Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KEGIATAN

APOTEKER PEMBINA
PUSKESMAS CIBIUK
TAHUN 2022

Disusun Oleh :
Apt.Prayudi Ahmad,S.Si

DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, penyusunan Laporan Kegiatan Apoteker Pembina
Puskesmas Cibiuk Tahun 2022 dapat diselesaikan. Penyusunan laporan ini dilakukan
sebagai pelaksanaan salah satu dari kewajiban sebagai apoteker Pembina.

Pada kesempatan ini, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak dr.Maskut Farid selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Bapak
Apt. Yodi Sirodjudin,S.Si., M.H.Kes selaku Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan,
Ibu Apt.Mietta Pursitawati,S.Si selaku SubKoordinator Kefarmasian, U. Darsono,
S.Kep,Ners,M.Si selaku Kepala Puskesmas Cibiuk serta kepada seluruh jajaran di
Dinas Kesehatan dan Puskesmas Cibiuk yang tidak dapat Penulis sebutkan satu
persatu.

Penulis sangat menyadari bahwa peyusunan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan baik aspek substansi, bahasa, dan aspek yang lainnya. Akhir kata,
semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Garut, khususnya pada tatanan pelayanan
kefarmasian di Puskesmas.

Garut, Januari 2023

Apt.Prayudi Ahmad,S.Si

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar belakang.............................................................................................................1

B. Tujuan Apoteker Pembina...........................................................................................2

C. Dasar Hukum Apoteker Pembina................................................................................3

D. Gambaran Umum Bagian Farmasi Puskesmas Cibiuk................................................3

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN APOTEKER PEMBINA.........................................5

BAB III EVALUASI KEGIATAN APOTEKER PEMBINA TAHUN 2022..........................8

A. Kegiatan Laporan Penggunaan Obat Rasional (POR) Puskesmas Cibiuk...................8

B. Kegiatan Laporan Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Cibiuk...............................9

C. Kegiatan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar Di Puskesmas Cibiuk..................10

BAB IV PENUTUP..............................................................................................................13

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai salah satu jenis fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem
kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan. Penyelenggaraan
kegiatan di Puskesmas perlu ditata ulang untuk meningkatkan aksesibilitas,
keterjangkauan, dan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat serta menyukseskan program jaminan sosial nasional
(Peraturan Menteri Kesehatan no. 43 tahun 2019 tentang pusat kesehatan
masyarakat).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 75 Tahun


2014 tentang Puskesmas, Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan yang merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dasar yang
mempunyai tugas menyelenggarakan pembangunan kesehatan masyarakat,
pelayanan kesehatan primer, pengendalian penyakit, dan pembinaan kesehatan
lingkungan.

Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari sistem pelayanan


Kesehatan di Puskesmas. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan
Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien. Secara umum pelayanan kefarmasian di Puskesmas terdiri dari
kegiatan manajerial berupa pengelolaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP) yang berkarakteristik drug/product oriented dan kegiatan farmasi klinik
dengan karakter Patient Oriented. Pada era sekarang terjadi pergeseran dari
paradigma drug oriented menjadi patient oriented.

Adanya pergeseran tersebut tentu saja harus didampingi dengan


ketersediaan tenaga kesehatan, dalam hal ini tenaga kefarmasian, yang memiliki
kualifikasi dalam aspek legalitas, kompetensi, akademik dan etik yang
dibutuhkan dalam mendukung terlaksananya pelayanan farmasi secara paripurna

1
di Puskesmas. Tenaga apoteker sangat penting dalam pelayanan kefarmasian di
puskesmas karena mereka bertanggung jawab untuk memberikan layanan farmasi
yang berkualitas dan aman kepada pasien. Mereka juga bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa obat-obatan yang diberikan kepada pasien sesuai dengan
resep yang diberikan oleh dokter dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Tenaga apoteker juga dapat memberikan konseling kepada pasien tentang
pengobatan yang mereka terima dan cara mengambil obat yang benar. Selain itu,
tenaga apoteker juga dapat berkontribusi dalam pengembangan program
kesehatan masyarakat dan dalam promosi kesehatan.

