KELOMPOK 5
KATA PENGENTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Kami sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan
kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kami merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyelesaian makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini. Sekian dan Terima kasih
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGENTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 4
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................12
PENUTUP...............................................................................................................................12
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana demi bencana sering menimpa bangsa Indonesia. Kerawanan
bencana ini ditandai dengan banyaknya bencana yang terjadi, seperti gempa bumi,
tsunami, letusan gunung api, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kekeringan,
kebakaran hutan dan lahan kegagalan teknologi, konflik sosial, pandemik yang
mengakibatkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psikologis. Selain itu kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari kepulauan
yang berjumlah sekitar 17.000 pulau merupakan hambatan tersendiri dalam memberikan
pertolongan bagi korban bencana. Kesulitan yang ada semakin bertambah dengan adanya
kendala sarana komunikasi dan transportasi yang terbatas.
Upaya penanggulangan bencana telah menjadi perhatian serius pemerintah
dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana. Namun masalah akibat bencana tidak semuanya bisa dicegah, sehingga yang
dapat dilakukan adalah meminimalisasi dampak bencana (disaster risk reduction). Upaya
penanggulangan krisis kesehatan dimulai sejak sebelum terjadinya bencana yaitu
kegiatan kesiapsiagaan, pencegahan maupun mitigasi untuk mengantisipasi datangnya
bencana, pada saat kejadian bencana yaitu masa tanggap darurat sampai masa rehabilitasi
dan rekonstruksi. Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan dalam situasi bencana
merupakan salah satu unsur yang sangat vital dalam pelayanan kesehatan pada keadaan
bencana. Oleh karena itu diperlukan adanya persediaan obat dan perbekalan kesehatan
sebagai Buffer bila terjadi bencana. Buffer ini harus tersedia mulai dari tingkat
kabupaten/kota, provinsi, sampai di pusat.
Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan pada penanggulangan bencana
sebaiknya sesuai dengan kebutuhan, agar obat dan perbekalan kesehatan pada saat
kesiapsiagaan, tanggap darurat, rekonstruksi dan rehabilitasi dapat dikelola dengan baik.
Untuk itu diperlukan pedoman pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan pada
penanggulangan bencana yang diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi semua
stakeholder dan instansi terkait, termasuk donatur yang akan memberikan sumbangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pencatatan obat dan pelaporan obat ?
2. Apa tujuan pencatatan dan pelaporan obat?
3. Apa saja manfaat dari pencatatan dan pelaporan ?
4. Apa saja sarana dalam pencatatan dan pelaporan obat?
5. Bagaimana prosedur pencatatan dan pelaporan obat ?
6. Bagaimana alur pelaporan obat ?
7. Apa faktor penghambat pencatatan dan pelaporan obat?
8. Apa faktor pendukung pencatatan dan pelaporan obat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pencatatan Dan Pelaporan Mutasi Obat dan PerbeKes
Obat merupakan bagian yang esensial pada pelayanan kesehatan. Karena
pengelolaan obat wajib dicoba dengan baik, benar, efisien, efektif serta berkepanjangan.
Pengelolaan obat serta perbekalan bahan farmasi dan perbekalan kesehatan yang meliputi
aktivitas perencanaan serta permintaan, penerimaan, penyimpanan serta distribusi,
pencatatan serta pelaporan, dan pengawasan serta penilaian pengelolaan obat. Perbekalan
obat serta bahan farmasi dan perbekalan kesehatan hendaknya dicoba secara maksimal
agar bisa mencapai serta menjamin jumlah yang pas dalam penyimpanan, waktu dalam
mendistribusikan, pas dalam pemakaian serta pas mutunya dari tiap unit pelayanan
kesehatan.Pencatatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menyatukan keluarnya
transaksi perbekalan obat. Pencatatan ini memudahkan petugas pada melaksanakan
penelusuran apabila ada kualitas obat yang sesuai dengan standarnya ditarik bagi
peredaran.Kartu yang umum digunakan pada pencatatan ini adalah kartu stok serta kartu
stok induk yang dapat dicoba secara manual maupun digital, sebaliknya melaporkan
pencatatan serta pendataan kegiatan administrasi obat, bahan farmasi, serta perbekalan
Kesehatan yang tersaji kepada pihak yang berkepentingan.( Direktorat Jenderal Bina
Farmasi serta Perlengkapan Kesehatan, 2010).
Pencatatan, pelaporan obat serta bahan farmasi yang dibutuhkan adalah suatu
aktivitas yang memiliki tujuan untuk membuat obat, serta bahan secara tertib, baik yang
diterima,ditaruh, digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan kesehatan yang lain.
Pencatatan bermanfaat bagi petugas dalam melaksanakan pelacakan serta penarikan obat
yang mutunya standar. Sebaliknya pencatatan serta pelaporan informasi obat di Instalasi
Farmasi Kabupaten/Kota dicoba untuk membuat penyelenggaraan administrasi obat yang
diterima, ditaruh, disalurkan, serta yang digunakan di pelayanan kesehatan. Dalam
pencatatan aktivitas serta pelaporan obat, penanda yang digunakan buat evaluasinya
merupakan perbandingan antara pencatatan obat pada kartu stok serta jumlah raga obat.
Penanda ini digunakan untuk menggambarkan tingkatan keakuratan sistem pencatatan
stok yang mencerminkan kondisi raga obat secara nyata. Pencatatan stok obat yang tidak
akurat menyebabkan kekurangan stok obat.
1. Penyelenggaraan Pencatatan
a) Gudang Puskesmas Masing-masing obat mutasi obat (diterima atau dikeluarkan)
dari serta ke gudang harus dicatat pada buku Penerimaan serta Kartu Stok, serta
pemakaian permintaan obat ( LPLPO) terbuat dari informasi yang tercatat pada
Kartu stok serta informasi pemakaian obat yang dicatat setiap hari. Informasi yang
tercatat dalam Laporan Konsumsi serta Lembar Permintaan Obat merupakan
informasi yang hendak jadi laporan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
b) Kamar Obat Jumlah obat yang dikeluarkan setiap hari kepada penderita harus
dicatat dalam buku catatan konsumsi obat setiap hari. Sebaliknya konsumsi laporan
permintaan obat ke gudang obat bersumber serta pada informasi catatan pada buku
konsumsi setiap hari serta stok yang tersisa.
c) Kamar Suntik jika terdapat obat yang ingin digunakan hingga obat tersebut wajib
dimohon terlebih dahulu di gudang obat. Kemudian sehabis konsumsi, obat wajib
dicatat pada buku pemakaian obat suntik serta jadi sumber informasi buat
permintaan obat.
d) Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu serta Posko Kesehatan Desa Jumlah
obat yang dikeluarkan setiap hari kepada penderita harus dicatat dalam buku
catatan konsumsi obat setiap hari. Sebaliknya konsumsi laporan permintaan obat ke
gudang obat bersumber serta pada informasi catatan pada buku konsumsi setiap
hari serta stok yang tersisa.
e) Klinik Rumah Tahanan Pencatatan menggunakan sub unit LPLPO. Sebaliknya
konsumsi laporan permintaan obat ke gudang obat bersumber serta pada informasi
catatan pada buku konsumsi setiap hari serta stok yang tersisa.
E. Sarana Pencatatan Dan Pelaporan Mutasi Obat dan PerbeKes
Fasilitas yang digunakan untuk mencapai tujuan dari pencatatan serta
pelaporan obat di Puskesmas merupakan kartu stok, Laporan Konsumsi serta Lembar
Permintaan Obat (LPLPO), pesan fakta benda keluar, serta penerimaan buku dan
pengeluaran. LPLPO yang terbuat dari petugas Puskesmas wajib pasti informasi, posisi
serta dikirim tepat waktu dan ditaruh serta diarsip dengan baik.
1. Kartu stok serta kartu stok induk
Penyimpanan obat, sediaan bahan farmasi, dan Perlengkapan kesehatan harus dicoba
pencatatan memakai kartu stok. Nama obat ataupun bahan farmasi, wujud sediaan
serta kekuatan obat ataupun sediaan sediaan farmasi, jumlah persediaan, bertepatan
pada penerimaan, angka dokumen serta asal penerimaan, jumlah yang diterima, angka
yang diterima, angka dokumen serta tujuan, jumlah yang diserahkan, angka batch
serta kedaluwarsa tiap penerimaan ataupun Sejumlah obat serta sediaan bahan
farmasi, serta dibubuhi paraf ataupun fakta diri petugas yang ditunjuk adalah
informasi yang wajib dicatat dalam kartu stok. Pencatatan stok bisa dicoba secara
manual maupun elektronik yang terkomputerisasi dengan sistem yang sudah
divalidasi, berusaha mencari serta bisa dicetak. Kartu stok obat memiliki guna sebagai
berikut:
Jenis Laporan:
Laporan dinamika yang ditunjukkan oleh laporan yang terbuat bersama Dinas
Kebugaran Kabupaten/ Kota kepada Walikota/ Bupati memakai di Ketua Dinas
Kebugaran Provinsi yang dicoba setiap 3 bulan satu kali serta kepada Provinsi ke
Departemen Kebugaran.
Informasi tahunan atau bentuk pengurusan obat Kabupaten/Kota informasi yang
hendak dikirim kepada Dinas Kesehatan Provinsi serta selesainya dihimpun
bersama Dinas Kesehatan Provinsi kemudian dikirimkan kepada Departemen
Kesehatan (Direktoran Jenderal Binakefarmasian dan Alat Kesehatan, 2010).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolaan obat adalah sebuah kegiatan yang meliputi bagian persiapan,
penyediaan, perolehan, pengarsipan, pengontrolan, penulisan, serta pemberitahuan obat
nan dikelola dengan maksimal buat mengklaim teraihnya ketentuan total serta tipe
perlengkapan farmasi serta memakai asal muasal daya misalnya daya, anggaran, serta
fitur lunak pada rangka mencapai akhir nan diresmikan pada bermacam taraf unit kerja.
Bagi Kementerian Kesehatan RI 2010, penulisan serta pemberitahuan obat
serta bahan-bahan yang ada di alam aktivitas yang memiliki tujuan untuk menatalaksana
obat serta bahan kimia secara tertib serta tertib, baik yang diterima, ditaruh, terutama
digunakan di pusat kesehatan masyarakat atau bidang jasa kebugaran sebagainya. Ada
pula akhir dari penulisan yang dibuat untuk menjelaskan produk produk nan terdapat
pada sediaan dipakai sebagai efektif cocok untuk keperluan lalu tak ada kelemahan
ataupun penimbunan. Sebaliknya pelaporan bertujuan untuk membuat penuhi kebutuhan
komunikasi secara manajerial antara Departemen Kesehatan dengan Pemerintah
Wilayah, Tubuh Pemeriksa Keuangan, serta auditor eksternal.
Pencatatan dan pelaporan dapat dilakukan sebagai panduan bersama memakai
kartu stok serta kartu stok atau secara digital mengikuti perkembangan teknologi instalasi
dan dapat digunakan di semua tingkat instalasi farmasi. Faktor penghambatan pencatatan
dan pelaporan karena jam yang singkat dan beban kerja, petugas yang kurang atau tidak
memahami sistem pencatatan dan pelaporan, kurangnya pengetahuan dan pengalaman,
keterbatasan alat teknologi, struktur dan koordinasi dalam organisasi tersebut, serta
sumber daya manusia dan manajemen waktu. Sedangkan faktor pendukung dapat berupa
dana, teknologi yang memadai, ketelitian dalam pekerjaan, serta pengalaman bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/504663798/Kelompok-7-Makalah-Pencatatan-dan-Pelaporan-
Obat-dan-Bahan-Farmasi
https://id.scribd.com/doc/249721807/Kepmenkes-059-2011-Pedoman-Pengelolaan-Obat-dan-
Perbekalan-Kesehatan-Pada-Penanggulangan-Bencana-pdf
Kepmenkes-059-2011-Pedoman-Pengelolaan-Obat-dan-Perbekalan-Kesehatan-Pada-
Penanggulangan-Bencana-pdf