Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/334296354

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Anak Menggunakan Metode Forward


Chaining Berbasis Mobile

Article in Jurnal Teknik Informatika · July 2016


DOI: 10.35793/jti.7.1.2016.12828

CITATIONS READS

6 698

3 authors, including:

Vecky C. Poekoel Xaverius Najoan


Sam Ratulangi University Sam Ratulangi University
8 PUBLICATIONS 21 CITATIONS 23 PUBLICATIONS 57 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Active Noise Control View project

All content following this page was uploaded by Vecky C. Poekoel on 08 August 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


E-Journal Teknik Informatika Vol.7, No.1, Juli 2016 1

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Anak


Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis
Mobile
Christian Ramba Pasalli(1), Vecky. C Poekoel(2), Xaverius Najoan(3)
Teknik Informatika, Universitas Sam Ratulangi, Manado, Indonesia.
Email: chtpasalli@gmail.com, xnajoan@unsrat.ac.id

Abstrak --- Kesehatan merupakan hal yang paling bantu yang dapat mendiagnosa penyakit anak berupa suatu
berharga bagi manusia, karena siapa saja rentan sistem pakar. Sistem pakar adalah program berbasis
mengalami gangguan kesehatan. Anak sangat rentan pengetahuan yang menyediakan solusi-solusi untuk
terhadap kuman penyakit dan kepekaan terhadap gejala problema-problema dengan kualitas pakar. Sistem pakar
suatu penyakit merupakan ketakutan sendiri bagi orang merupakan program komputer yang meniru proses pemikiran
tua. Namun dengan kemudahan adanya dokter ahli, dan pengetahuan pakar dalam menyelesaikan suatu masalah
terkadang terdapat pula kelemahan seperti jam kerja atau tertentu. Sistem pakar dibangun untuk mencoba menyerupai
jam praktek dokter yang terbatas dan banyaknya pasien kemampuan manusia dalam menyelesaikan masalah tertentu
sehingga harus menunggu antrian. Karena hal itulah dalam bentuk heuristik. Implementasi dari sistem pakar juga
maka dibutuhkan suatu alat bantu yang dapat dapat diterapkan di segala bidang, termasuk dalam bidang
mendiagnosa penyakit anak berupa suatu sistem pakar. kesehatan.
Tujuan penelitian ini adalah membuat aplikasi sistem
pakar berbasis mobile dalam mendiagnosis penyakit II. LANDASAN TEORI
anak. Dengan menggunakan teknik penalaran forward
chaining diagnosa dilakukan dengan memulai dari 1. Sistem Pakar
sekumpulan gejala-gejala, nantinya dapat melihat Menurut Kusumadewi (2003), sistem pakar adalah suatu
kesimpulan jenis penyakit pada anak. Metode yang cabang dari artificial intelegence yang berusaha mengadops i
digunakan sebagai tahapan penelitian ini adalah metode pengetahuan manusia ke komputer agar dapat menyelesaikan
Extreme Programming (XP) yang merupakan metode masalah seperti yang biasa diselesaikan oleh para pakar.
rancang bangun perangkat lunak yang menekankan Dengan adanya sistem ini, orang awam pun dapat
pada 4 tahap dalam pengembangan perangkat lunak. menyelesaikan masalah yang rumit yang sebenarnya hanya
dapat diselesaikan oleh para ahli. Sedangkan bagi para ahli,
sistem pakar dapat membantu aktivitasnya sebagai asisten
Kata Kunci : Sistem Pakar, Forward Chaining, Extreme yang berpengetahuan. Ada beberapa dasar mengapa sistem
Programming,Mobile pakar menggantikan seorang pakar diantaranya adalah : [1]
a) Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu
diberbagai lokasi
b) Secara rutin mengerjakan tugas -tugas rutin yang
I. PENDAHULUAN
membutuhkan seorang pakar
c) Seorang pakar akan pensiun atau pergi
Perkembangan ilmu kedokteran mengalami kemajuan
d) Seorang pakar adalah mahal
yang pesat ditandai dengan ditemukannya penyakit - penyakit
e) Kepakaran juga dibutuhkan pada lingkungan
tropis yang belum teridentifikasi sebelumnya. Para dokter
yang tidak bersahabat (hostile environment)
ahli terus menemukan solusi untuk mengatasi penemuan
terbaru dan selalu memberikan pelayanan terbaik kepada Dengan demikian seorang awam sekalipun bisa
pasien. Kesehatan merupakan hal yang paling berharga bagi menggunakan sistem pakar itu untuk memecahkan berbagai
manusia, karena siapa saja rentan mengalami gangguan persoalan yang ia hadapi dan bagi seorang ahli, sistem pakar
kesehatan. Anak sangat rentan terhadap kuman penyakit dan dapat dijadikan alat untuk menunjang aktivitasnya yaitu
kepekaan terhadap gejala suatu penyakit merupakan sebagai asisten yang berpengalaman. Sistem pakar untuk
ketakutan sendiri bagi orang tua. Orang tua merupakan orang melakukan diagnosa kesehatan telah dikembangkan sejak
awam terhadap dunia kesehatan. Apabila terjadi gangguan pertengahn tahun 1970 yang pertama kali dibuat oleh Bruce
kesehatan terhadap anak maka mereka lebih mempercayakan Buchanan dan Edward Shortliffe di Stanford University
kepada dokter ahli yang sudah mengetahui tentang dunia diberi nama MYCIN. MYCIN merupakan program interaktif
kesehatan tanpa memeperdulikan apakah gangguan tersebut yang melakukan diagnosa penyakit meningitis dan infeksi
masih tergolong tingkat rendah atau sudah kronis. Namun bacremia serta memberikan rekomendasi terapi antimikroba.
dengan kemudahan dengan adanya dokter ahli, terkadang MYCIN mampu memberikan penjelasan tentang
terdapat pula kelemahan seperti jam kerja atau jam praktek penalarannya secara detail. Dalam uji coba, program ini
dokter yang terbatas dan banyaknya pasien sehingga harus mampu menunjukkan kemampuan seperti seorang
menunggu antrian. Sehingga dalam hal ini orang tua lebih spesialis.[1]
membutuhkan seorang pakar yang bisa memudahkan
mendiagnosa suatu penyakit lebih cepat agar orang tua dapat
melakukan pencegahan lebih awal yang sekiranya bisa
membutuhkan waktu lebih lama jika berkonsultasi dengan
dokter ahli. Karena hal itulah maka dibutuhkan suatu alat
E-Journal Teknik Informatika Vol.7, No.1, Juli 2016 2

