Diajukan Kepada :
dr. Kiswarjanu, Sp. A
Disusun oleh
Nurlita Hadiani
20120310146
Hasil evaluasi darah rutin di atas menunjukkan bahwa pasien dengan angka
leukosit masih relative tinggi namun keadaan klinis membaik.
Pasien di uji tubex tf untuk menegakkan diagnosis demam tifoid namun
hasilnya negative, dan tatalaksana inj.ceftriaxone masih diteruskan.
B. Masalah yang dikaji :
• Apakah pemeriksaan laboratorium sudah tepat?
• Apakah penanda sepsis pada anak?
C. Analisa Masalah
Pemeriksaan Laboratorium pada Infeksi Bakteri
Adanya suatu penanda yang dapat menggambarkan adanya infeksi bakteri akut
pada awal perjalanan penyakit dapat sangat membantu mengarahkan rencana
terapi
Parameter laboratorium terdiri dari:
1. Leukosit/Sel darah putih
Digunakan pada pasien infeksi, neoplasma, alergi, atau imunosupresi.
Hitung leukosit terdiri atas 2 komponen, yaitu total sel dalam 1 mm3 darah
vena perifer dan hitung jenis (differential count). Sebanyak 75-90% total
leukosit terdiri dari limfosit dan neutrofil. Pada keadaan infeksi, khususnya
sepsis, nilai leukosit biasanya akan sangat tinggi. Fenomena ini disebut
sebagai reaksi leukemoid dan akan membaik dengan cepat apabila infeksi
berhasil ditangani.
Keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan nilai leukosit total
(leukositosis) adalah:
(epinefrin)
leukosit.
peningkatan leukosit.
5 tipe leukosit:
a. Neutrofil
Granulosit yang paling dominan, diproduksi dalam 7-14 hari, bertahan
dalam sirkulasi selama 6 jam.
Fungsi utama neutrofil adalah fagositosis (membunuh dan mencerna
mikroorganisme). Infeksi bakteri akut dan trauma memicu produksi
neutrofil.
Peningkatan jumlah neutrofil ini bisa disebut sebagai “shift to the left”
yang mengindikasikan adanya infeksi bakterial akut.
Peningkatan Penurunan
c. E Peningkatan Penurunan
o
s• „ Penyakit mieloproliferatif • „ Reaksi alergi akut
o• „ Leukemia
f
d. Eosinofil
Peningkatan Penurunan
e. Limfosit
terdiri dari 2 tipe, yaitu sel T (timus) dan sel B (sumsum tulang). Sel T
berperan terutama pada reaksi imun tipe seluler, sedangkan. Sel T adalah
sel pembunuh (killer cell), sel supressor, dan sel T4 helper. sel B berperan
pada imunitas humoral (produksi antibodi). Peningkatan hitung limfosit
mengindikasikan adanya infeksi bakteri kronis atau infeksi viral akut.
Peningkatan Penurunan
f. Monosit
sel fagositik yang dapat melawan bakteri sama seperti neutrofil. Monosit
memproduksi interferon, yang merupakan imunostimulan endogen tubuh.
Monosit dapat diproduksi secara cepat dan bertahan lebih lama
dibandingkan neutrofil.
Peningkatan Penurunan
c. Procalcitonin (PCT)
adalah prehormon dari calcitonin, yang normalnya disekresikan oleh sel
C kelenjar tiroid sebagai respons terhadap hiperkalsemia. Mekanisme
produksi PCT terhadap respons inflamasi dan fungsinya masih belum
diketahui, namun diduga procalcitonin dihasilkan oleh hati, sel mononuklear
periferal dan termasuk dalam sitokin yang berhubungan dengan sepsis.
Keterangan:
N = jumlah neutrofil dalam persen
L = jumlah limfosit dalam persen
M = jumlah monosit dalam persen
CRP = kadar C-reactive protein darah dalam satuan mg/dL
LED = laju endap darah dalam satuan mm/jam
Definisi sepsis
• Takikardi dengan denyut jantung > 2 SD di atas normal berdasarkan usia (tanpa
stimulus eksternal, pengaruh obat, atau stimulus nyeri) atau peningkatan denyut
jantung yang menetap selama >0.5 jam tanpa sebab jelas. Pada anak < 1 tahun
termasuk juga bradikardi, didefinisikan sebagai rerata denyut jantung <P C
• Rerata laju napas >2 SD di atas normal berdasarkan usia atau menggunakan
ventilator karena proses akut (bukan berhubungan dengan penyakit neuromuskular
atau obat-obat anestesi umum). berdasarkan usia (tanpa stimulus vagal eksternal, obat
penghambat beta penyakit jantung bawaan, atau penurunan denyut jantung yang
menetap selama >0.5 jam tanpa sebab jelas).
• Jumlah leukosit meningkat atau menurun sesuai usia (bukan karena sebab sekunder,
seperti obat kemoterapi yang menyebabkan leukopeni) atau neutrofil imatur >10%.
Sepsis adalah SIRS yang terjadi akibat infeksi, baik infeksi yang sudah
terbukti maupun yang masih dicurigai. Sepsis berat adalah sepsis yang disertai dengan
salah satu disfungsi organ kardiovaskular atau acute respiratory distress syndrome,
atau≥ 2 disfungsi o rgan lain (hematologi, renal, hepatik).
Syok sepsis adalah sepsis berat yang disertai adanya hipotensi atau hipoperfusi
yang menetap selama 1 jam, walaupun telah diberikan resusitasi cairan yang adekuat.
Penelitian lain menyebutkan syok sepsis adalah sepsis yang disertai disfungsi organ
kardiovaskular, yang masih berlangsung setelah diberikan cairan isotonik bolus
intravena > 40 ml/kgbb selama 1 jam
D. Kesimpulan
Diagnosis infeksi bakteri akut pada kasus demam seringkali sulit
dibedakan dengan infeksi virus akut, dan pembedaan ini penting untuk
menentukan rencana terapi selanjutnya.
Penghitungan jumlah leukosit dan hitung jenis merupakan salah satu
parameter laboratorium yang paling dasar dalam membedakan infeksi bakteri
atau virus. Namun, parameter ini dinilai kurang sensitif dan spesifik untuk
menentukan adanya infeksi, sebab peningkatan jumlah leukosit juga dapat
disebabkan oleh hal lain selain infeksi, misalnya trauma, keganasan, dan
dehidrasi.
Adanya infeksi bakterial dikaitkan dengan peningkatan reaktan fase
akut, misalnya laju endap darah (LED). Akan tetapi, LED tidak cukup untuk
membedakan infeksi bakteri atau virus karena tidak sensitif dan spesifik.
Selain LED, reaktan fase akut lain yang dapat membantu dalam
menegakkan diagnosis infeksi bakteri akut adalah C-reactive protein (CRP)
dan procalcitonin (PCT).
E. Daftar Pustaka
1. Kossiva L, Gourgiotis DI, Douna B, Marmarinos A, Sdogou T, Tsentidis C.
Composite bacterial infection index in the evaluation of bacterial versus viral
infection in children: A single centre study. Pediat Therapeut. 2014; 4(2).