Anda di halaman 1dari 20

SEPSIS AND SEPSIS SHOCK TREATMENT

STRATEGIES AND NEW APPROACHES

OLEH KELOMPOK E2
Pembimbing: dr. Triana Dyah Cahyani Sp. Rad
1. Baiq Ananda Audia Arsiazi (H1A018015)
2. Dinda Rifdayani Inayah (H1A018026)
3. Gunawan (H1A018036)
4. Inas Hanan Farihah (H1A018042)
5. Lisa Raihan Lutfia (H1A018057)
6. M.Mahfuzzahroni (H1A018066)
7. Nur Fadlia Rahmani (H1A018076)
8. Rizka Febriya Moestafa (H1A018087)
9. Vira Eka Trie Sanggita (H1A018095)
10.Noer Aulya Amy Aprilia (H1A017063)
Pengantar
Sepsis
Sepsis adalah respon
inflamasi sistemik
terhadap infeksi.

Sepsis berasal dari infeksi


bakteri, virus, parasit, dan jamur
Kejadian dan Penyebab
atau dari non infeksi. Escherichia coli, Streptococcus pneumonia, dan
Staphylococcus aureus
Gambaran Klinis
SIRS Mempunyai 2/lebih
Sepsis Berat MODS
gejala berikut

Suhu >38 derajat C atau Disfungsi Organ atau > 2 Organ terpengaruh
<36 derajat C Hipotensi bersamaan
dengan syok sepsis
Takikardi >90x/mnt

Takipneu >20x/mnt

Jumlah sel darah putih


> 12x109/L atau 4x 109 /L
HASIL Sepsis Bakteri Gram Negatif
Mortalitasnya 45-50%
• Mortalitas : 20-80%. Sepsis
• tingkat kematian berbeda tergantung dari
penyebabnya. Sepsis Gram Positif
• Tingkat kematian tertinggi :sepsis Mortalitasnya 20-30%

Pseudomonas aeruginosa
Sepsis Anerob
Mortalitasnya 15-30%

Pasien Syok, Koagulasi Intrva-


skular diseminata, ARDS, &
Kegagalan organ
Mortalitasnya 70-90%
F I S I O PAT O L O G I
• Sepsis memiliki patologi yang rumit dan belum
sepenuhnya dipahami karena memiliki berbagai
gejala klinis dan fisiopatologis.
RESPON HOST
• Sepsis didefinisikan sebagai respon host yang berlebihan dan tidak biasa terhadap infeksi

Respon Inflamasi Sistemik Sindrom (SIRS)


• Adalah kondisi proinfalamasi yang
berlebihan

Respon Anti inflamasi Kompensasi Sindrom


(CARS)

• Merupakan respon anti inflamasi yang


berlebihan

Faktor paling penting dalam terjadinya


sepsis

Berasal dari kekurangan faktor host nonadaptif dan


mekanisme pertahanan tubuh yang kurang bagus untuk
melindungi host dari infeksi lokal maupun sistemik.
IMUNITAS BAWAAN
• Antigen Presenting Cells menyajikan antigen kepada Pattern • Dengan aktivasi yang tidak terkendali dari
Recognition Receptors (PRRs) yang dapat ditemukan pada respon imunitas alami di sepsis, sel endotel
permukaan sel sistem kekebalan tubuh alami. dan epitel, produk bakteri seperti LPS atau
• Antigen dapat diperoleh dari makrofag, lipopolisakarida, dan fragmen non-termetilasi CpG DNA dengan
sitokin proinflamasi. hasil reseptor khusus mereka Antigen dikenali
• Pada sepsis produk bakteri memasuki sirkulasi dan memulai oleh makrofag sehingga memicu sitokin
respon imun oleh LPS binding protein soluble CD14, kaskade
kompleks membran CD14, CD11 / CD18, dan TLRs.
• Ketika sepsis terjadi terdapat perubahan hemodinamik,
metabolisme, dan imunitas yang dapat terlihat melalui
mediator dan sitokin yang berperan dalam transmisi sinyal
interseluler.
KELAINAN KOAGULASI
• Dalam kondisi normal, koagulasi dapat dicegah oleh
beberapa antikoagulan alami,
• Disamping pembentukan trombin akibat kerusakan endotel
pada sepsis, thrombomodulin dan reseptor protein
endothelium C berfungsi mengganggu dan memengaruhi
sistem antikoagulan.
• Faktor-faktor lain yang memicu koagulasi pada sepsis
adalah pengurangan antikoagulan alami yang ada di dalam
tubuh.
MEKANISME ANTI-INFLMASI DAN
IMUNOSUPRESI
• Infeksi dapat memicu pelepasan mediator inflamasi yang signifikan
• Penungkatan aktivitas metabolik (peningkatan produksi kortisol, peningkatan pelepasan katekolamin)
• Aktivasi endotel, peningkatan molekul adhesi, prostanoids, dan faktor aktivasi trombosit juga terjadi.
• Berbagai meditor menyebabkan vasodilatasi, disfungsi endotel, sumbatan pada mikrovaskular,
maupun efek vasokonstriksi.
• Sejumlah mediator inflamasi (seperti NO), perfusi yang rendah, stres oksidatif, toksin lipopolisakarida
(LPS), dan glukokortikoid yang dilepaskan dapat memicu proses apoptosis selular, untuk
mengurangi sel-sel yang disfungsional.
• Ketika sepsis terus berlanjut, selain terjadi peningkatan jumlah mediator inflamasi juga terjadi
pergeseran menuju keadaan anti-inflamasi imunosupresif.
DISFUNGSI ORGAN
• Sepsis memiliki angka mortalitas yang sangat tinggi
• Menimbulkan kegagalan organ, yang disebut sebagai (MODS), dan
multiple organ failure (MOF).
• MODS dan MOF terjadi akibat kematian sel-sel.
• Faktor utama : oklusi mikrovaskuler yang disebabkan oleh akumulasi
fibrin, platelet activating factor, gangguan homeostasis mikrovaskuler
oleh zat vasoaktif seperti histamin dan prostanoids, dan gangguan lebih
lanjut dari oksigenasi jaringan.
• Enzim lisosom dilepaskan dari neutrofil dan jenis oksigen reaktif
langsung merusak DNA dan membrane sel secara langsung.
Pengobatan Sepsis

01 Pengobatan berhasilan jika:


• tepat dalam melakukan diagnosis dini,
• waktu pemeberian antibiotik yang tepat,
pemberian obat-obat pendukung,
• waktu penghentian antibiotik untuk
mencapai pemulihan pasien.

02 Antibiotik yang diberikan:


• Antibiotik dengan spectrum luas

03 Dibutuhkan dukungan metabolik untuk:


• mencegah kekurangan gizi,
• memulihkan kondisi metabolik,
• mengatur peradangan dan fase akut
• mengurangi tingkat morbiditas dan mortalitas.
Mencari Terapi Baru
Pendekatan Gagal
• Studi menunjukkan, tidak ditemukan perbedaan signifikan yang
imunoglobulin ditemukan pada kematian berbasis sepsis dan tingkat
perkembangan syok septik.
poliklonal • Sehingga penggunaanya tidak dianjurkan pada pasien dengan
sepsis

antitrombin III • Studi kinis menunjukkan, tidak ditemukan efek positif yang
terlihat dalam kelangsungan hidup pasien sepsis dan syok
dan faktor septik.
• Namun, protein aktif C (APC) ditemukan sebagai antikoagulan
inhibitor jaringan yang mengurangi tingkat kematian pada pasien sepsis.

• Penggunaanya pada sepsis masih diperdebatkan, glutamin


dapat meningkatkan pertahanan antioksidan hormon
glutamin pertumbuhan dari agen anabolik yang kuat dan mengontrol
sitokin proinflamasi.

• Penggunaan antioksidan dapat mencegah pembentukan radikal


oksigen bebas pada pasien
antioksidan • hasil yang bertentangan diperoleh dalam beberapa kondisi
seperti ARDS dan kerusakan reperfusi.
Studi eksperimental telah dilakukan dengan antioksidan alami atau sintetis
• xanthine oksidase inhibitor (allopurinol),
• superoksida dismutase,
• katalase, Telah dilakukan
• NADPH oksidase inhibitor (seperti adenosin), dan tidak satupun
• desferrioxamine, yang berhasil.
• N-acetylcysteine,
• vitamin C dan E.
• Perawatan menggunakan TNF-α , IL-1, faktor aktivasi trombosit, molekul
adhesi, metabolit asam arakidonat, radikal bebas oksigen, bradikinin, NOS,

• Beta-blocker
• naloxane, Digunakan dalam terapi
• obat antiinflamasi nonsteroid (indometasin atau ibuprofen), syok septik tetapi tidak
• antihistamin, digunakan secara klinis.
• pentoksifilin
KEKHAWATIRAN DALAM PENGEMBANGAN TERAPI

• Terdapat keterlambatan dalam diagnosis sepsis beberapa


dokter akibat dari perbedaan dalam pengobatan sehingga
menyebabkan pengobatan yang tidak memadai atau tidak
benar.
• Potensi komorbiditas dapat meningkatkan resiko kematian
bukan dari sepsisnya yang mempengaruhi hal tersebut.
MENCARI TERAPI BARU
• Faktor yang lebih spesifik diperlukan untuk penanganan sepsis
• Pendekatan untuk mengurangi tingkat kematian pada sepsis yang parah. Pendekatan
baru ini:
1. aplikasi volume tidal yang rendah,
2. kontrol glukosa darah yang intens pada sindrom pernafasan akut dengan penanganan
yang ditargetkan pada periode awal sepsis, dan
3. kortikosteroid pada dosis rata-rata.
• Efek dari pada imonusupresif tidak dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup jika
diberikan dosis yang tinggi pada penanganan sepsis karena dapat menyebabkan infeksi
sekunder dan berdampak secara luas terhadap perjalanan klinis.
MENCARI TERAPI BARU
• Lipopolisakarida, berperan sebagai endotoksin pada sepsis. Dieliminasi dengan di berikan
LDL dan HDL.
• Pemberian insulin secara intens dapat menimbulkan peningkatan kadar LDL dan HDL, serta
diklaim dapat menjadi metode penanganan sepsis yang baru.
• Etil piruvat ditunjuk mampu menghambat protein HMGB1 dan terdapat dampak positif
kelangsungan hidup pada tikus percobaan.
• Terapi oksigen hiperbarik pada kasus septicemia aerobik dan dapat juga meningkatkan
tingkat kelangsungan hidup dengan meningkatnya antibacterial serta dapat mempengaruhi
produksi Nitrogen Oksida (NO) dan Nitrit Oksida Sintase (NOS) serta ekspresi NOS
endothelial.
MENCARI TERAPI BARU
• Fibrat (fenofibrate) digunakan sebagai agen penurun trigliserdia di klinik dan zat tersebut
menunjukkan aktivitas antioksidan dan antiinlamatoris melalui aktivasi reseptor alpha yang
diinduksi oleh aktivasi proliferator peroksisom.
• Levosimendan merupakan obat perangsang kalsium dengan efek inotropic memiliki dampak
positif terhadap pasien sepsis.
• Beberapa agen therapeutic seperti agonis reseptor 5-HT7, salbutamol, aliskiren,
amiodarone, lithium, montelukast, asam alfa-lipoik, dan sildenafil memberikan pengaruh
positif terhadap penanganan sepsis.
KESIMPULAN
Levosimendan merupakan obat perangsang kalsium dengan
efek inotropic memiliki dampak positif terhadap pasien sepsis.
Namun penambahan levosimendan dalam penanganan sepsis
dewasa tidak begitu berhubungan dengan penurunan keparahan
disfungsi organ ataupun penurunan tingkat kematian. Bahkan
levosimendan tersebut dikaitan dengan peningkatan risiko
supraventricular arithmia.
Beberapa agen therapeutic seperti agonis reseptor 5-HT7,
salbutamol, aliskiren, amiodarone, lithium, montelukast, asam
alfa-lipoik, dan sildenafil memberikan pengaruh positif terhadap
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai