Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

PENYAKIT KELENJAR GONAD

By : RESKYTA PUTRI
Menjelaskan tentang :
1. Definisi
2. Etiologi
3. Manifestasi Klinis
4. WOC
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Penatalaksanaan
7. Asuhan Keperawatan
1. Definisi
Hipogonadisme (bahasa ingrisnya : hypogonadism,
hypogenitalism) adalah istilah medis untuk merujuk simtoma
penurunan aktivitas kelenjar gonad . kelenjar gonad, ovarium
atau testis, merupakan kelenjar yang memproduksi hormon
reproduksi beserta sel gamet, ovum atau spermatozoid.
Hipogonadisme adalah suatu keadaan dimana terjadi difisiensi
hormon gonad. Hipogonadisme adalah berkurangnya atau
menurunnya hormone androgen sehingga mempengaruhi fungsi
dan ciri seks dari kelamin baik pria dan wanita.
4. Etiologi Hipogonadisme
Berdasarkan penyebabnya, hipogonadisme terbagi menjadi dua jenis, yaitu
hipogonadisme primer dan sekunder.
1. Primer
Untuk hipogonadisme primer tentunya terjadi akibat adanya masalah pada
testis, kadar testoteron yang rendah juga disertai dengan meningkatnya
hormon gonadotropik,seperti:
Infeksi pada testis
Atropi kelenjar gonad
Diakibatkan oleh trauma pada testis sepeti dikebiri atau terjadi kecelakaan
Adanya sindrom klinefelter
Hemokromatosis
Defek genetik
Malnutrisi
Gagal ginjal
2. Sekunder
Hipogonadisme sekunder terjadi disebabkan karena adanya gangguan pada kelenjar
hipotalamus atau pituitari, yaitu suatu bagian otak yang berfungsi sebagai pengantar
sinyal pada testis untuk memproduksi testosteron, seperti contohnya di bawah ini :
Tumor hipofisis
Hipersekresi prolaktin di hipofisis anterior
Kerusakan hipotalamus untuk mensekresi GnRH
Penyakit HIV dan AIDS
Adanya penyakit peradangan misalnya sarkoidosis, histiositosis, TBC
Kegemukan atau obesitas
Hiposekresi FSH dan LH
Adanya sindrom Kallman
Adanya faktor penuaan
Adanya penyakit tumor
5. Manifestasi Klinis
1. Pria
1. Defisiensi hormon pada masa kanak-kanak (prepubertas)
gambaran klinisnya adalah enukoidisme, orang-orang enukoid yg berusia
diatas 20 tahun, biasanya tinggi bahu sempit dan otot kecil
( konfigurasi tubuh yg mirip dengan wanita dewasa ).
2. Difisiensi post pubertas
pada pria dewasa mengalami penurunan sebagian libio, kadang-kadang
mengalami hot flashes, biasanya lebih muda tersinggung, pasif dan
menderita depresi, dibanding dengan yg miliki testis utuh.

2. Wanita
Berhentinya menstruasi atau amenorhoe, atropi payudara dan
genetalia eksterna serta penurunan libido.
7. WOC
8. Pemeriksaan Diagnostik

1. CT Scan otak, untuk melihat adanya tumor pada


hipofise/hipothalamus
2. Pengambilan kadar testoteron serum
3. Kadar gonadotropi serum dan kariotip
4. Test stimulasi dengan klomifen
5. Test stimulasi Gn RH
6. Test stimulasi HCG
7. Analisis semen untuk kuantitas dan kwalitas sperma.
9. Penatalaksanaan

1. Pria
Dengan pemberian testoteron dengan dosis yang sesuai untuk
hasil yang maksimal dikombinasikan dengan HCG diberikan 3x
seminggu dalam waktu 4-6 bulan sampai kadar testoteron
normal. Setelah 6 bulan terapi, bila jumlah sperma tetap sedikit
maka pegobatan dihentikan, bila jumlah sperma meningkat
maka terapi diteruskan.
2. Wanita
Dengan pemberian estrogen dan progesteron.
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
Hipogonadisme

I. Pengkajian
Pengumpulan Data
1) Identitas
a) Identitas klien
Terdiri dari: Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
agama, status merital, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian,
diagnosa medis, No. Medrec dan alamat.
2 . Riwayat kesehatan
Keluhan utama
Keluhan klien pada saat dikaji, klien yang mengalami hipogonad biasanya kelainan
fungsi kematangan seksual perubahan kondisi mental
Riwayat kesehatan sekarang
amenorhoe, bulu rambut tidak tumbuh, buah dada tidak berkembang.
Kaji fungsi seksual dan reproduksi.
Kaji adanya perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien.
Kaji psikologis seperti mudah marah, sensitif, sulit bergaul, tidak Mampu
berkonsentrasi .
c) Riwayat kesehatan dahulu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita suatu penyakit yang berat/penyakit tertentu
yang memungkinkan berpengaruh pada kesehatan sekarang, kaji adanya trauma
prosedur operatif dan penggunaan obat-obatan.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Kaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti yang
dialami klien/gangguan tertentu yang berhubungan secara langsung dengan gangguan
hormonal seperti gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
3. Pemeriksaan Fisik
4. Diagnosa yg sering muncul
a. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur dan
fungsi tubuh akibat difisiensi gonad.
b. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan bentuk dan fungsi
organ seks akibat difisiensi gonad.
1. DX : gangguan citra tubuh bd perubahan fungsi tubuh ( karena anomali,
penyakit, radiasi, pembedahan, trauma, dll )

Tujuan : 3 x 24 jam

Kriteria hasil :
1. Body image positif
2. Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
3. Mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh
4. Mempertahankan interaksi sosial

Intervensi :
1. Bantu pasien untuk mengidentifikasi bagian dari tubuhnya yang memiliki
persepsi positif terkait dengan tubuhnya
2. Bantu pasien untuk mendiskusikan perubahan-perubahan bagian tubuh
disebabkan adanya penyakit atau pembedahan dengan cara yg tepat
3. Bantu px menentukan keberlanjutan dari perubahan-perubahan aktual dari
tubuh atau tingkat fungsinya
2. DX : Disfungsi seksual bd gangguan struktur tubuh ( karena
anomali, penyakit, kehamilan, radiasi, bedah )

Tujuan : 2 x 24 jam

Kriteria Hasil :
Menunjukkan keinginan untuk mendiskusikan perubahan fungsi seksual
Meminta informasi yg dibutuhkan tentang perubahan fungsi seksual

Intervensi :
Berikan informasi mengenai fungsi seksual sesuai kebutuhan
Informasikan pada pasien di awal hubungan bahwa seksualitas
merupakan bagian yg penting dalam kehidupan dan bahwa penyakit,
medikasi dan stres (atau masalah lain dan kejadian kejadian yg pasien
alami) sering merubah fungsi seksual
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai