Anda di halaman 1dari 40

WRAP UP SKENARIO 1

BLOK REPRODUKSI DAN TUMBUH KEMBANG


KEPUTIHAN

KELOMPOK A.12

KETUA
: Ahmad Rizki
1102013014
SEKRETARIS: Diantari Nur Wahidah
1102013084
ANGGOTA
: Caesaredo Derza Polasa
1102011062
Imaduddin Baskoro H.
1102011123
Arina Zhabrina
1102013042
Ayuningtyas Tri Handini
1102013050
Fahrul Rozy
1102013103
Fega Arabela
1102013111
Lulu Zamzami
1102013157
Baiamal M. Irarailani L.
1102011059
Kartika Pradipta
1102013144

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA

SKENARIO
KEPUTIHAN
Seorang pasien usia 36 tahun, G3P2Oh2 gravid 20 minggu dating dengan keluhan keputihan
banyak, warna kehijauan, berbau amis dan disertai rasa gatal sejak awal kehamilannya. Pasien
memiliki siklus menstruasi normal dan riwayat pemakaian IUD selama 3 tahun yang dimulai
setelah kelahiran anak kedua. Suaminya seorang PNS dan menyangkal melakukan hubungan
sexual dengan wanita lain. Pada pemeriksaan genitalia eksterna didapatkan pada labium mayus
dan minus tampak eritema dan erosi. Dari inspekulo didapatkan discharge vagina homogeny
warna kehijauan dan tampak melekat pada dinding vagina dan portio erosi. Pasien disarankan
untuk melakukan pemeriksaan swab vagina dan pap smear untuk penatalaksanaan lebih lanjut.

KATA SULIT
1. Pap smear : Pembedahan sitology epitel portio dan endoserviks uteri untuk penentuan
adanya perubahan praganas atau ganas di portio atau serviks uteri.
2. Eritema : Kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh kapiler
3. Discharge Vagina Homogen : Sekret yang keluar dari vagina
4. Portio erosi : permukaan di ujunh leher Rahim
5. Inspekulo : pemeriksaan inspeksi untuk genitalia wanita

PERTANYAAN
1. Mengapa pada genitalia eksterna didapatkan eritema dan erosi?
2. Apa hubungan penggunaan IUD dengan keputihan?
3. Apa tujuan pemeriksaan pap smear?
4. Apa hubungan siklus menstruasi dengan keputihan?
5. Mengapa warnanya bisa kehijauan dan berbau amis?
6. Kenapa bisa terjadi erosi portio?
7. Apa perbedaan keputihan fisiologis dengan patologis?
8. Apa pemeriksaan selain vagina swab dan pap smear?
9. Bagaimana penatalaksanaan untuk pasien tersebut?
10. Apa saja penyebab dari keputihan?
11. Apa indikasi dilakukan swab vagina dan pap smear?
12. Bagaimana hukum keputihan dalam islam?
13. Apa diagnosis dari pasien tersebut?

JAWABAN
1. Infeksi vaginitis menstimulasi IgE mengaktifkan mediator inflamasi edema
dan eritema
2. Karena keputihan bisa terjadi karena pemakaian IUD yang terkontaminasi atau reaksi
benda asing
3. Untuk mendeteksi adanya keganasan, infeksi HPV, evaluasi hasil terapi
4. Karena pengaruh estrogen mukosa vagina glikogen basil dodertein
mengubah glikogen menjadi asam laktat Ph 3,5-4 menghambat pertumbuhan
mikroorganisme lain
5. Amis karena protozoa, karena asam amino yang menguap bila cairan vagina menjadi
basah. Dapat juga dari etiologinya seperti candida akan menimbulkan keputihan warna
putih susu dan trichomonas keputihan berwarna hijau kekuningan
6. Karena pengeluaran secret dari vagina saat koitus jadi patogennya ikut masuk ke dalam
portio
7. Fisiologis
: cairan tidak lengket, encer, tidak berbau, warna kuning, tidak
menyebabkan gatal, jumlah cairan yang keluar sedikit
Patologis
: cairan kental, terkadang lengket, warna putih susu, kuning kehijauan,
keabu-abuan, menimbulkan bau tidak sedap, gatal, jumlah cairan yang keluar banyak,
meninggalkan bercak pada pakaian dalam
8. Sediaan basa KOH 10% dengan garam fisiologis, pewarnaan gram, kultur dan serologis
9. Tergantung dari etiologinya. Protozoa diberikan metronidazole, bakteri diberika antibiotic
10. Patologis : Candida albicans, staphylococcus, e.coli, trichomonas vaginalis
Fisiologis : peningkatan hormone estrogen, reaksi dari benda asing
11. Wanita yang sudah pernah berhubungan sex, keputihan berbau atau berwarna, sebelum
vaksinasi HPV
12. Hukum yang mengalami keputihan tidak sama dengan yang menstruasi. Jika mengalami
keputihan bersihkan (istinjak) setelah itu wudhu dan tetap wajib shalat.
13. Leucorrheae

HIPOTESIS
Penggunaan IUD dan tidak bersihnya daerah genitalia dapat menyebabkan reaksi penolakan
benda asing sehingga merangsang pengeluaran secret vagina. Sekret vagina dapat bersifal

fisiologis dan patologis. Sekret patologis dapat disebabkan karena mikroorganisme pathogen
yang kemudian dapat diperiksa dengan pap smear dan swab vagina dan dilakukan
penatalaksanaan sesuai dengan etiologinya. Menurut syariat islam, wanita dengan leucorrheae
tetap diwajibkan beribadah.

SASARAN BELAJAR

1. Memahami dan menjelaskan anatomi genitalia wanita ekterna dan interna


1.1.
Makroskopis
1.2.
Mikroskopis
2. Memahami dan menjelaskan tentang leucorrheae
2.1.
Definisi
2.2.
Etilogi
2.3.
Klasifikasi
2.4.
Patofisiologi
2.5.
Manifestasi
2.6.
Diagnosis dan diagnosis banding
2.7.
Tatalaksana
2.8.
Komplikasi
2.9.
Pencegahan
2.10. Prognosis
3. Memahami dan menjelaskan tentang pap smear
3.1.
Definisi
3.2.
Tujuan
3.3.
Indikasi
3.4.
Cara kerja
3.5.
Hasil pemeriksaan
4. Memahami dan menjelaskan pandangan islam terhadap leucorrheae

1. Memahami dan menjelaskan anatomi genitalia wanita ekterna dan interna


1.1.

Makroskopis

terdiri dari :
OVARIUM
Jumlah sepasang
Terletak di dalam pelvis minor
Berbentuk bulat memenjang, agak pipih (seperti buah almond dengan ukuran
3x1,5x1 cm)
Terdiri dari cortex, dan medulla (berisikan pembuluh darah, limf dan saraf)
Dilekatkan oleh mesovarium pada lig latum (berupa lipatan peritoneum sebelah
lateral kiri dan kanan uterus. Meluas sampai dinding panggul dan dasar panggul,
sehingga seolah-olah menggantung pada tubae)
Difiksasi oleh
o Lig suspensorium ovarii (lig infundibulopelvicum) : lig ini
menggantungkan uterus pada dinding panggul antara sudut tuba.
o Pada yang ke ovarium terdapat lig ovarii propium
o Lig teres uteri (lig rotundum) : terdapat d bag atas lateral dari uterus, caudal
dari tuba, kedua lig ini melalui canalis inguinalis ke bag cranial labium
majus. Pada saat kehamilan mengalami hipertrofi dan dapat diraba dengan
pemeriksaan luar.

TUBA UTERINA (SALPINX)


Jumlah sepasang kanan dan kiri
Merupakan saluran muscular, panjang 10cm. Menjulur dari uterus kearah ovarium
dengan ujung distal terbuka ke dalam rongga peritoneum disebut ostium
abdominale
Infundibulum, bangunan yang berbentuk seperti corong
Ampula, bangunan yang membesar
Isthmus, bangunan yang menyempit
Pars uterina tubae ialah bag yang melalui dinding uterus
Ostium uterium ialah muara tuba di dalam uterus

UTERUS
Organ muscular, berbentuk buah jambu (peer) agak pipih
facies vesicalis, di dataran ventral menghadap ke VU
fascies intestinalis, di dataran dorsal menghadap ke usus
margo lateralis kanan dan kiri
dinding uterus dari luar ke dalam terdiri dari perimetrium, myometrium, dan
endometrium.
Uterus di bagi atas :
o Fundus uteri : bagian yang terletak di atas (proximal) osteum tuba uterina.
o Corpus uteri : bagian tengah uterus yang berbentuk bulat melebar. Batas
antara corpus uteri dan cervix uteri dibentuk oleh isthmus uteri, suatu
penyempitan di dalam uteri, terletak antara ostium uteri internum
anatomicum dengan ostium uteri histologicum. Distal dari istmus uteri
terdapat ruangan melebar disebut cervix uteri.
o Cervix uteri : bag yang paling sempit dan menonjol ke dalam rongga
vagina. Pada bagian ujung distal cervix ada bagunan yang menyempit
disebut ostum uteri externum. Rongga di dalam cervix uteri disebut canalis
cervicis.
VAGINA
Bentuk tabung muskular, muali servix sampai genitalia externa.
Panjang antara 8-12 cm.
Bagian distal cervix menonjol ke dalam rongga vagina disebut portio vaginalis
Cervicis uteri. Bagian cervix proximalnya disebut portio supravaginalis
cervicis uteri.
Rongga vagina yang mengelilingi portio vaginalis cervicis disebut fornix yang
dapat dibedakan fornix lateralis dextra dan sinistra, fornix anterior dan
posterior.
Tunika mukosa membentuk rugae yang transversal pada dinding vebtral dan
dorsal disebut columna rugarum.
Fascia endopelvis memadat menjadi ligamentum fasialis yang berfungsi
menunjang servix dan vagina.
Ligamentum-ligamentum yang ikut memfiksasi uterus diantaranya :

o Lig.Cardinale (Mackenrodts)/lig.cervicalis lateralis : melewati sebelah


lateral servix dan bagian atas vagina ke dinding pelvis.
o Lig.utero-sacrale/lig.recto uterina : melewati bagian belakang servix dan
fornix vagina ke fascia yang melapisi sendi sacro-iliaca. Mulai dari
isthmus ke jaringan pengikat disebelah lateral dari rectum setinggi
vertebrata sacralis III, mengandung otot polos.
o Lig,puboservicale : meluas ke anterior dari lig.cardinale ke pubis
(puboprostatica pada pria).
o Lig.pubovesicale : dari belakang symphisis pubis menuju collum vesica
urinaria.
Fiksasi yang utama pada uterus ke vagina adalah : lig.cardinale & utero-sacrale.
Fungsi : alat bersenggama, jalan lahir waktu partus, saluran keluar uterus yang dapat
mengalirkan darah pada waktu menstruasi dan sekret dari uterus.
Pada virgo intacta introitus vaginae sebagian ditutupi oleh suatu selaput yang disebut
hymen. Menurut bentuknya dapat dibedakan :
o Hymen anularis (cincin)
o Hymen semilunaris (bulan sabit)
o Hymen cribriformis (berlubang-lubang sebagai saringan)
o Hymen fimbriatus ( dengan tepi sebagai jari-jari)
o Hymen imperforatus (tidak berlubang)

Setelah diadakan coitus berulang-ulang hanya terdapat sisa-sisanya sebagai tonjolantonjolan yang disebut carunculae hymenales yang hilang setelah melahirkan.
A.uterina pergi ke ventrocaudal setinggi isthmus uteri, membeok ke medial berjalan
di pangkal lig.latum, cranial lig.cardinale uteri membentuk cabang a.vaginalis ke
dinding vagina, pangkalnya kearah fundus kemudian bercabang-cabang menjadi :
o r. Ovaricus, melalui lig.ovarii proprium menuju ovarium.
o A.ligamenti teretis uteri, mengikuti lig.teres uteri.
o r.tubarius, mengikuti tuba uterina.
Saraf-saraf otonom system urogenitale wanita :

N.Pudendus, meninggalkan pelvis melalui foramen infrapiriformis, dorsal spina


ischiadica, masuk ke foramen ischiadicum minus sebagai n.clitoridis. Cabang yang
lain : n.hemorrhoidalis inferior untuk sphincter ani externus dan ke kulit pada regio
analis. N.perinealis berakhir sebagai n.labialis untuk labium majus, ia memberi ke
rr.cutanei ke kulit.
Vasa lymphatica dan nodi lymphatici (lymphonodi)
o Bagian proximal mengikuti kembali r.vaginalis a.uternae ke Inn.Iliaci interni.
o Bagian medial mengikuti kembali r.vaginali a.vesicalis inferior ke Inn
sepanjang a.vesicalis inferior ke Inn.Iliaci interni.
o Bagian dari vagina distal, dinding vestibulum vagina, labium minora, labium
majora pergi ke Inn inguinale superficialis.

Makroskopik Organa Genitalia Eksterna

Mons pubis (veneris)


Merupakan suatu bangunan yang terdiri atas kulit yang di bawahnya terdapat jaringan lemak
menutupi tulang kemaluan /simphisis. Mons veneris ditutupi rambut kemaluan. Fungsi Mons
veneris adalah sebagai pelindung terhadap benturan-benturan dari luar dan dapat menghindari
infeksi dari luar.

Labium majus pudendi

Suatu lipatan kulit, ke dorsocaudal berhubungan satu dengan yang lain membentuk
comissura posterior labiorum majorum, ventrocranial membentuk comissura anterior
labiorum majorum.
Dapat dibedakan facies lateralis :mempunyai rambut dan banyak pigmen. Facies
medialis, mempunyai gld.sebacea yang besar & tidak mempunyai rambut.
Celah yang dibatasi oleh kedua labia majora disebut rima pudendi.

Labia Minor pudendi

Suatu lipatan kulit. Kedorso caudal membentuk frenulum labiorum minorum.


Keventrocranial membentuk preputium clitoridis menutupi glands clitoridis dari
ventrocranial.
Banyak PD, gld sebacea, jaringan lemak, tidak terdapat folikel rambut.

Clitoris
Clitoris merupakan suatu bangunan yang terdiri dari:
- Glans clitoris : ujung distal corpus clitoridis terdapat corpus cavernosum glandis
- Corpus clitoris : kedua crura yang bersatu
- Crura clitoris
Urethra Feminina

Panjangnya 3-4 cm, predisposisi ISK, berjalan dari leher kandung kemih menuju ostium
urethrae externum yang terletak diantara clitoris dengan vagina.

Perineum

Merupakan area bentuk belah ketupat, terbagi regio urogenitalis dan analis.
Terletak dibawah diaphragma pelvis, dibatasi oleh ramus inferior os pubis dan ramus
inferior os ischii kanan dan kiri dan kedua lig.sacrotuberale.

Diafragma Pelvis

4 .Diameter obliqua
5.Diameter transversa
6.Diameter conjugata

o Conjugata vera = ukuran anteroposterior


Jarak antara pinggir atas pubis sampai promontorium.
Conjugata vera=conjugata diagonalis-1,5 cm
Nilai normal 11-13 cm.
o Conjugata transversa
Diukur dari titik terjauh linea terminalis kiri dan kanan.
Nilai normal 13-14,5 cm.
o Conjugata diagonalis
Jarak antara pinggir bawah pubis sampai promontorium
1.2.

Mikroskopis
Interna:
Vagina
Vagina merupakan sarung fibromuskular berbatas membran mukosa di permukaannya.
Pada keadaan biasa ia kempis dengan dinding depan dan belakangnya saling sentuh.
Dinding vagina terdiri atas 3 lapisan yaitu :
- lapisan mukosa
- lapisan otot
- lapisan adventisia
Lapisan dinding vagina
Mukosa

Mukosa mempunyai lipatan mendatar, atau ruga dan diliputi epitelberlapis gepeng tanpa
lapisan tanduk. Sel-selnya dipenuhi glikogen, jadi tampak bervakuol pada hampir semua
sajian histologi. Epitelnya, yang tak dilengkapi kelenjar dilumuri lendir yang berasal dari
serviks. Di bawah epitel terdapat lamina propia yang merupakan jaringan ikat padat
dengan banyak serat elastin, leukosit polimorfonuklir, limfosit dan kadang nodulus
limfatikus. Banyak leukosit polimorfinuklir dan limfosit menyebuk epitel terutama
sekitar saat haid. Sel epitel permukaan vagina terkelupas terus menerus dan dapat
dipelajari dengan cara usapan. Pada primata yang lebih rendah daripada manusia dan
pada mamalia lainnya, epitel vaginanya mengalami perubahan siklis sesuai dengan
peristiwa siklis pada alat reproduksi lainnya. Pada manusia epitel sedikit berubah selama
siklus. Namun demikian kajian pada sel-sel vagina yang terlepas, amat berguna pada
diagnosis keadaan atrofi dan evaluasi kemajuan terapi estrogen. Glikogen yang
tercurahkan ke dalam vagina bersama sel epitel yang terkelupas dicerna oleh bakteri
penghuni sehingga menghasilkan cairan asam yang melumuri vagina. Himen berupa
lipatan mukosa mendatar, menutup sebagian pintu vagina ke dalam vestibulum.
Lapisan otot
Lapisan otot vagina terdiri atas berkas-berkas otot polos yang tersusun berjalinan. Lapis
dalam tipis dan umumnya berjalan melingkar. Lapis luar yang tebal berisi serat
memanjang yang berlanjut di atas dengan lapisan otot rahim (miometrium). Pada introitus
(pintu vagina) terdapat sfingter dari otot rangka.
Adventisia
Adventisianya berupa lapis jaringan ikat padat yang berbaur dengan adventisia organ
disekitarnya.
Pembuluh darah, limfosit, dan serat saraf
Pembuluh darah dan limfosit banyak terdapat pada dinding vagina. Vena-vena istimewa
banyaknya, sehingga adventisianya tampak seperti jaringan erektil. Vagina dipersarafi
baik oleh serat saraf bermielin maupun tak bermielin. Yang terkhir ini, membentuk
sebuah pleksus berganglion di dalam adventisia dan mempersarafi lapis otot dan dinding
pembuluh darahnya. Serat saraf bermielin berakhir sebagai ujung sensoris khusus di
dalam mukosa.
Externa :
Alat kelamin luar secara umum disebut vulva, meliputi klitoris, labium mayus dan minus
serta kelenjar tertentu yang bercurah ke dalam vestibulum.
Klitoris
Klitoris itu padan penis tetapi tidak sama benar. Ia terdiri atas dua bahan erektil yang
berakhir di dalam kepala klitoris atau glans klitoridis yang kecil. Di luarnya diliputi epitel
berlapis gepeng tipis yang dilengkapi dengan ujung saraf sensorik khusus.

Labium minus
Berupa lipatan mukosa yang membentuk dinding lateral vestibulum. Epitelnya berupa
epitel berlapis gepeng dan bagian tengahnya terdiri atas jaringan ikat yang berlimpah
pembuluh darah. Terdapat papila tinggi menjorok jauh ke dalam epitel. Kelenjar sebasea
terdapat pada kedua permukaannya dan tidak berlengkapan folikel rambut.
Labium mayus
Berwujud lipatan kulit yang menutupi labium minus. Permukaan dalamnya halus tidak
berambut. Permukaan luarnya diliputi epidermis dengan lapisan tanduk dan mempunyai
banyak rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea. Bagian tengah setiap bibir
mengandung cukup banyak jaringan lemak dan sedikit serat otot polos.
Vestibulum
Tempat bermuaranya vagina dan ureter, dilapisi epitel berlapis gepeng khusus yang
banyak mengandung banyak kelenjar kecil yaitu kelenjar vestibulum minor, yang
terutama terletak disekitar muara ureter dan di dekat klitoris. Mereka bersesuaian dengan
kelenjar Littre. Kelenjar vestibuler mayor (kelenjar Bartholin), beranalog dengan kelenjar
bulbourenil pada pria dan terletak di dalam dinding lateral vestibulum. Mereka berwujud
kelenjar tubuloalveolar yang menggetahkan lendir. Saluran keluarnya bermuara di dekat
pangkal himer.
2. Memahami dan menjelaskan tentang leucorrheae
2.1. Definisi
Keputihan (leukorea, fluor albus) merupakan gejala keluarnya cairan dari vagina selain
darah haid. Keputihan (fluor albus) ada yang fisiologik (normal) dan ada yang patologik
(tidak normal). Keputihan tidak merupakan penyakit melainkan salah satu tanda dan
gejala dari suatu penyakit organ reproduksi wanita.
2.2.

Etilogi
Leukorea fisiologi umumnya terjadi pada :
Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, penyebabnya adalah pengaruh
estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen.
Wanita dewasa saat dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan
peningkatan transudasi dari dinding vagina
Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi
lebih encer.
Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri pada saat menopause.

Leukorea patologis :
Infeksi :
Bakteri
Gardnerella Vaginalis
Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang dianggap
sebagai bahan dari mikroorganisme normal dalam vagina karena seringnya ditemukan.
Bakteri batang gram positif ini biasanya mengisi penuh sel epitel vagina dengan
membentuk bentukan khas dan disebut sebagai clue cell. Gardnerella vaginalis
menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin yang menimbulkan bau
amis seperti ikan. Cairan vagina tampak berwarna keabu-abuan pH.sekret vagina > 4,5
( pH normal adalah < 4,5 ).
Secara klinik menurut Amsel (1983), untuk menegakkan diagnosis vaginosis
bakterial harus ada tiga dari empat kriteria sebagai berikut, yaitu:
1) Sekret vagina homogen, tipis, putih, melekat pada dinding vagina. Sekret
vagina bakterial vaginosis ini biasanya tipis, putih keabu-abuan, homogen, dan melekat
pada dinding vagina
2) pH vagina > 4,5. pH vagina mudah ditentukan dengan menggunakan kertas
lakmus ( interval 4,0 7,0 ). Biasanya pH vagina pada kasus bakterial vaginosis > 4,5
3) Bau amis dari vagina setelah penambahan KOH 10 %.
Whiff test dinyatakan positif: bila bau amis atau bau amin terdeteksi dengan
penambahan KOH 10 % pada sekret vagina. Bau disebabkan pelepasan amin terutama
putresin dan kadaverin dan asam organik hasil alkalisasi bakteri anaerob.
4) Adanya clue cell ( lebih dari 20 % )
Identifikasi clue cell pada preparat basah saline :
- clue cell yang merupakan epitel vagina yang terlepas dimana pada permukaan selsel ini terdapat bintik-bintik keabuan, penuh dengan Gardnerella vaginalis merupakan
gejala patognomonis dari vaginosis bakterial.
- Untuk diagnosis vaginosis bakterial berdasarkan patokan jumlah clue cell 20%
dari seluruh jumlah sel epitel vagina per lapangan pandang. Jumlahnya dihitung
berdasarkan jumlah rata-rata dari 5 area pada satu lapang pandang.

- clue cell memiliki tepi yang ireguler dan sitoplasmanya dipenuhi dengan bakteri,
memberikan gambaran granuler.
Sumber:http://thunderhouse4yuri.blogspot.com/2010/11/bacterialvaginosis.html

Chlamydia trachomatis
Chlamydia merupakan bakteri kokus gram negatif. Chlamydia tidak mempunyai
mekanisme utnuk menghasilkan energi metabolik dan tidak dapat menyintesis ATP. C.
Trachomatis memiliki badan inklusi yang mengandung glikogen. Antigennya yaitu
lipopolisakarida yang stabil pada suhu panas. Chlamydia trachomatis merupakan sferoid
berukuran kecil, tidak aktif secara metabolis, dan mengandung DNA dan RNA serta di
sebut badan elementer.Sferoid-sferoid ini memperoleh akses ke sel penjamu melalui
endositosis dan setelah berada didalam berubah menjadi organisme yang secara
metabolis aktif yang bersaing dengan sel penjamu memperebutkan nutrien. Chlamydia
trachomatis memiliki afinitas terhadap epitel uretra, serviks, dan konjungtiva mata. Pada
laki-laki uretritis,epididimitis dan prostatitis adalah manifestasi infeksi tersering. Pada
perempuan yang tersering adalah servisitis, diikuti oleh uretritis, bartolinitis dan
akhirnya penyakit radang panggul.dapat juga menginfeksi faring dan rektum orang yang
melakukan hubungan seks oral atau anal reseptif. Bayi dapat terinfeksi sewaktu
dilahirkan dan mengalami konjungtivitis dan pneumonia.
Mobilunkus
Genus ini terdiri dari bakteri motil, berbentuk lengkung, gram negatif batang

anaerob.
Neisseria gonorrhoeae
Gonokokus adalah bakteri yang umumnya menginfeksi karena kontak seksual.
Biasanya pada wanita mengenai membrane mukosa uretra dan endoserviks,
selanjutnya infeksi akan menyebar ke jaringan yang lainnya. Neisseria

gonorrhoeae ini merupakan bakteri gram negatif, diplokokkus, berdiameter 0,6


1,0 m, koloni berbentuk cembung, berkilau, sifat mukoid, transparan, tidak
berpigmen. Bersifat fakultatif aerobik. Bakteri ini dapat ditemukan ekstraseluler
dan intraseluler dalam leukosit polimorfonuklear ( neutrofil ). Gonokokus
mempunyai koloni kecil yang khas mengandung bakteri yang berpili. Pili
merupakan struktur antigen yang berbentuk seperti rambut menjulur keluar dari
permukaan gonokokus. Struktur ini berfungsi untuk menempel pada sel pejamu
dan resisten terhadap fagositosis.

Protozoa
Trichomonas vaginalis
Trichomonas merupakan protozoa yang bergerak dengan flagel. Protozoa
ini berbentuk oval, panjang 4-32 mikrometer dan lebar 2,4-14,4 mikrometer,
memiliki flagella dan undulating membran yang panjangnya hanya setengah
panjang tubuhnya. Intinya berbentuk oval dan terletak di bagian atas tubuhnya, di
belakang inti terdapat blepharoblast sebagai tempat keluarnya 4 buah flagella.
Flagella kelima melekat ke undulating membrane dan menjuntai ke belakang
sepanjang setengah panjang tubuh protozoa ini. Sitoplasma terdiri dari suatu
struktur yang berfungsi seperti tulang yang disebut axostyle. Trichomonas
vaginalis tidak memiliki bentuk kista. Perkembang biakannya dengan cara
membelah diri.

Jamur
Candida albicans
Candida termasuk spora aseksual yaitu spora yang dibentuk dari hifa
reproduktif, termasuk blastospora. Candida albicans bersifat dismorfik yaitu
memiliki bentuk kapang (sel-sel yang memanjang dan bercabang) dan bentuk
khamir (sel berbentuk bulat, lonjong atau memanjang yang berkembang biak
dengan membentuk tunas dan koloni yang basah atau berlendir). Selain ragi dan
pseudohifa, juga dapat menghasilkan hifa sejati. Pada medium agar atau dalam 24
jam pada suhu 37 oC atau suhu ruangan, kandida menghasilkan koloni lunak
berwarna krem dengan bau seperti ragi. Kandidiasis kutan atau mukosa terjadi

melalui peningkatan jumlah kandida lokal dan adanya kerusakan pada kulit atau
epitel yang memungkinkan invasi lokal oleh ragi dan pseudohifa.

sumber : http://www.ppdictionary.com/mycology/albicans.htm

Virus
Virus herpes simpleks
Herpes simpleks genitalis dapat ditularkan melalui kontak seksual tetapi
tidak dapat ditularkan melalui udara atau melalui air, misalnya jika seseorang
berenang di kolam renang.
Herpes simpleks disebabkan oleh Herpes Virus Hominis atau Herpes
Simpleks virus merupakan salah satu infeksi yang tersering pada manusia
.Struktur virus terdiri atas genom DNA untai ganda linier berbentuk toroid,
kapsid, dan selubung. Herpes simpleks termasuk alfaherpesvirus yaitu virus
sitolitik yang tumbuh cepat, cenderung menyebabkan infeksi laten di neuron.
Siklus pertumbuhan HSV berlangsung cepat, selesai dalam waktu 8-16 jam.
Genom HSV besar dan dapat menyandikan 70 polipeptida.
Infeksi dapat berupa kelainan pada daerah orolabial serta daerah genital,
dengan gejala khas adanya vesikel berkelompok di atas dasar yang eritema .Ada 2
tipe mayor antigenik dimana Herpes Simpleks virus tipe I berhubungan dengan
infeksi pada wajah dan Herpes Simpleks virus tipe II berhubungan dengan infeksi
genital. Infeksi herpes genital primer dapat berat yang berlangsung sekitar 3
minggu. Herpes genital ditandai dengan lesi vesikuloulseratif pada penis atau
serviks, vulva,vagina dan perineum pada perempuan. Lesi sangat nyeri dan
disertai demam, malaise, disuria dan limfadenopati inguinal.

sumber : http://www.oculist.net/downaton502/prof/ebook/duanes/pages/v4/v4c019.html
Human papilloma virus
Human Papilloma Virus (HPV) merupakan virus DNA famili Papovaviridae.
Terdiri dari double strand DNA dan sirkular dengan 5-8 gen dan virus ini tidak
berselubung. Virus ini menginfeksi sel pipih epitelium dan menyebabakn kaedaan
hiperplasia epitel. . Yang paling sering di temukan HPV-16 atau HPV-18, walaupun
beberapa kanker mengandung DNA dari HPV tipe 31 atau tipe 45

Molluscum contagiosum
Molluscum contagiosum adalah virus yang autoinokulasi (masuknya virus dari
tubuh pasien sendiri) dengan masa tunas 1-4 minggu. Umumnya timbul tumor kulit
epitel berwarna merah muda hingga abu-abu, tanpa gejal, menyebar, dan berukuran
kurang dari 1 cm di vulva. Gambaran histologik menunjukan sejumlah badan inklusi
dalam sitoplasma sel

Molluscum contagiosum

Benda asing.
Adanya benda asing seperti tertinggalnya kondom atau benda tertentu yang
dipakai pada waktu senggama, adanya cincin pesarium yang digunakan wanita
dengan prolapsus uteri dapat merangsang pengeluaran cairan vagina yang berlebihan.
Jika rangsangan ini menimbulkan luka akan sangat mungkin terjadi infeksi penyerta

dari flora normal yang berada di dalam vagina sehingga timbul leukorea.
Neoplasma/ keganasan.
Kanker akan menyebabkan leukorea patologis akibat gangguan pertumbuhan sel
normal yang berlebihan sehingga menyebabkan sel bertumbuh sangat cepat secara
abnormal dan mudah rusak, akibat terjadi pembusukan dan perdarahan akibat
pecahnya pembuluh darah yang bertambah untuk memberikan makanan dan oksigen
pada sel kanker tersebut. Pada keadaan ini akan terjadi pengeluaran cairan yang
banyak disertai bau busuk akibat terjadinya proses pembusukan dan disertai oleh
adanya darah yang tidak segar.

Keputihan akibat sering dibersihkan


Kebiasaan yang sebetulnya tidak sehat dalam memperlakukan vagina. Terlalu
sering membersihkan vagina dengan bahan dengan bahan antisepsis tidaklah
menyehatkan. Kuman kuman yang bermukim disekitar saluran vagina ikut terbunuh

oleh bahan antisepsis yang sering digunakan (Handrawan, 2008).


Penggunaan obat-obatan
Penggunaan obat-obat imunosupresan seperti kortikosteroid dan penggunaan
antiseptik genital secara berlebihan dapat menurunkan kemampuan imunitas organ
genital dan juga menyebabkan kematian flora normal organ genital. Hal ini
menyebabkan mudahnya terjadi infeksi daerah vagina yang dapat menimbulkan
keputihan.

2.3.

Klasifikasi
Ada dua jenis keputihan yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan tidak normal
(patologis).
1) Keputihan normal (fisiologis)
Keputihan fisiologis terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mukus yang
mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang, keputihan fisiologis
ditemukan pada
a) Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, disini sebabnya ialah
pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
b) Waktu di sekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen keputihan
disini hilang sendiri, akan tetapi dapat menimbulkan keresahan pada orang tuanya.
c) Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan
oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina.
d) Waktu di sekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjarkelenjar serviks uteri menjadi
lebih encer.
e) Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah pada wanita
dengan penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada wanita dengan ektropion
porsionis uteri
Keputihan normal ciricirinya ialah : warnanya kuning, kadang-kadang putih kental,
tidak berbau tanpa disertai keluhan (misalnya gatal, nyeri, rasa terbakar, dsb), keluar
pada saat menjelang dan sesudah menstruasi atau pada saat stres dan kelelahan.
Keputihan tidak selalu mendatangkan kerugian, jika keputihan ini wajar dan tidak
menunjukan bahaya lain. Sebenarnya, cairan yang disebut keputihan ini berfungsi
sebagai sistem pelindung alami saat terjadi gesekan di dinding vagina saat anda
berjalan dan saat anda meakukan hubungan seksual.
Keputihan ini merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh dari bakteri yang
menjaga kadar keasaman pH wanita. Cairan ini selalu berada di dalam alat genital
tersebut. Keasaman pada vagina wanita harus berkisar antara 3,8 sampai 4,2, maka
sebagian besar bakteri yang ada adalah bakteri menguntungkan. Bakteri
menguntungkan ini hampir mencapai 95% sedangkan yang lain adalah bakteri
merugikan dan menimbulkan penyakit (patogen).
Jika keadaan ekosistem seimbang, artinya wanita tidak mengalami keadaan yang
membuat keasaman tersebut bertambah dan berkurang, maka bakteri yang
menimbulkan penyakit tersebut tidak akan mengganggu.

2) Keputihan tidak normal (patologis)


Penyebab paling penting dari keputihan patologi ialah infeksi. Disini cairan
mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau,
seringkali lebih kental dan berbau.

Keputihan yang tidak normal ialah keputihan dengan ciriciri : jumlahnya banyak,
timbul terus menerus, warnanya berubah (misalnya kuning, hijau, abu-abu,
menyerupai susu/yoghurt) disertai adanya keluhan (seperti gatal, panas, nyeri) serta
berbau (apek, amis, dsb).
Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam
vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini
antara lain bakteri, virus, jamur, atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan
menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat
si penderita buang air kencing.
a) Keputihan yang cair dan berbusa, berwarna kuning kehijauan atau keputihputihan, berbau busuk dengan rasa gatal. Keputihan semacam ini akan memberi
dampak bagi tubuh wanita, diantaranya wanita akan merasa seperti terbakar di
daerah kemaluan saat buang air kecil. Jika tidak cepat ditangani, lambat laun
kemaluan akan terasa sakit dan membengkak.
b) Cairan keputihan yang berwarna putih seperti keju lembut dan berbau seperti
jamur atau ragi roti. Keadaan ini menunjukan adanya infeksi yang disebabkan
jamur atau ragi yang di kemaluan seorang wanita. Penderita akan merasakan efek
gatal yang hebat. Bibir kemaluan sering terlihat merah terang dan terasa sangat
sakit. Selain itu, saat buang air kecil terasa seperti terbakar. Hal yang harus
dicegah adalah menggunakan antibiotik untuk mengobatiinfeksi ini. Antibiotik
sebenarnya akan membuat infeksi jamur semakin parah. Penderita pun jangan
mamakai pil KB. Jika sedang menggunakan pil KB, hentikan secepatnya.
c) Cairan keputihan yang kental seperti susu dengan bau yang amis/anyir.
Keadaan ini dimungkinkan karena infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Hemophilus. Diperlukan pemeriksaan khusus untuk membedakannya dengan
infeksi trichomonas.
d) Cairan keputihan yang encer seperti air, berwarna coklat atau keabu-abuan
dengan bercak-bercak darah, dan berbau busuk. Janganlah bersantai dan tidak
mempedulikan kelainan ini. Hal ini merupakan tanda-tanda infeksi yang lebih
parah, dapat kanker atau penyakit menular seksual lainnya.
Keputihan penyakit, apapun penyebabnya, perlu diobati sebelum hari perkawinan,
agar tidak menulari pasangan hidup nantinya. Selain itu, komplikasi yang mungkin
akan timbul, bisa buruk dampaknya terhadap kesuburan. Bisa jadi infeksi akan
menjalar sampai ke bagian organ reproduksi yang lebih atas, yakni ke rahim dan
saluran telur.
Jika masih juga keputihan saat memasuki hari perkawinan, sering lebih sukar
menyembuhkannya sebab kemungkinan akan terjadi apa yang disebut sebagai
fenomena pingpong. Artinya setelah diobati, dan pihak istri sembuh, namun bila
suami tak diobati, sewaktu berhubungan seks, suami yang sudah tertular istri akan
menulari kembali istri yang sudah diobati dan sembuh. Dan begitu juga seterusnya
sehingga keputihan istri tak kunjung selesai sembuh. Maka, jika istri kedapatan
keputihan, suami pun sekaligus perlu diobati juga kalu terbukti positif. Gejala
keputihan pada pria tidak senyata pada wanita. Mungkin hanya titik lendir, dan
keluhan gatal di ujung lian kemih saja. Dengan cara pemeriksaan lendir yang

mungkin keluar dari liang kemih kemaluan, dapat dipastikan apakah memang sudah
terjadi penularan keputihan pada pihak suami. Selama istri dalam pengobatan
keputihan, dianjurkan tidak bersetubuh dulu sampai keduanya betul-betul sudah
dinyatakan sembuh. Tandanya keputihan sudah sembuh, keluhan dan gejala
keputihannya sudah mereda dan selain lendirnya sudah kering sama sekali.
Seringnya keputihan kambuh, lantaran pengobatan belum tuntas sama sekali sedang
obat sudah di hentikan. Mestinya obat belum boleh dihentikan selama keputihannya
masih ada sebagaimana mungkin tampak masih keluar lendir abnormalnya yang
mungkin membercak di pakaian dalam, selain masih ada keluhan gatal dan berbau.
Keputihan jenis penyakit yang dibiarkan tanpa pengobatan akan berkembang semakin
hebat. Keputihan membuat vagina lebih masam. Jika dibiarkan dapat menjalar terus
ke organ reproduksi. Pada wanita yang belum pernah menikah, belum pernah
berhubungan seks, obat keputihan hanya dalam bentuk obat minum saja. Sedang
untuk wanita yang sudah menikah, bisa juga diberikan obat yang dimasukan ke liang
vagina (vaginal suppositoria) selain obat minum.
Penyakit kelamin kencing nanah pun gejalanya mirip keputihan juga. Mungkin
menyerupai keputihan yang disebabkan oleh jamur atau parasit, namun tidak gatal,
dan tidak pula berbau. Keputihan kencing nanah muncul pagi hari pada pria. Namun,
pada wanita sering samar-samar, dan baru kelihatan jika dilakukan pemeriksaan
dalam oleh dokter. Apabila merasa punya riwayat pernah berhubungan seks dengan
pria lain sebelum menikah, lalu muncul keputihan beberapa hari kemudian,
waspadalah siapa tahu benar sudah tertular kencing nanah GO (gonorrhoe). Untuk
memastikan betul kalau itu kencing nanah, lendir keputihannya di ambil di
laboratorium untuk dibiak. Kalau hasilnya ternyata positif GO, sebaiknya diobati
sampai tuntas sebelum malam pengantin.
Kencing nanah yang tidak diobati bisa berkomplikasi sampai kedalam kelenjar yang
berada di sekitar vagina (bisul vagina) selain kemungkinan menembus memasuki
organ reproduksi bagian yang lebih atas, memasuki saluran telur, seperti yang sering
menjadi akibat penyakit menular seksual lain (oleh kuman chlamydia). Kedua
penyebab itu sama-sama bisa berakhir dengan kemndulan juga.
2.4.

Patofisiologi
Pada keadaan normal, cairan/sekret yang keluar dari vagina wanita dewasa sebelum
menopause terdiri dari sel epitel vagina (terutama yang paling luar/superfisial yang
terkelupas dan dilepaskan ke dalam rongga vagina), beberapa sel darah putih (leukosit),
cairan transudasi dari dinding vagina, sekresi dari endoserviks berupa mukus, sekresi
darri saluran yang lebih atas dalam jumlah yang bervariasi serta mengandung berbagai
organisme terutama Lactobasilus Doderlein (batang gram positif, flora vagina terbanyak);
beberapa jenis bakteri lain kokus seperti Streptokokus dan Stapilokokus, dan Eschericia
coli.

Peranan basil doderlein dianggap menekan pertumbuhan mikroorganisme patologis


karena basil Doderlein mempunyai kemampuan mengubah glikogen dari epitel vagina
yang terlepas menjadi asam laktat, sehingga vagina tetap dalam keadaan asam dengan pH
3,0-4,5 pada wanita dalam masa reproduksi. Suasana asam inilah yang mencegah
tumbuhnya mirkoorganisme patologis.

Gambar
Estrogen dan
Biologi
Vagina
Bila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang disebabkan oleh beberapa
faktor maka terjadi penurunan fungsi basil Doderlein dengan berkurangnya
jumlahglikogen karena fungsi proteksi basil Doderlein berkurang maka terjadi aktivitas
dari mikroorganisme patologis yang selama ini ditekan oleh flora normal vagina.
Progresifitas mikroorganisme patologis secara klinis akan memberikan suatu reaksi
inflamasi di daerah vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja membantu fungsi dari basil
Doderlein sehingga terjadi pengeluaran lekosit PMN maka terjadilah fluor albus.
2.5.

Manifestasi
Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah dari sekret vagina meerupakan
suatu tanda infeksi vagina. Infeksi vagina adalah sesuatu yang sering kali muncul dan
sebagian besar perempuan pernah mengalaminya dan akan memberikan beberapa gejala
fluor albus:
Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri.

Sekret vagina yang bertambah banyak


Rasa panas saat kencing
Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal
Berwarna putih kerabu-abuan atau kuning dengan bau yang menusuk

Vaginosis bacterial Sekret vagina yang keruh, encer, putih abu-abu hingga kekuningkuningan dengan bau busuk atau amis. Bau semakin bertambah setelah hubungan
seksual.
Trikomoniasis Sekret vagina biasanya sangat banyak kuning kehijauan, berbusa dan
berbau amis.
Kandidiasis Sekret vagina menggumpal putih kental. Gatal dari sedang hingga berat
dan rasa terbakar kemerahan dan bengkak didaerah genital Tidak ada komplikasi
yang serius
Infeksi klamidia Biasanya tidak bergejala. Sekret vagina yang berwarna kuning
seperti pus. Sering kencing dan terdapat perdarahan vagina yang abnormal

Penyebab
Gejala Klinis
Anak-anak
Benda asing (biasanya Keluar cairan dari vagina dengan bau
kertas tissue)
busuk dan bercak vagina.
Pruritus, keputihan dengan eritema dan
pembengkakan vulva, sering kali
dengan dysuria.
Infeksi
(misalnya
Memburuknya pruritus pada malam
candida, cacing kremi,
hari (menunjukkan infeksi cacing
streptokokus,
kremi).
stafilokokus)
Signifikan eritema dan edema vulva
dengan discharge (menunjukkan infeksi
streptokokus atau stafilokokus).
Nyeri vulvovagina, vagina berdarah
atau cairan vagina berbau busuk.
Seringkali, keluhan medis samar-samar
Pelecehan seksual
dan nonspesifik (misalnya kelelahan,
nyeri perut) atau perubahan perilaku
(misalnya amarah).
Wanita usia reproduktif

Pendekatan Diagnosis
Evaluasi klinis

Pemeriksaan mikroskopis dari


cairan vagina untuk ragi dan
hifa
dan
kultur
untuk
konfirmasi
Pemeriksaan vukva dan anus
untuk cacing kremi
Evaluasi kinis
Kultur seksual
Langkah-langkah
untuk
memastikan keselamatan anak
dan laporan pada pihak yang
berwenang.
Kriteria diagnosis (3 dari 4):

Vaginosis bakterial

Bau busuk (amis), discharge vagina


abu-abu tipis dengan pruritus dab
iritasi.
Eritema dan edema tidak biasa.

Infeksi Kandidiasis

Infeksi

candida

vulva

dan

Discharge vagina abu-abu


pH sekresi vagina > 4,5
Bau amis
Clue cell terlihat selama
pemeriksaan mikroskopis
iritasi Evaluasi klinis ditambah:

vagina, edema, pruritus.


Discharge yang menyerupai keju
cottage dan melekat pada dinding vagina.
Kadang-kadang memburuknya gejala
setelah hubungan seksual dan sebelum menstruasi.

Infeksi Trikomonas

Benda asing

Cairan kuning-hijau, vagina berbusa


sering dengan nyeri, eritema, dan
edema dari vulva dan vagina.
Kadang-kadang sisuria dan dispareinia.
Kadang-kadang belang, bintik-bintik
merah strawberry di dinding vagina
atau serviks.
Cairan sangat berbau busuk dan sering
berlimpah, eritema vagina, dysuria, dan
kadang-kadang dyspareunia.
Obyek terlihat selama pemeriksaan.

pH vagina < 4,5


Ragi atau hifa diidentifikasi
pada preparat basah atau
KOH
Kadang-kadang kultur

Organisme mortil, berbentuk


buah pir memiliki flagel dilihat
selama
pemeriksaan
mikroskopis
Uji diagnostic cepat untuk
Trichomonas (jika tersedia)

Evaluasi klinis

Semua umur
Vulvovaginal eritema, edema,pruritus
(sering intens), keputihan.
Riwayat
penggunaan
semprotan
Evaluasi klinis dan hindari
Reaksi hipersensitivitas kebersihan atau parfum, air mandi
penyebab
aditif, pengobatan topical untuk infeksi
candida, pelembut kain, pemutih, atau
sabun cuci.
Diagnosis ekslusi berdasarkan
Keputihan
purulent,
dyspareunia, faktor-faktor riwayat dan risiko
Infalamasi (misalnya
disuria, iritasi.
pH vagina > 6
radiasi
pelvis,
Kadang-kadang pruritus, eritema, nyeri Uji Whiff negative
ooferoktomi,
terbakar, perdarahan ringan.
Granulosit dan sel parabasal
kemoterapi)
Jaringan vagina, tipis.
dilihat selama pemeriksaan
mikroskopis
Fistula
enterik
(komplikasi persalinan,
Visualisasi
langsung
atau
Vagina cairan berbau busuk dengan
operasi panggul, atau
palpasi fistula di bagian bawah
berlalunya feses dari vagina.
penyakit
inflamasi
vagina
usus)
2.6.

Diagnosis dan diagnosis banding

Diagnosis fluor albus ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan


penunjang.
Anamnesis
Ditanyakan mengenai usia, metode kontrasepsi yang dipakai oleh akseptor KB kontak
seksual, perilaku, jumlah, bau dan warna leukore, masa inkubasi, penyakit yang diderita,
penggunaan obat antibiotik atau kortikosteroid dan keluhan-keluhan lain.
Pemeriksaan Fisis dan Genital
Inspeksi Kulit perut bawah, rambut pubis, terutama perineum, dan anus. Inspeksi dan
palpasi genitalia eksterna. Pemeriksaan spekulum untuk vagina dan serviks, pemeriksaan
bimanual pelvis, palpasi kelenjar getah bening dan femoral.
Laboratorium
Hasil pengukuran pH cairan vagina dapat ditentukan dengan kertas pengukur pH dan pH
diatas 4,5 sering disebabkan oleh trichomoniasis tetapi tidak cukup spesifik. Cairan juga
dapat diperiksa dengan melarutkan sampel dengan 2 tetes larutan normal saline 0,9%
diatas objek glass dan sampel kedua di larutkan dalam KOH 10%. Penutup objek glass
ditutup dan diperiksa dibawah mikroskop. Sel ragi atau pseudohyphae dari candida lebih
mudah didapatkan pada preparat KOH. Namun kultur T. vaginalis lebih sensitive
dibanding pemeriksaan mikroskopik.
Secara klinik, untuk menegakkan diagnosis vaginosis bakterial harus ada tiga dari empat
kriteria sebagai berikut, yaitu: (1) adanya sel clue pada pemeriksaan mikroskopik sediaan
basah, (2) adanya bau amis setelah penetesan KOH 10% pada cairan vagina, (3) duh yang
homogen, kental, tipis, dan berwarna seperti susu, (4) pH vagina lebih dari 4.5 dengan
menggunakan nitrazine paper.
Test PAP,Smear
Tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi HPV (human papiloma virus) dan
prakanker serviks. Ketepatan sitologinya kurang lebih 90% pada dysplasia keras
(karsinoma in situ) dan 76% pada dysplasia ringan/sedang.Pap Smear merupakan tes
skrining untuk mendeteksi dini perubahan atau abnormalitas dalam serviks sebelum selsel tersebut menjadi kanker.
Kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang sering terjadi pada wanita, juga
merupakan penyebab kematian nomor satu dari jenis kanker yang menyerang wanita.
Penyebabnya yaitu adanya perubahan gen mikroba seperti; virus HPV (human papilloma
virus), radiasi atau pencemaran bahan kimia. Kanker leher rahim stadium dini yang cepat
ditangani dapat sembuh 100%.
2.7.

Tatalaksana
Farmakologi
Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan (fluor albus), sebaiknya
penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin.

Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau
parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan
proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Tujuan pengobatan yaitu:
Menghilangkan gejala
Memberantas penyebabrnya
Mencegah terjadinya infeksi ulang
Pasangan diikutkan dalam pengobatan
Keputihan fisiologis : tidak ada pengobatan khusus, penderita diberi penerangan untuk
menghilangkan kecemasannya.
Keputihan Patologis : Tergantung penyebabnya
Obat obatan untuk keputihan Patologis :
1 Antiseptik : Povidone Iodin
Sediaan ini berbentuk larutan 10% povidon iodin dan ada yang diperlengkapi
dengan alat douche-nya sebagai aplikator larutan ini. Selain sebagai antiinfeksi
yang disebabkan jamur Kandida, Trikomonas, bakteri atau infeksi campuran, juga
sebagai pembersih.
Tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan menyusui. Bila terjadi iritasi atau
sensitif pemakaian harus dihentikan.
2

Anti biotik
Clotrimazole
Memiliki aktivitas antijamur dan antibakteri. Untuk infeksi kulit dan
vulvovaginitis yang disebabkan oleh Candida albicans.
Efek samping: pemakaian topikal dapat terjadi rasa terbakar,eritema, edema ,gatal
dan urtikaria
Sediaan dan posologi : Tersedia dalam bentuk krim dan larutan dengan kadar 1%
dioleskan 2 kali sehari . Krim vagina 1% untuk tablet vagina 100 mg digunakan
sekali sehari pada malam hari selama 7 hari atau tablet vagina; 500 mg, dosis
tunggal.
Tinidazole
Tinidazole adalah obat antiparasit yang digunakan untuk membrantas infeksi
Protozoa, Amuba.
Efek samping obat ini sama seperti Metronidazole tetapi dengan kelebihan tidak
perlu minum dengan waktu yang panjang sehingga mengurangi efek sampingnya.
Tinidazole sebagai preparat vaginal digunakan untuk infeksi Trichomonas. Biasa
dikombinasi dengan Nystatin sebagai anti jamurnya. Bentuk sediaan yang ada
adalah vaginal tablet.
Metronidazole

Diberikan peroral ( 2 gram sebagai dosis tunggal , 1gr setiap 12 jam x 2 atau 250
mg 3xsehari selama 5-7 hari) untuk infeksi Trichomonas vaginalis
Diberikan 500 mg 2xsehari selama seminggu dan lebih baik secara mitraseksual.
Untuk infeksi Gardnerella vaginalis
Efek samping : mual kadang kadang muntah, rasa seperti logam dan intoleransi
terhadap alkohol.
Metronidazol tidak boleh diberikan pada trimester pertama kehamilan.
Nimorazole
Nimorazole merupakan antibiotika golongan Azol yang terbaru. Selain dalam
sediaan tunggal dalam bentuk tablet oral (diminum) juga ada kombinasinya
(Chloramphenicol dan Nystatin) dalam bentuk vaginal tablet.

1
2

Penisilin
Ampisilin pada pemberian oral dipengaruhi besarnya dosis dan ada tidaknya makanan
dalam saluran cerna
Amoksisilin lebih baik diberikan oral ketimbang ampisilin karena tidak terhambat
makanan dalam absorbsinya.
Efek samping : Reaksi alergi , nefropati, syok anafilaksis, efek toksik penisilin
terhadap susunan saraf menimbulkan gejala epilepsi karena pemberian IV dosis
besar
Sediaan dan posologi :
Ampisilin : Tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul 125mg, 250mg, 500mg
,Dalam suntikan 0,1 ; 0,25 ; 0,5 dan 1 gram pervial
Amoksisilin : Dalam bentuk kapsul atau tablet ukuran 125, 250, 500 gram dan
sirup125mg/5mL dosis diberikan 3 kali 250-500 mg sehari
3

Anti jamur : Nystatin


Nystatin adalah obat antijamur polien untuk jamur dan ragi yang sensitif
terhadap obat ini termasuk Candida sp. Di dalam darah sangat berbahaya bagi
tubuh, tetapi dengan sifatnya yang tidak bisa melewati membran kulit sangat baik
untuk digunakan sebagai obat pemakaian luar saja. Tetapi dalam penggunaannya
harus hati-hati jangan digunakan pada luka terbuka.

Anti Virus : Asiklovir


Hambat enzim DNA polimerase virus. Sediaan dalam bentuk oral, injeksi dan
krim untuk mengobati herpes dilabia.
Efek samping :
Oral : pusing, mual, diare,sakit kepala
Topikal : Kulit kering dan rasa terbakar dikulit.
Kontraindikasi : tidak boleh digunakan pada ibu hamil

Berikut ini adalah pengobatan dari penyebab paling sering :


1. Candida albicans
Topikal
- Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu
- Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
- Mikonazol nitrat 2% 1 x ssehari selama 7 14 hari
Sistemik
- Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
- Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari- Nimorazol 2 gram dosis tunggal
- Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal
Pasangan seksual dibawa dalam pengobatan
2. Chlamidia trachomatis
- Metronidazole 600 mg/hari 4-7 hari (Illustrated of textbook gynecology)
- Tetrasiklin 4 x 500mg selama 10-14 hari oral
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 10-14 hari bila
- Minosiklin dosis 1200mg di lanjutkan 2 x 100 mg/hari selama 14hari
- Doksisiklin 2 x 200 mg/hari selama 14 hari
- Kotrimoksazole sama dengan dosis minosiklin 2 x 2 tablet/hari selama 10 hari
3. Gardnerella vaginalis
- Metronidazole 2 x 500 mg
- Metronidazole 2 gram dosis tunggal
- Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari
- Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan
4. Neisseria gonorhoeae
- Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau
- Amoksisiklin 3 gr im atau
- Ampisiillin 3,5 gram im
Ditambah
:
- Doksisiklin 2 x 100mg oral selama 7 hari atau Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
- Tiamfenikol 3,5 gram oral
- Kanamisin 2 gram im
- Ofloksasin 400 mg/oral
Untuk Neisseria gonorhoeae penghasil Penisilinase
- Seftriaxon 250 mg im atau
- Spektinomisin 2 mg im atau
- Ciprofloksasin 500 mg oral
Ditambah
- Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari atau

- Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari


- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
5. Virus herpeks simpleks
Belum ada obat yang dapat memberikan kesembuhan secara tuntas
- Asiklovir krim dioleskan 4 x sehari
- Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 5 hari
- Povidone iododine bisa digunakan untuk mencegah timbulnya infeksi sekunder
Non farmakologi
1). Perubahan tingkah laku keputihan (Fluor albus) yang disebabkan oleh jamur lebih
cepat berkembang di lingkungan yang hangat dan basah maka untuk membantu
penyembuhan menjaga kebersihan alat kelamin dan sebaiknya menggunakan pakaian
dalam yang terbuat dari katun serta tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat.
Keputihan bisa ditularkan melalui hubungan seksualdari pasangan yang terinfeksi oleh
karena itu sebaiknya pasangan harus mendapat pengobatan juga
2). Personal hygiene memperhatikan personal hygiene terutama pada bagian alat kelamin
sangat membantu penyembuhan, dan menjaga tetap bersih dan kering, seperti
penggunaan produk panty liner harus betul-betul steril . Bahkan,kemasannya pun harus
diperhatikan. Jangan sampai menyimpan sembarangan, misalnya tanpa kemasan ditaruh
dalam tas bercampur dengan barang lainnya. Karena bila dalam keadaan terbuka, bisa
saja panty liner atau tisu basah tersebut sudah terkontaminasi. Memperhatikan kebersihan
setelah buang air besar atau kecil. Setelah bersih, mengeringkan dengan tisu kering atau
handuk khusus. Alat kelamin jangandibiarkan dalam keadaan lembab.
3).Pengobatan psikologis keputihan tersebut tidak disebabkan oleh infeksi melainkan
karena gangguan psikologi seperti kecemasan, depresi, hubungan yang buruk, atau
beberapa masalah psikologi yang lain yang menyebabkan emosional. Pengobatan yang
dilakukan yaitu dengan konsultasi dengan ahli psikologi. Selain itu perlu dukungan
keluarga agar tidak terjadi depresi.
2.8.

Komplikasi
Komplikasi yang sering adalah bila kuman telah menaiki panggul sehingga terjadi
penyakit yang dikenal dengan radang panggul. Komplikasi jangka panjang yang lebih
mengerikan, yaitu kemungkinan wanita tersebut akan mandul akibat rusak dan
lengketnya organ-organ dalam kemaluan terutama tuba falopi dan juga dapat
menyebabkan infertilitas.Komplikasi juga dapat terdapat pada pria yaitu komplikasi non
spesifik yang dapat menjalar ke prostat dan menimbulkan infeksi buah zakar dan saluran
kemih
Terinfeksinya kelenjar yang ada di dalam bibir vagina. Bisul kelenjar tersebut harus
disedot keluar karena tidak dapat disembukan dengan obat. Komplikasi pada wanita
sering menimbulkan radang saluran telur. Infeksi nonspesifik pada wanita sering tanpa
keluhan maupun gejala.

2.9.

Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
a. Memakai alat pelindung. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan tertularnya
penyakit karena hubungan seksual, salah satunya dengan menggunakan kondom.
Kondom dinilai cukup efektif dalam mencegah penularan PHS.
b. Pemakaian obat atau cara profilaksis. Pemakaian antiseptik cair untuk membersihkan
vagina pada hubungan yang dicurigai menularkan penyakit kelamin relatif tidak ada
manfaatnya jika tidak disertai dengan pengobatan terhadap mikroorganisme penyebab
penyakitnya. Pemakaian obat antibiotik dengan dosis profilaksis atau dosis yang tidak
tepat juga akan merugikan karena selain kuman tidak terbunuh juga terdapat
kemungkinan kebal terhadap obat jenis tersebut. Pemakain obat mengandung estriol
baik krem maupun obat minum bermanfaat pada pasien menopause dengan gejala
yang berat.
c. Pemeriksaan dini. Kanker serviks dapat dicegah secara dini dengan melakukan
pemeriksaan pap smear secara berkala. Dengan pemeriksaan pap smear dapat diamati
adanya perubahan sel-sel normal menjadi kanker yang terjadi secara berangsurangsur, bukan secara mendadak.
Kebersihan organ kewanitaan hendaknya sejak bangun tidur danmandi pagi. Berikut tip
yang dapat dilakukan :
1) Bersihkan organ intim dengan pembersih yang tidakmenggangu kestabilan pH di
sekitar vagina. Salah satunya produk pembersih yang terbuat dari bahan dasar susu.
Produk seperti ini mampu menjaga keseimbangan pH sekaligus meningkatkan
pertumbuhan flora normal dn menekan pertumbuhan bakteri yang tak bersahabat. Sabun
antiseptik biasa umumnya bersifat keras dan terdapat flora normal di vagina. Ini tidak
menguntungkan bagi kesehatan vagina dalam jangka panjang.
2) Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar vagina harum
dan kering sepanjang hari. Bedak memiliki partikel-partikel halus yang mudah terselip
di sana sini dan akhirnya mengundang jamur dan bakteri bersarang di tempat itu.
3) Selalu keringkan bagian vagina sebelum berpakaian.
4) Gunakan celana dalam yang kering. Seandainya basah atau lembab, usahakan cepat
mengganti dengan yang bersih dan belum dipakai. Tak ada salahnya anda membawa
cadangan celana dalam untuk berjaga-jaga manakala perlu menggantinya.
5) Gunakan celana dalam yang bahannya menyerap keringat, seperti katun. Celana dari
bahan satin atau bahan sintetik lain membuat suasana di sekitar organ intim panas dan
lembab.
6) Pakaian luar juga diperhatikan. Celana jeans tidak dianjurkan karena pori-porinya
sangat rapat. Pilihlah seperti rok atau celana bahan non jeans agar sirkulasi udara di
sekitar organ intim bergerak leluasa.
7) Ketika haid sering-seringlah berganti pembalut.

8) Gunakan panty liner di saat perlu saja. Jangan terlalu lama. Misalkan saat bepergian
ke luar rumah dan lepaskan sekembalinya anda di rumah. Selain itu untuk mencegah
keputihan, wanita pun harus selalu menjaga kebersihan dan kesehatan daerah
kewanitaannya. Antara lain adalah :
1) Selalu cuci daerah kewanitaan dengan air bersih setelah buang air, jangan hanya di
seka dengan tisu. Membersihkannya pun musti dilakukan dengan cara yang benar yaitu
dari depan ke belakang, agar kotoran dari anus tidak masuk ke vagina. Hindari
pemakaian sabun vagina berlebihan karena justru dapat mengganggu keseimbangan
flora normal vagina.
2) Jaga daerah kewanitaan tetap kering. Hal ini karena kelembapan dapat memicu
tumbuhnya bakteri dan jamur. Selalu keringkan daerah tersebut dengan tisu atau handuk
bersih setelah dibersihkan. Karena tidak semua toilet menyediakan tisu, bawalah tisu
kemana pun anda pergi. Selain itu buatlah celana dalam yang terbuat dari katun agar
dapat menyerap keringat dan gantilah secara teratur untuk menjaga kebersihan.
3) Bila sedang mengalami keputihan atau menstruasi tinggal sedikit, boleh saja
menggunakan pelapis celana panty liner. Tetapi sebaiknya tidak digunakan setiap hari.
Panty liner justru dapat memicu kelembapan karena bagian dasarnya terbuat dari plastik.
Pilih panty liner yang tidk mengandung parfum, terutama buat yang berkulit sensitif.
4) Hindari bertukar celana dalam dan handuk dengan teman atau bahkan saudara kita
sendiri karena berganti-ganti celana bisa menularkan penyakit.
5) Bulu yang tumbuh di daerah kemaluan bisa menjadi sarang kuman bila dibiarkan
terlalu panjang. Untuk menjaga kebersihan, potonglah secara berkala bulu di sekitar
kemaluan dengan gunting atau mencukurnya dengan hati-hati
2.10.

Prognosis

Biasanya kondisi-kondisi yang menyebabkan fluor albus memberikan respon


terhadap pengobatan dalam beberapa hari. Kadang-kadang infeksi akan berulang.
Dengan perawatan kesehatan akan menentukan pengobatan yang lebih efektif.

Vaginosis bakterial mengalami kesembuhan rata-rata 70-80% dengan regimen


pengobatan
Kandidiasis mengalami kesembuhan rata rata 80-95 %
Trikomoniasis mengalami kesembuhan rata-rata 95 %

3. Memahami dan menjelaskan tentang pap smear


3.1.

Definisi
Pap Test (Pap Smear) adalah pemeriksaansitologik epitel porsio dan endoservik uteri
untuk penentuan adanya perubahan pra ganas maupun ganas di porsio atau servik uteri.
Sedangkan menurut Hariyono Winarto dalam seminarnya pada tanggal 05-10-2008

tentang Pap Smear Sebagai Upaya Menghindari Kanker Leher Rahim Bagi Wanita Usia
Reproduksi, pengertian Pap Test (Pap Smear) adalah suatu pemeriksaan dengan cara
mengusap leher rahim ( scrapping ) untuk mendapatkan sel-sel leher rahim kemudian
diperiksa sel-selnya, agar dapat ditahui terjadinya perubahan atau tidak.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pap Smear adalah pemeriksaan usapan
padaleher rahim untuk mengetahui adanya perubahan sel-sel yang abnormal yang
diperiksa dibawah mikroskop.
3.2.

Tujuan
Menemukan sel abnormal atau sel yang dapat berkembang menjadi kanker termasuk
infeksi HPV .Untuk mendeteksi adanya pra-kanker, ini sangat penting ditemukan
sebelum seseorang menderita kanker. Mendeteksi kelainan kelainan yang terjadi pada
sel-sel leher rahim.
Mendeteksi adanya kelainan praganas atau keganasan servik uteri

3.3.

3.4.

Indikasi
Menikah pada usia muda (dibawah 20 tahun)
Pernah melakukan senggama sebelum usia 20 tahun
Pernah melahirkan lebih dari 3 kali
Pemakaian alat kontrasepsi lebih dari 5 tahun, terutama IUD atau kontrsepsi
hormonal
Mengalami perdarahan setiap hubungan seksual
Mengalami keputihan atau gatal pada vagina
Sudah menopause dan mengeluarkan darah pervagina
Berganti-ganti pasangan dalam senggama
Cara kerja

Cara pengambilan sediaan


1. Sebelum memulai prosedur, pastikan bahwa label wadah specimen diisi, pastikan
bahwa preparat diberi label yang menulis tanggal dan nama serta nomor identitas
wanita.
2. Gunakan sarung tangan.
3. Insersi spekulum dengan ukuran tepat, visualisasi serviks, fiksasi speculum untuk
memperoleh pajanan yang diperoleh. Pastikan secara cermat membuang setiap
materi yang menghalangi visualisasi serviks/ mengganggu studi sitologi.
4. Salah satu dari 4 metode pengumpulan spesimen berikut untuk apusan pap dapat
digunakan :
Tempatkan bagian panjang ujung spatula kayu yang ujungnya sedikit
runcing/ pengerik plastic mengenai dan masuk ke dalam mulut eksterna
serviks dan tekan. Ambil specimen
kanalis servikalis dengan memutar spatula satu lingkaran penuh
Ujung kapas aplikator berujung kapas dilembabkan dengan normal saline,
insersi aplikator tersebut ke dalam saluran serviks 2 cm dan putar 3600.

Insersi alat gosok sepanjang 1-2 cm ke dalam saluran serviks dan putar 901800.
Gunakan kombinasi metode untuk metode memasukkan spatula.
5. Sebarkan sel-sel pada preparat yang sudah diberi label. Apabila sel-sel
dikumpulkan pada spatula kayu, tempatkan satu sisi diatas dekat label diatas
setengah bagian atas preparat dan usap 1 kali sampai ke ujung preparat.
Kemudian balikkan spatula dan tempatkan sisi datar lain dekat label pada
setengah bagian bawah preparat dan usap satu kali sampai ujung preparat.
6. Segera semprot preparatdengan bahan fiksasi/ masukkan bahan tersebut didalam
tabungberisi larutan fiksasi.
7. Bila fasilitas pewarnaan jauh dari tempat praktek sederhana, dapat dimasukkan
dalam amplop/pembungkus yang dapat menjamin kaca sediaan tidak pecah.
Dengan pengambilan sediaan yang baik, fiksasi dan pewarnaan sediaan baik serta
pengamatan mikroskopik yang cermat, merupakan langkah yang memadai dalam
menegakkan diagnosis.
3.5.

Hasil pemeriksaan
Klasifikasi PAP Smear
Negative: tidak ditemukan sel ganas.
Klasifikasi menurut Papanicolau adalah sebagai berikut :
- Kelas I : Hanya ditemukan sel-sel normal.
- Kelas II : Ditemukan beberapa sel atipik, akan tetapi tidak ada bukti keganasan.
- Kelas III : Gambaran sitologi mengesankan ,tetapi tidak konklusif keganasan.
- Kelas IV : Gambaran sitologi yang mencurigakan keganasan.
- Kelas V : Gambaran sitologi yang menunjukkan keganasan. (Tim PKTP RSUD Dr.
Soetomo/FK UNAIR, 2000).
Interpretasi hasil pap test menurut Papanicolaou:
1. Kelas I : Identik dengan normal smear pemeriksaan ulang 1 tahun lagi.
2. Kelas II : Menunjukkan adanya infeksi ringan non spesifik, kadang disertai:
a. Kuman atau virus tertentu.
b. Sel dengan kariotik ringan.
Pemeriksaan ulang 1 tahun lagi, pengobatan yang sesuai dengan kausalnya
Bila ada erosi atau radang bernanah, pemeriksaan ulang 1 bulan setelah
pengobatan.
3. Kelas III : Ditemukannya sel diaknostik sedang dengan keradangan berat. Periksa
ulang 1 bulan sesudah pengobatan.
4. Kelas IV : Ditemukannya sel-sel yang mencurigakan ganas dalam hal demikian
dapat ditempuh 3 jalan, yaitu:
(a) Dilakukan biopsi.
(b) Dilakukan pap test ulang segera, dengan skreping lebih dalam diambil 3
sediaan
(c) Rujuk untuk biopsi konfirmasi.

5. Kelas V : Ditemukannya sel-sel ganas. Dalam hal ini seperti ditempuh 3 jalan
seperti pada hasil kelas IV untuk konfirmasi.
4. Memahami dan menjelaskan pandangan islam terhadap leucorrheae
Keputihan ini umum dialami oleh wanita. Dalam kitab shahih Bukhari disebutkan, suatu
ketika ada beberapa sahabat perempuan datang bertanya kepada Aisyah radhiallahu anha
tentang
batasan
berakhirnya
haidh.
Beliau
menjawab
:

Jangan kalian tergesa-gesa (menetapkan akhir haidh) hingga kalian melihat cairan putih
Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya fathul bari menjelaskan bahwa cairan putih
sebagaimana di sebut hadits di atas menjadi salah satu tanda akhir masa haidh.
Selain jenis keputihan di atas, ada pula keputihan yang terjadi dalam keadaan tidak
normal, yang umumnya dipicu kuman penyakit dan menyebabkan infeksi. Akibatnya,
timbul gejala-gejala yang sangat mengganggu, seperti berubahnya warna cairan menjadi
kekuningan hingga kehijauan, jumlah berlebih, kental, lengket, berbau tidak sedap, terasa
sangat gatal atau panas. Dalam khazanah Islam, keputihan jenis ini biasa disebut dengan
cairan putih kekuningan (sufrah )atau cairan putih kekeruhan (kudrah ). Terkait
dengan kedua hal ini, di kitab shahih Bukhari disebutkan bahwa Sahabat bernama Ummu
Athiyyah
radhiallahu
anha
berkata:

Kami tidak menganggap al-kudrah (cairan keruh) dan as-sufrah (cairan kekuningan)
sama dengan haidh
Berdasarkan
kedua
hadis
tersebut
dapat
disimpulkan
:
1. Hukum orang yang mengalami keputihan tidak sama dengan hukum orang yang
mengalami menstruasi. Orang yang sedang keputihan tetap mempunyai kewajiban
melaksanakan
shalat
dan
puasa,
serta
tidak
wajib
mandi.
2. Cairan keputihan tersebut hukumnya najis, sama dengan hukumnya air kencing. Oleh
karenanya, apabila ingin melaksanakan shalat, sebelum mengambil wudhu, harus istinjak
(cebok), dan membersihkan badan atau pakaian yang terkena cairan keputihan terlebih
dahulu.
Sedangkan apabila cairan keputihan keluar terus-menerus, maka orang yang
mengalaminya dihukumi dharurah/terpaksa, artinya orang tersebut tetap wajib
melaksanakan shalat walaupun salah satu syarat sahnya shalat tidak terpenuhi, yakni
sucinya badan dan pakaian dari najis. Menurut ulama Syafiiyah, ketentuan tersebut bisa
dilaksanakan dengan syarat diawali dengan proses membersihkan, istinjak, wudhu dan
kemudian shalat dilakukan secara simultan setelah waktu shalat masuk.(mui.or.id)
Para ulama mengatakan bahwakeputihan itu pada hakikatnya adalah darah penyakit. Di
dalam bab darah wanita, keputihan termasuk ke dalam kelompok darah istihadhah.
Darahistihadhah adalah satu jenis darah dari tiga jenis darah wanita. Darah yang lain
adalah darah haidh dan darah nifas.
Berbeda dengan haidh dan nifas, darah istihadhahtidak mewajibkan mandi janabah,
tetapi hanya mewajibkan wudhu'. Namun di sisi lain, darah istihadhah itu sendiri adalah
benda najis, sehingga selain wajib berwudhu' juga wajib untuk dibersihkan sebagaimana
layaknya air kencing.
Kalau darah keputihan itu ke luar dan membasahi pakaian, berarti pakaian itu menjadi
najis. Tidak sah hukumnya bila dipakai untuk shalat. Perlu diganti dengan pakaian lain

yang suci. Untuk menghindari gonta ganti pakaian, biasanya para wanita menggunakan
pembalut wanita. Sehingga begitu akan shalat, cukup diganti atau dibuka pembalutnya
saja.

DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, D. Fluor Albus in Penyakit Menular Seksual. 2003.LKiS : Jogjakarta
Anindita, Wiki. Santi Martini. 2006. Faktor Resiko Kejadian Kandidiasis vaginalis pada akseptor
KB. Fakultas Kesehatan Masyarakat. UNAIR. Surabaya.
Eroschenko V P. 2010. Atlas histologi diFiore: dengan korelasi fungsional. Jakarta : EGC.
http://karyatulisilmiahkeperawatan.blogspot.com/2008/11/mengenal-keputihan-leukorrhea.html
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_074_kulit_%28i%29.pdf
http://www.scribd.com/doc/53663121/LEUKOREA
Jarvis G.J. The management of gynaecological infections in Obstetric and Gynaecology A
Critical Approach to the Clinical Problems. 1994. Oxford University Press : Oxford

Mansjoer, Arif dll. Kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 1. Media aesculapius: Jakarta
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan dan Kandungan Dan Keluarga Berencana untuk
pendidikan Bidan, EGC: Jakarta
Sastrawinata, Sulaiman, dll. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi. EGC : Jakarta
Sofwan, Achmad. Sistem Reproduksi. 2011. FK YARSI: Jakarta
Textbook Histology. Saunders, 2004
Wiknjosastro, H, Saifuddin, B, Rachimhadi, Trijatmo. Radang dan Beberapa penyakit lain pada
alat genital wanita in Ilmu Kandungan. 1999. Edisi kedua , Cetakan Ketiga. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodihardjo : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai