Anda di halaman 1dari 8

JIP (Jurnal Informatika Polinema) ISSN: 2614-6371 E-ISSN: 2407-070X

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU


MENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING
Septianda Reza Maulana1, Luqman Affandi2, Mamluatul Haniah3

1,2,3
Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Malang
1
septiandareza07@gmail.com, 2laffandi@polinema.ac.id, 3mamluatulhaniah@polinema.ac.id

Abstrak

Kesehatan paru-paru sangatlah penting dalam keberlangsungan hidup kita dan lingkungan yang kotor pun juga
sangat berpengaruh serta gaya hidup yang kurang sehat, banyak orang yang tidak peduli dengan kesehatannya,
sehingga banyak yang mengidap penyakit paru-paru. Saat ini, dokter spesialis paru-paru tidak sebanding dengan
penderita penyakit paru-paru sehingga harus menunggu lama, dan mengeluarkan biaya yang mahal untuk
melakukan konsultasi. Tujuan dari penelitian ini yakni membuat sistem pakar yang dapat menyelesaikan masalah
penyakit paru-paru dan cara penanganannya dengan menerapkan metode Case Based Reasoning, serta mengetahui
akurasi pada metode tersebut. Case Based Reasoning ialah metode dengan cara mengatasi suatu masalah baru
dengan mencari solusi kasus lama yang serupa dan akan tersimpan pada basis baru. Dengan menggunakan metode
ini diharapkan dapat memberikan jawaban dari kasus sebelumnya dan menggunakannya pada kasus baru.
Pengujian ini menggunakan pengujian akurasi, yang mana terdapat 5 data valid. Data yang diuji sebanyak 20
sampel data pasien, serta 10 responden, yaitu 1 orang pakar dan 9 pasien. Hasil pengujian dari penelitian yang
dilakukan, sistem dapat memberikan kemudahan bagi pasien, yang mana didapatkan dari hasil rata-rata kuesioner
yang sudah diisi dengan rata-rata sebesar 86.8% dan metode Case Based Reasoning mampu memberikan hasil
yang baik dalam mendiagnosis penyakit paru-paru dengan nilai akurasi sebesar 90.

Kata kunci : Sistem Pakar, Penyakit Paru-Paru, Case Based Reasoning

1. Pendahuluan Dalam penelitian yang berjudul Sistem Pakar


Paru-paru adalah organ penting bagi Menggunakan Aplikasi Forward Chaining
pernapasan apalagi dalam kelangsungan hidup mendapatkan nilai akurasi sebesar 83,08% (Dennis et
manusia. Memiliki lingkungan yang kotor, polusi al, 2020). Hal ini memunculkan ide menggunakan
udara yang meningkat dan gaya hidup yang tidak sistem pakar untuk diagnosa indikasi penyakit paru-
sehat menjadi penyebab penyakit paru-paru. Jadi paru menggunakan Case Based Reasoning (CBR).
sekecil apapun penyakit paru-paru tidak hanya Pembuatan sistem pakar ini bertujuan mendukung
berbahaya, tetapi juga mengganggu aktivitas sehari- masyarakat dalam mendiagnosis tanda-tanda awal
hari. Meskipun ada beberapa penyakit paru-paru dan pasien penyakit paru (Karo Ahmadu Kaju, 2020).
pernapasan yang tidak mengancam jiwa, namun tidak Case Based Reasoning (CBR) ialah cara untuk
boleh dianggap sepele karena berbagai komplikasi mengatasi masalah baru dengan mencari solusi kasus
yang dapat ditimbulkannya (Kusuma et al, 2014). lama yang serupa (Pratama Aris Yuda, 2019). Dengan
Pada beberapa penyakit yang mengenai paru-paru, metode ini dapat memberikan jawaban dari kasus
ada beberapa keluhan-keluhan yang sering sebelumnya dan menggunakannya pada kasus baru.
ditemukan. Keluhan-keluhan itu adalah batuk, dahak, Ini juga menyimpan kasus baru di basis pengetahuan,
sesak nafas, batuk berdarah, dan nyeri dada. Maka sehingga sistem bakal belajar dan mempunyai
dari itu mencegah lebih baik daripada mengobati pemahaman baru (Yayang Eluis Bali Mawartika,
(Samsudin, 2017). Banyaknya jumlah penderita yang 2021). Pada penelitian terdahulu, metode Case Based
terkena penyakit paru-paru disebabkan karena jumlah Reasoning mampu mendiagnosis penyakit paru-paru
dokter spesialis paru-paru yang tidak seimbang sekitar 90 % (Kusuma et al., 2014). Selain itu, dapat
sehingga banyak pasien penderita paru-paru harus diterapkan pada penyakit jantung dengan tingkat
berlama-lama menunggu dokter spesialis datang. akurasi memakai metode nearest neighbor similarity
Selain itu, penderita juga harus mengeluarkan biaya sejumlah 86,21%, metode minkowski sebesar 100%
yang mahal untuk berkonsultasi dengan dokter dan metode euclidean sejumlah 94,83% (Eka et al,
spesialis (Dessetiadi et al, 2016). 2017).

H a l a m a n | 193
Volume 9, Edisi 2, Februari 2023

Berdasarkan penjelasan diatas, permasalahan yang Penyakit paru-paru adalah penyakit yang khusus
akan dibahas pada penelitian ini diantaranya: menyerang organ paru-paru. Menurut Buku Ajar Ilmu
1. Bagaimana menerapkan sebuah sistem pakar Penyakit Paru 2010 dibuat dan disusun oleh
untuk mendiagnosis penyakit paru-paru dengan Departemen Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR RSUD
metode Case Based Reasoning? dr. Soetomo Surabaya terdapat 14 penyakit paru
2. Bagaimana akurasi metode CBR pada penyakit- diantaranya Tuberkulosis (TBC), Multi-Drug
paru yang dapat menentukan hasil diagnosa? Resistence (MDR)-TB, Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK), Asma Bronkial, Kanker Paru, Efusi
2. Tinjauan Pustaka Pleura, Penyakit Paru Kerja dan Pencemaran Udara,
2.1 Penelitian Terdahulu Pneumonia, Pneumoniatoraks, Gagal Napas, Edema
Beberapa penelitian terdahulu yang memiliki Paru, Avian Influenza (Flu Burung), Swine Influenza
keterkaitan dengan penelitian ini, untuk menentukan (Flu Babi) (Hariadi, 2010).
posisi penelitian. Adapun penelitian terdahulu yang
peneliti maksud adalah: 2.4 Case Based Reasoning
Penelitian pertama dilakukan oleh Samsudin, Case Based Reasoning (CBR) merupakan
Usman, Selviana dengan judul “Aplikasi Sistem metode pemecahan masalah dengan mengingat
Pakar Diagnosa Penyakit Pernapasan menggunakan peristiwa serupa (similarity) yang terjadi di masa
Metode Case-Based Reasoning” dapat disimpulkan lalu dan menggunakan pengetahuan atau
bahwa sistem pakar dapat memberikan solusi untuk informasi untuk memecahkan masalah yang
diagnosa penyakit pernafasan dengan cepat dan digunakan di masa lalu (Putra Semara Yoga
akurat dengan hasil 100% benar dengan perhitungan Bagus Ida et al., 2020).
menggunakan metode CBR (Samsudin, 2017). Bobot parameter (w):
Penelitian kedua dilakukan oleh Munazat Gejala penting = 5
Salmin dengan judul “Case Based Reasoning untuk Gejala sedang = 3
Diagnosis Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Gejala biasa = 1
Akut” dapat disimpulkan memberikan hasil sistem
CBR untuk diagnosis penyakit ISPA dengan hasil
terbaik menggunakan threshold ≥ 60% dengan
akurasinya 99,29% sedangkan yang terendah
menggunakan threshold ≥ 80% dengan nilai
akurasinya adalah 88,57% (Munazat Salmin, 2018).
Penelitian ketiga dilakukan oleh Amalia Martha
Ika, Arifianto Deni, Nilogiri Agung dengan judul
“Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Paru-Paru
Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis
Website” dapat disimpulkan metode certainty factor
memiliki akurasi sebesar 77,58% (Amalia Martha Ika
et al., 2019).
Penelitian keempat dilakukan oleh Dennis
Yazdanti, Saputro Adi Fikri, Royadi Juanda,
Darmawan Rizky, Saifuddin Aries dengan judul
“Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Paru–Paru
Menggunakan Forward Chaining” dapat disimpulkan
metode forward chaining memiliki akurasi sebesar
Gambar 1 Siklus Case Based Reasoning
83,08% (Dennis Yazdanti et al, 2020).

