Anda di halaman 1dari 17

PEMERIKSAAN SISTEM ENDOKRIN

Oleh: Okti Sri Purwanti, S.Kep., Ns.M.Kep., Ns.Sp.Kep.M.B

A. PENGERTIAN
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa duktus (hipotalamus &
kelenjar pituitary) yang mengeluarkan hormon dalam organ tertentu (tiroid, paratiroid,
endokrin pankreas adrenal, gonad termasuk ovarium dan testis).
Sistem endokrin menyediakan koneksi elektrokimia dari hipotalamus otak untuk
semua organ yang mengontrol metabolisme tubuh, pertumbuhan dan perkembangan,
dan reproduksi. Ada dua jenis hormon yang disekresikan dalam sistem endokrin:
steroid dan non-steroid.
Sistem endokrin mengatur hormon melalui umpan balik negatif, kecuali dalam
kasus-kasus yang sangat spesifik seperti melahirkan. Peningkatan aktivitas hormon
menurunkan produksi hormon yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan faktor-
faktor lain yang berkontribusi sebagai faktor kontrol sehingga pada pasien-pasien
dengan gangguan sistem endokrin diperlukan adanya upaya mempertahankan tingkat
konstan hormon. Pemeriksaan sistem endokrin adalah pemeriksaan fisik yang
dilakukan oleh seorang perawat terhadap riwayat kesehatan dan pemeriksaan sistem
endokrin.
B. TUJUAN
1) Mengidentifikasi masalah sistem endokrin.
2) Mengetahui kondisi pasien, terutama perubahan fisik terkait sistem endokrin.
3) Sebagai dasar pengkajian keperawatan
4) Menentukan nursing care plane.
C. INDIKASI
1) Pasien dengan riwayat masalah sistem endokrin.
2) Pasien dengan keluhan mengarah pada masalah sistem endokrin.
D. KONTRAINDIKASI
1) Pasien dengan kegawatdaruratan yang tidak memungkinkan dilakukan
pemeriksaan sistem endokrin.
2) Pasien menolak dilakukan pemeriksaan sistem endokrin.

E. ALAT

| [Document subtitle]
1) Stetoskop
2) Jam
3) Kertas dan alat tulis
F. PROSEDUR
Pengkajian Umum Sistem Endokrin
1) Data Demografi
Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting. Beberapa gangguan
endokrin baru jelas dirasakan pada usia tertentu merupakan proses patologis
sudah berlangsung sejak lama. Kelainan-kelainan somatik harus selalu
dibandingkan dengan usia dan gender ,misalnya berat badan dan tinggi badan.
Tenpat tinggal juga merupakan data yang perlu di kaji, khususnya tempat tinggal
pada masa bayi dan kanak-kanak dan juga tempat tinggal klien sekarang.
2) Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan
seperti yang di alami klien atau gangguan tertentu yang berhubungan secara
langsumg dengan gangguan hormonal seperti: Obesitas, Gangguan
pertumbuhan dan perkembangan, Kelainan pada kelenjar tiroid, Diabetes
melitus, Infertilitas.
Dalam mengidentivikasi informasi ini tentunya perawat harus dapat
menerjemahkan informasi yang ingin diketahui dengan bahasa yang sederhana
dan di mengerti oleh klien atau keluarga.
3) Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien
Perawat mengkaji kondisi yan pernah dialami oleh klien di luar gangguan yang
dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama
bila di hubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya namun karena
tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak di keluhkan.
Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang, misalnya amenore, bulu
rambut tidak tumbuh, buah dada tidak berkembang dan lain-lain.Berat badan
yang tidak sesuai dengan usia, misalnya selalu kurus meskipun banyak makan
dan lain-lain.
Gangguan psikologia seperti mudah marah, sensiif, sulit bergaul dan tidak
mampu berkonsentrasi, dan lain-lain. Hospitalisasi, perlu dikaji alasan
hospitalisasi dan kapan kejadiannya. Bila klien dirawat beberapa kali, urutkan
sesuai dengan waktu kejadiannya.

| [Document subtitle]
Juga perlu memperoleh informasi tentang penggunaan obat-obatan di saat
sekarang dan masa lalu. Penggunaan obat-obatan ini mencakup obat yang di
peroleh dari dokter atau petugas kesehatan maupun obat-obatan yang di peroleh
secara bebas.jenis obat-obatan yang mengandung hormon atau yang dapat
merangsang aktivitas hormonal seperti hidrokortison;levothyroxine;
kontrasepsi oral; dan obat-obatan anti hipertensif.
4) Riwayat Diit
Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat saja
mencerminkan gangguan endokrin tertentu atau pola dan kebiasaan makan yang
salah dapat menjadi faktor penyebab, oleh karena itu kondisi berikut ini perlu di
kaji:
a) Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen.
b) Penurunan atau penambahan berat badan yang drastis.
c) Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan.
d) Pola makan dan minum sehari-hari.
e) Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi
endokrin seperti makanan yang bersifat goitrogenik terhadap kelenjar
tiroid.
5) Status Sosial Ekonomi
Karena status sosial ekonomi nerupakan aspek yang sangat peka bagi banyak
orang maka hendaknya dalam mengidentifikasi kondisi ini perawat
melakukannya bersama-sama dengan klien. Menghindarkan pertanyaan yang
mengarah pada jumlah atau nilai pendapatan melainkan lebih di fokuskan pada
kualitas pengelolaan suatu nilai tertentu. Mendiskusikan bersama-sama
bagaiman klien dan keluarganya memperoleh makanan yang sehat dan bergizi,
upaya mendapatkan pengobatan bila klien dan keluarganya sakit dan upaya
mempertahankan kesehatan klien dan keluarga tetap optimal dapat
mengungkapkan keadaan sosial ekonomi klien dan menyimpulkan bersama-
sama merupakan upaya untuk mengurangi kesalahan penafsiran.
6) Masalah Kesehatan Sekarang
Perawat memfokuskan pertanyaan pada hal-hal yang menyebabkan klien
meminta bantuan pelayanan seperti :
a) Apa yang di rasakan klien?

| [Document subtitle]
b) Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau
poerlahan dan sejak kapan dirasakan?
c) Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari?
d) Bagaimana pola eliminasi baik fekal maupun urine?
e) Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi?
f) Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sanat menggangu klien?
g) Hal-hal yang berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum : Tingkat
energi bagaimana?
Perubahan kekuatan fisik di hubungkan dengan sejumlah gangguan hormonal
khususnya disfungsi kelenjar tiroid dan adrenal.perawat mengakaji bagaimana
kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, apakah dapat di
lakukan sendiri tanpa bantuan, dengan bantuan atau sama sekali klien tidak
berdaya melakukannya atau bahkan klien tidur sepanjang hari merupakan
informasi yang sangat penting. Kaji juga bagaimana asupan makanan klien
apkah berlebih atau kurang.
7) Pola eliminasi dan keseimbangan cairan
Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokri. Secara
langsung oleh ADH,Aldosteron, dan kortisol.perawat menanyakan tentang pola
berkemih dan jumlah volume urine. Dan apakah klien sering terbangun malam
hari untuk berkemih. Nyatakan volume urine dalam gelas untuk memudahkan
persepsi klien. Eliminasi urine tentu sangat berhubungan erat dengan
keseimbangan air dan elektrolit tubuh. Bila dari hasil anamnesa ada hal yang
mengindikasikan voume urine berlebih, pertanyaan kita di arahkan lebih jauh
ke kemungkinan klien kekurangan cairan, kaj apakah klien mengalami gejala
kurang cairan dan bagaimana klien mengatasinya. Tanyakan seberapa besar
volume cairan yang dikonsumsi setiap hari. Kaji pola sebelum sakit untuk
membandingkan pola sebelum sakit untuk membandingan pola yang ada
sekarang.
8) Pertumbuhan dan perkembangan
Secara langsung pertumbuhan dan perkembangan ada di bawah pengaruh GH,
kelenjar tiroid dan kelenjar gonad. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
dapat saja terjadi semenjak di dalam kandungan bila hormon yang
mempengaruhi tumbang fetus kurang seperti hipotiroid pada ibu. Kondisi ini
dapat pula terjadi setelah bayi lahir artinya selama proses tumbang terjadi

| [Document subtitle]
disfungsi GH atau mungkin Gonad dan kelenjar tiroid. Perlu mengkaji gangguan
ini apakah terjadi semenjak bayi di lahirkan dengan tubuh yang kerdil, atau
terjadi selama proses pertumbuhsn dan bahkan tidak dapat di identifikasi jelas
kapan mulai tampak gejala tersebut. Mengkajisecara lengkap pertambahan
ukuran tubuh dan fungsinya misalnya bagaimaa tingkat intelegensia,
kemampuan berkomunikasi, inisiatif dan rasa tanggung jawab. Kaji pula apakah
perubahan fisik tersebut mempengaruhi kejiwaan klien.
9) Seks dan Reproduksi
Fungsi seksual dan reproduksi sama penting untuk di kaji baik klien wanita
maupun pria. Pada klien wanita, kaji siklus menstruasinya mencakup lama,
volume, frekuensi dan perubahan fisik termasuk sensasi nyeri atau kramp
abdomen sebelum selama dan sesudah haid. Untuk volume gunakan satuan
jumlah pembalut yang di gunakan, kaji pula pada umur berapa klien pertama
kali menstruasi.
Bila klien bersuami, kaji apakah pernah hamil, abortus, dan melahirkan. Jumlah
anak yang pernah di lahirkan dan apakah klien menggunakan cara tertentuuntuk
membatasi kelahiran atau cara untuk mendapatkan keturunan. Pada klien pria,
kaji apakah klien mampu ereksi dan orgasme dan bagaimana perasaan klien
setelah melakukannya, adakah perasaan puas dan menyenangkan. Tanyakan
pula adakah perubahan bentuk dan ukuran alat genitalnya.
Mengkaji hal-hal yang berhubungan dengan seks masih seringkali menjadi hal
yang tabu untuk di perbincangkan padahal seharusnya itu tidak perlu terjadi.
Jika perbincagan tentang seks ii di lakukan dalam konteks therapi maka tidak
perlu malu. Perawat perlu mawas diri dengan perasaannya, bersikap dewasa,
dan berwibawa sehingga perasaan segan dan malu dapat diminimalkan bahkan
dihilangkan.
10) Pola kesehatan fungsional (Gordon)
a) Health Perception - Health Management
i. Uraikan tentang status kesehatan secara keseluruhan. Tentukan
skalanya, Tingkat 1-10,dimana angka 10 adalah kesehatan yang
terbaik yang pernah dimiliki.
ii. Uraikan masalah-masalah endokrin yang didapatkan masalah
(pituitary thyroid), paratiroid, adrenal, pankreas, ovarium. testes)
Bagaimana masalah ini diatasi? Apakah dengan obat-obatan,

| [Document subtitle]
pembedahan, penggantian hormone, diet? Apa yang menentukan
mengenai pengobatan yang anda lakukan.
iii. Apakah anda merokok/menghisap tobako? Jika ya. berapa banyak
perhari dan berapa lama?
iv. Apakah anda sudah merasakan tinggi atau rendahnya kadar gula
darah
v. Apakah anda minum alkohol’ Jika ya berapa banyak dan jenis apa?
vi. Uraikan bagaimana anda merawat kesehatan anda?
vii. Kapan terakhir anda melakukan latihan fisik ?

b) Nutritional - Metabolik ( Metabolik - nutrisi)


i. Uraikan kebiasaan diet anda. intake selama 24 jam satu periode.
ii. Uraikan berapa banyak air yang diminum selama 24 jam.
iii. Dapatkah anda mencatat bahwa anda merasa kehausan yang sangat
dan yang biasanya ? Apakah anda mengalami perubahan selera
makan? Jika ya. uraikan.!
iv. Apakah anda mengalami perubahan berat badan? Jika ya. berapa
pounds/kg? Berapa jarak periodenya.
v. Dapatkah anda mencatat perubahan-perubahan pada kebiasaan
dalam intoleransi antara panas atau dingin?
vi. Apakah anda mengalami kesulitan dalam menelan. ?
c) Elimination
i. Uraikan kebiasaan pola berkemih selama peroide 24 jam. Apakah
ada perubahan’? Jika ya. uraikan.
ii. Dapatkah anda mencatat perubahan-perubahan terhadap warna dan
bau dari urin anda? Jika ya. uraikan?
iii. Apakah anda sering terbangun pada malam hari untuk berkemih’?
Seberapa seringkah?
iv. Apakah anda pernah mengalami batu ginjal? Jika ya, bagaimana
cara mengatasinya/pengobatannya
v. Apakah anda pernah mengalami perubahan kebiasaan eliminasi?
Jelaskan
d) Aktivitas – Latihan
i. Uraikan kebiasan aktivitas selama periode 24 jam.

