HIPOGONADISME
Pembimbing:
02 EPIDEMIOLOGI
03 KLASIFIKASI
04 ETIOLOGI
05 FAKTOR RESIKO
06 PATOFISIOLOGI
07 PENEGAKAN DIAGNOSIS
08 TATALAKSANA
03 Combined hypogonadism
Terjadi ketika aksis hypothalamic-pituitary dan testis rusak secara
bersamaan.
Etiologi
01 HIV / AIDS
03 Penuaan
04 Kegemukan
05 Malnutrisi
Patofisiologi
• Produksi testosteron bergantung pada stimulasi dari kelenjar hipofisis anterior yang
mengeluarkan LH ke dalam sirkulasi.
• Ketika LH berikatan dengan reseptornya pada sel Leydig, cAMP . ekspresi
dari dua protein: StAR (protein regulator steroidogenik akut ) dan CYP11A1 (enzim
pembelah sidechain kolesterol).
• StAR mempromosikan transfer kolesterol dari membran mitokondria luar ke membran
mitokondria bagian dalam sementara CYP11A1 mendorong konversi kolesterol menjadi
pregnenolone yang merupakan prekursor semua hormon steroid.
• Pregnenolone akan mengubah 17 alfa-hidroksilasi 17 OH pregnenolone DHEA
(dehydroepiandrosterone). androstenediol untuk membuat testosteron.
• Hipogonadisme primer adalah ketika steroidogenesis testis tidak cukup untuk mensintesis
kadar testosteron yang memadai
• Hipogonadisme sekunder terjadi ketika memberi sinyal ke testis (baik dari hipofisis, melalui
LH, atau dari hipotalamus, melalui GnRH) tidak dapat merangsang produksi testosteron sel
Leydig yang cukup.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesis
01 Pria : 02 Wanita:
01 Pria : 02 Wanita:
• Evaluasi testis
• Pemeriksaan genital (kelamin)untuk hipospadia • Pemeriksaan kelamin
• Pemeriksaan skrotum • Menentukan sejauh mana androgenesasi
• Evaluasi tingkat virilisasi • Menentukan tingkat ekstrogenesasi, dibuktikan
• Adanya temuan mikrophallus menunjukan sindrom dengan:
Kallmann atau panhypopituitarism dan meningkatkan • Perkembangan payudara
kekhawatiran adanya hipogonadisme hipogonadotropik
• Stadium pubertas, menggunakan kriteria Tanner untuk alat • Pematangan mukosa vagina
kelamin, rambut kemaluan, dan rambut ketiak • Pemeriksaan tandaTurner Syndrome
• Pemeriksaan tanda sindrom Klinefelter
• Perawakan tinggi, terutama jika panjang tungkai tidak
proporsional
• Ginekomasti
• Habitus tubuh eunuchoid
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
01 Pria : 02 Wanita:
• Kadar FSH
• Tingkat FSH
• Tingkat LH
• Tingkat prolactin • Tingkat LH
• Tingkat testosterone • Tingkat prolactin
• Fungsi tiroid • Tingkat estradiol
• Pemeriksaan cairan mani • Kadar antibody antovarian, jika kadar
• Kariotipe gonadotropinnya meningkat
• Biopsi testis • Fungsi tiroid
• Berdasarkan pedoman Perhimpunan Endokrin, pada • Kariotipe
laki-laki setelah pubertas, hipogonadisme didasarkan
pada gejala dan tanda hipogonadisme, ditambah
dengan kadar testosteron yang rendah yang diukur
setidaknya sebanyak 2 kali.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
Tujuan pengobatan
• Untuk mempertahankan karakteristik seksual sekunder dan fungsi seksual normal
• Untuk membangun dan mempertahankan massa tulang dan otot yang normal
• Penanganan berupa terapi penggantian hormonal dengan sex steroid, yaitu estrogen untuk wanita dan testosterone
untuk pria.
• Pengenalan sex steroid dalam kasus hipogonadisme dimulai dengan penggunaan dosis kecil yang semakin lama semakin
meningkat selama beberapa tahun..
• Untuk perempuan, Salah satunya dengan menggunakan estrogen terkonjugasi mulai dari dosis terendah 0,15 mg setiap
hari dan dititrasi ke atas dalam interval 6-12 bulan hingga 0,625 mg setiap hari, di mana menstruasi dapatdiinduksi
dengan pengenalan progestin. Sebagai alternatif, transdermal 17β-estradiol (0,08sampai 0,12 mcg estradiol / kg) dapat
digunakan.
• Untuk laki laki,Umumnya dianjurkan bahwa suntikan intramuscular testosterone dengan testosteron enanthate atau
testosterone cypionate diberikan dosis 50 sampai 100 mg setiap minggu atau dosis 100 sampai 200 mg setiap dua
minggu..
• Gel testosterone
• Terapi dengan penggantian sex steroid memastikan perkembangan karakteristik seksual sekunder dan pemeliharaan
fungsi seksual normal. Alternatif untuk pria dengan hipogonadisme hipogonadotropik adalah pengobatan dengan LHRH
pulsatil atauh hCG, yang salah satunya dapat merangsang pertumbuhan testis dan spermatogenesis.
TATALAKSANA
Perawatan Bedah
• Adanya risiko gonadoblastoma dan karsinoma yang signifikan, jaringan gonad harus diangkat pada wanita
dengan kariotipe yang mengandung kromosom Y.
• Keadaan ini diamati pada wanita dengan disgenesis gonad XY atau pada pasien dengan sindrom Turner
yang memiliki kariotipe yang mengandung kromosom Y (biasanya pada 1 dari 2 atau lebih kariotipe
mosaik).
• Pria dengan jaringan testis yang tidak berfungsi harus menjalani orchiectomy dan penggantian dengan
prostesis.
KOMPLIKASI
01 Pria : 02 Wanita: