Anda di halaman 1dari 13

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU MENGGUNAKAN METODE

CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

Ika Martha Amalia¹, Deni Arifianto², Agung Nilogiri³,


¹ikamarthaamalia@gmail.com
²deniarifianto@unmuhjember.ac.id
³agungnilogiri@unmuhjember.ac.id

Teknik Informatika
Universitas Muhammadiyah Jember
Jln. Karimata No. 49, Telp (0331) 336728, Jember

ABSTRAK

Pada saat ini terjadi perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan teknologi
komputer dan komunikasi atau sering disebut dengan era Information and Comunication
Technology(ICT). Kemampuan komputer dalam mengingat dan menyimpan informasi dapat
dimanfaatkan tanpa harus bergantung pada hambatan-hambatan seperti yang dimiliki manusia
seperti dalam keadaan lapar dan emosi Dengan menyimpan informasi dan beberapa aturan
penalaran yang memadai memungkinkan komputer memberikan kesimpulan seorang pakar
bidang keilmuan tertentu salah satu cabang ilmu komputer yang dapat mendukung hal tersebut
adalah sistem pakar.
Pada penelitian ini penulis bermaksud untuk membuat sistem pakar diagnosa penyakit
paru-paru mengingat pentingnya salah satu organ pernapasan manusia ini memiliki peran yang
sangat penting bagi kehidupan, akan mengakibatkan hal buruk apabila kesehatan pada paru-
paru ini bermasalah dan tidak segera ditangani. Sedangkan paru-paru merupakan penyakit
yang menular secara langsung. Indonesia adalah negara ketiga setelah India dan Cina yang
angka kematianya terbesar disebabkan penyakit paru-paru
Penelitian ini menggunakan metode metode Certainty Factor. Metode ini
menggunakan kepastian dari seorang pakar terhadap gejala-gejala setiap penyakit. Dengan
menentukan nilai MB (Measure of Believe) sebagai tingkat kepercayaan terhadap hipotesa dan
MD (Measure of Disbelieve) tingkat ketidakepercayaan terhadap hipotesa. Setelah
menggunakan rumus Certainty Factor maka akan dihasilkan nilai pada setiap penyakit dari
gejala baru yang dimiliki pengguna dengan menggunakan nilai tertinggi dari setiap penyakit
maka itulah hasil diagnosa penyakit yang diderita pengguna. Penelitian ini menggunakan
sebanyak 58 data sebagai pengujianya dan dari data tersebut diperoleh nilai akurasi sebesar
77,58 %

Kata kunci : sistem pakar, Certainty Factor, web

1
I. PENDAHULUAN Certainty Factor adalah ukuran
kepastian terhadap suatu fakta atau aturan
1.1 Latar Belakang Masalah
(Kusumadewi, 2005). Certainty Factor
Pada saat ini terjadi perkembangan memberikan suatu konsep Measure of
yang pesat dalam ilmu pengetahuan Believe (MB) adalah keyakinan hipotesis
teknologi komputer dan komunikasi atau yang dipengaruhi oleh gejala dan Measure
sering disebut dengan era Information and of Disbelieve (MD) adalah ketidakyakinan
Comunication Technology (ICT). Jika pada hipotesa yang dipengaruhi oleh gejala.
mulanya Komputer digunakan hanya Metode ini mengukur pasti atau tidak pasti
sekedar alat penghitung, maka saat ini dalam mendiagnosa penyakit sebagai salah
komputer telah beralih dan hampir satu contohnya. Cara kerja dari metode ini
menyamai peran atau tugas tugas rumit adalah menggunakan kepastian dari
yang dilakukan oleh manusia bahkan seorang pakar apakah seorang pasien
sanggup menirukan proses biologis mengalami penyakit, dengan menggunakan
manusia dalam pengambilan keputusan. gejala yang dimiliki pasien serta bobot
Tuberculosis paru adalah penyakit penilaian yang diberikan pakar terhadap
menular langsung yang disebabkan oleh gejala yang dihitung menggunakan rumus
kuman TB(Mycobacterium Tuberculosis). Certainty Factor, Dengan latar belakang
Sebagian besar kuman TB menyerang paru masalah tersebut maka penelitian ini
tetapi juga mengenai organ tubuh lainya. bertujuan untuk memenuhi tugas akhir
Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah yang berjudul: “Sistem Pakar Diagnosa
kesehatan dunia terutama dinegara-negara Penyakit Paru-paru Pada Manusia
berkembang. Indonesia sebagai salah satu Menggunakan Metode Certainty Factor
negara berkembang dalam hal ini Berbasis Web“.
menduduki peringkat tiga besar setelah 1.2 Rumusan Masalah
india dan cina yang sebagian besar 1.Bagaimana mengimplementasikan
penduduknya mengalami kematian yang metode Certainty Factor untuk
disebabkan oleh penyakit paru-paru. Pada diagnosa penyakit paru-paru?
zaman yang sangat modern saat ini maka 2.Bagaimana tingkat akurasi metode
perlu adanya aplikasi yang dapat Certainty Factor untuk diagnosa
menerapkan kemampuan seorang pakar penyakit paru-paru?
khususnya dibidang kesehatan yang
1.3 Batasan Masalah
digunakan untuk mendiagnosa atau
1. Untuk jenis penyakit paru-paru yang di
mendeteksi dini penyakit Tuberkulosis(TB)
identifikasi adalah Pneumonia,
agar dapat melakukan pencegahan atau
Tuberculosis (TBC), Bronkitis, dan
segera ditangani dengan serius apabila
Kanker paru-paru.
sudah terdiagnosa penyakit paru.

2
2. Parameter fitur identifikasi penyakit 1. Wawancara Mengumpulkan data dan
paru-paru meliputi : informasi secara langsung dengan dr.Yus
a. Batuk darah Priyatna.,Sp.P di Rs.Koesnadi-Bondowoso
b. Batuk disertai lendir berwarna bagian poli paru pada tanggal 23 maret
kuning kehijauan 2017. Informasi yang didapat adalah data
c. Batuk berdahak tebal dan penyakit TBC, Bronkitis, Pneumonia dan
kental(lengket) Kanker paru-paru beserta gejalanya.
d. Sesak nafas dan nyeri pada dada 2. Studi literatur
e. Demam/meriang lebih dari satu Mengumpulkan data dan informasi dari
bulan sumber bacaan,seperti buku, jurnal, paper
f. Demam, berkeringat dan menggigil dan bacaan-bacaan yang berkaitan dengan
g. Merasa lelah dan lesu(kelelahan) Tugas Akhir.
h. Nafsu makan menurun 3. Eksplorasi
i. Terjadi penurunan berat badan Pada tahap ini akan dilakukan pencarian
j. Sakit pada tenggorokan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
k. Nyeri otot membuat sebuah aplikasi. Langkah
l. Sakit kepala Pertama hal yang dilakukan adalah
1.4 Tujuan penyediaan data set yang berupa
1. Membangun sebuah sistem berbasis pengelompokkan gejala berdasarkan
pengetahuan kedokteran dalam penyakit pada tabel, Langkah kedua
mendiagnosa penyakit paru-paru merancang Desain System, Langkah ketiga
yang ditampilkan dalam bentuk mengimplementasikan meode Certainty
website dengan menggunakan Factor ke program, Langkah keempat
metode Certainty Factor berbasis melakukan pengujian system pada yahap
web. ini pengujian dilakukan dengan
2. Mengukur tingkat akurasi sistem membandingkan hasil diagnoosa system
dengan membandingkan hasil uji dengan hasil diagnosa dari seorang pakar
sistem yang dengan data yang akan diuji sebanyak 40
dihasilkan menggunakan metode Certainty data pasien, dan yang terakhir adalah
Factor dengan hasil diagnosa seorang analisa, analisa ini merupakan tahap
pakar. pembuktian apakah metode Certainty
Factor bisa digunakan untuk proses
1.5 Manfaat diagnosa.
1. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu II LANDASAN TEORI
pengguna untuk mendeteksi dini penyakit 2.1 Sistem Pakar
Tuberkulosis (TB) yang diderita Sistem pakar adalah sistem berbasis
berdasarkan gejala-gejala yang dialami. komputer yang menggunakan pengetahuan,
2. Aplikasi ini dapat diakses dan menjadi fakta dan teknik penalaran dalam
aplikasi alternatif yang digunakan dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya
membantu diagnosa khususnya dibidang dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam
kesehatan. bidang tersebut (Kursini : 2006). Secara
umum, sistem pakar adalah sistem yang
1.6 Metodologi Penelitian berusaha mengadopsi pengetahuan
Metode Pengumpulan Data melalui : manusia ke komputer, agar komputer dapat

3
menyelesaikan masalah seperti yang biasa respiratorius dan alveoli, serta
dilakukan oleh para ahli (Kusumadewi, menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
2003). Pakar yang dimaksud disini adalah gangguan pertukaran gas setempat
orang yang mempunyai keahlian khusus (Misnadiarly, 2008).
yang dapat menyelesaikan masalah yang
2.2.4 Kanker Paru-Paru
tidak dapat diselesaikan orang awam.
Sel kanker adalah sel normal yang
2.2 Pengertian Paru-Paru mengalami mutasi / perubahan genetik dan
Paru-paru ialah salah satu organ yang tumbuh tanpa terkoordinasi dengan sel-sel
terpenting bagi suatu tubuh manusia, tubuh lain. Proses pembentukan kanker
karena paru-paru memiliki fungsi yang (karsinogenesis)merupakan kejadian
sangat vital dalam tubuh manusia, karena somatik dan sejak lama diduga disebabkan
jika paru-paru tidak berfungsi dengan baik, karena akumulasi perubahan genetik dan
maka akan menyebabkan suatu kematian. epigenetik yang menyebabkan perubahan
karena manusia butuh oksigen setiap pengaturan normal kontrol molekuler
detiknya untuk bertahan hidup dengan cara perkembang biakan sel (Syaifudin, 2007).
bernafas, sehingga paru-paru sangat
2.3 Metode Certainty Factor
berperan aktif bagi pernafasan manusia
Pengertian Certainty Factor atau faktor
(Tabrani, 2010).
kepastian diperkenalkan oleh Shortcliffe
2.2.1 Tuberkulosis (TBC) Buchanan dalam pembuatan MYCIN pada
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit tahun 1975 (Wesley, 1984). Certainty
infeksius, yang terutama menyerang Factor merupakan nilai parameter klinis
penyakit parenkim paru (Brunner & yang diberikan MYCIN menunjukkan
Suddarth, 2002). Tuberkulosis adalah besarnya kepastian. Certainty Factor
penyakit menular langsung yang adalah ukuran kepastian terhadap suatu
disebabkan oleh kuman TB fakta atau aturan (Kusumadewi, 2005).
(Mycobacterium tuberculosis) Depkes Certainty Factor memberikan suatu konsep
(2007). Sebagian besar kuman TB Measure of Believe(MB) adalah keyakinan
menyerang paru, tetapi dapat juga hipotesis yang dipengaruhi oleh gejala dan
mengenai organ tubuh lainnya. Measure of Disbelieve(MD) adalah
ketidakyakinan hipotesa yang dipengaruhi
2.2.2 Bronkitis
oleh gejala. Rumus metode Certainty
Bronkitis adalah suatu peradangan
Factor sebagai berikut:
bronkioli, bronkhus, dan trakea oleh
CF[H,E] = MB[H,E]-MD[H,E]
berbagai sebab. Bronkitis biasanya lebih
sering disebabkan oleh virus seperti max�P�H�E�,P(H)�−P(H)
MB[H,E] =
rhinovirus, respiratory syncitial virus 1−P(H)
(RSV), Virus influenza, virus
min�P�H�E�,P(H)�−P(H)
parainfluenza, dan coxsackie virus MD[H,E] =
−P(H)
(Muttaqin, 2008).
CF Kombinasi :
2.2.3 Pneumonia
jika keduanya bernilai positif
Pneumonia adalah peradangan yang
mengenai parencim paru, dari broncheolus (CF1,CF2) = CF1 + CF2 * (1 - CF1)
terminalis yang mencakup broncheolus

4
jika keduanya bernilai negatif
(CF1,CF2) = CF1+ CF2 * (1+ CF1) 2.5 Website
jika salah satu bernilai negatif Website atau situs dapat diartikan
sebagai kumpulan halaman yang
(CF1+CF2)
(CF1, CF2) = menampilkan infromasi data teks, data
(1−min{|𝐶𝐶𝐶𝐶1|,|𝐶𝐶𝐶𝐶2|})
gambar diam atau gerak, data animasi,
Keterangan : suara, video dan gabungan dari semuanya
baik yang bersifat statis maupun dinamis
CF (H,E) = Certainty Factor dari hipotesis
yang membentuk satu rangkaian bangunan
H yangdipengaruhi oleh gejala (Evidence)
yang saling terkait dimana maisng-masing
E. Besarnya CF berkisar antara -1 sampai
dihubungkan dengan jaringan-jaringan
dengan 1. Nilai -1 menunjukkan
halaman hyperlink (Hakim : 2004).
ketidakpercayaan mutlak sedangkan nilai 1
menunjukkan kepercayaan mutlak. 2.6 Apache
Apache adalah sebuah nama web server
MB[H,E] = Ukuran kenaikan Kepercayaan
yang bertanggung jawab pada request-
(Measure of Beliefe) terhadap hipotesis H
response. Apache dikeluarkan sekitar tahun
yang dipengaruhi oleh gejala E
1995 oleh NSCA. Apache adalah A PatChy
MD(H,E) = Ukuran kenaikan (Path) yang dijadikan sebagai kunci dari
Ketidakpercayaan (Measure of increased world wide web. Sistem kerjanya
Disbeliefe) terhadap hipotesis H yang menunggu permintaan dari klien yang
dipengaruhi oleh gejala E menggunakan browser. Dalam berintegrasi
dengan klien Apache menggunakan HTTP
E = Evidence (Peristiwa/Fakta)
(Hyper Text Transfer Protocol. Sifat dari
H = Hipotesa (Dugaan)
Apache adalah Free. Apache adalah
P(H) = probabilitas kebenaran hipotesa H
komponen server web dari paket perangkat
(ditentukan oleh pakar)
lunak LAMP (Linux, Apache, MySQL,
P(H|E) = probabilitas bahwa H benar
PHP/Perl/Bahasa pemrograman Python)
karena fakta E.
(Prasetyo : 2005).
2.4 Pengujian Sistem 2.7 PHP
Pengujian ini menggunakan uji PHP merupakan aplikasi perangkat
Tanimoto distance (tanimotoj) seperti yang lunak opensource, kepanjangan dari PHP
telah diusulkan oleh Oliviera (Oliviera adalah Hypertext Preprosessor yang diatur
et.al., 2008). dalam aturan general purpose
licences(GPL). Pemrograman PHP
tanimoto j = |P j | + |C j | - 2 |P j ∩ C j|
merupakan pemrograman yang sangat
|P j | + |C j | - |P j ∩ C j | cocok dikembangkan dilingkungan web
Keterangan : karena bisa diletakkan pada script HTML
ataupun sebaliknya. Secara umum,
P j = prediksi pembuatan database sangat erat
C j = Actual hubunganya untuk pembuatan web
dinamis, sebagai tempat sumber data yang
P j ∩ C j = Interseksi antara P j dan C j akan ditampilkan (Komang, 2014).

5
memahami teory tentang Certainty
2.8 MySQL Factor.
MySQL merupakan database server 2. Penyediaan Data Set
yang paling sering digunakan dalam Mengelompokan data hasil dari
pemrograman PHP. MySQL digunakan wawancara, jurnal, paper, buku
untuk menyimpan data didalam databse dan dengan menyesuaikan gejala
memanipulasi data-data yang diperlukan. berdasarkan tingkatan penyakit pada
Manipulasi data tersebut berupa tabel.
menambah, mengubah, dan menghapus 3. Desain Sistem
data yang berada dalam databse (Komang, Mendesain sistem pakar diagnosa
2014). penyakit paru-paru dan alur program
III METODOLOGI PENELITIAN 4. Implementasi
3.1 Tahapan Penelitian Metode Certainty Factor
Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini Implementasi metode ini pertama
diperlukan langkah–langkah penelitian menentukan nilai MB dan MD dari
yang mendukung dan memaksimalkan tiap gejala. Lalu dilanjutkan dengan
dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Pada menghitung nilai CF
metode penelitian tedapat langkah–langkah 5. Pengujian
sebagi berikut : Melakukan pengujian dengan
membandingkan hasil diagnosa dari
seorang pakar dengan hasil diagnosa
sistem, didalam tahap ini maka akan
diketahui akurasi dari sistem.
6. Analisa
Pada tahap ini,adalah tahap terakhir.
Tahap analisa merupakan Hasil dan
kesimpulan dari penelitian ini.

3.2 Penyediaan Data Set


Data set penyakit Paru-Paru yang dibuat
sebagai acuan adalah data set yang didapat
dari pengambilan data pasien dan gejala
pada setiap penyakit di Rs. Koesnadi-
Gambar 3. Blok Diagram Tahapan Bondowoso. Referensi diperoleh dari
Penelitan wawancara dengan dr.Yus Priyatna,A.Sp.P.
Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah di Poli Paru Rs. Koesnadi-bondowoso.
sebagai berikut : Hasil dari pengumpulan data berbentuk
1. Studi literatur tabel penyakit dan gejalanya.
Pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan bahan-bahan referensi 3.1 Desain System
jurnal,paper,buku dan wawancara Pada Tahap ini akan dibuat desain
kepada narasumber yang terkait dengan aliran kerja manajemen untuk
judul penelitian, guna melengkapi pembangunan sebuah program aplikasi
pengetahuan dasar, mempelajari dan

6
dapat berjalan. Tahapan ini dijelaskan
dalam bentuk Flowchart System.

Gambar 5. DFD Level 0 (Context


Diagram)
Perancangan sistem dimulai dari hal yang
paling global hingga menjadi model yang
paling detail.
3.3.2 Data Flow Diagram
DFD Level 1

Gambar 4. Flowchart system


Pertama pengguna akan diminta untuk
menginputkan nama dan biodatanya setelah
itu system akan menampilkan menu
utamanya dan pengguna akan diminta Gambar 6. Data Flow Diagram (level 1)
untuk menginputkan gejala-gejala yang Data Flow Diagram Level 1 merupakan
dialaminya oleh sistem setelah itu system pengembangan dari diagram konteks.
akan menghitung menggunakan metode Proses pada data flow diagram level 1
Certainty factor sehingga menjadi hasil dari terdiri dari 2 proses yaitu proses
diagnosa tersebut selanjutnya system Pengolahan Data dan proses Konsultasi.
melakukan penyimpanan data pasien Proses 1 merupakan proses yang mengatur
kedalam database apabila pengguna akan data-data yang diperlukan untuk sistem.
melakukan diagnosa lagi maka akan Data-Data tersebut berupa data gejala dan
melakukan proses awal dan apabila tidak nilai CF nya dan data penyakit. Proses 2
hasil diagnosa apabila tidak akan merupakan proses yang melakukan inputan
melakukan proses diagnosa lagi maka hasil dari pengguna berdasarkan gejala-gejala
diagnosa tersebuit dan dicetak dan proses yang dialami sebagai angkah awal dari
diagnosa pun selesai berjalanya sistem aplikasi ini dan yang
terakhir adalah hasil diagnosa setelah
3.3.1 Diagram Konteks dilakukanya perhitungan oleh sistem
menggunakan Certainty Factor sebagai
hasil akhirnya.

7
DFD level 2

Gambar 8. Entity Relation Diagram


3.4 Relasi Penyakit dan Gejala
Pada tabel dibawah ini, terdapat relasi
antara gejala dan penyakit. Penelitian ini
ada 4 macam penyakit, yaitu TBC,
Bronkitis, Pneumonia dan Kanker paru-
Gambar 7. Data Flow Diagram (Level 2) paru. Sedangkan parameter fiturnya ada 14
gejala.
Data Flow Diagram Level 2 menjelaskan
G1 = Batuk darah
proses Perhitungan dari metode Certainty
G2 = Batuk disertai lendir berwarna kuning
Factor, data penyakit yang akan disimpan
kehijauan
dalam tabel penyakit dan data gejala yang
G3=Batuk berdahak tebal dan
akan disimpan dalam tabel gejala yang
kental(lengket)
dapat diakses oleh Admin(Pakar). Proses
G4 = Sesak nafas dan nyeri pada dada
perhitungan CF dilakukan apabila
G5 = Demam/meriang lebih dari 1 bulan
pengguna menginputkan gejala baru(Data
G6 = Demam,berkeringat dan menggigil
Testing) sebagai data yang yang akan
G7 = Merasa lelah dan lesu (kelelahan)
dihitung dan diproses untuk diagnosa.
G8 = Nafsu makan menurun
Setelah perhitungan selesai maka hasil dari
G9 = Terjadi penurunan berat badan
perhitungan CF akan diketahui penyakit
G10 = Sakit pada tenggorokan
apa yang dimiliki pengguna dan akan
G11 = Nyeri otot
ditampilkan ke pengguna dan disimpan
G12 = Sakit kepala
kembali oleh sistem ke Database.
G13 = Demam
3.3.3 ERD (Entity Relation Diagram) G14= Sputum berwarna kemerahan /
purulent
ERD merupakan hubungan antara entitas
G15 = Pola nafas berubah
yang bersangkutan yang meliputi Gejala,
Keterangan penyakit :
Penyakit, dan Hasil. Diketahui suatu gejala
P1 = TBC
memiliki 1 atau beberapa penyakit dan satu
P2 = Bronkitis
hasil atau beberapa hasil memiliki 1
P3 = Pneumonia
penyakit.
P4 = Kanker paru-paru
Tabel 1. Relasi Penyakit
Kode Penyakit
Gejala P1 P2 P3 P4
G1 * *
G2 * * *

8
G3 * * * * membagi total jumlah tanda centang pada
G4 * * * * setiap gejala/evidence dengan total jumlah
G5 * * penyakit.
G6 * * Tabel 2. Nilai Probabilitas Hipotesa Pada
G7 * * * * Masing - masing Penyakit.
G8 * * * * Gej P(P1|G x ) P(P2|Gx) P(P3|Gx) P(P4|Gx) P(P|Gx)
ala
G9 * *
G10 * * * G1
0,5 0 0 0,5 0,5
G11 * * * * G2
0,33 0,33 0,33 0 0,75
G12 * * *
G3
G13 * * 0,25 0,25 0,25 0,25 1
G4
G14 * * 0,25 0,25 0,25 0,25 1
G5
G15 * * 0,5 0 0,5 0 0,5
G6
0,5 0 0,5 0 0,5
Tabel diatas menunjukkan kriteria G7
0,25 0,25 0,25 0,25 1
gejala yang dimiliki oleh keempat penyakit G8
yang telah di tandai. 0,25 0,25 0,25 0,25 1
G9
0,5 0 0 0,5 0,5
G10
3.5 Penentuan Nilai CF Gejala 0,33 0,33 0,33 0 0,75
Tahap awal yang harus dilakukan adalah G11
0,25 0,25 0,25 0,25 1
penentuan nilai CF gejala. Dimulai dengan G12
0 0,33 0,33 0,33 0,75
menentukan nilai Probabilitas hipotesa G13

penyakit yang dipengaruhi oleh gejala 0 0 0,5 0,5 0,5


G14
P(H|E). Berikut ini akan dijelaskan 0 0 0,5 0,5 0,5
G15
mengenai hasil dari nilai menentukan nilai 0 0,5 0 0,5 0,5
P(H|E), dicontohkan dengan Kode G1 pada
P(P1|Gx). Kode G bisa dilihat pada tabel Berikut ini akan dicontohkan cara
3.1. Diketahui bahwa kode G1 adalah mengetahui dari nilai CF gejala pada batuk
gejala batuk darah. Untuk memperoleh nilai darah. Dari CF gejala inilah nantinya akan
peluang tiap penyakit jika diberikan suatu dihitung CF kombinasi untuk menentukan
gejala/evidence pada P(P1|Gx) pada G1 = seorang pasien akan terdiagnosa suatu
0,05, perhatikan tabel 3.1. pada tabel penyakit, dengan cara memilih nilai CF
tersebut pada G1 di TBC ada 1 tanda Kombinasi tertinggi dari masing-masing
centang, sedangkan total tanda centang penyakit. Nilai CF itu sendiri berkisar
pada kode G1 adalah 2 tanda centang, Maka antara -1 sampai 1
sesuai dengan rumus Peluang bersyarat
diperoleh 1 tanda centang pada TBC dibagi 3.7 Proses Hitung Manual Atau
2 dari total jumlah tanda centang. Cara Implementasi Metode Certainty Factor
tersebut juga dilakukan untuk menentukan Diketahui seorang pasien memiliki gejala
P(P2|Gx), P(P3|Gx), dan P(P4|Px). yang dialami sebagai berikut :
Sedangkan untuk mengetahui P(P|Gx) G1 = Batuk darah
peluang dari semua penyakit jika diberikan G5 = Demam/meriang lebih dari 1 bulan
suatu gejala/evidence adalah dengan cara G8 = Nafsu makan menurun

9
Selanjutnya, menentukan probabilitas min[�𝑃𝑃�𝑃𝑃1�𝐺𝐺1�,𝑃𝑃(𝐻𝐻)�−𝑃𝑃(𝐻𝐻)]
MD =
hipotesa penyakit yang dipengaruhi oleh min[1,0] −𝑃𝑃(𝐻𝐻)
min(0,5 , 0,03)−0,03
gejala atau disebut P(H|E) berdasarkan data =
0−0,03
gejala yang sudah ditentukan pada tiap-tiap 0,03 −0,03
penyakit. =
−0,03
P(P1|Gx) adalah peluang terjadinya =0
Penyakit TBC dengan syarat Gejala ke-x CF1 = 0,473684211 - 0 = 0,473684211
Gejala 1 = 0,5 Tabel 3. Nilai CF seluruh gejala
Gejala 5 = 0,5 Penyakit Gejala Nilai CF Gejala
Gejala 8 = 0,25 TBC G1 0,4737
P(P2|Gx) adalah peluang terjadinya G5 0,4737
Penyakit Bronkitis dengan syarat Gejala G8 0,2105
ke-x Bronkitis G1 -1
Gejala 1 = 0 G5 -1
Gejala 5 = 0 G8 0,2105
Gejala 8 = 0,25 Pneumonia G1 -1
P(P3|Gx) adalah peluang terjadinya G5 0,4737
Penyakit Pnemonia dengan syarat Gejala G8 0,2105
ke-x Kanker G1 0,4737
Gejala 1 = 0 Paru-paru G5 -1
Gejala 5 = 0,5 G8 0,2105
Gejala 8 = 0,25
P(P4|Gx) adalah peluang terjadinya Selanjutnya, menghitung CF kombinasi
Penyakit Kanker paru-paru dengan syarat tiap-tiap penyakit menggunakan rumus
Gejala ke-x kombinasi.
Gejala 1 = 0,5 a. Perhitungan nilai certainty factor
Gejala 5 = 0
Gejala 8 = 0,25 untuk penyakit TBC adalah :

CF (TBC)1 = CF (P1|G1) + CF (P1|G2) * [1-


Setelah itu dilakukan perhitungan
CF(P1|G1)]
menentukan nilai CF gejala dengan rumus
metode certainty Factor seperti contoh = 0,4737 + 0,4737 * [1- 0,4737]
perhitungan Gejala Batuk Darah pada
sebelumnya dengan memasukkan P(H|E) = 0,4737 + 0,2493
diatas, dan nilai PH telah ditetapkan 0,05
ketentuan dari pakar. Berikut adalah hasil = 0,7230
nilai CF gejala. CF1 = MB(P1|G1)-
CF (TBC)2 = CF (P1|G3) + CF (TBC)1 * [1 -
MD(P1|G1)
CF(P1|G3)]
max[�P�𝑃𝑃1�𝐺𝐺1�,𝑃𝑃(𝐻𝐻)�−𝑃𝑃(𝐻𝐻)]
MB =
max[1,0]−𝑃𝑃(𝐻𝐻)
= 0,2105 + 0,7230* [1- 0,2105]
max(0,5 , 0,05)−0,05
=
1−0,05
0,5−0,05 = 0,2105 + 0,5708
=
0,95
= 0,473684211 = 0,78131

10
Berikut merupakan hasil dari perhitungan CF 4.4 Halaman hasil diagnosa pasien
kombinasi semua penyakit.

Tabel 4. Hasil Diagnosa


Penyakit Nilai CF
TBC 0,78131
Bronkitis -1
Pneumonia -1
Kanker Paru-Paru -1
Gambar 4. Hasil Diagnosa
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pasien
tersebut terdiagnosa penyakit TBC. 4.5 Akurasi
Pengujian tingakt akurasi yang
BAB IV IMPLEMEMNTASI SISTEM
dimaksud adalah untuk menemukan
4.1 Form Login persentase ketepatan dalam proses
pengklasifikasian terhadap data testing
yang diuji. Tingkat akurasi dihitung dengan
menggunakan rumus (Rodiyansyah, 2013):
Σ match
Akurasi = x 100%
Σ tp
Σ match = jumlah klasifikasi yang benar
Gambar Σ TP = jumlah data testing
1. Tampilan login user dan admin 45
Akurasi = x 100%
58
4.2 Halaman daftar konsultasi pasien = 77,58 %
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan pada tugas akhir ini, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Gambar 2. Halaman pendaftaran akun user 1. Metode Certainty Factor dapat
diimplementasikan pada sistem
4.3 Halaman Konsultasi
pakar diagnosa penyakit paru-paru
berbasis web
2. Berdasarkan hasil pengujian sistem,
dengan melakukan perbandingan
hasil diagnosa dokter dan hasil
diagnosa sistem diperoleh akurasi
77,58 %

5.2 Saran
Gambar 3. Halaman Konsultasi
disarankan bagi penelitian selanjutnya agar:

11
1. Penelitian selanjutnya dapat Depkes, RI.(2007). Pedoman Tatalaksana
mengembangkan sistem pakar Pneumonia balita. Jakarta: Depkes RI.
diagnosa penyakit paru-paru dengan
menambah diagnosa penyakit yang Hakim, Lukmanul., Uus Musalini. (2004).
lebih lengkap, dikarenakan
Cara Cerdas Menguasai Layout, Desain
pentingnya paru-paru sebagai organ
vital tubuh yang sangat penting dan Aplikasi Web. Jakarta: Pt. Elex Media
untuk diperhatikan kesehantanya Komputindo
dan diharapakan mennggunakan
metode-metode baru yang lebih Hollander, Anita S., Denna, Eric L.,
baik tingkat efisiensi dan Cherrington, J. Owen. (2000). Accounting,
akurasinya.
Information, Technology, and Business
2. Sistem pakar yang dikembangkan
disarankan dapat dirancang di System Solution. New York: Irwin
platform lainnya, seperti mobile McGraw-Hill.
sehingga penerapannya akan menjadi
lebih luas dan bisa digunakan oleh Indriani,A., Amaliah.Y. (2014). Implementasi Sistem
setiap orang. Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kandungan
menggunakan Metode Certainty Factor, (Online),
Daftar Pustaka (http://ojs.amikom.ac.id/index.php/semnasteknomedia/ar
Nilogiri, A., Suciati, N., Purwitasari, D. ticle/viewFile/1065/1026. Diakses 15 Desember 2016).
(2012). Klasifikasi Impresi Multi Label Komang. (2014). Jago pemrograman
dengan Probabilistic Neural Network PHP. Jakarta : Dunia Komputer.
pada Citra Batik Menggunakan Kombinasi Krismiaji. (2010). Sistem Informasi
Fitur Warna, Tekstur, dan Bentuk. Institut Akutansi. Yogyakarta : Unit dan
Percetakan YPKN
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Kurniawan, A. (2015). Penentuan Calon
Anisa, Fathin. (2013). Analisis Kaitan Pendonor Darah Menggunakan Algoritma
Riwayat Merokok Terhadap Pasien Naive Bayes Clasification Studi Kasus
Tuberkulosis PMI
Paru (TB Paru)di Puskesmas Srondol, Semarang, (Online),
(online), (http://ejournal.undip.ac.id/index.
(http://eprints.dinus.ac.id/15260.
php/jim /article/view10873/8599. Diakses
24 januari 2017) Diakses07 maret 2017)
Kusrini. (2006). Sistem Pakar Teori dan
Brunner &Suddart.(2002).
Aplikasi. Yogyakarta : Andi.
KeperawatanMedikalBedahEdisi 8.
Kusumadewi, Sri.(2003). Arfical
Jakarta: EGC. Intelligence (TeknikdanAplikasinya).
GrahaIlmu; Yogryakarta.
Burch, John., Grudnitsky Gary. (1986).
Informasi System Theory and Preactice; Misnadiarly. (2008). Penyakit Infeksi
Saluran Nafas Pneumonia Pada Anak
New York
12
Balita di kab. Ogan Komering ilir,
Sumatera Selatan. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta

Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan


Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta:
SalembaMedika
Prasetyo, Didik Dwi. (2006). 101 Tips dan
Trik pemrograman PHP. Jakarta : PT.
Elex Media Komputindo

Prasojo, Ipin., Kusumadewi, Sri. (2013).


Diagnosis EKG dengan Sistem Pakar
menggunakan K-NN. (Online).
(http://journal.uii.ac.id/index.php/snimed/a
rticle/view/4252/file. Diakses 18 April
2017).
Rodiyansyah, S. Fajar dan Edi Winarko.
(2013). Klasifikasi Posting Twitter
Kemacetan Lalu Lintas Kota Bandung
Menggunakan Naive Bayesian
Classification. Yogyakarta: Universitas
Pendidikan Indonesia
Santa, dkk. (2009). Seri
AsuhanKeperawatanGangguanSistemPern
afasanAkibatInfeksi. Jakarta: TIM.
Syaifudin, Mukh. (2007). Gen penekan
tumor p53, kanker dan radiasi pengion
Pusat Teknologi Keselamatan dan
Metrologi Radiasi Batan.
Jakarta BuletinAlara, Volume 8 Nomor
3,April 2007,119 – 128
Tabrani. (2010). Ilmu Penyakit
Paru, Trans Info Media; Jakarta

WHO & UNICEF (2006). The Forgotten


Killer of Children. New York: WHO

13

Anda mungkin juga menyukai