1
disfungsu hipotalamus, seperti Kallman syndrome, Prader-Willi
syndrome.
2. Hipergonadotropin hipogonadisme
Hal ini disebabkan karena adanya gangguan pada fungsi testis
sehingga tidak dapat berespon baik terhadap stimulasi dari
hipotalamus-hipofisis. Dapat ditemukan pada kasus disgenesis
gonad.
3. Idiopatik
Pada keadaa ini, analisis hormonal menunjukan adanya aksis
hipotalamus- hipofisis-testis yang normal
Mikropenis dapat terjadi akibat adanya gangguan hormonal yang muncul
setelah usia kehamilan 14 minggu. Diferensiasi genitalia eksterna pada jani
laki-laki selesai pada usia kehamilan 12 minggu. Keadaan ini membutuhkan
produksi testosteron secara normal oleh testis janin, yang distimulasi oleh
human chorionic gonadotropi (hCG) maternal. Pada tahap akhir, pertumbuhan
penis di atur oleh androgen janin. Produksi hormon ini di atur oleh Luteinizing
Hormon (LH) janin, yang merupakan hormon gonadotropin. Adanya
keabnormalan dalam produksi dan fungsi testosteron, serta adanya defisiensi
hormon gonadotropin dapat menyebabkan terjadinya micropenis
Latar belakang
2
Rata-rata panjang penis merenggang pada bayi laki-laki cukup bulan 3,5cm.
ukuran kurang dari 2,5cm (2.5 SD dibawah rata-rata), pada bayi laki-laki
lahir yang cukup bulan didefinisikan micropenis dan memerlukan evaluasi.
pertumbuhan penis terutama sepanjang gestasi pertengahan hingga akhir.
Tuladhar et al (1998) melaporkan hubungan antara panjang penis dan usia
gestasional bayi lahir pada usia gestasi 24-36 minggu.
Panjang penis dalam centimeter = 2.27 + 0.16 X (usia gestasi dalam minggu)
Terkadang, pria lebih tua dibawa ke dokter untuk evaluasi karena ukuran
genital yang kecil. Para lelaki ini biasanya prepubertas dan obesitas. Lebih
sering, individu-individu ini memiliki ukuran penis yang normal pada saat
merenggang, dan penampakan kecilnya tersembunyi di bantalan lemak
suprapubik. namun, bila penis berukuran kurang dari 2.5 SD dibawah rata-
rata, diindikasikan untuk dievaluasi lebih lanjut.
3
Micropenis merupakan keadaan yang didefinisikan penis yang kecil yang
tidak berkaitan dengan ambiguitas genital eksterna seperti hypospadia. Hal ini
disebabkan akibat single gene disorder atau multifactorial disorder (genetic
dan faktor lingkungan). Karena perkembangan genital eksterna pria yaitu
pertumbuhan penis terutama disebabkan oleh efek androgen gonad, gen-gen
yang terlibat dalam produksi gonad dan aksi androgen perifer dapat
memengaruhi perkembangan micropenis.
Patofisiologi
4
prepubertas pada usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, pertumbuhan penis
berikutnya terjadi secara paralel dengan pertumbuhan somatik umum.
Pertumbuhan hormon juga berperan dalam pertumbuhan penis karena
micropenis telah diobservasi pada anak-anak dengan defisiensi hormon
pertumbuhan.
Mortalitas/Morbiditas
5
periode awal kehidupan dapat menunjukan berbagai derajat pertumbuhan
buruk dan kegagalan pertumbuhan, bergantung pada potensi defisiensi
hormon yang berkaitan atau sindrom genetik.
Seks
Usia
Klinis
Anamnesis
6
Riwayat keluarga pada anak yang terkena dapat mengesankan bentuk
keluarga yang defisiensi hormonal (autosomal recessive), defek
steroidogenesis (autosomal recessive), atau insensitivitas androgen (X-
linked). Riwayat keluarga yang meninggal tanpa dapat dijelaskan pada tahun
pertama kehidupan dapat juga mengesankan adanya defisiensi hormon
pituitary, insufisiensi adrenal, atau keduanya.
Pemeriksaan Fisik
Penis diukur pada sisi dorsal, ketika merenggang, dari simfisis pubik ke ujung
1
gland penis. Evaluasi awal untuk menentukan etiologi micropenis terletak di
central (hipotalamik/pituitari) atau testikuler dilakukan oleh endokrinologi
pediatrik. Karyotyping merupakan keharusan pada seluruh pasien dengan
micropenis. 2
Fungsi endokrin testikuler dinilai (testosteron, kadar LH, dan FSH). Pada
pasien dengan testis yang tidak teraba dan hipogonadotropik hipogonadisme,
laparoskopi sebaiknya dilakukan untuk mengonfirmasi tidak adanya sindrom
testis atau testis intra-abdominal undescended hipoplastik. Pemeriksaan ini
dapat ditunda hingga usia 1 tahun. 2
7
pemeriksaan genital, termasuk pengukuran panjang penis merenggang dan
lokasi serta ukuran testis.
Satu atau kedua tes dapat secara abnormal turun akibat testosteron juga
berperan dalam turunnya testikuler.
Penyebab
8
tersering berikutnya adalah gangguan testikuler primer yang mengakibatkan
terjadinya hypergonadotropic hypogonadism.
9
Keadaan yang berkaitan dengan penurunan produksi testosterone dan
hypergonadotropic hypogonadism
o Anorchia: pada keadaan ini ketiadaan testes suatu individu
dengan karyotype pria yang normal, micropenis terjadi ketika
degenerasi testikuler setelah kira-kira gestasi 12-14 minggu.
degenerasi testikuler ini terjadi akibat torsi atau keadaan vaso-
occlusive di uterus.
o Defek reseptor LH: mutasi Autosomal recessive ditemukan pada
gen LHCGR dan menyebabkan hipoplasia sel Leydig pada
pria. fenotip genital bervariaso dari penampilan wanita normal
hingga pria dengan micropenis.
o Defek pada steroidogenesis testosterone: bentuk tidak
sempurna dari defisiensi 17 beta-hydroxysteroid dehydrogenase
tipe 3 dapat menyebabkan micropenis, tetapi genitalia lebih
sering wanita dalam penampakannya atau jarang ambigu.
Enzyme 17-beta-hydroxysteroid dehydrogenase secara normal
mengubah androstenedione menjadi testosterone. pada
keadaan defisiensi, rasio androstenedione-testosterone
meningkat. (setelah perangsangan hCG pada keadaan
prepubertas) dan diekspresikan sebagai rasio testosterone-
androstenedione kurang dari 0.8. individu tersebut mengalami
virilization yang dalam saat pubertas.
Defisiensi 5-Alpha Reductase: 5-alpha reductase mengubah
testosterone menjadi DHT, yang mana ini diperlukan untuk virilization
genital eksternal pria. genital pada kebanyak anak dengan kondisi
autosomal recessive yang biasanya lebih ambigu, dengan derajat yang
lebih bervariasi penyatuan labioskrotal inkomplit dan
hypospadia. tanda abnormalitas biokimia adalah peningkatan rasio
testosterone-ke-DHT (biasanya >30:1) setelah perangsangan hCG bila
prepubertas. individu tersebut juga mengalami virilization saat
pubertas.
PAIS: PAIS disebabkan oleh defek reseptor androgen. micropenis
bukan manifestasi khas pada PAIS karena genital biasanya lebih
10
ambigu. Kadar gonadotropin dan testosterone meningkat pada kondisi
ini. karena gen yang mengkode reseptor androgen terletak pada
kromosom X, PAIS diwariskan secara X-linked.
