PENDAHULUAN
Sepsis merupakan suatu kondisi kerusakan sistem imun akibat infeksi. Hal ini
merupakan masalah kesehatan dunia karena patogenesisnya yang sangat kompleks dan
pengobatannya yang sulit serta angka mortalitasnya yang sulit, meskipun selalu terjadi
perkembangan antibiotic yang baru.Sepsis terjadi di beberapaNegara dengan angka
kejadian yang tinggi, dan kejadiannnya yang terus meningkat.Berdasarkan data
Epidemiologi di Amerika Utara bahwa sepsis terjadipada 3 kasus dari 1000 populasi
yang diartikan 75.000 penderita per tahun.(Guntur AH,2007)
Angka mortalitas sepsis mencapai 30% dan bertambah pada usia tua 40%dan
penderita syok sepsis mencapai 50 %.Meskipun selalu terjadi perkembangan antibiotic
dan terapi perawatan intensif,sepsis menimbulkan angka kematian yangtinggi
dihampir semua ICU.Sindrom sepsis mulai dari Sistemic Inflammatory
Respond Syndrome (SIRS) sampai sepsis yang berat (Disfungsi organ yang akut)
dansyok sepsis (Sepsis yang berat ditambah dengan hipotensi yang tak membaik
dengan resusitasi cairan).(Kasper,2005).
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi dari Syok Septik
b. Mengetahui etiologi dari Syok Septik
c. Mengetahui patogenesis dari Syok Septik
d. Mengetahui manifestasi klinis dari Syok Septik
e. Mengetahui patofisiologi dari Syok Septik
f. Mengetahui Penatalaksanaan dari Syok Septik
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Syok adalah kondisi kritis akibat penurunan mendadak dalam aliran darah yang
melalui tubuh.(Kamus Keperawatan). Syok adalah suatu keadaan serius yang terjadi
jika sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan
darah ke seluruh tubuh dalam jumlah yang memadai. Syok biasanya berhubungan
dengan tekanan darah rendah dan kematian sel maupun jaringan.(Nasroedin,2007)
Sepsis secara klinis dibagi berdasarkan beratnya kondisi, yaitu sepsis, sepsis berat,
dan syok septic. Sepsis berat adalah infeksi dengan adanya bukti kegagalan organ
akibat hipoperfusi. Syok septic adalah sepsis berat dengan hipotensi yangpersisten
setelah diberikan resusitasi cairan dan menyebabkan hipo perfusi jaringan.Pada
10% -30 % kasus syok septic didapatkan bakterimia kultur positifdengan mortalitas
mencapai 40-150%.
Menurut M. A Henderson (1992) Syok septic adalah syok akibat infeksi berat,
dimana sejumlah besar toksin memasuki peredaran darah. E. colli merupakan kuman
yang sering menyebabkan syok ini.
Syok septik adalah syok yang disebabkan oleh infeksi yang menyebar luas yang
merupakan bentuk paling umum syok distributif. Pada kasus trauma, syok septik dapat
terjadi bila pasien datang terlambat beberapa jam ke rumah sakit. Syok septik terutama
terjadi pada pasien-pasien dengan luka tembus abdomen dan kontaminasi rongga
peritonium dengan isi usus. Jadi, dapat disimpulkan bahwa syok septic adalah infasi
aliran darah oleh beberapa organisme mempunyai potensi untuk menyebabkan reaksi
pejamu umum toksin. Hasilnya adalah keadaan ketidak adekuatan perfusi jaringan yang
mengancamkehidupan.
2.3 Etiologi
2.4 Patogenesis
2.5 Patofisiologi
Infeksi sistemik yang terjadi biasanya karena kuman Gram negatif yang
menyebabkan kolaps kardiovaskuler. Endotoksin basil Gram negatif ini menyebabkan
vasodilatasi kapiler dan terbukanya hubungan pintas arteriovena perifer. Selain itu,
terjadi peningkatan permeabilitas kapiler. Peningkatan kapasitas vaskuler karena
vasodilatasi perifer menyebabkan terjadinya hipovolemia relatif, sedangkan
peningkatan peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan kehilangan cairan
intravaskuler ke intertisial yang terlihat sebagai udem.
Pada syok septik hipoksia, sel yang terjadi tidak disebabkan oleh penurunan perfusi
jaringan melainkan karena ketidakmampuan sel untuk menggunakan oksigen karena
toksin kuman. Gejala syok septik yang mengalami hipovolemia sukar dibedakan
dengan syok hipovolemia (takikardia, vasokonstriksi perifer, produksi urin 0.5
cc/kg/jam, tekanan darah sistolik turun dan menyempitnya tekanan nadi). Pasien-pasien
sepsis dengan volume intravaskuler normal atau hampir normal, mempunyai gejala
takikaridia, kulit hangat, tekanan sistolik hampir normal, dan tekanan nadi yang
melebar.
Patway
Infasi kuman
Pelepasan indotoksin
SEPSIS
3. Laboratorium
2) Keperawatan
a. Perawat harus sangat mengingat resiko sepsis dan tingginya mortalitas yang
berkaitan dengan syok septic.
b. Semua prosedur infasive harus dilakukan dengan teknik aseptic yang tepat,
c. Selain itu jalur intravena, insisi bedah, luka trauma, kateter urin dan luka
dekubitus dipantau terhadap tanda-tanda infeksi.
d. Perawat berkolaborasi dengan anggota tim perawat lain.
e. Perawat memantau pasien dengan ketat terhadap reaksi menggigil yang lebih
lanjut.
f. Perawat memberikan cairan intravena dan obat-obatan yang diresepkan termasuk
antibiotic untuk memulihkan volume vascular.
1. Oksigenasi
2. Terapi cairan
Pada keadaan serum albumin yang rendah (< 2 g/dl) disertai tekanan
hidrostatik melebihi tekanan onkotik plasma, koreksi albumin perlu
diberikan. Transfusi eritrosit (PRC) perlu diberikan pada keadaan
perdarahan aktif, atau bila kadar Hb rendah pada keadaan tertentu misalnya
iskemia miokardial dan renjatan septik. Kadar Hb yang akan dicapai pada
sepsis dipertahankan pada 8-10 g/dl.
4. Bikarbonat
5. Disfungsi renal
6. Nutrisi
7. Kortikosteroid
8. Pemberian antibiotik
I. Golongan penicillin
a. Procain penicillin 50.000 IU/kgBB/hari im, dibagi dua dosis
b. Ampicillin 4-6 x 1 gram/hari iv selama 7-10 hari
II. Golongan penicillinase-resistant penicillin
a. Kloksasilin (Cloxacillin Orbenin) 4×1 gram/hari iv selama 7-
10 harisering dikombinasikan dengan ampisilin), dalam hal ini
masing-masing dosis obatditurunkan setengahnya, atau
menggunakan preparat kombinasi yang sudah ada(Ampiclox 4 x
1 gram/hari iv).
b. Metisilin 4-6 x 1 gram/hari iv selama 7-14 hari.
III. Gentamycin Garamycin, 5 mg/kgBB/hari dibagi tiga dosis im selama 7
hari, hati-hati terhadap efek nefrotoksiknya.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca dapat memberikan masukan yang sifatnya
membangun demi menyempurnakan makalah ini.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian
3. Pengkajian Primer
Selalu menggunakan pendekatan ABCDE.
Airway
a. Yakinkan kepatenan jalan napas
b. Berikan alat bantu napas jika perlu
c. Jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan bawa
segera mungkin ke ICU.
Breathing
a. Kaji jumlah pernapasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala yang
signifikan
b. Kaji saturasi oksigen
c. Periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan kemungkinan
asidosis
d. Berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask
e. auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
f. Periksa foto thorak
Circulation
a. Kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan
b. Monitoring tekanan darah, tekanan darah <>
c. Periksa waktu pengisian kapiler
d. Pasang infuse dengan menggunakan canul yang besar
e. Berikan cairan koloid – gelofusin atau haemaccel
f. Pasang kateter
g. Lakukan pemeriksaan darah lengkap
h. Catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature kurang dari 36
0C
i. Siapkan pemeriksaan urin dan sputum
j. Berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.
Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal
sebelumnya tidak ada masalah (sehat dan baik). Kaji tingkat kesadaran dengan
menggunakan AVPU.
Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat suntikan dan
tempat sumber infeksi lainnya.
4. Pengkajian Sekunder
a. Aktivitas dan istirahat
Subyektif : Menurunnya tenaga/kelelahan dan insomnia
b. Sirkulasi
Subyektif : Riwayat pembedahan jantung/bypass cardiopulmonary, fenomena
embolik (darah, udara, lemak)
Obyektif : Tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya hipoksemia),
hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock)
Heart rate : takikardi biasa terjadi
Bunyi jantung : normal pada fase awal, S2 (komponen pulmonic) dapat terjadi
disritmia dapat terjadi, tetapi ECG sering menunjukkan normal
Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis biasa terjadi
(stadium lanjut)
c. Integritas Ego
Subyektif : Keprihatinan/ketakutan, perasaan dekat dengan kematian
Obyektif : Restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan mental.
d. Makanan/Cairan
Subyektif : Kehilangan selera makan, nausea
Obyektif : Formasi edema/perubahan berat badan, hilang/melemahnya bowel
sounds
e. Neurosensori
Subyektif atau Obyektif : Gejala truma kepala, kelambatan mental, disfungsi
motorik
f. Respirasi
Subyektif : Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi pulmolal diffuse,
kesulitan bernafas akut atau khronis, “air hunger”
Obyektif : Respirasi : rapid, swallow, grunting
g. Rasa Aman
Subyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis, transfusi darah,
episode anaplastik
h. Seksualitas
Subyektif atau obyektif : Riwayat kehamilan dengan komplikasi eklampsia
B. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai
2. dan kebutuhan O2 , edema paru.
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload dan preload.
4. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
https://dokumen.tips/documents/makalah-syok-septik.html