| [Document subtitle]
ii. Aktivitas apa yang biasa anda lakukan sehingga anda bernapas
pendek (seperti sesak) atau kelelahan? Jelaskan.!
iii. Apakah anda mengalami perubahan pada kebiasaan perawatan diri
anda berhubungan dengan masalah endokrin? Jika ya. uraikan.!
iv. Apakah tingkat energi mengalami peningkatan atau penurunan? Jika
ya. jelaskan
e) Tidur – Istirahat
i. Dalam skala 1-10, dengan skore 10 terjadi gangguan terhadap tidur
malam, tingkat kemampuan tidur dan istirahat. Jelaskan
tingkatannya!
ii. Apakah anda merasa gugup atau tidak mampu istirahaf’
f) Cognitif – Persepsi
i. Apakah anda merasakan kelelahan. menarik diri atau bingung?
ii. Dapatkah anda mencatat adanya suaru parau atau perubahan
terhadap suara anda? Dapatkah anda mencatat perubahan-
perubahan terhadap perubahan warna dan kondisi kulit anda. seperti
warna kulit menjadi lebih gelap. kulit menjadi kering. berminyak
atau memar.
iii. Apakah anda pernah mengalami palpitasi jantung? Apakah anda
pernah mengalami nyeri abdominal?
iv. Apakah anda. mengalami sakit kepala, hilang ingatan, perubahan
sensasi atau depresi?
v. Apakah anda pernah mengalami kekakuan otot atau sendi?
g) Self Perception- Self Concept (Konsep Diri).
i. Bagaimana perasaan anda tentang masalah kesehatan ini?
ii. Bagaimana perasaan anda setelah mendapati masalah ini terhadap
diri anda dan masa depan anda?
iii. Bagaimana perasaan anda mengenai pengobatan untuk selama
istirahat dalam hidup anda?
h) Role - Relationship (Peran-Hubungan)
i. Apakah ada riwayat terhadap masalah tipe endokrin di dalam
keluarga ? Jelaskan!
ii. Bagaimana masalah kesehatan ini mempengaruhi kehidupan anda?

| [Document subtitle]
iii. Setelah menerima masalah kesehatan ini apakah perubahan terhadap
peran dan tanggung jawab di dalam keluarga? Jelaskan!
iv. Setelah mendapat masalah kesehatan ini apakah mempengaruhi
kemampuan anda untuk bekerja. Jelaskan!
i) Sexuality - Reproduktif ( Seksual-reproduksi)
i. Dapatkah anda mencatat perubahan terhadap aktivitas seksual?
jelaskan!
ii. Dapatkah anda mencatat perubahan dalam kemampuan dalam
hubungan seksual? Jelaskan!.
iii. Apakah anda mengalami perubahan pada periode menstruasi.
uraikan!
iv. Apakah anda mengalami ketidakpuasan dan kesulitan mengontrol
ereksi? Pernahkah anda mengalami kesulitan pada awal kehamilan?
v. Pernahkah anda mengalami kesulitan menjadi seorang ayah ?
vi. Berapa banyak anak yang anda miliki? Berapa berat yang dimiliki
pada saat lahir?
j) Coping – Stress
i. Apakah stress memperlihatkan adanya penambahan gejala terhadap
masalah endokrin’? bila ya. cara apa ?
ii. Apa atau siapa yang sangat membantu dalam koping terhadap
masalah kesehatan ini?
iii. Uraikan apa yang biasanya anda lakukan untuk mengatasi stress!
k) Value - Belief (Keyakinan/Kepercayaan)
i. Apakah ada orang terdekat klien. praktisi. atau aktifis yang
membantu memecahkan masalah kesehatan ini, Jelaskan!
ii. Bagaimana anda merasa masa depan sangat dihargai selama
hidup dengan masalah kesehatan saat ini ?
11) Pemeriksaan fisik
Melalui pemeriksaan fisik ad dua aspek utama yang dapat di gambarkan yaitu:
a) Kondisi kelenjar endokrin
b) Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari kondisi endokrin
Pemeriksaan fisik terhadap kondisi kelenjar hanya dapat dilakukan terhadap
kelenjar tiroid dan kelenjar gomad pria (testes).
Secara umum, teknik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dengan:

| [Document subtitle]
Inspeksi
Disfungsi sistem endokrin akan menyebabkan perubahan fisik sebagai
dampaknya terhadap pertumbuhan dan perkembangan, kesembangan cairan dan
elektrolit , seks dan reproduksi, metabolisme dan energi.
Perubahan fisik dapat berhubungan dengan satu atau lebih gangguan
endokri, oleh karena itu dalam melakukan pemeriksaan fisik, perawat tetap
berpedoman pada pengkajian yang komprehensif dengan penekanan pada
gangguan hormonal tertentu dan dampaknya terhadap jaringan sasaran dan
tubuh secara keseluruhan.
Pertama-tama, amatilah penampilan umum klien apakah tampak
kelemahan berat, sedang dan ringan dan sekaligus amati bentuk dan proporsi
tubuh. Pada pemeriksaan wajah, fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk
dan ekspresi wajah seperti bentuk dahi, rahang dan bibir.pada mata amati
adannya edema periorbita dan exopthalmus serta apakah ekspresi wajah datar
atau tumpul. Amati lidah klien terhadap kelainan bebtuk dan penebalan, ada
tidaknya tremor pada saat diam atau bila digerakkan. Kondisi ini biasanya
terjadi pada gangguan tiroid.
Didaerah leher, apakah leher tampak membesar, simetris atau tidak.
Pembesaran leher dapat disebabkan pembesaran kelenjar tiroid dan untuk
meyakinkannya perlu dilakukan palpasi.Distensi atau bendungan pada vena
jugularis dapat mengidemtifikasikan kelebihan cairan atau kegagalan jantung.
Amati warna kulit(hiperpigmentasi atau hipopigmentasi) pada lehe, apakah
merata dan cacat lokasinya dengan jelas. Bila dijumpai kelainan kulit leher,
lanjutkan dengan memeriksa lokasi yang lain di tubuh selakigus. Infeksi jamur,
penembuhan luka yang lama, bersisik dan petechiae lebih sering dijumpai pada
klien dengan hiperfungsi adrenokortikal. Hiperpigmentasi pada jari, siku dan
lutut dijumpai pada klien hipofungsi kelenjar adrenal.Vitiligo atau
hipopigmentasi pada kulit tampak pada hipofungsi kelenjar adrenal sebagai
akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses autoimun.
Hipopigmentasi biasa terjadi di wajah, leher, dan ekstremitas.
Penumpukan masa otot yang berlebihan pada leher bagian belakang yang biasa
disebut Bufflow neck atau leher/punuk kerbau dan terus sampai daerah
clavikula sehingga klien tampak seperti bungkuk, terjadi pada klien hiperfungsi

| [Document subtitle]
adrenokortikal. Amati bentuk dan ukuran dada, pergerakan dan simetris
tidaknya.
Ketidakseimbangan hormonal khususnya hormon seks akan
menyebabkan perubahan tanda seks sekunder, oleh sebab itu amati keadaan
rambut axila dan dada. Pertumbuhan rambut yang berlebihan pada dada dan
wajah wanita disebut hirsutisme. Pada buah dada amati bentuk dan ukuran,
simetris tidaknya, pigmentasi dan adanya pengeluaran cairan. Striae pada buah
dada atau abdomen sering dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal.Bentuk
abdomen cembung akibat penumpukan lemak centripetal dijumopai pada
hiperfungsi adrenokortikal.Pada pemeriksaan genetalia, amati kondisi skrotum
dan penis juga klitoris dan labia terhadap kelainan bentuk.
Palpasi
Kelenjar tiroid dan testes, dua kelenjar yang dapat diperiksa melalui
rabaan. Pada kondisi normal, kelenjar tiroid tidak teraba namun isthmus dapat
diraba dengan menengadahkan kepala klien. Lakukan palpasi kelenjar tiroid
perlobus dan kaji ukuran, nodul tinggal atau multipel, apakah ada rasa nyeri
pada saat di palpasi.
Pada saat melakukan pemeriksaan, klien duduk atau berdiri sama saja
namun untuk menghindari kelelahan klien sebaiknya posisi duduk.Untuk hasil
yang lebih baik, dalam melakukan palpasi pemeriksa berada dibelakang klien
dengan posisi kedua ibu jari perawat dibagian belakang leher dan keempat jari-
jari lain ada diatas kelenjar tiroid.
Palpasi testes di lakukan dengan posisi tidur dan tangan perawat harus
dalam keadaan hangat. Perawat memegang lembut began ibu jari dan dua jari
lain, bandingkan yang satu dengan yang lainnya terhadap ukuran/besarnya,
simetris tidaknya nodul. Normalnya testes teraba lembut, peka terhadap sinaar
dan sinyal seperti karret.
Perkusi
Auskultasi
Mendengarkan bunyi tertentu dengan bantuan stetoskop dapat
menggambarkan berbagai perubahan dalam tubuh.Auskultasi pada daerah
leher, diatas kelenjar tiroid dapat mengidentifikasi“ bruit“. Bruit adalah bunyi
yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada pembuluh darah tiroidea. Dalam
keadaan normal, bunyi ini tidak terdengar. Dapat diidentifikasi bila terjadi

| [Document subtitle]
peningkatan sirkulasi darah ke kelenjar tiroid sebagai dampak peningkatan
aktivitas kelenjar tiroid.
Auskultasi dapat pula dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan pada
pembuluh darah dan jantung seperti tekanan darah, ritme dan rate jantung yang
dapat menggambarkan gangguan keseimbangan cairan, perangsangan
katekolamin dan perubahan metabilisme tubuh.
12) Pengkajian Psikososial
Perawat mengkaji keterampilan koping, dukungan keluarga, teman , dan
handai taulan serta bagaimana keyakinan klien tentang sehat sakit. Sejaumlah
ganguan endokrin yang serius mempengaruhi persepsi klien terhadap dirinya
sendiri oleh karena perubahan-perubahan yang dialami menyangkut perubahan
fisik, fungsi seksual dan reproduksi dan lain-lain yang akan mempengaruhi
konsep dirinya. Kemampuan klien dan keluarga dalam memberi perawatan di
rumah termasuk penggunaan obat-obatan yang biasanya dapat berlangsung
lama perlu dikaji.
13) Pengkajian Diagnostik Sistem Endokrin
a) Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Hipofise
i. Foto Tengkorak (kranium)
Dilakukan untuk melihat sella tursika. Dapat terjadi tumor atau juga
atropi. Tidak dibutuhkan persiapan fisik secara khusus, namun
pendidikan kesehatan tentang tujuan dan prosedur sangatlah
penting.
ii. Foto tulang (osteo)
Dilakukan untuk melihat kondisi tulang. Pada klien dengan
gigantisme akan dijumpai ukuran maupun panjangnya. Pada
akromegali akan dijumpai tulang-tulang perifer yang bertambah
ukurannnya ke samping. Persiapan fisik secara khusus tidak ada,
pendidikan kesehatan diperlukan.
iii. CT scan Otak
Dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofise
atu hipotalamus melalui komputerisasi. Tidak ada persiapan fisik
secara khusus, namun diperlukan penjelasan agar klien dapat diam
bergerak selama prosedur.
iv. Pemeriksaan darah dan urin

| [Document subtitle]
v. Kadar Growth Hormon
Nilai normal 10µg/ml pada anak dan orang dewasa. Pada bayi di
bulan-bulan pertama kelahiran nilai ini meningkat kadarnya.
Spesimen adalah darah venalebih kurang 5 cc. Persiapan khusus
secara fisik tidak ada.
vi. Kadar tiroid stimulating hormon (tsh)
Nilai normal 6-10 µg/ml. Dilakukan untuk menentukan apakah
gangguan tiroid bersifat primer atau sekunder. Dibutuhkan darah
lebih kurang 5 cc. Tanpa persiapan secara khusus.
vii. Kadar adenokartiko tropik (acth)
Pengukuran dilakukan dnegan test supresi deksametason. Spesimen
yang diperlukan adalah darah vena lebih kurang 5 cc dan urin 24
jam.
1.1 Persiapan
➢ Tidak ada pembatasan makan dan minum
➢ Bila klien menggunakan obat-obatan seperti kortisol dan
antagonisnya, dihentikan lbih dahulu 24 jam sebelumnya.
➢ Bila obat-obatan harus diberikan, lamirkan jenis obat dan
dosisnya pada lembar pengiriman spesimen
➢ Cegah stress fisik dan psikologis
1.2 Pelaksanaan
➢ Klien diberi deksametason 4 × 0.5 ml/hari selama-lamanya
dua hari
➢ Besok paginya darah vena diambil sekitar 5 cc
➢ Urine ditampung selama 24 jam
➢ Kirim spesimen ( darah dan urin ) ke laboratororium
1.3 Hasil
Normal bila ACTH menurun kadarnya dalam darah. Kortisol
darah kurang dari 5 ml/dl 17-Hydroxi-Cortico-Steroid (17-
OHCS ) dalam urin 24 jam kurang dari 2.5 mg. Cara sederhana
dapat juga dilakukan dengan pemberian deksametason 1 mg per
oral tengah malam , baru darah vena diambil lebih kurang 5 cc
pada pagi hari dan urin ditampung selama 5 jam. Spesimen
dikirim ke laboratorium. Nilai normal bila kadar kortisol darah

