Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN
Jalan Proklamasi No.7 Tarogong Kidul Garut 44151
Telpon & Fax (0262)232670 Email : Diskesgrt@Garut.Wasantara.net.Id

NOTULEN

Rapat : Bimbingan Teknis Pelayanan Kefarmasian di Apotek/IFRS/IFK


se-Kabupaten Garut
Hari/Tanggal : Senin, 5 September 2016
Waktu rapat : 08.00 s.d 15.00
Acara : 1. Absensi Peserta
2. Laporan Penyelenggaraan
3. Sambutan dan Pembukaan
4. Materi Standar Pelayanan Kefarmasian di Aptek dan IFRS
5. Materi Perizinan Sarana Pelayanan Kefarmasian
6. Materi Evaluasi Pelayanan Kefarmasian di Apotek/IFRS/IFK
7. Ishoma
8. Sosialisasi dan Registrasi SIPNAP
9. Penutup

Pimpinan Rapat

Ketua : Yodi Sirodjudin, S.Si.,Apt


Sekretaris : Yani Handayani, S.Si.,Apt
Pencatat : Prayudi Ahmad,S.Si.,Apt

Peserta Rapat : 200 orang Apoteker Penanggung Jawab Apotek,IFRS dan IFK
se-Kabupaten Garut

Kegiatan Rapat

1. Pembukaan :

Acara rapat dimulai dengan absensi peserta di meja panitia.

Laporan penyelenggaraan disampaikan oleh Kepala Seksi Kefarmasian dan


Perbekalan Kesehatan, yaitu bapak Yodi Sirodjudin, S.SI.,Apt.

Sambutan kepala dinas kesehatan diwakili oleh kepala Bidang Pelayanan


Kesehatan, yaitu Bapak dr.H.Asep Sani Sulaeman. Dalam sambutannya Kepala
Dinas Kesehatan mengemukakan pentingnya peranan apoteker sebagai agen
utama informasi obat kepada masyarakat dan sebagai mitra pemerintah dalam
meningkatkan pelayanan kefarmasian di apotek,IFRS dan IFK. Peran penting
apoteker juga adalah sebagai agen untuk menghindari salah penggunaan obat
dan penyalahgunaan obat oleh masyarakat.

2. Penyampaian Materi :

Materi I

Narasumber Ibu Hermalia ,S.F., Apt dari seksi Farmasi,Kosalkes dan Makmin Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Materi yang disampaikan adalah : Permenkes no.35
tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dan Permenkes
no.58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

Peran apoteker dalam pelayanan kefarmasian adalah peran manajerial, dimana


apoteker merupakan penanggungjawab dan pelaksana kegiatan pengelolaan obat,
mulai dari perencanaan hingga evaluasi dan pelaporan. Peran selanjutnya adalah
peran farmasi klinik, dimana apoteker memberikan pelayanan langsung dan
bertanggungjawab kepada pasien terkait masalah sediaan farmasi dalam upaya
meningkatkan kulitas hidup pasien. Apoteker juga berperan dalam aspek promosi
dan prevensi dimana apoteker mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan yang
berhubungan langsung dengan masyarakat, seperti penyuluhan dan pembuatan
media promosi bidang kesehatan.Dalam melaksanakan peran peran tersebut
tentunya apoteker dituntut untuk selalu berupaya meningkatkan kompetensinya.

Secara umum kegiatan pelayanan kefarmasian dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok,


yaitu : kegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan kegiatan farmasi klinik. Kegiatan
pelayanan kefarmasian di sarana pelayanan harus selalu terdokumentasi sebagai
bukti otentik, bahan penelitian serta bahan pengajuan SKP. Ada beberapa dokumen
terkait pelayanan farmasi klinik, diantaranya dokumen Pelayanan Informasi Obat
(PIO), Konseling, Catatan pengobatan Pasien, Visite (untuk IFRS/IFK), Home Care,
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) dan lain-lain.

Materi II

Narasumber : Drs. Evi Anshori, M.Si

Materi : Perizinan Sarana Pelayanan Kefarmasian di Kabupaten Garut


Dasar hukum perizinan apotek adalah Permenkes nomor 1332 tahun 2002 tentang
Perubahan atas Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 922/Menkes/Per/X/1993
Tentang Ketentuan Dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.

Izin apotek dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota bagi apotek yang sudah
memenuhi persyaratan bangunan, perlengkapan dan tenaga kesehatan.
Disampaikan juga mengenai tata cara serta persyaratan untuk mendapatkan Surat
Izin Praktik Apoteker (SIPA), Surat Izin Apotek (SIA) dan Surat Izin Kerja Tenaga
Teknis Kefarmasian (SIKTTK).

Adanya regulasi baru, yaitu Permenkes nomor 31 tahun 2016 tentang Perubahan
atas Permenkes nomor 889 tahun 2011 tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin
Kerja Tenaga Kefarmasian. Adanya perubahan semua Surat Izin Kerja menjadi
Surat izin Peaktik. Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) untuk tenaga Apoteker dan
Surat Izin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasin (SIPTTK) untuk Tenaga Teknis
Kefarmasian. Disampaikan juga mengenai kebijakan diperbolehkannya apoteker
untuk melakukan praktik di 3 (tiga) sarana.

Materi III
Narasumber : Prayudi Ahmad,S.Si.,Apt

Materi : Evaluasi Pelayanan Kefarmasian di Apotek/IFRS/IFK

Evaluasi dilaksanakan sepanjang tahun 2015 dan awal tahun 2016 berupa supervisi
dan pembinaan pelayanan kefarmasian di apotek/IFRS/IFK yang berada di wilayah
Kabupaten Garut. Jumlah total sarana yang dilakukan supervisi sejumlah 44 sarana,
yang terdiri dari 33 apotek, 3 IFRS dan 8 IFK.

Hasil supervisi menunjukan hasil masih rendahnya capaian pelayanan kefarmasian


yang dilaksanakan di apotek/IFRS/IFK.. Hal ini sejalan dengan hasil pengawan Balai
Besar POM Bandung, dimana masih banyak sarana yang mendapatkankan anjuran
tindak lanjut berupa peringatan dan peringatan keras.

Materi IV
Narasumber : Tim Seksi Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan

Materi : Sosialisasi dan Registrasi SIPNAP


Tim menyampaikan salah satu kewajiban penanggungjawab sarana pelayanan
kefarmasian adalah melaksanakan pencatatan dan pelaporan obat golongan
Psikotropika dan Narkotika yang sekarang ini dipermudah dengan adanya Sistem
Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP).Masih sedikitnya jumlah sarana
yang melakukan pelaporan obat narkotika dan psikotropika merupakan latar
belakang disampaikannya materi ini. Dimana baru sekitar 19% sarana yang sudah
teregistrasi dalam aplikasi SIPNAP. Peserta dipandu melakukan registrasi terlebih
dahulu kemudian dilakukan bimbingan cara input data dan upload laporan.

3. Diskusi dan Tanya Jawab Terlampir.

4. Kesepakatan dan Rencana Tindak Lanjut

1. Pelaksanaan dan pelaporan kegiatan pelayanan kefarmasian di sarana


apotek/IFRS/IFK menjadi salah satu referensi dalam perpanjangan izin
praktek apoteker dan izin operasional sarana.
2. Pelaporan kegiatan pelayanan kefarmasian di apotek/IFRS/IFK dilakukan
secara rutin setiap bulan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.
3. Perlunya koordinasi dan sinergi antara Dinas Kesehatan dan Organisasi
Profesi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dalam hal pembinaan pelayanan
kefarmasian di apotek/IFRS/IFK.

Garut, 5 September 2016


PIMPINAN RAPAT
KEPALA SEKSI KEFARMASIAN
DAN PERBEKALAN KESEHATAN

YODI SIRODJUDIN,S.Si.,Apt
NIP.19770422 199804 1005

Anda mungkin juga menyukai