2.2 Sistem Pakar 3. Metodologi Penelitian


“Menurut Arhami tahun 2013, Sistem pakar 3.1 Pengumpulan Data
adalah program komputer yang dapat Pengumpulan data dilakukan dengan
diaplikasikan untuk memecahkan masalah. Pakar menggunakan teknik wawancara secara
adalah seseorang yang mempunyai keahlian di langsung dengan berbagai pihak yang terkait,
bidangnya untuk menyelesaikan masalah yang yang dapat memberikan data-data yang
rata-rata orang tidak dapat memecahkannya. diperlukan.
Salah satu contohnya adalah seorang dokter yang
merupakan seorang spesialis yang dapat 3.2 Pengolahan Data
mendiagnosis penyakit pasien dan mengobati Data yang didapat dari hasil wawancara dan
penyakit pasien tersebut” (Rahmatullah, 2018). observasi berupa jenis penyakit dan gejala paru-paru.
Selanjutnya dilakukan pengolahan data untuk
2.3 Jenis Penyakit Paru-Paru mengidentifikasi suatu masalah. Metode yang
diterapkan menggunakan metode Case Based
194 | H a l a m a n
JIP (Jurnal Informatika Polinema) ISSN: 2614-6371 E-ISSN: 2407-070X

Reasoning. Pada metode CBR ini terdapat 4 tahapan Pusing dan 1


yaitu retrieve, reuse, revise, retain. Pada tahap sakit
retrieve, sistem akan melakukan tahap pencocokan tenggorokan
antara kasus baru dengan kasus lama yang sudah Sesak napas 3
pernah diujikan langsung untuk mendapatkan nilai Demam dan 3
menggigil
similarity antar kasus. Setelah didapatkan kasus yang
Nyeri dada
mirip dengan nilai similarity atau kemiripan tertinggi, ketika batuk
maka solusi kasus lama yang mirip akan digunakan Susah 5
sebagai solusi atau diagnosis sementara untuk kasus bernapas
baru (reuse). Jika nilai similarity tertinggi tidak 3 Dada terasa Asma 3
mencapai angka maka perlu dilakukkan proses revise sesak, nyeri
(peninjauan kembali), yakni merevisi solusi tersebut Batuk 1
hingga memperoleh solusi yang sesuai, proses Sesak napas 3
selanjutnya adalah proses retain, yaitu proses Batuk kering / 5
menyimpan kasus baru ke dalam knowledge base berdahak
sistem, sehingga kasus baru tersebut dapat digunakan Demam dan 3
untuk penanganan kasus-kasus baru lainnya. menggigil
Nafsu makan 1
Berdasarkan syarat ketentuan untuk mendiagnosa
4 menurun Pneumonia
penyakit paru-paru, maka peneliti dapat menentukan
Detak jantung 3
kriterianya. Adapun kriteria yang akan digunakan meningkat
sebagai berikut: Bau mulut 3
a. Identitas pasien (nama, umur, tanggal lahir Berkeringat 1
dan golongan darah). Nyeri dada 3
b. Gejala penyakit. ketika batuk
c. Jenis penyakit paru-paru. Sesak napas 3
Batuk 3
Berikut rumus perhitungan pada metode Case Based berdahak yang
Reasoning: (Tri et al, 2017). berkepanjanga
𝑠1 ∗ 𝑤1 + 𝑠2 ∗ 𝑤2 + ⋯ + 𝑠𝑛 ∗ 𝑤𝑛 n
Penurunan 1
𝑤1 + 𝑤2 + ⋯ + 𝑤𝑛 berat badan
Mudah terkena 3
Keterangan: Penyakit
batuk pilek /
s = similarity (nilai kemiripan) Paru
5 ISPA
w = weight (bobot yang diberikan) Obstruktif
Tubuh terasa 5
Kronis
lemas / tidak
Adapun Langkah-langkah perhitungan kasus dengan bertenaga
proses Retrieve: Kaki maupun 3
1. Penetapan nilai dari pakar berdasarkan data pergelangan
basis pengetahuan yang sudah diberikan kaki
membengkak
(Betrisandi, 2019).
Kulit dan bibir 1
kebiruan
Tabel 1 Bobot Gejala Penyakit Paru-Paru

N Gejala Penyakit Bobo


2. Perhitungan.
o t Adapun cara perhitungan seperti tabel
Batuk yang dibawah ini. Disini saya contohkan
berkepanjanga 5 perhitungan tuberkulosis.
n Tabel 2 Contoh Perhitungan Tuberkulosis
Dahak disertai
5
darah Perhitungan Tuberkulosis
Nafsu makan Kasus Baru x Bobot Kasus Lama
1
menurun Tuberkulosi ID:Tub
1
Demam dan s Kekurangan
3 Oksigen
menggigil
Penurunan Sakit Kepala
1
berat badan Pembengkakan Batuk yang
Sesak napas 3 paru-paru berkepanjangan
Berkeringat di Dahak disertai Dahak disertai
1 5
malam hari darah darah
Napas 5 Nafsu makan Nafsu makan
2 Bronkitis 1
berbunyi menurun menurun
H a l a m a n | 195
Volume 9, Edisi 2, Februari 2023

Demam dan
3
Demam dan dapat lebih cepat dan sesuai dengan kebutuhan
menggigil menggigil pengguna. Saat mendesain database, dapat
Penurunan Penurunan dilakukan dengan menerapkan normalisasi ke
1
berat badan berat badan struktur tabel yang telah diketahui atau dengan
Sesak napas 3 Sesak napas membuat model relasi entitasnya.
Berkeringat di Berkeringat di
1
malam hari malam hari
Total 14
Similarity (14/19)
= 0,73

4. Analisis dan Peracangan Sistem


4.1 Analisis Sistem
Sistem yang dirancang dan dibangun dalam
penelitian ini adalah Sistem Pakar Diagnosa
Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Case
Based Reasoning. Sistem ini akan membantu
pengguna dalam melakukan konsultasi.
4.2 Perancangan Sistem
Diagram use case menjabarkan kebutuhan-
kebutuhan pengguna aplikasi Sistem Pakar
Diagnosa Penyakit Paru-Paru.

Gambar 3 Entity Relationship Diagram

5. Implementasi dan Pengujian Sistem


5.1 Implementasi Sistem
Implementasi sistem merupakan implementasi
dari rancangan antarmuka sistem yang dibuat dalam
bentuk layout atau mockup. Rancangan tersebut
kemudian diimplementasikan menggunakan
framework codeigniter sebagai bahasa pemrograman.
Berikut ini merupakan implementasi antarmuka yang
terdapat pada Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa
Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Case
Based Reasoning:

1. Halaman Diagnosa adalah halaman untuk


melakukan konsultasi.

Gambar 2 Use Case

Pada use case diagram di atas terdiri dari 2 aktor yaitu


admin dan user. Berikut penjelasan dari tiap actor:
- Admin adalah orang yang bertugas dan memiliki
hak akses untuk melakukan pengelolaan data. Gambar 4 Halaman Diagnosa
- User adalah orang yang dapat melakukan mengisi
form gejala dan melihat hasil diagnosa.
4.3 Perancangan Basis Data
Untuk menghasilkan sebuah aplikasi yang
mampu menyajikan data dapat saling
berhubungan, maka diperlukan desain database 2. Halaman Hasil Konsultasi adalah halaman
yang baik agar nantinya data yang dianalisis untuk melihat hasil konsultasi.
196 | H a l a m a n
JIP (Jurnal Informatika Polinema) ISSN: 2614-6371 E-ISSN: 2407-070X

G04
G09
G11
7 G01
G02
G03
G04
G05 Tuberkulos Tuberkulos
1
G06 is (TBC) is (TBC)
G07
G17
G19
Gambar 5 Halaman Hasil Konsultasi
G22
8 G06
G17 Penyakit Penyakit
5.2 Pengujian Sistem
G05 Paru Paru
Pengujian akurasi sistem dilakukan untuk
G18 Obstruktif Obstruktif 1
megetahui kesesuaian sistem dalam
G19 Kronis Kronis
memberikan keluaran berupa diagnosa hama
G20 (PPOK) (PPOK)
penyakit. Data yang diuji berjumlah 20 data
G21
analisa pakar. Hasil pengujian akurasi sistem
9 G06
dilakukan dengan membandingkan hasil analisa
G11
pakar dengan hasil analisa sistem.
G13
Tabel 3 Pengujian Akurasi Sistem
G04
N Inputa Identifikasi Identifikasi Akura G03 Pneumonia Pneumonia 1
o n Pakar Sistem si G14
Gejala G15
G16
1 G01
G09
G02
G03 10 G06 Penyakit Penyakit
G04 Tuberkulos Tuberkulos G17 Paru Paru
1 G18 Obstruktif Obstruktif 1
G05 is (TBC) is (TBC)
G06 G19 Kronis Kronis
G07 (PPOK) (PPOK)
G22 11 G01
2 G07 G09
G08 G15 Pneumonia Pneumonia 1
G06 Bronkitis Bronkitis 1 G16
G04 G21
G09 12 G03
3 G10 G06
Tuberkulos Tuberkulos
G11 Asma Asma 1 G07 1
is is
G12 G11
G17
4 G06
G07 Asma Bronkitis 0 13 G03
G12 G04
G05 Bronkitis Asma 0
5 G06
G10
G13
G13
G04
G03 14 G05
Pneumonia Pneumonia 1 Penyakit Penyakit
G14 G08
Paru Paru
G15 G19 1
Obstruktif Obstruktif
G16 G21
Kronis Kronis
G09 G22
6 G01 15 G03
G07 G06 Tuberkulos Tuberkulos
Bronkitis Bronkitis 1 1
G08 G07 is is
G06 G09
16 G01 Asma Asma 1
H a l a m a n | 197
Volume 9, Edisi 2, Februari 2023

G08 dan cara


G09 penangann
G10 ya dengan
G12 memilih
17 G03 gejala?
Penyakit Penyakit
G08 Memudahk
Paru Paru
G17 1 an user
Obstruktif Obstruktif
G18 dalam 40 60
Kronis Kronis 3
G19 melakukan % %
18 G02 diagnosa
G12 Tuberkulos Tuberkulos penyakit?
1
G15 is is Sistem
G22 dapat
19 G06 berjalan 50 50
4
G07 sesuai % %
G08 Pneumonia Pneumonia 1 dengan
G13 fungsinya?
G14 Sistem
20 G01 mudah 50 50
5
G03 digunakan % %
G09 Asma Asma 1 ?
G11
G14 7. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang
Hasil akurasi bernilai 1 artinya perhitungan sistem telah dilakukan dapat diambil kesimpulan,
sesuai atau sama dengan keluaran dari data analisa bahwa sistem yang dibuat menggunakan metode
pakar, dan sebaliknya hasil akurasi bernilai 0 artinya Case Based Reasoning dapat memberikan
keluaran sistem tidak sama dengan keluaran dari data kemudahan kepada pasien / pengguna dalam
analisa pakar. Pada tabel 5.3 telah diuji 20 data menggunakan aplikasi yang dibuat untuk
diagnosis penyakit paru-paru dan terdapat 5 data melakukan konsultasi serta mendapat cara
valid. Berikut perhitungan untuk menentukan hasil penanganannya, yang mana didapatkan dari
nilai akurasi: hasil rata-rata kuesioner yang sudah diisi dengan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑡 rata-rata sebesar 86.8%. serta sistem yang
Nilai Akurasi = * 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐷𝑎𝑡𝑎 dibangun dengan menerapkan metode Case
18
= * 100% Based Reasoning mampu memberikan hasil
20
= 90% yang baik dalam mendiagnonis penyakit paru-
Dapat disimpulkan bahwa akurasi sistem sebesar paru dengan persentase nilai sebesar 90%.
90% yang menunjukkan bahwa sistem ini dapat
berfungsi dengan baik sesuai dengan identifikasi 7.1 Saran
pakar. 1. Sistem dapat dikembangkan dengan
6. Hasil dan Pembahasan menambahkan metode lain agar
6.1 Hasil Pengujian Kuesioner Pengguna mendapatkan tingkat akurasi yang lebih
Dalam pengujian kuesioner ini menggunakan akurat dan lebih baik lagi dalam
google form untuk mengumpulkan data mendiagnosa penyakit.
pengujian oleh pengguna dan terdapat 10 2. Sistem dapat dikembangkan dengan
orang responden, yaitu 1 seorang pakar dan 9 menambah fitur-fitur yang belum terdapat
pengguna. pada sistem ini untuk pengembangan
Tabel 4 Penilaian Pengujian Kuesioner aplikasi selanjutnya.
Pengguna
Daftar Pustaka:
N Pertanyaan SS S C K T Amalia Martha Ika, Arifianto Deni, Nilogiri Agung.
o S S
(2019). SISTEM PAKAR DIAGNOSA
Tampilan
antarmuka 40 50 10 PENYAKIT PARU-PARU
1
yang user % % %
MENGGUNAKAN METODE
friendly?
Sistem CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB.
dapat 40 40 20 1-13. Retrieved from
2
memberika % % %
n solusi

198 | H a l a m a n
JIP (Jurnal Informatika Polinema) ISSN: 2614-6371 E-ISSN: 2407-070X

http://repository.unmuhjember.ac.id/619/1/j Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode


urnal%20semhas.pdf Case Based Reasoning. JURNAL INFOTEL,
Betrisandi. (2019). Penerapan Case Based Reasoning 6, 57-62.
Untuk Penyakit Tanaman Semangka. Jurnal doi:https://doi.org/10.20895/infotel.v6i2.17
Tecnoscienza, 3. Maulidia Rezki Tri, T. R. (2017). IMPLEMENTASI
Dennis Yazdanti, Saputro Adi Fikri, Royadi Juanda, CASE BASED REASONING SISTEM
Darmawan Rizky, Saifuddin Aries. (2020). DIAGNOSA PENYAKIT ANAK
SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT PARU- BERBASIS WEB. Jurnal Coding, Sistem
PARU DENGAN. JATIMIKA ( Jurnal Komputer Untan, 5, 57-63. Retrieved from
Kreativitas Mahasiswa Informatika), 180- https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jcskom
182. Retrieved from mipa/article/download/22572/17925
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/J Munazat Salmin. (2018, April 1). Case Based
ATIMIKA/article/view/11844/8841 Reasoning untuk Diagnosis Penyakit Infeksi
Dessetiadi Ibnu Titto, A. P. (2016). SISTEM PAKAR Saluran Pernapasan Akut. JIKO (Jurnal
UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT Informatika dan Komputer) Ternate, 2.
PARU-PARU MENGGUNAKAN doi:http://dx.doi.org/10.33387/jiko.v1i1.11
ALGORITMA BAYES. Seminar Nasional 67
Teknologi Informasi dan Multimedia 2016. Pratama Aris Yuda, G. W. (2019). SISTEM TANYA
4, pp. 25-30. UNIVERSITAS AMIKOM JAWAB MENGENAI PENYAKIT ASMA
YOGYAKARTA. Retrieved from MENGGUNAKAN METODE CASE
https://ojs.amikom.ac.id/index.php/semnast BASED REASONING. Seminar Nasional
eknomedia/article/download/1269/1201 Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2019
Eka Wahyudi, Sri Hartat. (2017, Januari 1). Case- (pp. 35-42). Universitas Muhammadiyah
Based Reasoning untuk Diagnosis Penyakit Malang.
Jantung. IJCCS, 11, 1-10. doi:https://doi.org/10.22219/sentra.v0i5.30
doi:https://doi.org/10.22146/ijccs.15523 23
Hariadi, S. W. (2010, Juli-Desember). Buku Ajar Putra Semara Yoga Bagus Ida, Wibisono Setyawan.
Penyakit Paru 2010. Surabaya: Departemen (2020, Juni 1). Sistem Pakar Diagnosa
Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR – RSUD Dr. Penyakit Kulit Anjing. JURNAL
Soetomo. Retrieved from INFORMATIKA UPGRIS, 6, 73-74.
https://media.neliti.com/media/publications Retrieved from
/140460-ID-sistem-pakar-diagnosis- http://journal.upgris.ac.id/index.php/JIU/art
penyakit-paru-par.pdf icle/download/6145/3364
Karo Ahmadu Kaju, Y. A. (2020, Juni 6). Sistem Rahmatullah, S. (2018). Sistem Pakar Untuk
Pakar Diagnosa Penyakit Paru–Paru Mendiagnosa Penyakit Mata Dengan.
Menggunakan Metode Case Base Reasoning Journal Speed – Sentra Penelitian
Pada Telegram Bot. REPOSITOR, 711-716. Engineering dan Edukasi, 7.
doi:10.22219/repositor.v2i6.475 Samsudin, U. S. (2017, Agustus 13). APLIKASI
Kusuma Andita Diki, Chairani. (2014, November 2). SISTEM PAKAR DIAGNOSA
Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa PENYAKIT PERNAPASAN
H a l a m a n | 199
Volume 9, Edisi 2, Februari 2023

MENGGUNAKAN METODE CASE-


BASED REASONING. JURNAL IPTEKS
TERAPAN, 11, 272-281.
doi:http://doi.org/10.22216/jit.2017.v11i3.1
034
Yayang Eluis Bali Mawartika. (2021). Implementasi
Metode Case Based Reasoning untuk
Mendiagnosa Penyakit Lambung. Jurnal
Ilmiah Binary STMIK Bina Nusantara Jaya,
3, 39-46.
doi:https://doi.org/10.52303/jb.v3i2.54

200 | H a l a m a n

Anda mungkin juga menyukai