Kop Instansi
Dasar Pengawasan
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2017 tentang Kebijakan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2018.
5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2017 tentang Program
Kerja Pengawasan Tahunan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam
Negeri Tahun Anggaran 2018.
A. Tujuan Pengawasan
Pelaksanaan Pengawasan dilaksanakan dengan tujuan :
1. Untuk memperoleh keyakinan bahwa penyelenggaraan pemerintahan teknis
Kementerian Dalam Negeri di daerah telah berjalan secara efisien, efektif,
sesuai peraturan perundang-undangan serta dalam rangkap percepatan tata
kelola pemerintahan yang baik dan bersih di lingkungan Pemerintah Daerah.
2. Untuk memperoleh keyakinan terhadap penyelenggaraan urusan
pemerintahan di daerah telah efisien, efektif, serta sesuai dengan tata kelola
pemerintahan yang baik dan bersih dari perspektif pembagian urusan
pemerintahan, kelembagaan, kepegawaian pada perangkat daerah,
keuangan, pembangunan, pelayanan publik, kerjasama, kebijakan, Kepala
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan lain-lain.
B. Objek Pengawasan
Berdasarkan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Tahun 2018, dengan
obyek Pengawasan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di
Provinsi/Kabupaten meliputi 9 (Sembilan) Organisasi Perangkat Daerah sebagai
berikut :
Ch
2
1. Sekretariat Daerah
a. Biro Hukum dan HAM;
b. Biro Pemerintahan;
c. Biro Umum dan Humas;
d. Biro Layanan Pengadaan Barang & Jasa.
2. Inspektorat Provinsi
3. Sekretariat DPRD
4. Dinas Pekerjaan Umum
5. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Masyarakat Desa
6. Dinas Perencanaan Pembangunan Daerah
7. Dinas Kepegawaian Daerah
8. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
9. Dinas Pendapatan Daerah
D. Pola Laporan
1. Laporan Hasil Pengawasan dalam bentuk Bab.
2. Nota Dinas kepada Inspektur Jenderal.
3. Nota Dinas kepada Menteri Dalam Negeri.
4. Surat Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur .