Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN INFERTINITAS

KELOMPOK
Di susun oleh :

1. Mira Novianti 2011102411168

2. Novita Rahayu S 2011102411184

3. Nurul Hidayah 2011102411155

4. Nur Leni Alda 2011102411176


LATAR BELAKANG

Infertilitas atau kemandulan merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi


yang sering berkembang menjadi masalah sosial karena pihak istri selalu dianggap
sebagai penyebabnya. Akibatnya wanita sering terpojok dan mengalami
kekerasan, terabaikan kesehatannya, serta diberi label sebagai wanita mandul
sebagai masalah hidupnya (Aprillia, 2010).

A. Pengertian Infertilitas

Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk mencapai kehamilan


setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan Medikal Bedah) Infertilitas
(pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan
sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum
memiliki anak. (Sarwono, 2000).
B. Klasifikasi Infertilitas
.

Infertilitas terdiri dari 2 macam, yaitu :

1. Infertilitas primer yaitu jika perempuan belum berhasil hamil walaupun


bersenggama teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan
selama 12 bulan berturut-turut.

2. Infertilitas sekunder yaitu jika perempuan penah hamil, akan tetapi


kemudian tidak berhasil hamil lagi walaupun bersenggama teratur dan
dihadapkan kepada kemungkinan kehamilanselama 12 bulan berturut- turut.
C. Etiologi Infertilitas

1. Penyebab Infertilitas pada perempuan (Istri) :

a. Faktor penyakit
• Endometriosis
• Infeksi Panggul
• Mioma Uteriadalah tumor
• Polip
• Kista

b. Faktor fungsional
• Gangguan system hormonal wanita
• Gangguan pada pelepasan sel telur (ovulasi)
• Gangguan pada leher rahim,
• Gangguan implantasi hasil konsepsi dalam Rahim.
2. Penyebab Infertilitas pada laki-laki (suami).

a. Kelainan pada alat kelamin


• Hipospadia
• Ejakulasi
• Testis .
• Kemampuan ereksi kurang.
• Kelainan pembentukan spermatozoa
• Gangguan pada sperma.
• Gangguan di daerah sebelum testis (pretesticular).
• Gangguan di daerah testis (testicular).
• Gangguan di daerah setelah testis (posttesticular).
• Tidak adanya semen.
• Kurangnya hormon testosterone
3.Penyebab Infertilitas pada suami dan istri

• Gangguan pada hubungan seksual.Kesalahan teknik sanggama dapat


menyebabkan penetrasi tak sempurna ke vagina, impotensi, ejakulasi prekoks,
vaginismus, kegagalan ejakulasi, dan kelainan anatomik seperti hipospadia,
epispadia, penyakit Peyronie.

4.Faktor psikologis antara kedua pasangan (suami dan istri

• Masalah tertekan karena sosial ekonomi belum stabil


• Masalah dalam pendidikan
• Emosi karena didahului orang lain hamil.
D. PATOFISIOLOGIH

1. Pada Wanita
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan stimulasi
hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat
sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium. Penyebab lain yaitu
radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada ovulasi

2. Pada Pria
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus dan hipofisis
yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup memberikan peran yang
besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok, penggunaan obat-obatan dan
zat adiktif yang berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi
alkohol
E. MANIFESTASI KLINIS

1. Pada Wanita

a. Terjadi kelainan system endokrin


b. Hipomenore dan amenore
c. Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat menunjukkan masalah
pada aksis ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi genetik
d. Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang tidak
berkembang,dan gonatnya abnormal.
e. Wanita infertil dapat memiliki uterus.
f. Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat infeksi, adhesi,
atau tumor.
g. Traktus reproduksi internal.yang abnormal
2. Pada Pria

a. Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi,
rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
b. Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
c. Riwayat infeksi genitorurinaria
d. Hipertiroidisme dan hipotiroid
e. Tumor hipofisis atau prolactinoma
f. Disfungsi ereksi berat
g. Ejakulasi retrograt
h. Hypo/epispadia
i. Mikropenis
j. Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
k. Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1) Pada Pemeriksaan fisik

a) mHirsutisme diukur dengan skala Ferriman dan Gallway, jerawat


b) Pembesaran kel. Tiroid
c) Galaktorea
d) Inspeksi lendir serviks ditunjukkan dengan kualitas mucus
e) PDV untuk menunjukkan adanya tumor uterus / adneksa

2) Pemeriksaan penunjang

a) Analisis Sperma : e) Pemeriksaan pelvis ultrasound


f) Uji paska sanggama (UPS)
b) Deteksi ovulasi :
g) Laparoskopi
c) USG transvaginal
d) Histerosalpinografi
G. PENATALAKSANAAN

1) Wanita

a) Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendIr serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coital
b) Pemberian terapi obat, seperti;
• Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus, peningkatan kadar
prolaktin, pemberian TSH.
• Terapi penggantian hormone
• Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
• Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
• GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
• Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
• Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
• Pengangkatan tumor atau fibroid
• Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi
2) Pria

a) Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan


kualitas sperma meningkat
b) Agen antimikroba
c) Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
d) HCG secara im memperbaiki hipoganadisme
e) FSH dan HCG untuk menyeles aikan spermatogenesis
f) Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus

3) Penatalaksanaan Medis

a. Medikasi
b. Tindakan operasi rekonstruksi Korek
c. Rekayasa teknologi reproduksi
H. KOMPLIKASI

OHSS (Ovarian hyperstimulation syndrome) muncul karena pengobatan yang


dipergunakan untuk menstimulasi ovarium, gejalanya:
1. Mual
2. Muntah
3. Nyeri abdomen
4. Konstipasi
5. Diare
6. Urine keruh
7. Thrombosis
8. Disfungsi ginjal dan hati
9. Sulit bernapas
I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN INFERTILITAS

1. Pengkajian

Data Demografis meliputi : identitas klien termasuk data etnis, budaya dan agama.
a. Pengkajian Anamnesa
1) Pengkajian Anamnesa pada Wanita
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya memiliki riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi di
rumah, riwayat infeksi genitorurinaria, hipertiroidisme dan hipotiroid, hirsutisme, infeksi
bakteri dan virus ex: toksoplasama, tumor hipofisis atau prolaktinoma, riwayat penyakit
menular seksual, riwayat kista.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Meliputi Endometriosis dan endometrits, vaginismus (kejang pada otot vagina), gangguan
ovulasi, abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus, dan servik, dan autoimun.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Meliputi riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik
4. Riwayat Obstetri
Umumnya keluhan yang dialami tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat
kontrasepsi, mengalami aborsi berulang, sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama
satu tahun tanpa alat kontrasepsi.
2) Pengkajian pada Pria
1. Riwayat Kesehatan Dahulu meliputi : riwayat terpajan benda – benda mutan yang
membahayakan reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
2. Riwayat infeksi genitorurinaria, Hipertiroidisme dan hipotiroid, Tumor hipofisis atau
Prolactinoma
3. Riwayat trauma, kecelakan sehinga testis rusak
4. Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis
5. Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ reproduksi contoh : operasi
prostat, operasi tumor saluran kemih
6. Riwayat Kesehatan Sekarang
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
b. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Penunjang pada Wanita
Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang pada wanita yaitu,
deteksi ovulasi, analisa hormone, sitologi vagina, uji pasca
senggama, biopsy endometrium terjadwal,
histerosalpinografi, laparoskopi, pemeriksaan pelvis
ultrasound.
2) Pemeriksaan Penunjang pada Pria
Analisa Semen, dengan parameter :
• Warna Putih keruh • Bentuk normal > 60% • Uji fruktosa 150-650
• Bau Bunga akasia • Kecepatan gerak sperma mg/dl
• PH 7,2 - 7,8 0,18-1,2 detik • Pemeriksaan endokrin
• Volume 2 - 5 ml • Persentase gerak sperma • USG
• Viskositas 1,6 – 6,6 centipose motil > 60% • Biopsi testis
• Jumlah sperma 20 juta / ml • Aglutinasi Tidak ada • Uji penetrasi sperma
• Sperma motil > 50% •Sel – sel Sedikit,tidak ada • Uji hemizona
2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (efek test diagnostic).
(D.0077)
b. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh
(D.0087)
c. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi, ketidaktahuan tentang
akhir proses diagnostic. (D.0080)
d. Ketidakberdayaan berhubungan dengan kurang kontrol terhadap prognosis.
(D.0092)
e. Resiko ketidakmampuan koping induvidu/keluarga berhubungan dengan
kondisi klinis infertilitas.
3. Intervensi Keperawatan
No SDKI TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

1 Nyeri akut Setelah SLKI : Tingkat Nyeri SIKI : Manajemen Nyeri


berhubungan dilakukan (L.08066) ( I.08238)
dengan agen asuhan
pencedera fisik keperawata • Keluhan nyeri Observasi :
(efek test Dalam waktu 3 menurun 1. Identifikasi lokasi,
diagnostic). x 24 jam, • Meringis menurun karakteristik, durasi, frekuensi,
(D.0077) diharapkan • Sikap protektif kualitas, intensitas nyeri
nyeri akut menurun 2. Identifikasi skala nyeri
dapat teratasi • Gelisah menurun 3. Identifikasi respons nyeri non
• Kesulitan tidur verbal
menurun 4. Identifikasi faktor yang
• Diaforesis menurun memperberat dan memperingan
• Anoreksia menurun nyeri
5. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
No SDKI TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

• Frekuensi nadi Teraupetik :


membaik 1. Berikan teknik non farmakologis untuk
• Tekanan darah mengurangi rasa nyeri
membaik 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
• Pola tidur membaik nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaboasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
No SDKI TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

2. Harga diri Setelah SLKI : Harga diri SIKI : Dukungan emosional (I.09256)
rendah dilakukan (L.09069)
situasional asuhan Observasi :
berhubungan keperawata • Penilian diri psotif 1. Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan
dengan Dalam waktu 3 meningkat amuk bagi pasien
perubahan x 24 jam, • Menerima penilaian 2. Identifikasi hal yang memicu emosi.
pada citra diharapkan positif terhadap diri
tubuh harga diri sendiri Terapeutik
(D.0087) rendah yang • Perasaan memiliki 1. Fasilitasi mengungkapkan perasaan
dialami pasien kelebihan atau cemas, marah, dan sedih
teratasi. kemampuan positif 2. Buat pernyataan suportif atau empati
meningkat. selama fase berduka
3. Lakukan sentuhan untuk memberikan
dukungan
4. Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau
lelah.
No SDKI TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

Edukasi
1. Anjurkan mengungkapkan peraaan
yang dialami
2. Ajarkan menggunakan mekanisme
pertahanan yang tepat

Kaloborasi
1. Rujuk konseling, jika perlu
No SDKI TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

3 Ansietas Setelah diberikan SLKI :Tingkat ansietas SIKI : Reduksi Ansietas (I.09314)
berhubungan asuhan (L.0909))
dengan kurang keperawatan Observasi :
terpapar selama 1 x 24 • Verbalisasi
informasi, jam, diharapkan kebingungan menurun 1. Identifikasi saat tingkat
ketidaktahuan Ansietas dapat • Verbalisasi khawtir ansietas berubah (mis.
tentang akhir teratasi atau terhadap kebingungan Kondisi, waktu, stresor)
proses berkurang menurun
diagnostic. • Perilaku gelisah 2. Monitor tanda-tanda ansietas
(D.0080) menurun (verbal dan nonverbal)
• Perilaku tegang
menurun
No SDKI TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

Teraupetik :
1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
2. Temani pasien untukmengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
3. Pahami situasi yang membuat ansietas
4. Dengarkan dengan penuh perhatian
5. Memotivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
Edukasi :
Edukasi :
1. informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, prignosis.
2. Anjurkan keluarga untuk tetpa bersa pasien
3. Latih kegiatan pengalih untuk mengurangi ketegangan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu.
No SDKI TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

4 Ketidak Setelah SLKI : SIKI : Promosi harapan (I.09307)


berdayaan diberikan Keberdayaan
berhubungan asuhan (L.09071) Observasi :
dengan kurang keperawata 1. Identifikasi harapan pasien dalam
kontrol n selama 3 • Pernyataan mampu mencapai hidup
terhadap x 24 jam, melakukan aktifitas Teraupetik :
prognosis. diharapkan • Pernyataan keyakinan 1. Pandu mengingat kembali kenangn
(D.0092) ketidakberd tentangkinerja peran yang menyenangkan
ayaan • Berpartisipasi dalam 2. Libatkan pasien secara aktif dalam
pasien perawatan perawatan
dapat 3. Ciptakan lingkungan yng
teratasi. memudahkan mempraktikan
kebutuhan spiritual
4. Berikan kesempatan kepada pasien
terlibat dalam dukungan kelompok
No SDKI TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

Edukasi :
1. Anjurkan mengungkap perasaan
terhadap kondisi dengan realistis.
2. Anjurkan mempertahankan hubungn
(mis. Menyebutkan nama yang
dicintai)
3. Latih cara mengembangkan spritual
diri
No SDKI TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

5 Resiko Setelah diberikan SLKI : Status koping SIKI : Dukungan Koing Keluarga
ketidakmampu asuhan keluarga (L.09088) (I.09260)
an koping keperawatan
induvidu/kelua selama 3 x 24 • Perasaan tertekan Observasi
rga jam, diharapkan menurun 1. Identifikasi respon emosional
berhubungan resiko • Perasaan diabaikan terhadap kondisi saat ini
dengan ketidakmampuan menurun 2. Identifikasi beban prognosis secara
kondisi klinis koping • Perilaku menolak psikologis
infertilitas induvidu/keluarg perawatan 3. Identifikasi kesesuaian antara
a pasien tidak • Perilaku harapan psien, keluarga, dantenaga
terjadi nya bermusuhan kesehatn
koping menurun
pasien/keluarga Terapeutik
1. Dengarkan masalah, perasaan dan
pertanyaan keluarga/pasien
2.NDiskusi rencana medis dan
pengobatan
No SDKI TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

3. Fasilitasi pengungkapan perasaan


antara pasien, keluarga atau antar
anggota keluarga
4. Hargai dan dukung mekanisme
koping adaptif yang digunakan
5. Berikan kesempatang berkunjung
bagi anggota keluarga

Edukasi
1. Informasikan kemajuan pasien
secara berkala
2. Informasikan fasilitas perawatan
kesehatan yang tersedia

Kaloborasi
1. Rujuk untuk terapi keluarga, jika
perlu
4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh


perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Gordon, 1994, dalam (Potter & Perry, 2011).
Komponen tahap implementasi :
1. Tindakan keperawatan mandiri
2. Tindakan keperawatan kolaboratif
3. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan
keperawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri).

Anda mungkin juga menyukai