Anda di halaman 1dari 20

KONSEP SYOK

SEPTIK
KELOMPOK 6
KEPERAWATAN 7B

• TIO NURINDAH PRATIWI


• RAGIL ADRIAN
• SILVIA JUNIKA
• BERNIKA AIFADA
• PUTRI HANUM HAFIYAH DEFA
• AQIL ATHALA BAKRI
By Group Borcelle
KONSEP SYOK SEPTIK
Sepsis adalah peradangan ekstrem akibat infeksi yang berpotensi
mengancam nyawa. Sepsis terjadi ketika infeksi dalam tubuh memicu
infeksi lain di seluruh tubuh. Ini terjadi saat sistem imun bereaksi
berlebihan dengan melepas zat kimia ke dalam pembuluh darah untuk melawan infeksi mikroorganisme penyebab
penyakit. Sepsis dapat terjadi akibat septikemia alias keracunan darah, yaitu kondisi saat infeksi bakteri telah
menyerang aliran darah. Beberapa penyakit infeksi yang bisa memicu reaksi ini adalah infeksi saluran kemih,
infeksi luka operasi, pneumonia, meningitis termasuk COVID-19 (Reichenbach et al., 2019).

Peradangan akibat sepsis berisiko mengakibatkan penyumbatan dan kebocoran pada pembuluh darah. Pada
kondisi ini, sepsis dapat merusak berbagai sistem organ bahkan menyebabkan kegagalan organ tubuh. Jika
berkembang menjadi syok septik, tekanan darah akan turun secara drastis. Pada tahap ini, sepsis dapat
menyebabkan kematian.
GEJALA SYOK SEPTIK
GEJALA SEPSIS
Demam, Berkeringat, Hipotermia (suhu badan terlalu rendah), Denyut nadi terlalu cepat, Frekuensi napas terlalu cepat,
Perubahan jumlah leukosit darah

GEJALA SEPSIS PARAH


Bercak atau ruam merah, Kulit berubah warna, Produksi urine berkurang drastis, Perubahan mendadak dalam status
kejiwaan, Berkurangnya jumlah trombosit, Sulit bernapas, Detak jantung abnormal, Sakit perut, Ketidaksadaran, Kelemahan
ekstrem

GEJALA SYOK SEPTIK


Tekanan darah sangat rendah hingga harus mengonsumsi obat untuk menjaga tekanan darah agar lebih tinggi dari atau sama
dengan 65 mm Hg.

Tingginya kadar asam laktat dalam darah (serum laktat)) setelah menerima penggantian cairan yang memadai. Memiliki
terlalu banyak asam laktat dalam darah berarti sel-sel tidak menggunakan oksigen dengan baik.
PATOFISIOLOGI
RESPON IMUN TERHADAP
01 PATOGEN

Setelah patogen masuk pada pejamu, maka respon


imun akan diawali dengan aktivasi sel imun innate,
yang terdiri dari makrofag, monosit, neutrofil,
dan sel natural killer (NK). Proses ini terjadi dengan peningkatan
pathogen-associated molecular patterns (PAMP) seperti endotoksin
bakteri pada reseptor sel. Interaksi lain dapat berasal dari damage-
associated molecular pattern (DAMP), yaitu molekul yang dilepaskan sel
mati pejamu.
02 DISFUNGSI HEMOSTASIS

Pada sepsis, dapat terjadi aktivasi kaskade


koagulasi dan inflamasi. Interaksi kedua sistem ini
dapat menyebabkan trombositopenia ringan
hingga Disseminated Intravascular Coagulation (DIC). Penyebab
hiperkoagulabilitas pada sepsis adalah pelepasan tissue factor dari sel
endotel yang terganggu, monosit, dan sel polimorfonuklear (PMN). Tissue
factor akan menyebabkan aktivasi kaskade koagulasi, yang mengaktivasi
platelet, produksi thrombin, dan pembentukan bekuan platelet-fibrin.
Kaskade koagulasi akan menyebabkan pembentukan mikrotrombus, yang
mengakibatkan gangguan perfusi, hipoksia jaringan, dan disfungsi organ.
DISFUNGSI SEL, JARINGAN, DAN ORGAN
03
Disfungsi organ pada sepsis disebabkan oleh
penurunan penghantaran dan penggunaan oksigen
akibat hipoperfusi. Salah satu penyebabnya
adalah kardiomiopati pada sepsis, yang kemungkinan disebabkan oleh
sitokin TNF-α dan IL-1β, yang mengakibatkan depresi myosit dan fungsi
mitokondrial. Kardiomiopati septik terjadi secara akut dan reversibel.
Penurunan ejeksi ventrikel kiri diikuti dengan tekanan pengisian ventrikel
yang normal atau rendah, berbeda dengan syok kardiogenik.
04 SYOK SEPSIS

Disfungsi organ pada sepsis disebabkan oleh


penurunan penghantaran dan penggunaan oksigen
akibat hipoperfusi. Salah satu penyebabnya adalah kardiomiopati pada
sepsis, yang kemungkinan disebabkan oleh sitokin TNF-α dan IL-1β, yang
mengakibatkan depresi myosit dan fungsi mitokondrial. Kardiomiopati
septik terjadi secara akut dan reversibel. Penurunan ejeksi ventrikel kiri
diikuti dengan tekanan pengisian ventrikel yang normal atau rendah,
berbeda dengan syok kardiogenik.
FAKTOR RESIKO
• Berusia kurang dari satu tahun, terlebih jika bayi lahir secara
prematur atau ibunya terkena infeksi saat hamil.
• Berusia lebih dari 75 tahun.
• Memiliki penyakit diabetes atau sirosis (kerusakan hati).
• Pasien rawat inap di ICU
• Memiliki sistem imun yang lemah, seperti mereka yang
melalui pengobatan kemoterapi atau yang baru melakukan
transplantasi organ tubuh.
• Baru melahirkan atau mengalami keguguran.
• Memiliki luka atau atau cedera, misalnya luka bakar.
• Memiliki alat invasif, misalnya kateter intravena atau selang
pernafasan
FAKTOR RESIKO
PADA BAYI
Sepsis neonatal terjadi ketika bayi mengalami infeksi aliran darah pada bulan-bulan awal kehidupannya.
Kondisi ini dibagi berdasarkan waktu infeksi, apakah infeksi tertular selama proses kelahiran atau
setelah kelahiran.
• Berat badan lahir rendah dan bayi prematur lebih rentan terhadap kondisi ini karena sistem
kekebalan tubuhnya yang belum matang.
• Kondisi ini masih menjadi penyebab utama kematian pada bayi. Namun dengan diagnosis dan
perawatan dini, bayi akan pulih dan tak mengalami masalah kesehatan lain.

PADA LANSIA
Mengingat sistem imun tubuh manusia menurun seiring bertambahnya umur, lanisa juga bisa mengalami
infeksi ini. Selain itu, penyakit kronis, seperti seperti diabetes, penyakit ginjal , kanker, tekanan darah
tinggi, dan HIV, umumnya ditemukan pada mereka yang mengalami sepsis. Jenis infeksi paling umum
yang menyebabkan kondisi tersebut pada lansia adalah masalah pernapasan, seperti pneumonia, atau
genitourinari, seperti infeksi saluran kemih. Infeksi lain dapat terjadi dengan kulit yang terinfeksi karena
luka tekanan atau robeknya kulit. Kebingungan atau disorientasi adalah gejala umum yang harus
diperhatikan ketika mengidentifikasi infeksi pada manula.
PENATALAKSANAAN
1. OKSIGENASI ADEKUAT, HINDARI
HYROKSEMIA.

Utama meningkatkan kandungan oksigen arteri (CaO2)


dengan mempertahankan saturasi oksigen (SaO2) 98 –
100 % dengan cara :
• Membebaskan jalan nafas.
• Oksigenasi adekuat, pertahankan pada > 65 = 7
mmHg.
• Kurangi rasa sakit & auxietas.
2. SUPORT CADIOVASKULER SISTEM.

Therapi cairan untuk meningkatkan preload.


• Pasang akses vaskuler secepatnya.
• Resusitasi awal volume di berikan 10 – 30 ml/Kg BB cairan kastolord
atau kalois secepatnya (< 20 menit). dapat diulang 2 – 3 kali sampai
tekanan darah dan perfusi perifer baik.
Menurut konsesus Asia Afrika I (1997).
• cairan kaloid lebih dianjurkan sebagai therapi intiab yang dianjurkan
kaloid atau kristoloid.
• therapi dopaadv berdasarkan respon klinis, perfusi perifer, cup, mep
sesuai unsur.
3. Obat-obatan inetropik untuk mengobati disretmia, perbaikan jantung
tanpa menambah konsumsi oksigen miocard.
• Dopevin (10 Kg/Kg/mut) meningkatkan vasokmstrokuta.
• Epinoprin : Meningkat tekanan perfusi myocard.
• Novepheriphin : mengkatkan tekanan perfusi miocard.
• Dobtanine : meningkatkan cardiak output.
• Amiodarone : meningkatkan kontraklitas miocard, luas jantung,
menurunkan tekanan pembuluh darah sitemik.
KOMPLIKASI
• ARDS
• Cedera ginjal akut/kronis
• DIC
• Iskemia mesenterika
• Gagal hati akut
• Disfungsi miokard
• Kegagalan beberapa organ
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tes darah
• Kondisi infeksi, masalah masalah penyumbatan, fungsi hati atau ginjal abnormal.
• Kadar oksigen dan ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh serta tingkat
keasaman darah.
• Tes pencitraan
• X-ray untuk melihat paru-paru.
• Computed tomography (CT) scan untuk melihat kemungkinan infeksi di dalam
usus buntu, pankreas, atau area usus.
• Ultrasound untuk melihat infeksi di dalam kantung kemih atau ovarium.
• Magnetic resonance imaging (MRI), yang bisa mengidentifikasi infeksi jaringan
lunak adalah yang bisa dilakukan apabila tes di atas tidak mampu membantu
menemukan sumber infeksi.
• Tes Laboratorium Lainnya
• Tes urine
• Sekresi Luka
• Sekresi Pernapasan
• Jika mengalami batuk lendir (sputum), akan melakukan pemeriksaan untuk
menentukan jenis kuman apa yang menyebabkan infeksi.
DIAGNOSA :
• Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan kelelahan
otot pernapasan
• Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
hipersekresi jalan napas
• Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin
• Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme
• Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan tubuh sekunder dan primer : penurunan
hemoglobin , leukopenia, kerusakan integritas kulit.
KESIMPULAN
Penatalaksanaan syok septik yang paling efektif dilakukan oleh tim interprofesional, termasuk perawat ICU. Diagnosis dini dan resusitasi
sangat penting untuk mempertahankan perfusi organ. Jenis cairan yang digunakan untuk resusitasi kurang berpengaruh pada hasil akhir, yang
penting adalah mempertahankan tekanan perfusi yang memadai. Penderita sepsis rentan terhadap berbagai komplikasi dengan tingkat
kematian tinggi, sehingga pemantauan ketat dan pencegahan komplikasi menjadi kunci.

Hasil akhir dari syok septik dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk usia
pasien, penyakit penyerta, fungsi ginjal, kebutuhan dialisis, kebutuhan ventilasi
mekanis, dan respons terhadap pengobatan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai