi daripada laki-laki. Trichomonas vaginalis
tumbuh paling subur pada pH antara 4,9 dan 7,5 dengan demikian haid,
kehamilan, pemakaian kontrasepsi oral, dan tindakan sering mencuci vagina
merupaka predisposisi timbulnya trikomoniasis. Bayi perempuan yang lahir
dari ibu yang terinfeksi dapat mengalami infeksi Trikomonas vaginalis. Bayi
perempuan rentan karena pengaruh hormon ibu pada epitel vagina bayi.
Dalam beberapa minggu, seiring dengan dimetabolismenya hormon-hormon
ibu, epitel vagina bayi menjadi resisten terhadap Trichomonas vaginalis dan
infeksi sembuh bahkan tanpa pengobatan.
Infeksi Trichomonas vaginalis ditularkan hampir secara eksklusif
melalui hubungan seksual. Walaupun trikomonad diketahui dapat bertahan
hidup sampai 45menit pada fomite, namun cara penularan fomite ini sangat
jarang terjadi. Risiko terinfeksi Trichomonas vaginalis meningkat seiring
dengan jumlah pasangan seks dan lama aktivitas seksual
d Virus
21
Iritasi
1
2
3
4
5
6
7
berlebihan. Jika rangsangan ini menimbulkan luka akan sangat mungkin terjadi
infeksi penyerta dari flora normal yang berada dalam vagina sehingga timbul
fluor albus.
Penyebab Lain
1
2
23
konjungtifitis dan akhirnya dan kebutaan pada bayi apabila tidak di ketahui dan di
obati.
Sifilis
Adalah infeksi yang sangat menular yang di sebabkan oleh bakteri berbentuk
spiral, Treponema pallidum. Kecuali penularan neonates, sifilis hampir selalu di
tularkan melalui kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi. Namun, spiroketa
T.pallidum dapat menembus sawar plasenta dan menginfeksi neonates.
Spiroketa memperoleh akses melalui kontak langsung antara lesi basah terinfeksi
dengan setiap kerusakan, walaupun mikroskopik di kulit atau mukosa penjamu. Sifilis
dapat di sembuhkan pada tahap-tahap awal infeksi. Tetapi apabila di biarkan penyakit
ini dapat menjadi infeksi yang sistemik dan kronik. Infeksi penyakit sifillis dapat di
bagi menjadi , sifillis primer, sekunder (sifilis laten, dini dan lanjut) dan tersier. Pada
perkembangan penyakit dapat terlihat kutil-kutil kecil di vulva dan vagina yang
disebut kondiloma lata. Bakteri kadang dapat terlihat pada pemeriksaan pap smear,
tetapi biasanya bakteri ini diketahui pada pemeriksaan sediaan apus dengan
pewarnaan Gram.
Clamidia trachomatis
Clamidia trachomatis adalah infeksi bakteri menular seksual yang paling banyak
di jumpai di amerika. Bakteri ini terdpat dalam 2 bentuk (dimorfik). Dalam bentuk
infeksiosa C. trachomatis merupakan sferoid berukuran kecil, tidak aktif secara
metabolis dan mengandung DNA dan RNA sehingga disebut badan elementer (EB).
Sferoid-sferoid ini memperoleh akses ke sel penjamu melalui endositosis dan setelah
berada di dalam berubah menjadi organisme yang secara metabolis aktif dan bersaing
dengan sel pejamu memperebutkan nutrient. Organisme ini memicu timbulnya siklus
replikasi dan setelah kembali memadat menjadi EB untuk menginfeksi sel-sel di
sekitarnya.
C.trachomatis memiliki afinitas terhadap epitel uretra, servix dan konjungtiva
mata. Pada laki-laki, urethritis, epididymis dan prostatitis adalah infeksi bakteri yang
tersering.Pada perempuan yang tersering adalah servisitis, diikuti oleh urethritis,
bartolinitis dan akhirnya penyakit radang panggul (PID).
C.trachomatisdapat menginfeksi faring, dan rectum orang yang melakukan
hubungan seksual oral atau anal-reseptif. Bayi dapat terinfeksi sewaktu dilahirkan dan
mengalami konjungtivitis dan pneumonia. Terinfeksi bakteri ini tidak menimbulkan
imunitas terhadap infeksi di kemudian hari.
Gardnerella vaginalis
Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang dianggap sebagai
bagian dari mikroorganisme normal dalam vagina karena sering ditemukan. Bakteri
ini biasanya mengisi penuh sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan
siebut dengan clue cell. Gardnerella menghasilkan asam amino yang diubah menjadi
senyawa amin yang menimbulkan bau amis seperti ikan. Cairan vagina tampak warna
keabu-abuan.
Infeksi virus
Virus Herpes Simpleks (HSV)
Adalah penyakit virus menular dengan afinitas pada kulit, selaput lendir dan
system syaraf.Macamnya ada HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 menyerang daerah orofaring,
25
menyebabkan lesi di wajah, mulut dan bibir.Walaupun virus ini dapat juga
menyebabkan harpes genitalis primer. HSV-2 pterdapat di daerah genital. HSV tidak
dapat di sembuhkan.Pada orang yang imunokompeten.Infeksi biasanya ringan dan
swasirna.
HSV disebarkan melalui kontak langsung antara virus dengan mukosa atau setiap
kerusakan di kulit.Virus herpes tidak dapat hidup di luar lingkungan yang lembab.
HSV mempunyai kemampuan untuk menginvasi beragam sel melalui fusi langsung
dengan membrane sel. Untuk dpat masuk ke dalam sel, tidak memerlukan proses
endositosis.
HSV-1 dan HSV-2 menanyebabkan infeksi kronik yang di tandai dengan masamasa infeksi aktif dan latensi. Pada infeksi primer aktif, virus menginvasi sel penjamu
dan cepat berkembang biak menghancurkan sel penjamu dan melepaskan lebih
banyak virion untuk menginfeksi sel-sel di sekitarnya. Dan virus menyebar melalui
saluran limfe ke kelenjar limfe regional dan menyebabkan limfadenopati.Tubuh
melakukan imunitas seluler dan humoral yang menahan infeksi tetapi tidak dapat
mencegah kekambuhan infeksi aktif.
Setelah infeksi awal, timbul masa laten. Selama masa ini, virus masuk ke dalam
sel-sel sensorik yang mensyarafi daerah yang terinfeksi dan bermigrasi di sepanjang
akson untuk bersembunyi di dalam ganglion radiksdorsalis tempat virus berdiam
tanpa menimbulkan sitotosisitas atau gejala pada manusia pejamunya. Virion dapat
menular baik, dalam fase aktif maupun masa laten.
HSV lebih sering di jumpai pada wanita, mungkin karena luas permukaan mukosa
saluran genitalia perempuan yang lebih luas dan terjandinya kerusakan mikro di
mukosa selama hubungan kelamin.Dibandingkan dengan populasi umum, orang yang
terinfeksi HIV lebih rentan terhadap infeksi HSV dan menularkan penyakit ini.
Karena infeksi HSV tidak mengancam jiwa dan sering ringan atau asimtomatik,
sehingga banyak orang yang tidak menyadari akan besarnya penyakit ini.
Pada awal infeksi tampak kelainan kulit sepert melepuh terkena air panas yang
kemudian pecah dan menimbulkan luka seperti borok, dan pasien merasa sakit.
26
Infeksi Jamur
Candida albicans
C.albicans merupakan spesies penyebab infeksi candida pada genitalia lebih dari
80% yaitu vaginitis dan vulvovaginitis. Secara ketat, kandidiasis tidak dianggap di
tularkan secara seksual. Infeksi simtomatik timbul apabila terjadi perubahan pada
resistensi pejamu atau flora bakteri local. Faktor predisposisi pada wanita adalah
kehamilan, haid, diabetes mellitus, pada pemakaian kontrasepsi dan terapi antibiotic.
Baju dalan yang ketat, konstriktif dan sintetik, sehingga menimbulkan lingkungan
yang hangat dan lembab untuk kolonisasi dapat menyebabkan infeksi rekurent.
Pada sebagian perempuan, reaksi hipersensitifitas terhadap produk-produk,
misalnya pencuci vagina, semprotan deodorant dan kertas toilet dapat berperan
menimbulkan kolonisasi. Perempuan umumnya mengalami infeksi akibat salah satu
factor diatas sedangkan pada laki-laki umunya terjangkit infeksi melalui kontak
seksual dengan perempuan yang mengidap kandidiasis vulvovagina. Keadaan yang
saling menularkan antara pasangan suami istri ini desebut femoma ping pong.
Infeksi parasit
Trikomoniasis Vaginalis
Adalah organisme oral berflagel.Trikomonad mengikat dan akhirnya mematikan selsel pejamu, memicu respon imun humoral dan selular yang tidak bersifat protektif
terhadap infeksi berikutnya.Agar dapat bertahan hidup trikomonad harus berkontak
langsung dengan eritrosit, dan dalam hal ini dapat menjelaskan mengapa perempuan
lebih rentan terhadap infeksi dari pada laki-laki.T.vaginalis paling subur pada pH
antara 4,9-7,5. Bayi perempuan yang lahir dari ibu yang terinfeksi dapat menularkan
infeksinya.Bayi perempuan rentan karena pengaruh hormone ibu pada epitel vagina
bayi. Infeksi T.vaginalis di tularkan hampir secara eksklusif melalui hubungan
kelamin. Walaupun trikomonad di ketahui dapat hidup sampai 45 menit pada fomite,
namun cara penularan melalui fomite ini sangat jarang terjadi.Walaupun jarang dapat
ditularkan melalui perlengkapan mandi seperti hsnduk dan bibir kloset.
Benda asing
Menimbulkan rangsangan pengeluaran cairan vagina yang jika berlebihan menimbulkan
luka akan sangat mungkin terjadi infeksi penyerta dari flora normal dalam vagina.
Neoplasia/Keganasan
Terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk akibat pembusukansel
abnormal, seringkali disertai darah yang tidak segar.
Menopause
Estrogen turun vagina menjadi kering dan lapisan sel tipis, kadar glikogen berkurang,
dan basil doderlein berkurang memudahkan infeksi karena lapisan sel epitel tipis,
mudah menimbulkan luka flour albus
Erosi
Daerah merah sekitar ostium uteri internum yakni epitel kolumner endoserviks
terkelupas, mudah terjadi infeksi penyerta dari flora normal di vagina sehingga timbul
fluor albus.
Stress
27
A. Keputihan Fisiologis : Cairan vagina jernih, tidak berwarna, tidak gatal, sekret bisa
sedikit atau cukup banyak
B. Patologis
a. Bakteri
1. Chlamydia trachomatis : Sekret serviks mukopulen dan ektopi, edema, rapuhnya
serviks
2. Gardnerella vaginalis : Banyak sekali discharge berwarna abu-abu, berbau amis, rasa
gatal atau terbakar biasanya minimal
3. Neisseria gonorheae : Infeksi daerah serviks (pada dewasa), vaginitis (pada masa
pubertas)
b. Jamur
Candida Albicans : Seperti keju lembut, tidak berbau, pengumpulan eksudat seperti
dadih berwarna keputihan dan sebagian agak melekat pada serviks dan mukosa
vagina, eritema dan edema vulva dan vagina
28
c. Protozoa
Trichomonas vaginalis : Lendir tipis, warna hijau kuning, kadang berbusa dan berbau
busuk
d. Virus
1. HPV (human papiloma virus) : Lesi papilomatosa yang meninggi, mudah dilihat pada
vulva, lesi jauh lebih merah pada: diabetes, hamil, kontrasepsi oral, imunosupresi
2. herpes simplex virus : Leukore disertai dengan demam, malaise, anorexia, nyeri pada
genitalia, dysuria, perdarahan pervaginaan
sumber : Amiruddin, D. 2003. Fluor Albus in Penyakit Menular Seksual .LKiS :
Jogjakarta
LO. 2.6 Memahami Dan Menjelakan Diagnosis Dan Diagnosis Banding Leukorea
Diagnosis fluor albus ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan
penunjang.
Anamnesis
Ditanyakan mengenai usia, metode kontrasepsi yang dipakai oleh akseptor KB kontak
seksual, perilaku, jumlah, bau dan warna leukore, masa inkubasi, penyakit yang
diderita, penggunaan obat antibiotik atau kortikosteroid dan keluhan-keluhan lain.
Pemeriksaan Fisis dan Genital
Inspeksi Kulit perut bawah, rambut pubis, terutama perineum, dan anus. Inspeksi dan
palpasi genitalia eksterna. Pemeriksaan spekulum untuk vagina dan serviks,
pemeriksaan bimanual pelvis, palpasi kelenjar getah bening dan femoral.
Laboratorium
Hasil pengukuran pH cairan vagina dapat ditentukan dengan kertas pengukur pH dan
pH diatas 4,5 sering disebabkan oleh trichomoniasis tetapi tidak cukup spesifik.
Cairan juga dapat diperiksa dengan melarutkan sampel dengan 2 tetes larutan normal
saline 0,9% diatas objek glass dan sampel kedua di larutkan dalam KOH 10%.
Penutup objek glass ditutup dan diperiksa dibawah mikroskop. Sel ragi atau
pseudohyphae dari candida lebih mudah didapatkan pada preparat KOH. Namun
kultur T. vaginalis lebih sensitive dibanding pemeriksaan mikroskopik.
Secara klinik, untuk menegakkan diagnosis vaginosis bakterial harus ada tiga dari
empat kriteria sebagai berikut, yaitu: (1) adanya sel clue pada pemeriksaan
mikroskopik sediaan basah, (2) adanya bau amis setelah penetesan KOH 10% pada
cairan vagina, (3) duh yang homogen, kental, tipis, dan berwarna seperti susu, (4) pH
vagina lebih dari 4.5 dengan menggunakan nitrazine paper.
Test PAP,Smear
Tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi HPV (human papiloma virus)
dan prakanker serviks. Ketepatan sitologinya kurang lebih 90% pada dysplasia keras
(karsinoma in situ) dan 76% pada dysplasia ringan/sedang.Pap Smear merupakan tes
skrining untuk mendeteksi dini perubahan atau abnormalitas dalam serviks sebelum
sel-sel tersebut menjadi kanker. Kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang
29
sering terjadi pada wanita, juga merupakan penyebab kematian nomor satu dari jenis
kanker yang menyerang wanita. Penyebabnya yaitu adanya perubahan gen mikroba
seperti; virus HPV (human papilloma virus), radiasi atau pencemaran bahan kimia.
Kanker leher rahim stadium dini yang cepat ditangani dapat sembuh 100%.
Alat yang dibutuhkan:
a.Formulir konsultasi sitologi
b.Spatula Ayre yang dimodifikasi atau cytobrush
c.Kaca benda atau gelas objek yang pada satu sisinya telah diberikan label
d.Speculum cocor bebek kering
e.Tabung berisi larutan fiksasi sediaan di kaca benda yaitu alkohol 95%
a.
b.
c.
d.
e.
f.
d.
e.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2
Diagnosis Banding
1. Ca Cervix
2. infeksi Chlamydia
3. atropik vaginitis
4. gonorrhea
Menghilangkan gejala
Memberantas penyebabrnya
Mencegah terjadinya infeksi ulang
Pasangan diikutkan dalam pengobatan
Tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan menyusui. Bila terjadi iritasi atau
sensitif pemakaian harus dihentikan.
2
Antibiotik
Clotrimazole
Memiliki aktivitas antijamur dan antibakteri. Untuk infeksi kulit dan
vulvovaginitis yang disebabkan oleh Candida albicans.
Efek samping: pemakaian topikal dapat terjadi rasa terbakar,eritema, edema
,gatal dan urtikaria
Sediaan dan posologi : Tersedia dalam bentuk krim dan larutan dengan kadar
1% dioleskan 2 kali sehari . Krim vagina 1% untuk tablet vagina 100 mg
digunakan sekali sehari pada malam hari selama 7 hari atau tablet vagina; 500
mg, dosis tunggal.
Tinidazole
Tinidazole adalah obat antiparasit yang digunakan untuk membrantas infeksi
Protozoa, Amuba.
Efek samping obat ini sama seperti Metronidazole tetapi dengan kelebihan
tidak perlu minum dengan waktu yang panjang sehingga mengurangi efek
sampingnya.
Tinidazole sebagai preparat vaginal digunakan untuk infeksi Trichomonas.
Biasa dikombinasi dengan Nystatin sebagai anti jamurnya. Bentuk sediaan yang
ada adalah vaginal tablet.
Metronidazole
Diberikan peroral ( 2 gram sebagai dosis tunggal , 1gr setiap 12 jam x 2 atau
250 mg 3xsehari selama 5-7 hari) untuk infeksi Trichomonas vaginalis
Diberikan 500 mg 2xsehari selama seminggu dan lebih baik secara
mitraseksual. Untuk infeksi Gardnerella vaginalis
Efek samping : mual kadang kadang muntah, rasa seperti logam dan
intoleransi terhadap alkohol.
Metronidazol tidak boleh diberikan pada trimester pertama kehamilan.
Nimorazole
Nimorazole merupakan antibiotika golongan Azol yang terbaru. Selain dalam
sediaan tunggal dalam bentuk tablet oral (diminum) juga ada kombinasinya
(Chloramphenicol dan Nystatin) dalam bentuk vaginal tablet.
33
Penisilin
1
2
Ampisilin pada pemberian oral dipengaruhi besarnya dosis dan ada tidaknya
makanan dalam saluran cerna
Amoksisilin lebih baik diberikan oral ketimbang ampisilin karena tidak
terhambat makanan dalam absorbsinya.
Efek samping : Reaksi alergi , nefropati, syok anafilaksis, efek toksik penisilin
terhadap susunan saraf menimbulkan gejala epilepsi karena pemberian IV dosis
besar
Sediaan dan posologi :
Ampisilin :
- Tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul 125mg, 250mg, 500mg
- Dalam suntikan 0,1 ; 0,25 ; 0,5 dan 1 gram pervial
Amoksisilin :
-
Dalam bentuk kapsul atau tablet ukuran 125, 250, 500 gram dan
sirup125mg/5mL dosis diberikan 3 kali 250-500 mg sehari
35
2. Non Farmakologi
Tindakan pencegahan keputihan yaitu dengan :
Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat cukup,
hindari rokok, dan alkohol serta dihindari stress berkepanjangan
Setia pada pasangan, hindari promiskuitas atau gunakan kondom untuk
mencegah penularan penyakit menular seksual.
Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi, dengan menjaganya agar tetap
kering dan tidak lembab, misalnya dengan menggunakan celana dengan
bahan yang menyerap keringat, hindari pemakaina celana terlalu ketat,
biasakan untuk mengganti oembalut pantyliner pada waktunya untuk
mencegah bakteri berkembang biak
Biasakan membasuh dengan cairan yang benar tiap kali buang air yaitu dari
arah depan ke belakang
Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena
dapat mematikan flora normal vagina
Hindari penggunaan bedak fakum, tissue atau sabun dengan pewangi pada
daerah vagina.
Hindari pemakaian barang-barang yang memdahkan penularan seperti
meminjam perlengkapan mandi.
LO. 2.8 Memahami Dan Menjelakan Pencegahan Leukorea
Menjaga kesehatan reproduksi untuk pencegahan keputihan pada wanita diawali
dengan menjaga kebersihan organ kewanitaan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menjaga kebersihan organ kewanitaan, yaitu :
1. Membersihkan kotoran yang keluar dari alat kelamin dan anus dengan seksama.
Membersihkan dilakukan dari depan kebelakang (dari daerah kemaluan ke arah
anus) secara satu arah. Hal ini dilakukan untuk mencegah kotoran dari anus
masuk kedalam vagina.
2. Membasuh secara teratur bagian bibir vagina secara hati-hati menggunakan air
bersih dan sabun yang lembut setiap habis BAK , BAB, dan ketika mandi. Yang
terpenting adalah membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada disekitar
bibir vagina.
3. Gunakan sabun lembut tanpa pewangi saat mandi untuk menjaga keasaman
vagina. Normalnya vagina berbau asam dan kecut dengan pH keasaman sekitar 44,5. Terlalu sering membasuh vagina dengan cairan kimia dan menggunakan
deodoran disekitar vagina akan merusak keseimbangan organisme dan cairan
vagina sehingga memungkinkan terjadinya infeksi pada vagina (vaginitis).
4. Mengeringkan alat kelamin dengan tisu atau handuk agar tidak lembab setiap kali
setelah mandi atau buang air. Usahakan agar daerah kemaluan dan selangkangan
selalu kering, lebih lebih bila tergolong gemuk karena suasana lembab sangat
disukai oleh jamur. Selalu keringkan bagian vagina sebelum berpakaian.
5. Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar vagina
kering sepanjang hari. Bedak memiliki partikel partikel halus yang mudah terselip
disana sini yang akhirnya mengundang jamur dan bakteri bersarang.
6. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari setelah mandi, terutama bagi
wanita aktif dan mudah berkeringat. Gunakan celana dalam yang kering dan bila
36
celana dalam keadaan basah segera mengganti celana dalam yang bersih dan
belum dipakai.
7. Tidak memakai celana dalam yang terlalu ketat , karena celana dalam yang terlalu
ketat menyebabkan permukaan vagina menjadi lebih mudah berkeringat.
Gunakan celana dalam yang bahannya menyerap keringat seperti katun. Celana
dalam dari satin atau bahan sintetik lain membuat suasana disekitar vagina panas
dan lembab.
8. Pakaian luar juga harus diperhatikan. Celana jeans tidak dianjurkan karena pori
porinya sangat rapat, pilihlah seperti rok atau celana bahan non jeans agar
sirkulasi udara disekitar organ intim bergerak leluasa.
9. Ketika sedang haid dianjurkan sering mengganti pembalut terutama pada hari hari
pertama haid. Pembalut perlu diganti 4-5 kali dalam sehari untuk menghindari
pertumbuhan bakteri pada pembalut yang digunakan dan mencegah masuknya
bakteri kedalam vagina. Pembalut yang baik yaitu pembalut yang berdaya serap
baik dan tidak berparfum.
10. Gunakan panty liner disaat perlu dan jangan terlalu lama. Misalnya saat
berpergian keluar rumah dan lepaskan sekembalinya dirumah.
11. Dianjurkan untuk mencukur rambut kemaluan karena rambut kemaluan dapat
ditumbuhi sejenis jamur atau kutu.
12. Hindari pemakaian barang barang yang dapat memudahkan penularan seperti
meminjam perlengkapan mandi. Dianjurkan tidak duduk diatas kloset di wc
umum atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya.
13. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat yang cukup ,
hindari rokok, dan alkohol serta hindari stress yang berkepanjangan.
terletak di bagian bawah vulva, warna kulit berubah, membengkak, terjadi penimbunan nanah
di dalam kelenjar, penderita sukar untuk berjalan dan duduk karena sakit.
Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai parasit atau jamur.
Infeksi ini sebagian besar terjadi karena hubungan seksual.Tipe vaginitis yang sering
dijumpai adalah vaginitis candidiasis dan trikomonalis vaginalis. Vaginitis candidiasis
merupakan keputihan kental bergumpal, terasa sangat gatal dan mengganggu, pada dinding
vagina sering dijumpai membran putih yang bila dihapus dapat menimbulkan perdarahan,
sedangkan trikomonalis vaginalis merupakan keputihan yang encer sampai kental,
kekuningan, gatal dan terasa membakar serta berbau.
Serviksitis
Serviksitis merupakan infeksi dari servik uteri.Infeksi serviks sering terjadi karena
luka kecil bekas persalinan yang tidak dirawat dan infeksi karena hubungan seksual.Keluhan
yang dirasakan terdapat keputihan, mungkin terjadi kontak bleeding saat berhubungan
seksual.
Penyakit radang Panggul (Pelvic Inflammantory Disease)
Penyakit radang Panggul merupakan infeksi alat genetalia bagian atas wanita, terjadi
akibat hubungan seksual. Penyakit ini dapat bersifat akut atau menahun atau akhirnya akan
menimbulkan berbagai penyulit yang berakhir dengan terjadinya perlekatan sehingga dapat
menyebabkan kemandulan. Tanda-tandanya yaitu nyeri yang menusuk-nusuk di bagian
bawah perut, mengeluarkan keputihan dan bercampur darah, suhu tubuh meningkat dan
pernafasan bertambah serta tekanan darah dalam batas normal.
(Manuaba, 1998).
LO. 2.10 Memahami Dan Menjelakan Prognosis Leukorea
Biasanya kondisi-kondisi yang menyebabkan fluor albus memberikan respon terhadap
pengobatan dalam beberapa hari. Kadang-kadang infeksi akan berulang. Dengan perawatan
kesehatan akan menentukan pengobatan yang lebih efektif
Vaginosis bakterial mengalami kesembuhan rata rata 70 80% dengan regimen
pengobatan
Kandidiasis mengalami kesembuhan rata rata 80 -95 %
Trikomoniasis mengalami kesembuhan rata rata 95 %
LI. 3. Memahami Dan Menjelakan Taharah Saat Keputihan Menurut Pandangan Islam
Keputihan ini umum dialami oleh wanita. Dalam kitab shahih Bukhari disebutkan, suatu
ketika ada beberapa sahabat perempuan datang bertanya kepada Aisyah radhiallahu anha
tentang batasan berakhirnya haidh. Beliau menjawab :
Jangan kalian tergesa-gesa (menetapkan akhir haidh) hingga kalian melihat cairan putih
Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya fathul bari menjelaskan bahwa cairan putih
sebagaimana di sebut hadits di atas menjadi salah satu tanda akhir masa haidh.
Selain jenis keputihan di atas, ada pula keputihan yang terjadi dalam keadaan tidak normal,
yang umumnya dipicu kuman penyakit dan menyebabkan infeksi. Akibatnya, timbul gejalagejala yang sangat mengganggu, seperti berubahnya warna cairan menjadi kekuningan
hingga kehijauan, jumlah berlebih, kental, lengket, berbau tidak sedap, terasa sangat gatal
atau panas. Dalam khazanah Islam, keputihan jenis ini biasa disebut dengan cairan putih
38
kekuningan (sufrah )atau cairan putih kekeruhan (kudrah ). Terkait dengan kedua hal
ini, di kitab shahih Bukhari disebutkan bahwa Sahabat bernama Ummu Athiyyah
radhiallahuanha berkata:
Kami tidak menganggap al-kudrah (cairan keruh) dan as-sufrah (cairan kekuningan) sama
dengan haidh
Berdasarkan kedua hadis tersebut dapat disimpulkan :
1. Hukum orang yang mengalami keputihan tidak sama dengan hukum orang yang
mengalami menstruasi. Orang yang sedang keputihan tetap mempunyai kewajiban
melaksanakan shalat dan puasa, serta tidak wajib mandi.
2. Cairan keputihan tersebut hukumnya najis, sama dengan hukumnya air kencing. Oleh
karenanya, apabila ingin melaksanakan shalat, sebelum mengambil wudhu, harus istinjak
(cebok), dan membersihkan badan atau pakaian yang terkena cairan keputihan terlebih
dahulu.
Sedangkan apabila cairan keputihan keluar terus-menerus, maka orang yang mengalaminya
dihukumi dharurah/terpaksa, artinya orang tersebut tetap wajib melaksanakan shalat
walaupun salah satu syarat sahnya shalat tidak terpenuhi, yakni sucinya badan dan pakaian
dari najis. Menurut ulama Syafiiyah, ketentuan tersebut bisa dilaksanakan dengan syarat
diawali dengan proses membersihkan, istinjak, wudhu dan kemudian shalat dilakukan secara
simultan setelah waktu shalat masuk.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, D. 2003. Fluor Albus in Penyakit Menular Seksual .LKiS : Jogjakarta
Jawetz, Melnick, &Adelbergs. Vaginosis Bacterial, Trichomonas: Jawetz, Melnick,
&Adelbergs. Vaginosis Bacterial, Trichomonas: Medical Microbiology Medical
Microbiology Ed. 22nd
Manuaba, 2001. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan. Jakarta: EGC
Manuaba, IBG. 2008. Gawat Darurat Obstetric-Ginekologi Dan Obstetric-Ginekologi Sosial
Untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC. Hlm: 296-299.
Setiabudi R. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Sofwan, A. 2012. Sistem Reproduksi. Jakarta : Bagian Anatomi FKUY.
39
Rasjidi, I., Irwanto, Y., Sulistyanto, H., 2008. Modalitas Deteksi Dini Kanker Serviks. In:
Rasjidi, I., ed. Manual Prakanker Serviks. Jakarta: Sagung Seto
http://uncennursing.blogspot.com/2011/06/sistem-reproduksiperkembangbiakan.html
http://panduancaracepathamil.wordpress.com/category/organ-genitalia-interna-dan-eksterna/
http://kelas-bidan.blogspot.com/2011/04/anatomi-fisiologi-organ-reproduksi.html
40