Defisiensi Hormon Pertumbuhan
Sindrom-Sindrom Genetik
o Klinefelter syndrome (47,XXY) dan poly X syndromes lainnya:
ciri-ciri sindrom ini hypergonadotropic hypogonadism,
perawakan tinggi, gynecomastia, testes kecil, penambahan
panjang tungkai, dan meningkatnya risiko dalam kesulitan
belajar.
o Prader-Willi syndrome: ciri-ciri sindrom ini hypergonadotropic
hypogonadotropic hypogonadism, cryptorchidism, hypotonia
pada bayi, gagal tumbuh pada bayi dengan obesitas hipotamus
selanjutnya, developmental delay, perawakan pendek, tangan
dan kaki kecil, instabilitas emosional (perseveration,
obesessions dan compulsions), almond-shaped eyes, dan
triangular mouth. Sindrom ini terjadi pada 1:20,000 kelahiran
bayi.
o Bardet-Biedl syndrome: ciri-ciri sindrom ini antara lain
hypogonadotropic hypogonadism, developmental delay, retinitis
pigmentosa, obesitas, perawakan pendek, polydactyly,
displasia renal hingga menjadi end-stage renal disease, fibrosis
hepatik, dan hilangnya pendengaran. pola pewarisan sindrom ini
autosomal recessive.
o Noonan syndrome: ciri-ciri sindrom ini antara lain perawakan
pendek, webbed neck, hypertelorism, ptosis, low posterior
hairline, low-set ears, pectus excavatum, cryptorchidism,
valvular pulmonary stenosis, lymphedema, dan perdarahan
yang abnormal. sindrom ini diwariskan secara autosomal
dominant, walaupun hampir setengah dari semua kasus
memperlihatkan mutasi baru.
o CHARGE syndrome: sindrom ini didefinisikan dengan
Coloboma, Heart disease, Atresia choanae, Retarded growth
11
and development, Genital anomalies dan Hypogonadism, dan
anomali telinga serta ketulian. Neuropathic bladder,
hydronephrosis, vesicoureteral reflux, dan obstruksi
ureteropelvic junction dapat pula di amati abnormalitas ginjal
dan urinary tract didapat dapat terjadi, USG vesica urinari dan
ginjal serta voiding cystourethrography (VCUG) dilakukan pada
pasien yang dicurigai memiliki sindrom ini.
o Robinow syndrome: ciri-ciri sindrom ini antara lain
hypergonadotropic hypogonadism, cryptorchidism, hipoplasia
atau ketiadaan genitalia, wajah rata dengan nares yang
mendekat, hypertelorism, kedudukan telinga yang rendah,
lengan pendek, abnormalitas tulang iga, dan abnormalitas
spinal.pewarisan pola sindrom ini autosomal dominant.
o Rud syndrome: ciri-ciri sindrom ini antara lain hyposmia,
developmental delay, congenital ichthyosis, epilepsy, dan
perawakan pendek.
Diagnosis banding
5-Alpha-Reductase Hypopituitarism
Deficiency
Adrenal Hypoplasia Hypopituitarism (Panhypopituitarism)
Ambiguous Genitalia and Kallmann Syndrome and Idiopathic
Intersexuality Hypogonadotropic Hypogonadism
Androgen Insensitivity Klinefelter Syndrome
Syndrome
CHARGE Syndrome Noonan Syndrome
Genital Anomalies Panhypopituitarism
Growth Hormone Deficiency Prader-Willi Syndrome
Hypogonadism Smith-Lemli-Opitz Syndrome
Kajian Laboratorium
12
Gonadotropin (LH dan FSH) mencapai kadar pubertas pada bayi laki-laki
sehat , memuncak pada usia 1-3 bulan. nila tertinggi dan terendah pada masa
ini membantu menyempitkan diagnosis banding.
Pencitraan
Test Lainnya
13
setelah pengobatan androgen , tidak didapatkan peningkatan terlalu besar
pada ukuran penis (<0.9 cm), mengesankan adanya insensitivitas androgen.
Tata Laksana
Pengobatan
Tujuan tata laksana micropenis adalah untuk menambah ukuran penis
sehingga dapat mencapai ukuran normal sesuai dengan usianya. Insufisiensi
pituitari atau testikuler diobati oleh endokrinologist pediatrik. Pada pasien
dengan kegagalan testikuler dan terbukti sensitif androgen, terapi androgen
direkomendasikan selama masa kanak dan saat pubertas untuk merangsang
pertumbuhan penis (Level of evidence 2; Grade of recommendation: B). Pada
keadaan insensitif androgen, fungsi seksual dipertanyakan dan konversi
kelamin dapat dipertimbangkan. Belum ada kesepakatan mengenai dosis,
cara pemberian, waktu, dan durasi testosteron. Tata laksana ini baru dapat
dilaksanakan bila diyakini ukuran testis dapat bertambah sebagai respon
terhadap pemberian testosteron. Testosterone merupakan androgen utama
sebagian besar dibentuk di sel interstitial (Leydig) dalam testis. pada jaringan
target, testosteron diubah menjadi bentuk aktif (DHT) oleh 5-alpha reductase.
Testosterone mengatur perkembangan dan pemeliharaan organ seks pria dan
karakteristik sekunder seks pria. Testosteron juga menghasilkan efek sistem
anabolik untuk meningkatkan erythropoietin, produksi protein, dan retensi
kalsium.
Terapi testosterone dalam bentuk injeksi intramuscular (IM) selama 3-6
bulan telah digunakan untuk meningkatkan ukuran penis pada bayi dan anak.
Terapi testosterone secara luas ditemukan efektif dalam mengobati
micropenis akibat defisiensi testosterone.
Pada tahun 1999, Bin-Abbas et al menunjukan bahwa 1 atau 2 dari 3
injeksi testosterone (25-50 mg) di berikan dalam interval 4 minggu pada masa
infant atau masa kanak cukup meningkatkan ukuran penis dalam mencapai
ukuran sesuai usia. Regimen yang digunakan testosterone cypionate atau
enanthate (Andro-LA, Delatest, Depo-Testosterone) dengan dosis :
14
WAKTU PEMBERIAN DOSIS/ADMINISTRASI DURASI
Bayi 25mg/IM 1x/bulan dalam 3-6bulan
Anak 50mg/IM 1x/bulan dalam 3-6bulan
Remaja laki-laki dengan
hypogonadisme :
Inisiasi pubertas 40-50 mg/m2/dosis IM tiap bulan
fase pertumbuhan akhir 100 mg/m2/dosis IM tiap bulan
pemeliharaan virilisasi 100 mg/m2/dosis IM tiap 2 minggu
Edukasi pasien
15
Konsultasi
Follow-up
Pada bayi baru lahir yang dirawat, bayi dengan microphallus harus di
monitor terhadap hypoglycemia. Monitor bayi dengan micropenis dan
masalah pertumbuhan dan perkembangan berikutnya. Bila terdapat masalah
muncul, evaluasi, dan pengobatan secara tepat.
Banyak anak dengan micropenis, terutama mereka dengan defisiensi
gonadotropin, tidak memiliki pubertas spontan atau tidak sempurna. Pada
kasus tersebut, testosterone digunakan untuk menginisiasi pubertas, dengan
dosis secara bertahap meningkat hingga mencapai dosis pengganti dewasa
(adult replacement dose) yang menirukan pubertas alami.
Pada mereka dengan hypogonadotropic hypogonadism yang
menginginkan fertilitas, hCG dan rekombinan FSH dapat diberikan untuk
memicu sekresi testosterone dan spermatogenesis pada waktu yang tepat
oleh dokter spesialis dalam pengobotan reproduktif.
