Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENERIMAAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DAN PERBEKALAN


KESEHATAN

OLEH :
Kelompok : II
Anggota :

NAMA NIM
Getrude Nirlani Jelangkur PO5303332200586
Iren J. Maro PO5303332200589
Ferni Mura Ngguna PO5303332200585
Juniarti riwu pamungkas PO530333220090
Maria Casia Da Costa Tanof PO5303332200592
Gusti Wehelmina Henuk PO5303332200588
Febriwantri saudale PO5303332200584
Kristiana A.W.S. Bengu PO5303332200591
Elisabeth G lay PO5303332200583
Ghadryn y Blegur PO5303332200587

POLTEKKES KEMENKES KUPANG


PRODI D-III FARMASI
2022

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur sayapanjatkan atas berkah rahmat yang di berikan Tuhan Yang Maha
Esa, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa ada halangan yang
berarti.

Makalah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kegawatdaruratan.
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas pihak-pihak yang telah membantu
meyelesaikan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesan
sempurna. Untuk itu mohon kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah
ini di waktu mendatang.

Kupang, 12 Mei 2022

Penulis
Daftar Isi
Kata pengantar.........................................................................................................2
Daftar isi..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan penulisan................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penerimaan dan Pendistribusian Obat dan Perbekalan Kesehatan....................5

BAB III PENUTUPAN


3.1 Kesimpulan........................................................................................................8
Daftar Pustaka..........................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengelolaan perbekalan farmasi atau sistem manajemen perbekalan farmasi merupakan
suatu siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai evaluasi yang saling terkait
antara satu dengan yang lain. Pengelolaan perbekalan farmasi harus dikelola secara
efektif karena merupakan komponen terbesar dalam pengeluaran rumah sakit (±40-50%)
dan dana kebutuhan obat rumah sakit tidak selalu sesuai dengan kebutuhan. Pengelolaan
perbekalan farmasi yang efektif dan efisien akan mendukung mutu pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Keberhasilan pengelolaan perbekalan farmasi tergantung pada kondisi,
ketaatan, kebijakan, tugas pokok dan fungsi.

Tugas pokok pengelolaan perbekalan farmasi :

1. Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien


2. Menerapkan farma ekonomi dalam pelayanan
3. Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi
4. Mewujudkan sistem informasi manajemen berdayaguna dan tepatguna
5. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan
Fungsi pengelolaan perbekalan farmasi :
1. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit
2. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal
3. Mengadakan perbekalan berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai
ketentuan yang berlaku
4. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
rumah sakit
5. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku
6. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian
7. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumahsakit
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan persediaan farmasi di rumahsakit
9. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap persediaan perbekalan farmasi di rumah
sakit

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Alur Permintaan Obat dan pendistribusian Perbekalan Kesehatan?
1.3 Tujuan penulisan
Untuk mengetahui Alur Permintaan Obat dan pendistribusian Perbekalan Kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

Alur Permintaan Obat dan Pendistribusian Perbekalan Kesehatan


 Tujuan permintaan obat adalah
Memenuhi kebutuhan obat di masing-masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan
pola penyakit yang ad di wilayah kerjanya.

Misalnya Penerimaan Obat di puskesmas. Dimana Sumber penyediaan obat di


puskesmas adalah berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kota. Obat yang
diperknankan untuk di sediakan di puskesmas adalah obat Esensial yang jenis dan
litemnya ditentukan setiap tahun bleh Menteri Kesehatan dengan mrujuk kepada
Daftar Obat Esensial Nasional. Selain itu sesuai dengan kesepakatan global maupun
Kuputusan Menteri Kesehatan No : 085 tahun 1989 tentang Kewajiban menuliskan
Resep dan atau menggunakan Obat Generik di Pelayanan Kesehatan milik
Pemerintahan, maka hanya obat generik saja yang di perkenankan tersedia di
puskesmas.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di masing-masing puskesmas di
ajukan oleh Kepala Puskesmas Kepda Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit ke kepala
puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO Sub unit. Berdasarkan
pertimbangan efisiensi dan ketepatan waktu peyerahan obat kepada puskesmas,
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat meyusun petunjuk lebih lanjut
mengenai alur permintaan dan peyerahan obat secara langsung dari UPOPPK ke
Puskesmas.
 Alur Penerimaan dan Distribusi
Di bawah ini digambarkan alur permintaan dan distribusi obat dan perbekalan
kesehatan pada saat terjadi bencana.

 Pendistribusian Obat dan Perbekalan Kesehatan ke Daerah Bencana

Beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan distribusi obat dan perbekalan
kesehatan pada saat bencana :
 Persyaratan pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan adalah adanya permintaan
dari daerah bencana.
 Apabila obat dan perbekalan kesehatan tidak tersedia di provinsi yang mengalami
bencana maka diusahakan dari provinsi terdekat atau Kementerian Kesehatan.
 Provinsi terdekat wajib membantu daerah yang terkena bencana.
 Adanya estimasi tingkat keparahan bencana, jumlah korban dan jenis penyakit.
 Pemerintah pusat dan daerah perlu mengalokasikan biaya distribusi,
sehingga jika terjadi bencana tidak mengalami kesulitan dalam mendistribusikan obat
dan perbekalan kesehatan.
 Kerjasama lintas sektor dan lintas program mutlak dilakukan.
Pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan pada saat kejadian dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:
1. Pos Kesehatan langsung meminta obat kepada Puskesmas terdekat (Formulir 2).
2. Obat yang tersedia di Pustu dan Puskesmas langsung dimanfaatkan untuk melayani
korban bencana. Bila terjadi kekurangan minta tambahan ke Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota (Formulir 3).
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyiapkan obat dan perbekalan kesehatan
untuk seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang melayani korban bencana, baik itu
Puskesmas, RSU, RS Lapangan, fasilitas pelayanan kesehatan TNI-Polri maupun
swasta.
4. Bila persediaan obat di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengalami kekurangan
dapat segera meminta kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau Kementerian
Kesehatan (Formulir 4).
5. Bila persediaan obat di Dinas Kesehatan Provinsi mengalami kekurangan dapat
segera meminta kepada Kementerian Kesehatan c.q Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Formulir 5).
6. Dalam keadaan tertentu pos kesehatan/pustu/puskesmas di daerah hannana danat
maminta obat dan perbekalan kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat

Pendistribusian Obat dan Perbekalan Kesehatan Buffer Stok Nasional Pada Keadaan
Bencana
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan selaku unit utama di Kementerian
Kesehatan bertanggung jawab melakukan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan bagi
korban bencana. Obat dan perbekalan kesehatan yang berasal dari buffer stock ini dapat
dikirimkan ke tempat bencana dengan syarat adanya surat permohonan dari kepala dinas
kabupaten/kota atau provinsi berdasarkan hasil Tim Rapid Health Assesment dengan
mempertimbangkan data jumlah korban dan jenis penyakit.
Untuk itu pendistribusian obat Buffer Stok Nasional dilakukan dengan tahapan prosedur
sebagai berikut:
1) Surat permohonan kebutuhan obat yang berasal dari dinas kesehatan kabupaten/ kota
maupun dinas kesehatan provinsi ditujukan kepada Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan dengan tembusan kepada Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan dan Pusat Penanggulangan Krisis.
2) Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan akan mengirimkan obat kepada
Kabupaten/Kota atau Provinsi yang membutuhkan dalam waktu 2x24 jam setelah menerima
surat permohonan.
3) Jumlah permintaan obat akan disesuaikan dengan sisa stok obat yang ada di buffer stock
Nasional.
 Pendistribusian Obat dan Perbekalan Kesehatan dari Provinsi ke Kabupaten/Kota
Bila di tingkat provinsi tersedia Buffer Stok Provinsi atau mendapat bantuan dari pusat dan
pihak lain yang sifatnya tidak mengikat, maka pendistribusian dilakukan sebagai berikut:
1) Adanya surat permohonan dari kepala dinas kabupaten/kota berdasarkan hasil Tim Rapid
Health Assesment yang dilengkapi dengan data jumlah korban dan jenis penyakit yang
terjadi.
2) Surat permohonan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan yang berasal dari dinas
kesehatan kabupaten/kota ditujukan kepada dinaskesehatan provinsi.
3) Dinas kesehatan provinsi setelah menerima surat permohonan paling lambat dalam waktu
1 x 24 jam telah menyiapkan obat dan perbekalan kesehatan untuk didistribusikan ke
Kabupaten/Kota.
4) Jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang diberikan akan disesuaikan dengan sisa stok
obat yang ada di Buffer Stok Provinsi.

 Pendistribusian Obat dari Kabupaten/Kota ke Puskesmas, RSU, RS Lapangan,


Fasilitas Pelayanan Kesehatan TNI-POLRI, Fasilitas Pelayanan Kesehatan Swasta
Obat dan perbekalan kesehatan di dinas kesehatan kabupaten/kota disalurkan kepada unit
pelayanan kesehatan sesuai permintaan dengan menggunakan form permintaan obat dan
perbekalan kesehatan yang dilampiri jumlah korban/pengungsi yang dilayani serta data jenis
penyakit. Obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas disalurkan kepada pos kesehatan
maupun pustu sesuai permintaan dengan menggunakan form permintaan obat yang dilampiri
jumlah korban atau pengungsi yang dilayani serta data jenis penyakit.
Dinas kesehatan kabupaten/kota melalui instalasi farmasi melayani permintaan obat dan
perbekalan kesehatan dari unit pelayanan kesehatan dan jaringannya dengan prinsip "one day
service", artinya bila hari ini permintaan dari unit pelayanan kesehatan tiba di instalasi
farmasi kabupaten/kota maka hari itu juga harus selesai proses penyiapan dan pengiriman
obat dan perbekalan kesehatan. Pemerintah daerah wajib menyediakan dana pengiriman obat
dan perbekalan kesehatan bila terjadi bencana di wilayahnya.
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

 Tujuan permintaan obat adalah


Memenuhi kebutuhan obat di masing-masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan
pola penyakit yang ad di wilayah kerjanya.
Alur Penerimaan dan Distribusi
Di bawah ini digambarkan alur permintaan dan distribusi obat dan perbekalan
kesehatan pada saat terjadi bencana.

Daftar pustaka
https://prezi.com/lva24jk2dqll/pengelolaan-obat-dan-perbekalan-farmasi-pada-saat-bencana/
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 059/Menkes/SK/I/2011 tentang Pedoman
Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan pada Penanggulangan Bencana

Anda mungkin juga menyukai