Anda di halaman 1dari 6

Makalah Hipogonadisme

Blok Sistem Endokrin dan Metabolik

KELOMPOK III :

AYU HERLINA G1A116017

VIRGINIA AYUGA S. G1A116018

DELLA RAFIKA SARI G1A116019

FATMA APERTA DASWAT G1A116020

LUCYA WULANDARI G1A116021

VANESA OKTARIA G1A116022

LILY SABET G1A116023

DOSEN PENGAMPU :
dr. Hj. ERYASNI HUSNI, SP.PD FINASIM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


UNIVERSITAS JAMBI
2018/2019
HIPOGONADISME

 Definisi1
Hipogonadisme didefinisikan sebagai berkurangnya aktifitas fungsional
testis, dan dapat primer (penyakit testikuler) atau sekunder (penyakit
hipotalamik-pituitari).

 Epidemiologi1
- Mortality/Morbidity : tidak terjadi peningkatan kematian pada pasien
dengan hipogonadisme .namun lebih sering mengalami infertile dan
osteoporosis.
- Ras : tidak ada ras yang spesifik.
- Sex : hypergonadotropic hypogonadism lebih banyak pada laki-laki dari pada
wanita.
- Age : hipogonadisme dapat terjadi pada semua umur.

 Etiologi1
1. Hipogonadism Primer
Hipogonadisme primer merupakan hipogonadisme yang berasal dari
kelainan testis (anorchia, tumor testis, hipoplasia set leydig, disgenesis
kelenjar gonad), kelainan genetik (sindrom klincffelter, male
pseudohermaphrodith, mutasi reseptor gonadotropin), orchitis.
2. Hipogonadism Sekunder
Hipogonadisme sekunder merupakan hipogonadisme yang berasal
kegagalan hypotalamus hipofisis dapat disebabkan oleh penyakit berat atau
malnutrisis, Idiopatik hypogonadotropic-hypogonadism, Sindrom Kallman,
Sindrom Prade/ Labhar Willi, Hipoplasia adrenal kongenital, Brain tumor
causing Secondary GnRH deficiency or hypopituitarism. Indectivating GnRH
receptor mutations, hyperprolactinemia
3. Campuran
Paparan toksin pekerjaan, antara lain: radiasi ion, DES
(Diethylstillbestrol) PCBs (Polychlorinated biphenyls) dan narkoba. Penyakit
sistemik kronis (gagal ginjal kronis, sirosis hepatic, PPOK, Parkinson’s

1
disease, AIDS) penyakit non gonadal akut yang berat (infark miokard, trauma,
tindakan bedah besar), obat-obatan dan proses penuaan.

 Patofisiologi1
Gonad (ovarium atau testis) berfungsi sebagai bagian dari sumbu
hipotalamus-hipofisis-gonad. Sinyal dari hipotalamus secara tetap dibentuk di
arcuata nucleus, yang mensekresikan GnRH kedalam portal hypotalamic-pituitary
system. Hal ini menunjukkan bahwa gen bernama KISS penting dalam
perkembangan sel dalam mensekresi GnRH.
Dalam menanggapi respon impuls dari GnRH, hipofisis anterior
mengeluarkan folicel stimalating hormone (FSH) dan LH, yang nanti akan
menstimulasi aktifitas gonad. Peningkatan gonadal hormone mengakibatkan
feedback negatif sehingga kelenjar pituitary menurunkan sekresi FSH dan LH.
Pada testis, LH menstimulasi sel leyding untuk mensekresikan testosteron,
sedangkan FSH diperlukan untuk pertumbuhan tubular. Pada ovarium LH bekerja
pada theca dan sel interstitial untuk memproduksi progestin dan androgen, dan
FSH bekerja pada sel granulosa untuk merangsang aromatisasi prekursor steroid
untuk esterogen.
Hipogonadisme dapat terjadi jika sumbu hypotalamus-pituitary-gonad
terganggu pada tingkat manapun. Hypogonadisme hipergonadotropik
(hipogonadisme primer) mengindikasikan bahwa ginad tidka memproduksi
jumlah hormon seks (steroid) yang cukup untuk menekan sekresi LH dan FSH
pada level normal. Hypogonadotropic hypogonadisme dapat terjadi akibat
kegagalan hipotalamus membentuk sinyal GnRH atau ketidak mampuan
pituitaty untuk merespon pembentukan LH dan FSH. Hypogonadotropic
hypoganadisme paling sering dijumpasi sebagai salah saru aspek dai defisiensi
multiole pituitary hormone sebagai akibat malformasi (misalnya, septooptic
dysplasia, other midline defects) atau lesi pada pituitary yang diperoleh postnatal.
Hipogonadisme hipogonadotropik Normosmic, di mana indera penciuman
tidak terganggu, telah dikaitkan dengan mutasi pada gen GNRH1, KISS1R, dan
GNRHR. Meskipun fungsi yang tepat mereka tidak jelas, gen TAC3 dan TACR3
juga telah dikaitkan dengan normosmic hipogonadisme hipogonadotropik.
Sindrom Kallmann (anosmic hipogonadisme hipogonadotropik) telah dikaitkan
dengan mutasi pada KAL1, FGFR1, FGF8, PROK2, dan gen PROKR2.
2
Hubungan dengan sindrom Kallmann dianggap karena gen ini semua terkait
dengan pengembangan dan migrasi neuron GnRH. Mutasi dari gen tambahan,
CHD7, yang telah dikaitkan dengan sindrom BIAYA, juga telah ditemukan pada
pasien dengan kedua normosmic atau anosmic hipogonadisme hipogonadotropik.

 Manifestasi Klinis1
a. Gejala yang dapat terjadi pada perempuan meliputi:
- Kurangnya menstruasi.
- Pertumbuhan payudara lambat atau tidak ada.
- Hot flashes.
- Hilangnya rambut tubuh.
- Dorongan seks rendah atau tidak ada.
- Discharge pada payudara.
b. Gejala yang dapat terjadi pada laki-laki meliputi:
- Hilangnya rambut tubuh.
- Kehilangan masa otot.
- Pertumbuhan payudara yang abnormal.
- Mengurangi pertumbuhan penis dan testis.
- Disfungsi ereksi.
- Osteoporosis.
- Dorongan seks rendah atau tidak ada.
- Infertilitas.
- Kelelahan.
- Hot flashes.
- Kesulitan berkonsentrasi.

 Diagnosis1
Penegakan diagnosa hipogonadisme dilakukan berdasarkan:
1. Anamnesa, pemeriksaan fisik
Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang teliti dengan memperhatikan
perubahan keadaan hormonal
2. Gejala klinis yang timbul

3
3. Penilaian laboratorium
- Kadar testosterone serum (nilai normal serum : 3-10 ng /ml).
- Kadar gonadotropin serum.
- Kariotip.
- Kadar FSH dan LH.
- Tes stimulasi Klomifen.
- Tes stimulasi GnRH, tes stimulasi hCG.
- Analisis semesn untuk kuantitas serta kualitas sperma.

 Penatalaksanaan1
- Pengobatan pasien dengan hipogonadisme hipergonadotropik melibatkan
penggantian hormon seks pada laki-laki dan perempuan.
- Untuk pengobatan pasien dengan hipogonadisme hipogonadotropik,
pendekatan yang biasa adalah penggantian hormon seks yang memulai
pembangunan dan menjaga karakteristik seks sekunder
- Hormon seks (steroid) replaceman tidak menghasilkan peningkatan ukuran
testis pada laki-laki atau kesuburan pada laki-laki atau perempuan baik.
Gonadotropin atau GnRH pengganti ditawarkan kepada pasien ketika
kesuburan yang diinginkan.

 Prognosis1
Penderita hipogonadisme baik laki –laki maupun perempuan dapat hidup
normal dengan penggantian hormon.

4
DAFTAR PUSTAKA

1. Hipogonadisme. Diambil dari: http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content


/uploads/2017/04/EN05_Hipogonadisme.pdf (Diakses pada tanggal 29 Oktober
2018)

Anda mungkin juga menyukai