Prognosis
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Feldman KW, Smith DW. Fetal phallic growth and penile standards for
newborn male infants. J Pediatric. 1975;86(3):395-8.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1113226
2. Aaronson IA. Micropenis; medical and surgical implications. J Urol
1994;152:4-14. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8201683
3. Burstein S, Grumbach MM, Kaplan SL. Early detemination of androgen-
responsiveness is important in the management of microphallus. Lancet
1979;2(8150):983-6. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/91775
4. Choi SK, Han SW, Kim DH, de Lignieres B. Transdermal
dihydrotestoterone therapy and its effect on patients with microphallus. J
Urol 1993;150:657-60. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8326617
5. diamond M. Pediatric Management of ambiguous and traumatized
genitalia. J Urol 1999;162:1021-8.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10458424
6. Bin-Abbas B, Conte FA, Grumbach MM, Kaplan SL. Congenital
hypogonadotrophic hypogonadism and micropenis: effect of testosterone
treatment on adult penile size. Why sex reversal is not indicated.
JPediatric 1999;134(5):579-83.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10228293
7. Relly JM, Woodhouse CR. Small penis and the male sexual role. J Urol
1989;142: 569-71. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2746779
8. Husmann DA. The androgen insensitive micropenis: long-term follow-up
into adulthood. JPediatric Endocrinol Metab 2004;17(8):1037-41.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15379413 Tuladhar R, Davis PG,
Batch J. Establishment of a normal range of penile length in preterm
infants. J Paediatr Child Health. Oct 1998;34(5):471-3.
17
10. Bin-Abbas B, Conte FA, Grumbach MM. Congenital hypogonadotropic
hypogonadism and micropenis: effect of testosterone treatment on adult
penile size why sex reversal is not indicated. J
Pediatr. May 1999;134(5):579-83.
14. Bourgeois MJ, Jones B, Waagner DC. Micropenis and congenital adrenal
hypoplasia. Am J Perinatol. Jan 1989;6(1):69-71.
19. Feldman KW, Smith DW. Fetal phallic growth and penile standards for
newborn male infants. J Pediatr. Mar 1975;86(3):395-8.
18
20. Gad YZ, Nasr H, Mazen I. 5 alpha-reductase deficiency in patients with
micropenis. J Inherit Metab Dis. Mar 1997;20(1):95-101.
22. Hartke DM, Palmer JS. Anomalies of the penis. J Men's Health Gend. Sept
2006;3(3):244-249.
25. Quigley CA. Editorial: The postnatal gonadotropin and sex steroid surge -
Insights from the androgen insensitivity syndrome. J Clin Endocrinol
Metab. 2002;87:24-28.
26. Ragan DC, Casale AJ, Rink RC. Genitourinary anomalies in the CHARGE
association. J Urol. Feb 1999;161(2):622-5.
29. Toogood AA, Stewart PM. Hypopituitarism: clinical features, diagnosis, and
management. Endocrinol Metab Clin North Am. Mar 2008;37(1):235-61.
19
LAMPIRAN
PROSEDUR SPESIMEN USIA Reference Values (SI)
Testosteronefree S ♂ pmol/L
Cord 17–76
1–15 day 5.2–107
1–3 mo 11.4–62
3–5 mo 2.4–49
5–7 mo 1.4–16.6
1–10 yr 0.5–2.1
Pubertal not defined
Adult 180–971
♀ pmol/l
Cord 13.9–55
1–15 day 1.7–8.7
1–3 mo 0.3–4.5
3–5 mo 1.1–3.8
5–7 mo 0.5–0.8 0.7–2.1
1–10 yr 0.4–0.9 0.5–2.1
20
Pubertal not defined
Adult 0.8–1.4 3.8–21.8
21
Dihydrotestosterone S Tanner USIA ♂
(DHT)
1 <9.8 <0.10 nmol/L
2 9.8–14.5 0.10–0.59
3 10.7–15.4 0.28–1.14
4 11.8–16.2 0.76–1.79
5 12.8–17.3 0.83–2.24
Adult 1.03–2.93
S Tanner USIA ♀
1 <9.2 yr <0.10 nmol/L
2 9.2–13.7 0.17–0.41
3 10.0–14.4 0.24–0.65
4 10.7–15.6 0.14–0.45
5 11.8–18.6 0.10–0.62
Adult Follicular 0.14–0.76
Luteal 0.14–0.76
22