❖ Insufisiensi hipofisis
❖ Tumor hypofisis kerusakan sel hipofisis’
❖ Thrombosis vaskuler iskemik/nekrosis kel
hypofisis
❖ Granulomatosa infiltratif yg merusak hipofisis
❖ Destruksi sel hipofisis yang bersifat
autoimun/idiopatik
………….Gangguan Kelenjar Hipofisis
Panhipopituitarism
❖ Pada anak-anak
❖ Ggn pertumbuhan somatis akibat << GH (dwarfism/cebol)
❖ Saat pubertas tanda seksual sekunder tidak muncul
❖ Pada Dewasa
❖ Ukuran tubuh normal
❖ Hypogonadism Pria (penurunan libido, impotensi,
penurunan rambut & otot . Wanita (siklus haid berhenti,
❖ atropi payu dara dan genital).
<< MSH kulit terlihat pucat
………….Gangguan Kelenjar Hipofisis
• Fatigue
• Diarrhea
• Knowledge deficit
• Risk for Decrease Cardiac output
• Risk for dry eye/Risk for tissue injury
• Risk for imbalance nutrition
• Risk for impaired comfort
• Risk for hyperthermia
Intervensi keperawatan
• Pemantauan an penatalaksanaan komplikasi
• Memeperbaiki status nutrisi
• Meningkatkan tindakan koping
• Memeperbaiki harga diri
• Mempertahankan suhu tubuh normal
• Pendidikan pasien dan pertimbangan
perawatan di rumah
………………Gangguan Kelenjar Tiroid
Hipotiroidism
❖ Type:
❖ Hipotiroidism dewasa/mixedema
❖ Hipotiroidism juvenillis (1-2 tahun)
❖ Hipotiroidism kongenital
❖ Etiology; atropi/kerusakan tiroid akibat autoimun, pembedahan, ablasi
radioisotop, kelainan kongenital (tidak terbentuk/tidak berkembang).
❖ Klinis (dewasa & juvenillis); lelah, suara parau, keringat <<, tidak tahan
dingin, hipermenorhea (wanita), motorik & intelektual lambat
• Constipation
• Imbalance nutrition; less than
body requirement r/t anorexia
• Activity intolerant
• Knowledge deficit
Intervensi keperawatan
• Modifikasi aktivitas
• Pantau ttv
• Pengaturan suhu
• Dukungan emosional
• Pendidikan kesehatan
Gangguan Kelenjar Paratiroid
Hiperparatiroidism Hiperkalsemia (>10 mg/100ml)
❖ Gejala
❖ GIT; anoreksia, nausea, muntah, BB turun, konstipasi
❖ Urinaria; polidipsi, poliuria, nefrokalsinosis nefrolitiasis
❖ Cardio; hipertensi & perubahan EKG
❖ Neuropsikiatri; letargi, apatis
❖ Muskulo; resposi tulang >> osteitis fibrosa
❖ Pengobatan; eksisi tumor, hidrasi u/ me(+) ekskresi kalsium via ginjal,
• Nausea
• Ketidakseimbangan nutrisi kurrang dari
kebutuhan
• Perubahan pola eliminasi urin
………………Gangguan Kelenjar Paratiroid
❖ Klinis:
• Risiko cidera
• Gangguan body image
• Gangguan persepsi sensory (penglihatan)
Anatomy Fisiology Adrenal Gland
Medulla
Integumen >>
>> aktivasi
Ggn. kulit Risiko Infeksi
Body jantung
Image
Risk Ulkus peptikum >> HCL >> sekresi lambung
Risk. Koping tidak eektif/perilaku Ggn Mood, euforia, depresi Respon psikologis
destruktif
......Nursing Process
Nursing Diagnoses
❖ Resiko injury b.d weakness, osteoporosis, kulit yg rapuh
❖ Resiko infeksi b.d immunosupresi
❖ Self care deficit b.d muscle weakness, fatigue, altered
sleep patern
❖ Ggn integritas kulit b.d edema, gangguan
penyembuhan luka, kulit yg tipis dan mudah pecah
❖ Ggn Body image b.d perubahan penampilan fisik
❖ Perub proses fikir b.d. perubahan mood, irritabilitas, depresi
❖ Risiko koping tdk efektif b.d. mood, irritabilitas, depresi
Anatomy Fisiology Adrenal Gland
Medulla
❖ High sodium
❖ Low potassium level
❖ High serum aldosterone level
❖ Low serum of renin
❖ 24 hours Aldosterone excretion rate after salt
loading is diagnostic for primary aldosteronism 5
days consume high salt urine test high urine
aldosterone
❖ Captopril suppression test single dose captopril
blood test high aldosterone & low renin
………..Management
Medulla
❖ Addison Crisis:
❖ Circulatory shock
❖ Pallor, apprehension, weak & rapid pulse, rapid
respirations and low blood pressure
❖ Headache, nausea, abdominal pain and diarrhea
❖ Can be brought on by overexertion, exposure
to cold, acute infection, decrease in salt intake
…….Addison Diseases
Penatalaksanaan
❖ IV access should be established urgently
❖ NaCl 0,9% untuk mengganti cairan yang hilang dan mengatasi
hipotensi (beberapa pasien perlu glucose supplementasi)
❖ Berikan 100 mg hydrocortisone dalam 100 cc NaCl 0,9% (drip)
dengan kecepatan tetesan 10-12 cc/h.
❖ Bila dalam kondisi krisis pemberian 100 mg of hydrocortisone
dilakukan melalui IV bolus.
Diagnosa;
❖ Gejala klasik, & hiperglikemik yang jelas (GD puasa > 140 mg% pd lebih dari
1 kesempatan)
❖ Jika GD puasa < 140 mg% , tes toleransi glukosa oral > 200mg% GD 2 jam
PP atau setidaknya sekali antara 0-2 jam PP
❖ Pada anak gula darah plasma > 200mg%
,……….Gangguan Insulin & DM
❖ Ggn Toleransi Glukosa; ada kelainan tes gula darah tapi tidak
memenuhi kriteria DM (GDP < 140mg%, test glukosa oral > 200
mg% pada menit 30, 60, 90 dan mencapai 140 – 200mg% pada
2 jam)
❖ Kehamilan (gestasional DM); intoleransi glukosa mulai
timbul/diketahui saat hamil. Diagnosis; memenuhi
2/lebih kriteria;
(a) GD puasa > 105 mg%, dan
-Muncul pada usia -Lebih sering muncul pada usia -Selama - Akibat penyakit