Anda di halaman 1dari 11

HIPOGONADISME

A.Definisi Hipogonadisme
Hipogonadisme (bahasa Inggris: hypogonadism, hypogenitalism) adalah istilah medis
untuk merujuk simtoma penurunan aktivitas kelenjar gonad. Kelenjar gonad, ovarium atau testis,
merupakan kelenjar yang memproduksi hormon reproduksi beserta sel gamet, ovum atau
spermatozoid. Hipogonadisme adalah berkurangnya atau menurunnya hormone androgen
sehingga mempengaruhi fungsi dan ciri seks dari kelamin baik pria dan wanita. (Price, Sylvia
Anderson, 2006)

B.Anatomi
Hipogonadisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar seks tidak dapat atau hanya sedikit
menghasilkan hormon. Pada laki-laki, kelenjar seksnya adalah testis.
 Testis (buah zakar) memiliki 2 fungsi utama, yaitu :
1. Membuat testosteron, yang merupakan hormon androgen (hormon pria yang utama)
2. Menghasilkan sperma
Hipogonadisme pada laki-laki menyebabkan berkurangnya produksi testosteron, sperma,
atau keduanya. Pada kasus yang jarang, bisa terdapat penurunan respon terhadap testosteron.
Akibatnya, pubertas menjadi terhambat, terjadi gangguan reproduksi, atau keduanya.
C.Etiologi
Penyebab hipogonadisme dapat merupakan kelainan congenital atau gangguan
perkembangan, gangguan didapat ataupun sistemik. Hipognadisme di bagi menjadi 2 tipe,yakni :

a.Hipogonadisme primer akibat kekurangan testosterone menyebabkan peningkatan


produksi GnRH (gonadotropin-releasing hormone) dan hormone-hormon gonadotropin untuk
merangsang produksi hormon androgen oleh testis.

b.Hipogonadisme sekunder akibat kekurangan testosterone menyebabkan penurunan


kadar GnRH dari hipotalamus, atau penurunan kadar hormone-hormon gonadotropin dari
hipofisis.

D.Klasifikasi Hipogonadisme

 hipogonadisme diklasfikasikan menjadi 2 yaitu:

a.Hipogonadisme primer

Pada hipogonadisme primer, Anda tidak memiliki hormon seks yang cukup dalam tubuh
karena adanya masalah di kelenjar seks. Testis atau ovarium masih menerima pesan dari otak
untuk menghasilkan hormon, tetapi tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Penyebab kondisi ini
antara lain:

 Gangguan genetik, seperti sindrom Turner (pada wanita) dan sindrom Klinefelter
(para pria)
 Penyakita autoimun tertentu
 Tumor tertentu
 Penyakit hati atau ginjal
 Radiasi atau kemoterapi untuk perawatan kanker pada bagian reproduksi
 Pembedahan (operasi)
 Testis tidak turun. Pada beberapa anak, satu atau kedua testis tidak dapat diturunkan
saat lahir. Kondisi ini umumnya membaik sendiri pada tahun pertama kehidupan.
Namun, bila tidak demikian, kondisi dapat menyebabkan hipogonadisme.
 Cedera pada testis
b.Hipogonadisme sentral

Pada hipogonadisme sentral, masalahnya terletak pada otak. Hipotalamus dan kelenjar
hipofisis di otak yang mengontrol gonad tidak bekerja dengan benar. Adapun beberapa
penyebabnya meiliputi:

 Tumor pada kelenjar hipofisis. Tumor pada hipofisis yang paling umum adalah
craniopharyngioma pada anak-anak dan prolaktinoma pada orang dewasa.
 Sindrom Kallmann, yaitu kondisi genetik yang langka, yang menyebabkan kegagalan
perkembangan sel-sel saraf di hipotalamus yang menghasilkan Gonadotropin-
releasing hormone (GnRH). Kondisi ini menyebabkan kegagalan pubertas, dan
kegagalan pematangan seksual..
 Penggunaan steroid anabolik
 Obesitas
 Cedera kepala
 Kekurangan nutrisi, terutama karena anoreksia nervosa
 Penyakit peradangan, seperti sarcoidosis, histiocytosis dan tuberculosis

E.Tanda dan Gejala

Gejala hipogonadisme tergantung pada jenis kelamin penderitanya. Pada pria, gejala yang
muncul di antaranya adalah:

 Kehilangan rambut di tubuh.


 Payudara membesar.
 Kehilangan massa otot.
 Impotensi.
 Pertumbuhan penis dan testis terhambat.
 Osteoporosis.
 Kehilangan gairah seksual.
 Tubuh mudah lelah.
 Kesulitan konsentrasi.
 Mandul.

Sedangkan gejala hipogonadisme yang muncul pada wanita, antara lain:

 Pertumbuhan payudara berjalan lambat atau bahkan tidak tumbuh sama sekali.
 Penurunan gairah seksual.
 Masa menstruasi berkurang atau bahkan tidak terjadi sama sekali.
 Kekurangan bulu-bulu pada tubuh.
 Perubahan pada energi tubuh dan suasana hati.
 Badan terasa panas.
 Keluarnya cairan putih kental dari payudara.

F.Patofisiologi
G.Manifestasi klinis
1.Pria
a.Defisiensi hormon pada masa kanak-kanak (prepubertas)
Gambaran klinisnya adalah enukoidisme, orang-orang enukoid yang berusia di atas 20 tahun,
biasanya tinggi, bahu sempit dan otot kecil (konfigurasi tubuh yang mirip dengan wanita
dewasa). Selain itu genitalia kecil, suara memiliki nada tinggi, pertumbuhan rambut pubis wanita
yaitu segitiga dengan dasar di atas, bukan pola segitiga yang dasarnya di bawah seperti yang
dijumpai pada pria normal.

b.Difisiensi post pubertas


Pada pria dewasa mengalami penurunan sebagian libido, kadang-kadang mengalami hot flashes,
biasanya lebih mudah tersinggung, pasif dan menderita depresi dibanding dengan yang memiliki
testis utuh. Selain itu terjadi impotensi, pengurangan progresif rambut dan bulu tubuh, jenggot
dan berkurangnya pertumbuhan otot.

2.Wanita
Berhentinya menstruasi atau amenorhoe, atropi payudara dan genetalia eksterna serta penurunan
libido.

3. Dampak Terhadap Sistem Lain


1)      Sistem Reproduksi
a) Atropi testis dan ovarium
b) Impotensi
c) Kehilangan/penurunan libido
d) Genetalia kecil
e) Atropi payudara
2)      Sistem Muskuloskeletal
a) Otot kecil
b) Pertumbuhan otot kurang
3)      Sistem Integumen
a) Pertumbuhan rambut tubuh jarang
H.Penatalaksanaan

1. Pria
Dengan pemberian testoteron dengan dosis yang sesuai untuk hasil yang maksimal
dikombinasikan dengan HCG diberikan 3x seminggu dalam waktu 4-6 bulan sampai
kadar testoteron normal. Setelah 6 bulan terapi, bila jumlah sperma tetap sedikit maka
pegobatan dihentikan, bila jumlah sperma meningkat maka terapi diteruskan.
2. Wanita
Dengan pemberian hormon estrogen dan progesteron
KRIPTORKIDISME
A.Definisi Kriptorkidisme
Kriptorkidisme (Kriptorkismus) berasal dari kata cryptos (Yunani) yang berarti
tersembunyi dan orchis yang dalam bahasa latin disebut testis. Nama lain dari kriptorkismus
adalah undescended testis(UDT), testis ektopik ataupun pseudo kriptorkismus.
Kriptorkidisme adalah gangguan kongenital yang ditandai dengan salah satu atau kedua
testis tidak turun ke skrotum,tertahan di abdomen atau saluran inguinal atau pada cicin
eksternal.kemudian Kriptorkidisme dapat bilateral,namun lebih sering menyerang testis sebelah
kanan,dan penyakit ini sering terjadi pada masa kanak-kanak(bayi)
B.Anatomi
C. Etiologi
a) Faktor hormonal
b) Defisiensi testosterone
c) Factor structural
d) Presdisposisi genetic

D.Klasifikasi Kriptorkismus
Kriptorkismus dapat diklasifikasi berdasarkan etiopatogenesis dan lokasi.
Klasifikasi berdasarkan etiopatogenesis:
1. Mekanik/anatomik (perlekatan-perlekatan, kelainan kanalis inguinalis, dan lain-lain)
2. Endokrin/hormonal (kelainan aksis hipotalamus-hipofise-testis)
3. Disgenetik (kelainan interseks multiple)
4. Herediter/genetik
Klasifikasi berdasarkan lokasi:
1. Skrotal tinggi (supra skrotal) : 40%
2. Intra kanalikular (inguinal) : 20%
3. Intra abdominal (abdominal) : 10%
4. Terobstruksi : 30%

E.Tanda dan Gejala


a.Tanda Kriptorkidisme
1. Kelahiran prematur, bayi yang lahir sebelum masa kehamilan mencapai 37
minggu biasanya bisa berisiko mengalami masalah in
2. Adanya riwayat keluarga dengan masalah yang sama
3. Gangguan janin terutama gangguan yang menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat seperti misalnya Down syndrome
4. Kelahiran dengan berat badan yang rendah
5. Ibu hamil yang merokok dan mengonsumsi alkohol saat kehamilan

b.gejala
1. Testis di sisi yang terkena tidak teraba di skrotum
2. Skrotum membesar pada sisi yang terkena
3. Infertilitas(ketidak suburan)
4. Infeksi
5. Jaringan testis mati dan mengecil karena adanya gangguan suplai darah
6. Testis naik kembali ke ronggo perut atau saluran inguinal canal
7. Kerusakan pada saluran dari testis ke uretra yang mengakibatkan mani atau cairan
semen sulit untuk keluar
F.Patofisiologi
Pada janin laki-laki,testosteron normalnya menstimulasi pembentukan
gubernakulum .suatu pita fibromuscular yang menghubungkan testis dengan dasar
skrotum,
Pita ini mungkin membantu menarik testis kedalam skrotum dengan
memendekkan diri seiring pertumbuhan janin.
Dengan demikian,kriptorkidisme dapat disebabkan karena kadar testosteron yang
tidak adekuat atau defek pada testis atau gubernaculum.
Karena testis dipertahankan pada suhu yang tinggi,spermatogenesis terganggu dan
menyebabkan fertilitas menurun.
Testis yang tidak turun sejati tetap berada di jalur testis penurunan
normal,sementara testis ektopik menyimpang dari jalur.

G.Manifestasi klinis
Testis yang tidak turun tidak menimbulkan gejala. Tanda utama tidak turunnya testis
adalah testis tidak tampak atau tidak teraba di dalam skrotum(Elizabeth J. Corwin, 2009).Testis
yang tidak turun bisa terpuntir di dalam perut (torsio testis), sehingga mengganggu produksi
sperma di kemudian hari, dan meningkatkan risiko terjadinya hernia dan kanker testis.
Ada pun manifestasi klinis lainnya adalah :
• Kantong testis kosong / hanya ada 1 testis
• Pembengkakan pada bagian inguinal, atau pada lokasi lain
• Nyeri pada bagian benjolan yang berisi testis

H.Penatalaksanaan
Menurut Arif Mansjoer, 2000 penatalaksanaan dai kriptorkidisme adalah:
Bila testis tidak ditemukandengan pemeriksaan klinis, maka tidak adanya testis harus
dibuktikan dengan pembedahan eksplorasi luas pada rongga retroperitoneal dan transperitoneal
melalui insisi yang agak diperlebar di daerah inguinal (La Roque Manouver).
Bila lokasi testis telah di tentukan, maka lakukan:
1. Terapi hormonal dengan human chorionic gonadotropin (HCG) 2.500 unit per hari dibagi
dalam empat dosis secara intramuskular. Terapi ini dilakukan bila usia anak belum mnecapai dua
tahun.
2. Terapi pembedahan
Dilakukan orkidopeksi untuk:
a. Mencapai fertilitas.
b. Mencegah terjadinya torsio testis.
c. Memperbaiki hernia konkomitan.
d. Mempermudah pemeriksaan bila terjadi tumor testis.
e. Efek psikologis dan kosmetik.
Orkidopeksi dilakukan dengan meletakkan dan memfiksasi testis tanpa tegangan pada dasar
skrotum.Kantong hernia atau prosesus vaginalis dibebaskan dari arteri, funikulus spermatikus,
kemudian diligasi di bagian proksimalnya

Anda mungkin juga menyukai