Kondisi saat ini di Kabupaten Garut terdapat beberapa puskesmas yang


belum memiliki tenaga apoteker yang mengakibatkan pelayanan kefarmasian
pada puskesmas tersebut tidak dapat berjalan optimal, baik dalam hal
pengelolaan maupun pelayanan farmasi klinik. Dinas Kesehatan Kabupaten
Garut menyikapi kondisi tersebut dengan sebuah inovasi, yaitu pembentukan
apoteker pembina bagi puskesmas yang belum memiliki tenaga apoteker. Seperti
halnya kegiatan lain, kegiatan apoteker pembina yang sudah berjalan beberapa
tahun memerlukan tindakan monitoring dan evaluasi baik melalui pertemuan
daring, pertemuan luring dan pelaporan. Berdasarkan hal tersebut, maka sebagai
bentuk pengawasan, evaluasi dan pertanggungjawaban kegiatan apoteker
pembina maka diperlukan satu dokumen laporan kegiatan.

B. Tujuan Apoteker Pembina


1. Umum :

a. Terlindunginya masyarakat dari penyalahgunaan obat dan penggunaan


obat yang salah dan tidak rasional;

b. Terlindunginya masyarakat dari sediaan farmasi yang tidak memenuhi


persyaratan mutu dan/atau keamanan dan/atau khasiat/kemanfaatan.

2. Khusus :

a. Membantu puskesmas yang belum memiliki tenaga Apoteker sebagai


penanggungjawab penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian dalam
mengelola Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai; dan

2
b. Membantu puskesmas dalam melakukan kegiatan pelayanan farmasi
klinis yaitu pengkajian dan pelayanan resep, pelayanan informasi
Obat, dan monitoring efek samping Obat.

C. Dasar Hukum Apoteker Pembina


1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3671);
2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2019 tentang Puskesmas
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2020 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

D. Gambaran Umum Bagian Farmasi Puskesmas Cibiuk


Gambaran umum yang berkaitan dengan kegiatan Apoteker pembina di
Puskesmas Cibiuk :

1. Sumber Daya Manusia

3
Sumber Daya Manusia terdiri dari : 1 orang Tenaga Teknis Kefarmasian
dengan Latar Belakang Pendidikan S 1 Farmasi.
2. Sarana dan Prasarana
a. Satu unit Personal komputer dan satu unit printer.
b. Satu set alat meracik sediaan obat
c. Ruangan pelayanan ( penerimaan resep, penyiapan obat, penyerahan
obat dan pemberian informasi obat)
d. Ruangan penyimpanan Obat dan BMHP (Gudang)
3. Pelayanan Kefarmasian
Puskesmas Cibiuk merupakan puskesmas non DTP dengan jumlah
kunjungan pasien rawat jalan setiap hari berkisar antara 25 s.d 40 orang.
Jumlah dan kualifikasi petugas farmasi menjadi hambatan dalam
pelaksanaan pelayanan kefarmasian yang optimal. Kondisi pelayanan
kefarmasian dalam aspek pengelolaan sudah berjalan, walaupun masih
perlu peningkatan. Salah satu contohnya adalah kegiatan stok opname
yang tidak rutin dilakukan setiap bulan, pencatatan kartu stok, pencatatan
penerimaan pada buku penerimaan, dan pencatatan obat dan BMHP yang
didistribusikan belum dilaksanakan. Penyimpanan obat dan BMHP di
Gudang masih perlu diperbaiki agar mengacu kepada standar pelayanan
kefarmasian. Proses pengadaan obat selama ini masih menggunakan
metode pengadaan langsung dikarenakan kesibukan Pejabat Pengadaan
yang merangkap sebagai tenaga fungsional dokter. Begitupun halnya
dengan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan pelayanan pemberian informasi
obat yang menjadi kewenangan Tenaga Teknis Kefarmasian masih belum
rutin dilaksanakan kepada setiap pasien.
4. Ruang Lingkup Puskesmas :
Puskesmas Cibiuk merupakan puskesmas Non DTP dengan wilayah kerja
sebanyak 5 (lima) Desa.

4
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN APOTEKER PEMBINA

Berikut kegiatan apoteker pembina yang sudah dilaksanakan di Puskesmas


Cibiuk :
1. Kegiatan Sosialisasi
- Tanggal Pelaksananaan : 23 Februari 2022
- Tempat : Dinas Kesehatan
- Sasaran Kegiatan : Sosialisasi SK Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Garut tentang apoteker
Pembina melalui kegiatan zoom dengan
apoteker Pembina dan kepala
puskesmas.
- Hasi/ Rekomendasi : - Penempatan apoteker Pembina ke
Hasil kegiatan puskesmas dengan tujuan membantu
puskesmas yang belum memiliki SDM
apoteker untuk melakukan kegiatan
pelayanan kefarmasian sesuai dengan
standar.
2 Kegiatan Perkenalan
- Tanggal Pelaksananaan : 17 April 2022
- Tempat : Puskesmas Cibiuk
- Sasaran Kegiatan : Sosialisasi Tugas dan wewenang
apoteker pembina
- Hasi/ Rekomendasi : Pejabat Puskesmas mendapatkan
Hasil kegiatan informasi mengenai apoteker pembina
beserta tugas dan kewenangannya.
3 Penilaian mandiri (Self
Assesment) Pelayanan
Kefarmasian
- Tanggal Pelaksananaan : 21 Mei 2022

5
- Tempat : Puskesmas Cibiuk
- Sasaran Kegiatan : Tersedianya informasi awal mengenai
pelayanan kefarmasian yang sudah berjalan
di Puskesmas Cibiuk.
- Hasi/ Rekomendasi : 1. Daftar tilik pelayanan kefarmasian.
Hasil kegiatan 2. Rencana/Program perbaikan
pelayanan kefarmasian yang
mengacu pada standar pelayanan
kefarmasian.
3. Menyampaikan hasil penilaian
mandiri kepada Kepala
Puskesmas/Kepala Tata Usaha
sebagai upaya advokasi.
4 Pendampingan Kegiatan
Pengelolaan Obat dan
BMHP
- Tanggal Pelaksananaan : 04 Juni 2022
- Tempat : Puskesmas Cibiuk
- Sasaran Kegiatan : - Inventarisasi kebutuhan obat dan BMHP
- Penyiapan dokumen pelaksanaan
pengadaan obat dan BMHP secara e-
purchasing
- Hasi/ Rekomendasi : - Tersedia daftar kebutuhan obat sebagai
Hasil kegiatan dasar perencanaan pengadaan obat dan
BMHP menggunakan sumber dana
BLUD Puskesmas.
- Tersedianya dokumen pendukung untuk
melakukan kegiatan e-purchasing
5 Bingbingan pelaksanaan
pengadaan obat dan
BMHP secara E-

6
Purchasing
- Tanggal Pelaksananaan : 18 Juni 2022
- Tempat : Puskesmas Cibiuk
- Sasaran Kegiatan : Pejabat Pengadaan Puskesmas mampu
melaksanakan pengadaan Obat dan
BMHP secara e-purchasing.
- Hasi/ Rekomendasi : - Paket pengadaan e-purchasing
Hasil kegiatan
6 Bimbingan pengelolaan
sediaan farmasi
- Tanggal Pelaksananaan : 10 Juli 2022
- Tempat : Puskesmas Cibiuk
- Sasaran Kegiatan : Pencatatan pengelolaan obat dan BMHP
- Hasi/ Rekomendasi : - Tersedianya buku penerimaan obat dan
Hasil kegiatan BMHP
- Input data obat dan BMHP hasil
pengadaan BLUD ke dalam SILOGIS
7 Bimbingan Pelaporan
Penggunaan Obat
Rasional (POR) dan
Pelayanan Kefarmasian
- Tanggal Pelaksananaan : 13 Agustus 2022
- Tempat : Puskesmas Cibiuk
- Sasaran Kegiatan : Pelaporan POR dan Pelayanan
Kefarmasian
- Hasi/ Rekomendasi : - Pelaporan POR dan Pelayanan
Hasil kegiatan Kefarmasian yang tepat waktu dan
benar sesuai instruksi dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Garut.

7
BAB III

EVALUASI KEGIATAN APOTEKER PEMBINA TAHUN 2022

A. Kegiatan Laporan Penggunaan Obat Rasional (POR) Puskesmas Cibiuk


Penggunaan Obat Rasional merupakan salah satu upaya untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu. Kebijakan ini dimaksudkan untuk menjamin
keamanan, efektifitas serta biaya yang terjangkau dari suatu pengobatan yang
diberikan kepada masyarakat di fasilitas pelayanan kesehatan maupun pada
pengobatan sendiri. Penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien menerima obat
yang sesuai dengan kebutuhan klinis untuk periode waktu dengan biaya yang
terendah bagi pasien dan masyarakat.

Tabel 1. Persentase Penggunaan Antibiotika Pada ISPA Atas dan Batuk-pilek


(common cold), Penggunaan Antibiotik pada Diare Non-Spesifik dan Rerata Item
Obat/lembar Resep di puskesmas Cibiuk Tahun 2022

% Penggunaan % Penggunaan
Rerata Item
Antibiotik Pada ISPA Antibiotik Pada
No Bulan Obat/Lembar
Atas Dan Batuk-Pilek Diare Non-
Resep
(Common Cold) Spesifik
1 Januari 16% 24% 3,00
2 Februari 16% 24% 3,00
3 Maret 16% 24% 3,00
4 April 16% 24% 3,00
5 Mei 16% 24% 3,04
6 Juni 16% 24% 3,00
7 Juli 16% 24% 3,00
8 Agustus 16% 24% 3,04
9 September 16% 24% 3,04
10 Oktober 16% 24% 3,04
11 November 16% 20% 3,04
12 Desember 16% 20% 3,04

8
Persentasi Penggunaan Antibiotik Pada ISPA Atas Dan Batuk-Pilek (Common
Cold) di Puskesmas Cibiuk pada tahun 2022 sudah mencapai target dari Kemenkes
dan WHO dan untuk Persentasi Penggunaan Antibiotik Pada Diare Non-Spesifik
masih belum mencapai target WHO. Demikian halnya dengan parameter jumlah
rerata item obat belum mencapai target Kemenkes tapi hampir mendekati standar
WHO. Terkait hal tersebut, kiranya perlu pembinaan yang berkelanjutan mengenai
kebijakan Penggunaan Obat Rasional terhadap petugas puskesmas khususnya penulis
resep.

Tabel 2. Target dan Standar Indikator Peresepan


Parameter Indikator Peresepan Target Standar
Kemenkes RI WHO
Rerata jumlah item dalam tiap resep 2,6 ≤3
Persentase peresepan dengan nama generik 100% 100%
Persentase peresepan dengan antibiotik 20%(ISPA) ≤ 30%
Persentase peresepan dengan suntikan 1%(mialgia) ≤ 10%
Persentase peresepan sesuai dengan Daftar Obat
100% 100%
Esensial/Formularium

B. Kegiatan Laporan Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Cibiuk


Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Tabel.3 Laporan Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Cibiuk Tahun 2022

Jumlah
Jumlah
No Bulan Jumlah R/ Informasi
Konseling
Obat
1 Januari
626 0 600
2 Februari
642 0 609
3 Maret
477 0 450
4 April
922 0 795

9
Jumlah
Jumlah
No Bulan Jumlah R/ Informasi
Konseling
Obat
5 Mei
598 0 56
6 Juni
798 0 39
7 Juli
642 0 30
8 Agustus
925 0 19
9 September
822 0 15
10 Oktober
918 0 14
11 November
782 0 6
12 Desember
871 0 6
JUMLAH 9.023 0 2.639

C. Kegiatan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar Di Puskesmas Cibiuk


1. Sumber Daya Manusia di Puskesmas Cibiuk
Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian yang
terdiri dari Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian (PP No.51 Tahun 2009) di
Puskesmas Cibiuk belum ada sumber daya Manusia (apoteker) sehingga di
tugaskan apoteker Pembina untuk membantu kegiatan pelayanan kefarmasian.
2. Kelengkapan Fasilitas (Alat Dan Ruang) di Puskesmas Cibiuk.
Aspek kelengkapan fasilitas merupakan salah satu faktor yang penting dalam
pelayanan kefarmasian di Puskesmas selain SDM.
Puskesmas Cibiuk diharapkan agar terus melakukan pembenahan terkait
pemenuhan fasilitas karena masih ada beberapa sarana prasarana yang masih
belum ada atau kurang memadai diantaranya :
a. Pallet
b. Ruang Konseling belum sesuai standar
c. Sarana untuk melakukan rekonstitusi sediaan sirup kering belum lengkap
d. Fasilitas penyimpanan bahan berbahaya/mudah terbakar belum memadai
3. Standar Prosedur Operasional Pengelolaan sediaan farmasi

10
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan
dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari
para pekerja dengan biaya yang serendah-rendahnya.
SOP juga dapat dikatakan sebagai acuan atau pedoman untuk melakukan
pekerjaan atau tugasnya sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja para
karyawan sesuai indikator-indikator administrasi, teknik dan prosedural
berdasarkan tata kerja, sistem kerja dan prosedur kerja pada unit kerja yang
berkaitan. Pada awal dilakukan penilaian Puskesmas Cibiuk sudah memiliki
SOP pelayanan kefarmasian namun masih belum lengkap. SOP yang tersedia
baru mengacu kepada assessment akreditasi Puskesmas.
4. Adminstrasi Umum
Kegiatan pelayanan kefarmasian harus didukung dengan kegiatan manajemen
yang baik pula. Salah satu fungsi manajemen adalah monitoring dan evaluasi.
Keberhasilan suatu program dapat dilakukan monitoring dan evaluasi jika
didukung dengan kegiatan pencatatan dan pelaporan yang baik.
Pada awal tahun 2022 Puskesmas Cibiuk belum memiliki instrument
administrasi sebagai berikut :
a. Buku Penerimaan
b. Kartu Stok Barang yang tidak rutin di isi
c. Buku Pengeluaran Harian tidak rutin di isi
d. Buku Pengeluaran Sub Unit Pelayanan belum lengkap
e. Buku bantu atau register bulanan belum di buat dan di arsipkan
f. Arsip Laporan Program POR dan Yanfar belum di print
5. Perencanaan Pengelolaan Obat Dan BMHP
Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai merupakan salah satu kegiatan
pelayanan kefarmasian yang dimulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta
pemantauan dan evaluasi. Ada beberapa catatan terkait dengan kegiatan
pengelolaan Obat dan BMHP di Puskesmas Cibiuk, diantaranya adalah :
a. LPLPO belum diisi dengan benar karena pengeluaran obat ke sub unit masih
di asumsikan habis.

11
b. Belum ada Tim / Panitia Penerima Barang yang minimal diberi SK Kepala
Puskesmas
c. Penyimpanan obat LASA/NORUM belum di kasih penandaan dan belum
dikelompokan menurut kelas terapi.
d. Kegiatan pengendalian : pengisian kartu stok dan stok opname tidak rutin
dilaksanakan.
e. Buku catatan permintaan dan pemberian obat dan BMHP ke Sub-sub unit
belum sesuai
f. Data / tabel 10 besar penyakit dan 10 besar penggunaan obat terbanya belum
ada
g. Daftar Interaksi Obat belum di buat
h. Laporan pengelolaan tahunan tidak dicetak
6. Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian yang
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan obat dan
bahan medis habis pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien. Berdasarkan hasil penilaian mandiri,
Petugas Farmasi di Puskesmas Cibiuk belum melaksanakan kegiatan pelayanan
farmasi klinik yang maksimal. Hasil penilaian pelayanan kefarmasian sesuai
standar di puskesmas Cibiuk pada awal kegiatan apoteker Pembina baru
mencapai 40 % dan akhir kegiatan apoteker Pembina penilaian pelayanan
kefarmasian sesuai standar mengalami peningkatan menjadi 62 %.

12
BAB IV
PENUTUP

Demikian Laporan Kegiatan Apoteker Pembina di Puskesmas Cibiuk Tahun


2022 dibuat, semoga dapat memberikan gambaran kegiatan, pelayanan kefarmasian
sesuai standar untuk perbaikan kegiatan pada periode berikutnya.

13
LAMPIRAN

14
15
16

Anda mungkin juga menyukai