| [Document subtitle]
kurang atau sama dengan 3 mg/dl dan ekskresi OHCS dalam
urin 24 jam kurang dari 2.5 mg.
b) Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Tiroid
i. Up take Radioaktif ( RAI)
Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengukur kemampuan kelenjar
tiroid dalam menangkap iodida.
1.3.1 Persiapan : Klien puasa 6-8 jam
1.3.2 Jelaskan tujuan dan prosedur
1.3.3 Pelaksanaan :
Klien diberi Radioaktif Jodium (I131) per oral sebanyak 50
microcuri. Dengan alat pengukur yang ditaruh di atas
kelenjar tiroid diukur radioaktif yang tertahan. Dilakukan
pengukuran clearence I131 melalui ginjal dengan
mengumpulkan urin selama 24 jam dan diukur kadar
radioaktif jodiumnya.Banyaknya I131 yang ditahan oleh
kelenjar tiroid dihitung dalam persentase sebagai berikut:
➢ Normal : 10-35%
➢ Kurang dari : 10% disebut menurun , dapat terjadi pada
hipotiroidisme.
➢ Lebih dari : 35 % disebut meninggi, dapat terjadi pada
tirotoxikosis atau pada defisiensi jodium yang sudah
lama dan pada pengobatan lama hipertiroidisme.
ii. T3 dan T4 Serum
Spesimen yang dibutuhkan adalah darah vena sebanyak 5-10 cc.
Nilai normal :
Nilai pada Jodium T3 T4 T3
bebas
dewasa 0.1-0.6 0.2-0.3 6-12 180-240
mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl

iii. Protein Bound Iodine (PBI)


Bertujuan mengukur jodium yang terikat dengan protein plasma.
Nilai normal 4-8 mg% dalam 100 ml darah. Spesimen yang

| [Document subtitle]
dibutuhkan darah vena sebanyak 5-10 cc. Klien dipuaskan sebelum
pemeriksaan sebelum pemeriksaan 6-8 jam.
iv. Laju Metabolisme Basal (BMR)
Bertujuan untuk mengukur secara tidak langsung jumlah oksigen
yang dibutuhkan tubuh di bawah kondisi basal selama beberapa
waktu.
Persiapan:
➢ Klien puasa sekitar 12 jam.
➢ Hindari kondisi yang menimbulkan kecemasan dan stress.
➢ Klien harus tidur paling tidak 8 jam.
➢ Tidak mengkonsumsi obat-obat analgesik dan sedatif.
➢ Jelaskan pada klien tujuan pemeriksaan dan prosedurnya.
➢ Tidak boleh bangun dari tempat tidur sampai pemeriksaan
dilakukan.
Pelaksanaan :
➢ Segera setelah bangun, dilakukan pengukuran tekanan darah
dan nadi
➢ Dihitung dengan rumus bmr (0.75 × pulse ) + ( 0.74 × tek nadi
) -72
➢ Nilai normal bmr : -10 s/d 15 %
v. Scanning Tyroid
Dapat digunakan dengan beberapa tehnik antara lain :
Radio Iodine Scanning. Digunakan untuk menentukan apakah
nodul tiroid tunggal atau majemuk dan apakah panas atau dingin (
berfungsi atau tidak berfungsi ). Nodul panas menyebabkan
hipersekresi jarang bersifat ganas.
Up take Iodine. Digunakan untuk menentukan pengambilan jodium
dari plasma. Nilai normal 10 s/d 30 % dalam 24 jam.
c) Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Paratiroid
i. Percobaan Sulkowitch
Dilakukan untuk memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam
urine, sehingga dapat diketahui aktivitas kelenjar paratiroid.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan Reagens Sulkowitch.
Bila pada percobaan tidak terdapat endapan maka kadar kalsium

| [Document subtitle]
plasma diperkirakan antara 5 mg/dl. Endapan sedikit (fine white
cloud) Menunjukkan kadar kalsiun darah normal (6 ml/dl). Bila
endapan banyak, kadar kalsium tinggi.
Persiapan :
➢ Urine 24 jam ditampung ditampung.
➢ Makanan rendah kalsium 2 hari berturut-turut.
Pelaksanaan :
➢ Masukkan urin 3 ml ke dalam 2 tabung.
➢ Ke dalam tabung pertama dimasukkan reagens sulkowitch 3 ml,
tabung kedua hanya sebagai kontrol.
Pembacaan hasil secara kuantitatif :
➢ Negatif (-) : tidak terjadi kekeruhan
➢ Positif (+) : terjadi kekeruhan yang halus
➢ Positif (++) : kekeruhan sedang
➢ Positif (+++) : kekeruhan banyak timbul dalam waktu kurang
dari 20 detik
➢ Positif (++++) : kekeruhan hebat, terjadi seketika
ii. Percobaan Ellwort – Howard
Percobaan didasarkan pada diuresis pospor yang dipengaruhi oleh
parathormon.Cara pemeriksaan: klien disuntik dengan parathormon
melalui intravena kemudian urin ditampung dan diukur kadar
pospornya.pada hipoparatiroid, diuresis pospor bisa mencapai 5-6
kali nilai normal. Pada hiperparatiroid, diuresis pospornya tidak
banyak berubah.
iii. Percobaan Kalsium Intravena
Percobaan ini berdasarkan pada anggapan bahwa bertambahnya
kadar serum kalsium akan menekan pembentukkan parathormon.
Normal bila pospor serum meningkat dan pospor diuresis
berkurang. Pada hiper paratiroid, pospor serum dan pospor diuresis
tidak banyak berubah. Pada hipoparatiroid, pospor serum hampir
tidak mengalami perubahan tetapi pospor diuresis meningkat.
iv. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya
kalsifikasi tulang, penipisan dan osteoporosis. Pada hipotiroid,

| [Document subtitle]
dapat dijumpai kalsifikasi bilateral pada dasar tengkorak. Densitas
tulang bisa normal atau meningkat. Pada hipertiroid, tulang menipis,
terbentuk kista dalam tulang serta tuberculae pada tulang.
v. Pemeriksaan Elektrokardiogran ( EKG )
Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengidentifikasi kelainan gambaran ekg akibat perubahan kadar
kalsium serum terhadap otot jantung. Pada hiperparatiroid, akan
dijumpai gelombang Q – T yang memanjang sedangkan pada
hiperparatiroid interval Q – T mungkin normal
vi. Pemeriksaan Elektromiogram ( EMG )
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan
kontraksi otot akibat perubahan kadar kalsium serum. Persiapan
khusus tidak ada.
d) Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Pankreas
Jenis pemeriksaannya adalah gula darah puasa. Bertujuan untuk menilai
kadar gula darah setelah puasa selama 8-10 jam. Nilai normal :
➢ Dewasa : 70-110 md/dl
➢ Bayi : 50-80 mg/d
➢ Anak-anak :60-100 mg/dl
Persiapan
➢ Klien dipuasakan sebelum pemeriksaan dilakukan
➢ Jelaskan tujuan prosedur pemeriksaan
Pelaksanaan
➢ Spesimen adalah darah vena lebih kurang 5 s/d 10cc.
➢ Gunakan anti koagulasi bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan segera.
➢ Bila klien mendapatkan pengobatan insulin atau oral hipoglikemik
untuk sementara tidak diberikan.Setelah pengambilan darah, klien diberi
makan dan minum serta obat-obatan sesuai program.
e) Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Adrenal
i. Percobaan Vanil Mandelic Acid (VMA)
Bertujuan untuk mengukur katekolamin dalam urine. Dibutuhkan urine 24
jam. Nilai normal 1-5 mg. Tidak ada persiapan khusus.
ii. Stimulasi test

| [Document subtitle]
Untuk mengevaluasi dan mendeteksi hipofungsi adrenal. Dapat dilakukan
terhadap kortisol dengan pemberian ACTH. Stimulasi terhadap aldosteron
dengan pemberian sodium.
G. REFERENSI

Black, J.M., & Hawks, J.H. (2010). Medical Surgical Nursing (8th Ed). Singapore :
Saunder Elseiver

De Jong., Sjamsjuhidajat. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC

Graling,P., Et all (2010). Endocrine system dalam Smeltzer & Bare. Brunner. &
Suddarth’s Textbook of Medical Surgical Nursing (10th ed). Singapore :
Saunder Elseiver .

Lewis, S.L., Dirkshen, S.R., & Et all. (2011). Medical Surgical Nursing assessment
and management of clinical problems practice (8th ed). Canada : Mosby
Elseiver.

Lilis, T., & Lyn. L. (2010). Fundamental Of Nursing The Art & Science Of Nursing
Care (7th ed). USA : Lipincolt willian & wikins.

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2009). Basic Nursing essentials for practice (7th ed).
Canada : Mosby Elseiver.

Sue, C.D.,& Patricia, K. (2012). Fundamental of Nursing Standard and Practice


(2nd ed). USA : Dhelmer Thompson Learning

Tank, et all. (2010). Atlas anatomy for nursing students.USA: Lippincot Williams
& wilkins

Tolefson, J. (2008). Clinical psychomotor skills- assessment tools for nursing


students.(4th ed). Australia: Cengage learning.

| [Document subtitle]

Anda mungkin juga menyukai