2. Mesin Inferensi dalam empat values yang dimilikinya dan keempatnya


Menurut Turban menyebutkan mesin inferensi adalah merupakan dasar-dasar yang diperlukan dalam XP. Kent
program komputer yang memberikan metedologi untuk Beck menyatakan bahwa tujuan jangka pendek individu
penalaran tentang informasi yang ada dalam basis sering berbenturan dengan tujuan sosial jangka panjang.
pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk merumuskan Karena itu dibuatlah values yang menjadi aturan, hukuman,
kesimpulan. Terdapat dua pendekatan dalam mengontrol dan juga penghargaan. Keempat values tersebut adalah :[2]
inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan, yaitu : 1) Komunikasi (Communication)
2) Kesederhanaan (Simplicity)
1) Pelacakan kedepan (fordward chaining) 3) Umpan Balik (Feedback)
Pelacakan kedepan adalah pendekatan yang terkendali- 4) Keberanian (Courage)
data (data-driven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai Menurut Kent Beck, XP ringan, efisien, resiko rendah,
dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba mudah disesuaikan, dapat diprediksi, ilmiah, dan mudah
menggambarkan kesimpulan. Pelacakan ke depan mencari dikembangkan. Suatu model yang menekankan pada
fakta yang sesuai dengan bagian if dari aturan if-then. keterlibatan pengguna secara langsung, pengujian d an pay-
as-you-go design. [2]
2) Pelacakan kebelakang (backward chaining)
Pelacakan kebelakang adalah pendekatan terkendali-tujuan III.METODE PENELITIAN
(goal driven). Dalam pendekatan ini, pelacakan dimulai dari
tujuan selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut 1. Metodologi Penelitian
untuk tujuannya.[4] Untuk membuat sistem pakar diagnosa penyakit anak akan
digunakan metodologi extreme programming. Extreme
3. Android programming merupakan salah satu metode pengembangan
Android merupakan sistem operasi bergerak (mobile perangkat lunak. Berikut tahapan – tahapan dan gambar
operating system) yang mengadopsi sistem operasi linux, rincian pada Gambar.1 dari extreme progamming :
namun telah dimodifikasi. Android diambil alih oleh google 1) Planning.
pada tahun 2005 dari android. Ini sebagai bagian strategi Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan :
untuk mengisi pasar sistem operasi bergerak. Google a) Wawancara – Pada kegiatan ini penulis
mengambil alih seluruh hasil kerja android termasuk tim yang melakukan wawancara dengan para pakar di
mengembangkan android. Secara garis besar sistem operasi RSUP Prof Kandou dengan mendapatkan hasil
android menjadi 5 tingkatan: data gejala dan data penyakit.
1) Linux Kernel b) Analisis – Pada kegiatan ini penulis membuat
Linux kernel adalah kernel dasar dari android. tabel relasi gejala dan penyakit, beserta
Tingkat ini berisi semua driver perangkat tingkat representasi pengetahuan. Kegiatan ini
rendah untuk komponen-komponen perangkat membantu untuk menyelesaikan masalah dalam
android. ilmu pakar
2) Libraries 2) Design
Libraries berisi semua kode program yang Tahap ini semua hasil analisa kebutuhan sistem
menyediakan layanan-layanan utama sistem operasi pakar didefinisikan dalam bentuk diagram UML dan
android. CRC sedangkan interface sistem dimodelkan
3) Android Runtime dengan desain interface.
Android runtime kedudukannya sama dengan 3) Coding
libraries, android runtime menyediakan kumpulan Tahap ini aplikasi akan dibuat menggunakan MIT
pustaka inti yang dapat diaktifkan oleh pengembang app inventor. Alur aplikasi dimulai dengan
untuk menulis kode aplikasi dengan bahasa ditampilkannya menu pertanyaan dan pilihan gejala.
pemrograman java. Rancangan sistem dibuat tidak digunakan secara
4) Application Framework online.
Application Framework adalah semacam kumpulan 4) Testing
class built in yang tertanam dalam sistem operasi Tahap terakhir yang dilakukan adalah tahap testing.
android sehingga pengembang dapat Tahap ini dilakukan dengan menguji coba hasil
memanfaatkannya untuk aplikasi yang sedang perancangan sistem yang telah dibuat dengan
dibangun.[3] menggunakan pengujian blacbox dan pengujian
fungsional.
4. Extreme Programming
Extreme Programming (XP) adalah metode IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
pengembangan perangkat lunak yang ringan dan termasuk
salah satu agile methods yang dipelopori oleh Kent Beck, 1. Tahap Planning
Ron Jeffries, dan Ward Cunningham. XP merupakan agile Tahapan planning pada XP merupakan tahapan awal dari
methods yang paling banyak digunakan dan menjadi sebuah semua proses pengembangan sistem. Tahapan ini merupakan
pendekatan yang sangat terkenal. Sasaran XP adalah tim yang gabungan dari tahap analisis dan planning pada metode
dibentuk berukuran antara kecil sampai medium, tidak perlu pengembangan ini.
menggunakan sebuah tim yang besar. Hal ini dimaksudkan 1) Data dan Gejala Penyakit
untuk menghadapi requirements yang tidak jelas maupun Dibawah ini adalah daftar penyakit dan gejala yang
terjadinya perubahan-perubahan requirements yang sangat dimasukkan ke dalam sistem pakar :Pengidentifikasian
cepat. XP sebagai sebuah metode yang dinamis diperlihatkan penyakit didasarkan pada gejala – gejala yang dirasakan
E-Journal Teknik Informatika Vol.7, No.1, Juli 2016 3

dan tanda klinis pada anak. Gejala yang timbul dari


penyakit tropis dapat dilihat pada Tabel.2 : Tabel.1 Nama Penyakit
2) Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan yang akan digunakan Kode Nama Penyakit
dalam sistem pakar ini adalah dengan menggunakan P01 Asma
jaringan semantik, pohon keputusan, dan kaidah produksi. P02 Bronchopneumonia
Representasi pengetahuan dapat menemukan solusi atau P03 Tifoid
memberikan penalaran yang tepat dalam pengambilan P04 DHF (Dengue Haemoragic Fever) / DBD
kesimpulan. P05 TBC
a) Jaringan Semantik P06 Tonsilitis
Suatu proses terhadap basis pengetahuan atau P07 Leukemia
informasi yang didapat dari pakar, terlebih dahulu P08 Malaria
diubah ke dalam bentuk jaringan semantik. P09 Meningitis
Jaringan semantik menunjukkan hubungan antara
gejala dan penyakit.
b) Pohon Keputusan Tabel.2 Nama Gejala
Setelah proses terhadap basis pengetahuan telah Kode Gejala Keterangan
diubah kedalam bentuk jaringan semantik,
G01 Batuk Kering
selanjutnya diubah kedalam bentuk pohon
G02 Gelisah Perasaan
keputusan, sehingga didalam penyelesaian masalah
Khawatir
lebih mudah dilakukan penelusuran untuk
G03 Sulit Berbicara
mendapatkan solusi atau kesimpulan akhir yang
G04 Tingkat Kesadaran
terbaik. Adapun pohon keputusan pada sistem ini
Menurun
adalah
C) Kaidah Produksi G05 Sesak Napas
Basis aturan dalam permasalahan ini merupakan G06 Batuk Produktif dan Kuat
kumpulan kaidah-kaidah yang saling berhubungan G07 Dada Sesak
satu sama lain. Kaidah-kaidah atau aturan–aturan G08 Pernafasan Berbunyi
ini direpresentasikan dalam bentuk persyaratan IF G09 Demam 2-4 Hari Suhu > 38℃
– Then berdasarkan pohon keputusan (gambar 4). G10 Demam 5-7 Hari Suhu > 38℃
Pernyataan ini menghubungkan bagi premios (IF) G11 Mengigil
dan bagian kesimpulan (Then). Apabila premis G12 Nyeri Otot
dalam aturan produksi dapat memiliki lebih dari G13 Nyeri Perut Bagian Atas
suatu proposisi, proposisi-proposisi tersebut G14 Banyak Keringat
dihubungkan dengan menggunakan operator logika G15 Sakit Kepala
AND. G16 Muntah
G17 Diare
2. Tahap Desain G18 Kurang Nafsu Makan
Dalam mendesain aplikasi ini penulis menggunakan G19 Berat Badan Turun
pendekatan yaitu membuat diagram UML, CRC, dan desain G20 Lidah Kotor dibagian
interface. Maksudnya adalah untuk mempermudah dan Tengah
mempercepat penyelesaian pros es desain. Penulis membuat G21 Ujung Lidah Berwarna
desain ini supaya pada saat proses pengkodean lebih mudah Merah
karena gambaran fungsi-fungsinya sudah jelas.
G22 Nyeri Tenggorokan
G23 Lesu
G24 Tangisan Merintih
G25 Batuk >3 Minggu Mengeluarkan
Darah
G26 Gusi Berdarah
G27 Kejang
G28 Keringat Malam Hari Tanpa Aktivitas
G29 Flu > 3 Minggu
G30 Memar Tanpa Sebab
G31 Pembesaran Getah Bening
G32 Nyeri Tulang
G33 Demam Turun Secara Tiba
Tiba
G34 Nyeri Menelan
G35 Muncul Kemerahan Pada
Kulit
G36 Malas Minum
Gambar 1. Metodologi Penelitian G37 Pucat
G38 Mulut Berbau
E-Journal Teknik Informatika Vol.7, No.1, Juli 2016 4

1) Use Case
Use case ini menggambarkan tentang interaksi antara aktor 1) Blackbox Testing
(user) dengan sistem. Disini digambarkan aktor (user) Karena penulis menggunakan extreme programming
melakukan beberapa kegiatan seperti melihat gejala, sebagai model prosesnya maka sebenarnya pengujian
melihat hasil, melihat solusi, meihat tentang aplikasi dan hanya dilakukan dengan metode unit testing. Table
keluar. Use case dapat dilihat pada Gambar 3. dibawah merupakan hasil pengujian dengan unit
2) Desain CRC Card testing.
Proses desain pada tahap ini yaitu menggunakan CRC
Responsibilities, and Collaboration (CRC) card.
Penggunaan CRC card hanya dipakai jika pengembangan
software berbasis objek. Setiap CRC card akan menjelaskan
tiap objek yang dibutuhkan. Desain CRC card dapat dilihat
pada Tabel.3.
3) Desain GUI
Pada tahap ini, keseluruhan perancangan secara grafis
dengan tujuan untuk memudahkan user dalam menjalankan
aplikasi dan dapat dengan mudah memahami informasi
yang ditampilkan pada aplikasi tersebut. Dalam tahap ini
digunakan perinsip – perinsip dari bidang ilmu Interaksi
Manusia dan Komputer. Gambar 4 merupakan rancangan
tampilan awal dari aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit.
Gambar 2. Pohon Keputusan
Dalam rancangan terdapat 1 gambar dan 4 button yang
memiliki fungsi masing – masing. Gambar.5 merupakan
rancangan tampilan screen pertanyaan. Dalam rancangan
tampilan screen pertanyaan terdiri dari label text pertanyaan
dan button “Ya” button “Tidak”. Jika pengguna memilih
salah satu button maka akan muncul pertanyaan selanjutnya
dengan tampilan yang sama. Gambar.6 merupakan
rancangan tampilan screen kesimpulan. Dalam rancangan
ini terdiri dari gambar, label text, dan button. Tampilan
kesimpulan akan muncul setelah pengguna menjawab
beberapa pertanyaan dalam aplikasi ini.

3. Tahap Coding
Pada tahap ini penyusunan blok dilakukan. Tahap ini
merupakan tahapan yang paling utama dari model proses
extreme programming. Tahap ini dapat berulang kali
dilakukan sesuai dengan kebutuhan fungsional yang dapat
berubah sewaktu-waktu.

4. Tahap Testing
Pada tahap ini dilakukan pengujian program apakah sesuai
dengan tugasnya. Pengetesan ini dilakukan dengan Gambar 3. Use Case
menggunakan metode black box testing yaitu pengetesan
menggunakan metode pengujian logika program yiatu
perkasus atau masalah yang diajukan. Pada tahap selanjutnya
akan diujikan pada kondisi sebenarnya yaitu dengan
pengujian fungsional dan evaluasi pengguna.

Tabel.3 CRC Card


Class : Pertanyaan

Collaborators
Resposibilities
Mesin Inferensi
Menampilkan Pertanyaan
Menjawab Pertanyaan

Gambar 4. Rancangan T ampilan Awal


E-Journal Teknik Informatika Vol.7, No.1, Juli 2016 5

2) Pengujian Fungsional
Pada tahap ini aplikasi akan diuji pada keadaan
sebenarnya yaitu pada kondisi saat sistem sudah berjalan.
Aplikasi dimulai denngan tampilan awal seperti pada
gambar 7, terdapat 4 button menu yaitu “Mulai”,
”History”, “Tentang Aplikasi, dan button “Keluar”.
selanjutnya pengguna menjawab pertanyaan sesuai gejala
yang dialami dengan cara memilih salah satu button yang
tersedia pada aplikasi seperti gambar 8. Mesin inferensi
kemudian mengolah hasil input dari pengguna, kemudian
menarik kesimpulan hasil analisa yaitu diagnosa penyakit
anak. Hasil diagnosa akan muncul seperti pada gambar 9.
Jika pengguna memilih button “info selengkapnya” maka
aplikasi akan menampilkan informasi tentang penyakit
dan pertolongan pertama seperti pada gambar 10. Gambar 6. Rancangan Kesimpulan
Terdapat juga button ”keluar” jika pengguna telah selesai `
menggunakan aplikasi.

Tabel 4. Hasil Pengujian dengan Unit Testing


No. Nama Pengujian Hasil Yang Hasil
Diharpkan
1. Fungsi menu Tiap menu dapat Valid
pada tampilan dijalankan tanpa
awal error
2. Proses analisa Sistem mampu Valid
menampilkan
hasil analisa
berdasarkan
input yang
dimasukkan oleh
user Gambar 7. T ampilan Awal
3. Menu info Aplikasi Valid
menampilkan
info penyakit
berdasarkan hasil
kesimpulan
4. Menu Aplikasi Valid
pertolongan menampilkan
pertama solusi
berdasarkan hasil
kesimpulan

Gambar 8. T ampilan Pertanyaan

Gambar 5. Rancangan Pertanyaan

Gambar 9. T ampilan Kesimpulan


E-Journal Teknik Informatika Vol.7, No.1, Juli 2016 6

Sekilas dari penulis dengan nama


lengkap Christian Ramba Pasalli, lahir
pada tanggal 11 Mei 1992 di Bitung.
Dengan pendidikan pertama di Taman
Kanak-Kanak Kristen Tabita,
kemudian melanjutkan ke SD Negeri
20 Manado, melanjutkan ke SMP
Negeri 1 Manado, dan pada tahun 2007
melanjutkan ke SMA Negeri 1
Manado.
Setelah lulus sekolah tingkat atas pada tahun 2010 penulis
melanjutkan ke Perguruan Tinggi tepatnya di Universitas
Sam Ratulangi Manado, Fakultas Teknik, Jurusan Elektro,
Program Studi Teknik Informatika. Penulis membuat skripsi
Gambar 10. T ampilan Info Penyakit
untuk memenuhi syarat sarjana (S1) dengan judul Sistem
Pakar Diagnosa Penyakit Anak Menggunakan Metode
Forward Chaining Berbasis Mobile yang di bimbing oleh dua
V. KESIMPULAN DAN SARAN dosen Teknik Informatika yaitu Dr.Eng. Vecky C. Poekoel,
ST,MT dan Xaverius B. N. Najoan, ST, MT sehingga pada
tanggal 29 Juni 2016 penulis resmi lulus di Teknik
1. Kesimpulan Informatika Universitas Sam Ratulangi Manado.
Dengan ini aplikasi sistem pakar berbasis mobile dalam
mendiagnosis penyakit anak telah selesai dibuat. Dengan
menggunakan metode forward chaining, aplikasi ini
mengolah input pengguna dengan aturan yang ada dalam
basis pengetahuan sehingga menghasilkan kesimpulan yaitu
hasil diagnosa penyakit anak. Pada aplikasi ini terdapat 9
penyakit dan 38 gejala yang didapat dari hasil wawancara
dengan pakar.
Berdasarkan hasil pengujian semua fungsi pada aplikasi ini
mendapatkan hasil yang valid. Dengan adanya aplikasi sistem
pakar ini maka dapat lebih cepat mendapatkan penanganan
pertama pada anak jika terserang penyakit. Namun demikian
tidak sepenuhnya menggantikan peran pakar.

2. Saran
 Aplikasi ini dapat dikembangkan lagi dengan
menambah fitur peta untuk mencari lokasi tempat
praktek dokter spesialis terdekat.
 Ke depan aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit anak
dapat didesain dengan menggunakan metode
backward chaining untuk data penyakit lebih
kompleks

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kusumadewi. 2003.Artificial Intelligent (Teknik dan


aplikasinya). Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[2] Pressman, Roger S. 2010. Software Engineering : A


Practitioner’s Approach, Seventh Edition. Mc Graw
Hill Higher Education

[3] Safaat, Nazzarudin. 2011. Pemrograman Aplikasi


Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android.
Informatika. Bandung.

[4] Turban, E. 2005. Decision Support System and


Intlegence Systems. Yogyakarta: Penerbit Andi
Yogyakarta.

[5] Tyler, J. 2011. App Inventor for Android. Baker & Tayl,
2011.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai