Anda di halaman 1dari 22

LITERATURE REVIEW FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


PADA PERAWAT DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
TAHUN 2022

Arham Alam

Alamat Korespondensi : (arhamalam78@gmail.com)

ABSTRAK

Alat Pelindung Diri (APD) adalah pakaian khusus atau peralatan yang digunakan
untuk perlindungan diri dari bahan yang menular.Alat Pelindung Diri sangat penting bagi
perawat. Pekerjaan yang dilakukan perawat mempunyai potensi tinggi dalam penyebaran
infeksi, seperti pembersihan cairan tubuh, injeksi/pengambilan darah, pemasangan
kateter, perawatan luka, dan lain – lain. Apabila pekerjaan tersebut tidak dilengkapi
dengan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan akan
berpotensi menularkan penyakit infeksi baik bagi pasien dan petugas kesehatan
(Pramesti et al., 2017). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada perawat di
fasilitas pelayanan kesehatan. Artikel dikumpulkan melalui database Pubmed dan Google
scholar.Hasil tinjauan literature menunjukkan ada beberapafaktor-faktor yan g
berhubungan dengan kepatuhan penggunaan APD pada perawat yaitu pengetahuan,
masa kerja, sikap dan ketersediaan APD.Untuk itu diharapkn kepada perawat dalam
menjalankan peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dituntut untuk menjaga
keselamatan diri dari bahaya serta dampak yang ditimbulkan yakni dengan
menggunakan proteksi diri, dimana proteksi diri merupakan suatu pencegahan untuk
menghindari atau meminimalkan bahaya.

Kata Kunci : kepatuhan penggunaan APD, perawat, pelayanan kesehatan

PENDAHULUAN
Alat pelindung diri (APD) pekerja industri lainnya. Perawat
merupakan suatu alat yang di pakai merupakan kelompok beresiko dalam
untuk melindungi diri atau tubuh mealukan pekerjaan sehari-hari.
terhadap bahaya-bahaya kecelakaan Perawat berisiko terpapar darah dan
kerja (perawat), dimana secara teknis cairan tubuh yang terinfeksi (bloodborne
dapat mengurangi tingkat keparahan pathogen) yang dapat menimbulkan
dari kecelakaan kerja yang terjadi pada infeksi HBV (Hepatitis B Virus), HCV
perawat atau pasien. Alat pelindung diri (Hepatitis C Virus) dan HIV (Human
tidak menghilangkan atau pun Immunodeficiency Virus) melalui
mengurangi bahaya yang ada (Sitorus & berbagai cara, salah satunya melalui
Sunengsih, 2016). luka tusuk jarum atau yang dikenal
Hasil laporan National Safety dengan istilah Needle Stick Injury atau
Council tahun 1988 menunjukkan NSI (Istih et al., 2017)
bahwa terjadinya kecelakaan kerja di Data angka kecelakaan kerja di
rumah sakit 41% lebih besar dari Indonesia mencapai 99.491 kasus yang
pekerja industri lainnya. Kasus yang diakibatkan kelalaian penggunaan Alat
sering terjadi adalah tertusuk jarum, Pelindung Diri (APD) secara umum
terkilir, sakit pinggang, tergores, luka pada beberapa unit kerja. Ketidak
bakar dan penyakit infeksi lainnya. patuhan perawat dalam penggunaan
Laporan lainnya di Israel angka Alat Pelindung Diri (APD) ini tidak
prevalensi cedera punggung tertinggi menggunakan handscoon atau masker,
pada perawat (16,8%) dibandingkan atau bahkan keduanya saat melakukan
tindakan keperawatan, misalnya Penelitian Metode
pemasangan infus dan pemberian obat literaturereviuw dilakukan untuk
suntik dengan alasan lupa ataupun berbagai tujuan, diantaranya untuk
merasa kesulitan dan tidak nyaman saat mengidentifikasi, mengkaji,
melakukannya. Bahkan akibat dari mengevaluasi, dan menafsirkan semua
ketidakpatuhan perawat dalam penelitian yang tersedia dengan bidang
penggunaan APD telah terjadi topik fenomena yang menarik, dengan
kecelakaan seorang perawat tertusuk pertanyaan penelitian tertentu yang
jarum suntik bekas pasien dan setelah relevan. SLR juga sering dibutuhkan
dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk penentuan agenda riset, sebagai
akhirnya perawat tersebut dinyatakan bagian dari disertasi atau tesis, serta
tertular penyakit Hepatitis B (Riyanto, merupakan bagian yang melengkapi
2018) pengajuan hibah riset (Triandini et al.,
Data Dinas Tenaga Kerja 2019)
Sulawesi Selatan, angka kecelakaan Literatur riview merupakan
kerja pada tahun 2010 sebanyak 531 pencarian buku-buku atau referensi
kasus, tahun 2011 sebanyak 501 kasus, yang berkaitan dengan masalah
tahun 2012 mengalami peningkatan penelitian. Teori-teori itu yang akan
mencapai angka 912 kasus dan tahun menjadi landasan untuk melakukan
2013 sebanyak 632 kasus. Penggunaan suautu penelitian adalah untuk
APD pada perawat masih dikategorikan mendapatkan gambaran yang
kurang. berkenaan dengan apa yang sudah
Siburan (2012) menunjukkan pernah dikerjakan orang lain
bahwa sikap perawat dalam sebelumnya (Nopria et al, 2018).
penggunaan APD masih kurang, yaitu 1. Kriteria Inklusi
sebanyak 53,30% perawat memiliki a. Jurnal yang berkaitan dengan
sikap negatif dan 46,7% yang memiliki keyword; kepatuhan penggunaan
sikap positif (Nurmalia et al., 2019). APD pada perawat
Perawat adalah tenaga kesehatan b. Jurnal yang membahas
yang paling besar jumlahnya dan paling mengenai kepatuhan
lama kontak dengan pasien, sehingga penggunaan Alat pelidung diri
sangat berisiko dengan pekerjaannya, c. Jurnal yang di publikasikan dari
namun banyak perawat tidak menyadari tahun 2015-2020
terhadap risiko yang mengancam Kriteria Eksklusi
dirinya, melupakan keselamatan dan 1. Jurnal yang tidak berkaitan
kesehatan kerja dengan keyword; kepatuhan
penggunaan APD pada prawat
BAHAN DAN METODE 2. Jurnal yang tidak membahas
Lokasi, Populasi, Sampel tentang kepatuhan penggunaan
Penelitian ini menggunakan APD
Literature review dengan metode 3. Jurnal yang tidak di publikasikan
systematic Literature riview ( SLR ) juga dari tahun 2015-2020
disebut tinjauan pusaka sistematis, 19 Pengumpulan Data
Juni s/d 28 Juli 2020. Populasi dalam 1. Data sekunder adalah data yang
penelitian ini adalah ke-limabelas jurnal diperoleh dalam bentuk jadi dan
yang sesuai kriteria penelitian untuk telah diolah oleh pihak lain yang
dilakukan riview biasanya dalam bentuk publikasi.
Metode literature riview 2. Data primer adalah data yang
mengidentifikasi, menilai dan dikumpulkan dan diolah sendiri
menginterpretasi seluruh temuan pada oleh suatu organisasi atau
satu topik penelitian, untuk menjawab perorangan langsung dari
pertanyaan penelitian (research objeknya (Saryono 2014).
question) yang telah ditetapkan Pengolahan Data
sebelumnya 1. Editingadalah tahapan kegiatan
memeriksa validitas data yang
masuk seperti memeriksa kata kunci, PubMed dengan kunci
kelengkapan pengisian kuesioner, “factors of compliance with the use of
kejelasan jawaban, relevansi personal protective equipment on
jawabandankeseragaman suatu nurses” sebanyak 1003 artikel.
pengukuran. Sehingga, total artikel yang
2. Codingadalah tahapan kegiatan teridentifikasi sebanyak 3.303 jurnal.lalu
mengklasifikasi data dan jawaban peneliti melakukan penghapusan dari
menurut kategori masing-masing literature-literatur yang memiliki
sehingga memudahkan dalam kesamaan (yang benar-benar sama
pengelompokan data Processing dimulai dari judul, abstrak, isi dan lain-
3. Processing adalah tahapan lain). Hal ini dikarenanakan peneliti
kegiatan memproses data agar melakukan publish jurnal di berbagai
dapat dianalisis. Pemrosesan data tempat yang berbeda, namun penelitian
dilakukan dengan cara yang diterbitkan sama sebanyak 1.000
memasukkan data hasil pengisian jurnal. Setelah menghapus literature
kuesioner ke dalam master tabel. yang sama, maka terkumpul artikel yang
4. Cleaning yaitu tahapan kegiatan tidak memilki kesamaan satu dengan
pengecekan kembali data yang yang lainnya sebanyak 2.303 jurnal.
sudah di masukkandan melakukan kemudian buang artikel yang tidak
koreksi bila terdapat kesalahan. relevan dan yang tidak sesuai engan
(Lapau, 2013). criteria yang di inginkan oleh peneliti
Analisis Data dalam melakukan review sebanyak
1. Analisis Univariat 1.800 jurnal.
Digunakan untuk mendeskripsikan Setelah itu, terciptalah kandidat
variabel penelitian guna memperoleh abstrak yang diinginkan oleh peneliti
gambaran atau karakteristik sebelum sebanyak 503 jurnal.Selanjutnya, artikel
dilakukan analisi bivariat. Hasil dari yang terkumpul dilakukan penghapusan
penelitian ditampilkan dalam bentuk kembali bagi literature yang tidak
distribusi frekuensi. berfokus pada variable dependen dan
2. Analisis Bivariat variable independen yang telah
Analisis bivariat yang dilakukan ditentukan oleh peneliti sebanyak 203
adalah tabulasi silang antara dua jurnal. Setelah itu, muncul penelitian –
variabel yaitu variabel independen penelitian yang menjadi kandidat dalam
dan dependen. Analisis bivariat yang review yang dimana hal tersebut
digunakan untuk mengetahui diinginkan oleh peneliti sebanyak 300
hubungan terhadap objek penelitian jurnal.
adalah menggunakan uji chi square. Kemudian peneliti menghapus
kembali artikel yang berisikan review full
Proses pencarian jurnal texs sebanayak 200 jurnal. Setelah itu
Pada literature review berisi pencarian artikel yang telah dikumpulkan sebanyak
literature dengan penelitian yang 100 jurnal. Selanjutnya dipilah kembali
bersumber dari Google Scholar dan megenai artikel yang terpilih atau
pubmed yang di publikasikan dari tahun diterbitkan pada penelitian yang sama
2015 sampai 2020. Menggunakan yang dimana ada sebanyak 89 jurnal.
artikel bahasa inggris dan bahasa Kemudian penelitian – penelitian yang
Indonesia. Kata kunci atau keybord diingikan agar dijadikan penelitian telah
yang digunakan yaitu faktor yang terkumpulkan sebanyak 11 jurnal.
berhubungan dengan kepatuhan
penggunaan APD pada perawat,
hubungan kepatuhan perawat dengan
penggunaan APD di Rumah sakit,
hubungan faktor perilaku dengan
penggunaan APD pada perawat di
dapatkan artikel sebanyak 2.300 dan
pada Google Scholarmenggunakan
Alur Pengumpulan Data

Pencarian Literatur :
Goolge scholar : 2.300 Kandiidat Artikel ( n =
PubMed : 1003
Total artikel teridentifikasi
: 3.303

Artikel duplikat yang


di

Kandidat Artikel ( n=
2303 ) Tidak sesuai dengan judul
( n=1.800 )
1.Tidak relevan
2.Tidak menemukan
kriteria yang diinginkan
Artikel tidak sesuai dengan
abstrak yangdiinginkan ( n :203)
-Non RCTs
Kandidat Artikel ( n =300 )
-Tidak fokus pada faktor yang
diinginkan
-Tidak fokus pada asi ekskusif

Artikel Tes Penuh (n=200)


Kandidat artikel ( n = 100 )

Artikel yang diterbitkan


pada study yang sama
Artikel yang sesuai ( n=14) ( n : 86 )

Proses Pengumpulan Data


Pengumpulan data disusun berdasarkan tahun terbit terupdate mulai dari 2016-2020
Tabel 1.1 Sintesis Grid
No Judul/outhor Tujuan Desain Sampel Instrumen Hasil
Peneliitian Penelitian Penelitian
1. Tingkat Tujuan Penelitian Seluruh angket/ Hasi yang di
Kepatuhan penelitian ini deskriptif perawat di kuesioner dapatkan
Perawat adalah untuk dengan ruang rawat adalah bahwa
Mengenai Sop mngetahui pendekatan bedah rumah dari 24
Dalam “tingkat metode cross sakit umum responden
Penggunaan kepatuha sectional daerah koja menjawap
APD Di Ruang perawat jakarta utara pertanyaan
Rawat Bedah mengenai sop dengan dengan baik,
Lt.12 Blok.D dalam jumlah berdasarkan
Rsud Koja penggunaan responden sikap hampir
Jakarta Utara” APD di ruang 30 orang dari sebagian
/Egeria dorina perawatan responden
sitorus & bedah di rsud adalah d3 dan
asnah koja jakarta mempunyai
sunengsih utara. tingkat
( 2016 ). kepatuhan
patuh (68%),
cukup patuh
(21%) dan
tidak patuh
(11%).dengan
demikian
tingkat
kepatuhan
perawat rata-
rata patuh
(68%).
2. Kepatuhan Penelitian ini Jenis sampel Observasi Hasil
Menggunakan bertujuan untuk penelitian ini sebanyak 64 penelitian
Alat Pelindung mengetahui adalah orang menunjukkan
Diri (APD) korelasi antara observasiona adanya
Ditinjau Dari pengetahuan l dengan korelasi antara
Pengetahuan dan perilaku desain kepatuhan
Dan Perilaku petugas penelitian menggunakan
Pada Petugas instalasi cross alat pelindung
Instalasi pemeliharaan sectional diri apd
Pemeliharaan sarana dan pengetahuan
Sarana prasarana (p value = 0,
Dan rumah sakit 001), dan
Prasarana dengan perilaku (p
Rumah Sakit / kepatuhan value = 0,
Rizka ayu terhadap 006). pihak
zahara (2017) penggunaan rsud
alat pelindung diharapkan
diri APD dapat
menerapkan
standar
prosedur
operasional
(spo) yang
lebih tegas,
melakukan
pelatihan
tentang
penggunaan
apd, dan
meningkatkan
pengawasan
terhadap
kepatuhan
petugas dalam
menggunakan
APD.
3. Evaluasi Tujuan Pendekatan Sampel 20 Observasi Hasil
Pengetahuan penelitian ini survey orang dan penelitian ini
Dan adalah deskriptif dan perawat wawancar diperoleh
Kepatuhan mengevaluasi rancangan a bahwa
Perawat pengetahuan cross sebanyak 12
Terhadap dan kepatuhan sectional orang perawat
Penggunaan perawat (60%)
Alat Pelindung terhadap mempunyai
Diri Di penggunaan pengetahuan
Intensive Care Alat Pelindung tinggi dan 8
Unit (Icu) Rsud Diri (APD). orang perawat
Panembahan (40%)
Senopati mempunyai
Bantul pengetahuan
Yogyakara/ rendah. Selain
Ayu Cahyanig itu didapatkan
Pramesti/2017 bahwa
sebanyak 16
orang perawat
(80%) Patuh
terdapat
penggunaan
Alat Pelindung
Diri (APD) dan
4 orang
perawat (20%)
Tidak Patuh
dalam
penggunaan
Alat Pelindung
Diri (APD).
Kesimpulan
penelitian ini
adalah tenaga
perawat di
Intensive Care
Unit (ICU)
RSUD
Panembahan
Senopati
Bantul
mempunyai
tingkat
pengetahuan
mengenai Alat
Pelindung Diri
(APD) yang
tinggi dan
patuh terdapat
penggunaan
Alat Pelindung
Diri (APD)

4. Faktor – faktor Untuk Jenis Populasi Wawanca Menunjukkan


yang mengetahui penelitian dalam ra dan ada hubungan
memengaruhi faktor-fakor apa yang penelitian ini kuesioner pengetahuan,
penggunaan saja yang digunakan sebanyak sikap,
alat pelindung memengaruhi adalah 134 perawat ketersedian
diri (APD) penggunaan penelitian dan sampel apd, dukungan
tenaga alat pelindung analitik sebanyak rekan kerja
kesehatan diri (apd) tenaga dengan 100 orang dan
perawat di kesehatan desain cross pengawasan
rsud dr. Rm. perawat di rsud sectional diperoleh nilai
Pratomo dr. Rm. Pratomo < 0,05 dengan
bagansiapiapi bagansiapiapi penggunaan
kabupaten kabupaten apd. Hasil uji
rokan hilir/ rokan hilir regresi
Muhammad menunjukkan
zaki (2018) ada pengaruh
ketersediaan
apd dan
pengawasan
terhadap
penggunaan
apd pada
perawat
dengan nilai r2
=0,300.
Adapun faktor
yang paling
dominan
berpengaruh
adalah
variabel
ketersediaan
apd terhadap
penggunaan
alat pelindung
diri (APD)
tenaga
kesehatan
perawat rsud
dr. Rm.
Pratomo

5. Faktor yang Tujuan Studi Sampel 97 Wawanca Dari hasil


berhubungan penelitian ini deskriptif orang ra dengan analisis
dengan Peneliti ingin analitik perawat di menggun univariat
penggunaan mengetahui dengan ruangan akan didapatkan
apd perawat rs faktor yang desain cross rawat inap rs kuesioner 54,6%
islam ibnu sina mempengaruhi sectional islam ibnu , angket responden
bukittinggi/ perawat sina dan menggunakan
Puti menggunakan bukittinggi lembar alat pelindung
khairunnisak alat pelindung observasi diri yang
(2018) diri dalam yang sesuai.
melaksanakan diajukan Terdapat
tugasnya kepada 61,9%
responde memiliki
n motivasi tinggi
54,6%
menyatakan
petugas p2k3
berperan,
58,8%
responden
menyatakan
sop
terlaksana.
Hasil analisis
bivariat
menunjukkan
terdapat
hubungan
yang signifikan
antara
motivasi
(pvalue=0,016)
: or=3,051)
dan peran
petugas
p2k3dengan
penggunaan
apd
(pvalue=0,023)
: or=2,809).
Sedangkan
tidak
ditemukan
hubungan
yang signifikan
antara
ketersediaan
alat pelindung
diri dan sop
dengan
pvalue=0,848
dan 0,196.
Dapat
disimpulkan
bahwa
penggunaan
alat pelindung
diri pada
perawat di
ruangan rawat
inap rs islam
ibnu sina
bukittinggi
tahun 2017
dipengaruhi
oleh motivasi
dan peran
petugas
panitia
pembina
kesehatan dan
keselamatan
kerja (p2k3)
6. Hubungan Tujuan dari Deksriptif Jumlah Kuesiner Hasil
pendidikan, penelitian ini kuantitatif sampel 50 penelitian
pengetahuan, adalah untuk dengan orang menunjukkan
dan masa mengetahui pendekatan perawat di bahwa tidak
kerja dengan hubungan cross ruang rawat ada hubungan
tingkat pendidikan, sectional inap dewasa pendidikan
kepatuhan masa kerja dan dengan tingkat
perawat dalam tingkat kepatuhan
penggunaan pengetahuan perawat dalam
apd di rs dengan penggunaan
harum sisma kepatuhan apd (p-value
medika tahun perawat dalam =0,365), ada
2019/ Restu penggunaan hubungan
iriani(2019) apd di rs harum antara masa
sisma medika kerja dengan
tahun 2019 tingkat
kepatuhan
perawat dalam
penggunaan
apd (p-value
=0,0017, or
=5,688), dan
ada hubungan
antara tingkat
pengetahuan
dengan tingkat
kepatuhan
perawat dalam
penggunaan
apd (p-value
=0,000, or
=14,583)
7. Faktor-faktor Untuk Deskritif Sampel 40 Kuisioner Hasil analisis
yang mengetahui analitik responden da n terdapat
berhubungan faktor-faktor desain cross perawat lembar hubungan
dengan yang sectional observasi pengetahuan
perilaku berhubungan dengan
perawat dalam dengan perilaku perilaku
penggunaan perawat dalam perawat dalam
alat pelindung penerapan alat penerapan
diri/ Nova pelindung diri apd (p=0,043),
fridalni1 & rini terhadap terdapat
rahmayanti pencegahan hubungan
(2018) penularan sikap dengan
infeksi perilaku
nosocomial. perawat dalam
penerapan
apd (p=0,000),
terdapat
hubungan
sarana dan
prasarana
dengan
perilaku
perawat dalam
penerapan
apd (p=0,012)
8. Gambaran Untuk Kuantitatif ampel pada Observasi APD yang
penggunaan mengidentifikasi dengan penelitian paling sering
alat pelindung gambaran pendekatan adalah digunakan
diri oleh Pemakaian apd Deskriptif tindakan yaitu sarung
perawat di di ruang Yang tangan,
ruang perawatan di dilakukan masker, dan
Perawatan rumah sakit oleh perawat juga apron.
rumah sakit/ pada saat Hasil
Devi nurmalia Menggunaka Penelitian
(2019) n apd, yaitu menunjukkan
sebanyak 57 bahwa
Tindakan sebanyak
untuk sarung 54,39%
tangan, tujuh tindakan yang
Pemakaian dilakukan
masker, dan perawat tidak
tiga untuk sesuai dalam
Pemakaian Penggunaan
apron sarung tangan.
Penggunaan
masker dan
apron di
antara perawat
sudah hampir
seluruhnya
Benar, hanya
ditemukan
satu
kesalahan
pemakaian
masker.

9. Faktor-faktor Tujuan Dilaksanakan Sampel yaitu Kuisioner Berbasis


yang penelitian Untuk Dengan perawat Dari hasil
berhubungan mengetahui menggunaka sebanyak 62 penelitian
dengan tingkat faktor-fakto n penelitian Responden diketahui
Kepatuhan yang Analitik 46,8%
perawat berhubungan dengan responden
terhadap dengan tingkat analisis adalah
penggunaan Kepatuhan kuantitatif Ketidakpatuha
alat perawat Dan n
Pelindung diri terhadap rancangan menggunakan
(apd) di rsup penggunaan cross alat pelindung
dr. Kariadi alat sectional diri sesuai
semarang Pelindung diri prosedur. Itu
(studi kasus di (apd) di rsup dr. Hasil uji chi-
instalasi rawat Kariadi square
inap merak)/ semarang menunjukkan
Salma adilah (studi kasus di tingkat
putri (2018) instalasi rawat pendidikan
inap merak) responden (p
= 0,021) dan
Dukungan
sebaya (p =
0,04) secara
signifikan
berhubungan
dengan tingkat
kepatuhan
Perawat
dengan
perilaku
penggunaan
alat pelindung
diri.
Sedangkan
usia
Responden (p
= 0,779), masa
kerja
responden (p
= 0,871),
pengetahuan
tentang
Responden (p
= 0,516), sikap
responden (p
= 0,354),
beban kerja
Responden (p
= 0,059),
regulasi (p =
0,207),
fasilitas (p =
1.000), dan
pengawasan
(p = 0,642)
tidak
berhubungan
signifikan
dengan tingkat
kepatuhan
perawat dalam
menggunakan
Alat pelindung
diri.
10 Hubungan Tujuan untuk Jenis Responden Kuesioner Dapat dilihat
Pengetahuan mengetahui penelitian sebanyak 49 bahwa dari 23
Tentang hubungan analitik responden responden
Penggunaan pengetahuan dengan yang ada di yang
Alat Pelindung tentang desain cross Puskesmas pengetahuan
Diri (APD) penggunaan sectional Kuok kurang,
Dengan alat pelindung terdapat 8
Kepatuhan diri (apd) responden
Penggunaan dengan (34,8%) yang
Apd Pada kepatuhan patuh
Perawat penggunaan menggunakan
Di Puskesmas apd pada APD.
Kuok/ Lira perawat Sedangkan
Mufti Azzahri di puskesmas dari 26
&Khairul kuok responden
Ikhwan, (2019) yang
pengetahuan
baik, terdapat
5 responden
(19,2 %) yang
tidak patuh
menggunakan
APD. Dari uji
statitistik dapat
diketahui
bahwa nilai p
value = 0,003
(p < 0,05),
artinya ada
hubungan
yang signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kepatuhan
penggunaan
APD.

11. Hubungan Tujuan pendekatan sampel 45 kuesioner


Motivasi penelitian cross perawat Hasil
Perawat mengetahui sectional penelitian
Dengan hubungan menunjukkan
Kepatuhan antara motivasi bahwa ada
Perawat perawat dengan hubungan
Dalam kepatuhan antara
Penerapan perawat dalam motivasi
Universalpreca penerapan perawat
ution universal dengan
Di Rsu precaution di kepatuhan
Rajawali Citra rumah sakit perawat dalam
Yogyakarta/ umum Rajawali penerapan
Yunita Andika Citra universal
Mau&Agus precaution di
Sarwo Prayogi RSU Rajawali
(2018) Citra
Yogyakarta p=
0,000 (α0,05)
dengan
kekuatan
koefisiensi
korelasi yaitu
sebesar 0,547
atau hubungan
sedang.
Kesimpulan:
Ada hubungan
antara
motivasi
perawat
dengan
kepatuhan
perawat dalam
penerapan
universal
precaution di
RSU Rajawali
Citra
Yogyakarta
dengan
keeratan
hubungannya
sedang

HASIL DAN PEMBAHASAN kepatuhan dalam penggunaan


APD bagi perawat. Tabel
A. Pembahasan Hasil Literatur Riview menunjukkan bahwa sebagian
Penetapan kriteria yang tepat besar perawat dengan tingkat
pada metode sangat mempengaruhi pendidikan D3
jumlah artikel yang didapat.Artikel Keperawatan.Hasil penelitian ini
yang didapatkan yang sesuai sejalan dengan penelitian yang
dengan kriteria yang diinginkan dilakukan oleh Pagala (2017)
adalah berjumlah 11 artikel. dimana tidak ada hubungan
Penelitian ini dilakukan pada bulan antara tingkat pendidikan
Juli-Agustus 2020 dengan judul perawat dengan perilaku
penelitian faktor yang berhubungan kepatuhan perawat dalam
dengen kepatuhan penggunaan Alat menjalankan SOP resiko pasien
Pelindung Diri (APD) pada Perawat jatuh (Pagala, I., Shaluhiyah, Z.,
di fasilitas pelayanan kesehatan . Widjasena, 2017). Pendidikan
Artikel dengan metode penelitian merupakan proses formal dari
cross sectional, observational, pelatihan seorang intelek dan
experimental dan tahun penelitian suatu pengembangan
2015-2020. Akhirnya yang seseorang individu meliputi
didapatkan berjumlah 11 artikel intelektual, spiritual, moral,
1. Hubungan pendidikan dengan kreatif, emosional dan juga
Kepatuhan penggunaan APD kegiatan fisik. Dalam hal ini,
pada perawat fasilitas peayanan tingkat pendidikan akan menjadi
kesehatan faktor predisposisi seseorang
Artikel keempat dengan untuk perubahan perilaku
judul hubungan pendidikan, seseorang karena memberikan
pengetahuan, dan masa kerja pengalaman belajar yang
dengan tingkat kepatuhan berbeda bagi individu. Namun,
perawat dalam penggunaan dalam bekerja sebagai perawat
APD di RS Harum Sisma tidak hanya pendidikan formal
Medika Tahun 2019. saja yang menjadi dasar bagi
Menunjukkan bahwa hasil uji perawat, melainkan harus
statistik diperoleh nilai P=0,365 dilengkapi dengan pelatihan dan
maka dapat disimpulkan tidak motivasi dari dalam diri seorang
ada hubungan antara tingkat perawat untuk melakukan suatu
pendidikan dengan tingkat tindakan yang lebih baik. Selain
itu, dengan adanya motivasi pendidikan dan masa
akan menimbulkan kesadaran kerja.Secara keseluruhan atau
dalam diri perawat bahwa secara umum termasuk
pentingnya penggunaan APD kedalam kategori Cukup. Dari
untuk meningkatkan hasil penelitian didapat bahwa
keselamatan saat bekerja perawat dengan pengetahuan
(Restu, 2019). baik berjumlah 13 responden
Artikel ketujuh, dengan (54%), cukup 11 responden
hasil penelitian menunjukkan (46%) dan kurang 0
bahwa sebesar 69,4% responden (0%.) dari data di
responden berada pada atas di dapat bahwa
kelompok tingkat pendidikan pengetahuan perawat tentang
diploma. Berdasarkan hasil penggunaan APD sudah
analisis bivariat, diketahui cukup baik, hal ini disebabkan
bahwa responden yang tidak sosialisasi yang di lakukan
patuh banyak dijumpai pada sangat baik .
responden dengan tingkat Artikel kedua
diploma (58,1%) dibandingkan Berdasarkan hasil penelitian
dengan responden dengan menyatakan bahwa
tingkat pendidikan S1 (26,3%). pengetahuan responden
Hasil pengujian hipotesis diperoleh ρ value sebesar
dengan menggunakan Chi- 0,002 dan oleh karena nilai ρ =
square Test antara variabel 0,002 < α = 0,05, sehingga
tingkat pendidikandengan ada hubungan pengetahuan
variabel kepatuhan responden dengan
perawatterhadap penggunaan penggunaan alat pelindung diri
APDmenunjukkan nilai p-value (APD) tenaga kesehatan
0,021 <0,05, yang artinya Ha perawat RSUD Dr. RM
diterima H0ditolak. Sehingga Pratomo Bagansiapiapi
dapat disimpulkanbahwa ada Kabupaten Rokan Hilir.
hubungan antara Hasil penelitian ini
tingkatpendidikan responden sejalan dengan penelitian
dengantingkat kepatuhan Banda Tahun 2015 yang
responden dalammenggunakan menyatakan bahwa ada
APD. Hal ini tidaksejalan hubungan antara tingkat
dengan penelitian Rizka Amalia pengetahuan perawat di BLUD
(2016) bahwa tidak ada Rumah Sakit Konawe dengan
hubungan antara tingkat kepatuhan menggunakann
pendidikan dengan kepatuhan c APD sesuai SOP di BLUD
uci tangan di Instalasi Rawat Rumah Sakit Konawe.
Inap Rajawali RSUPDr. Kariadi Penelitian tersebut juga
Semarang dengan nilai p-value menyatakan bahwa
0,136. pengalaman bekerja di ruang
rawat inap juga bisa
2. Hubungan pengetahuan yang mempengaruhi pengetahuan
berpengaruh pada kepatuhan seseorang ketika bekerja,
penggunaan APD pada karena berdasarkan data yang
perawat di fasilitas pelayanan diperoleh para perawat yang
kesehatan bekerja di BLUD Rumah Sakit
Artikel pertama, Kabupaten Konawe (Banda,
Pengetahuan perawat 2015)
terhadap pengetahuan Pengetahuan adalah
penggunaan APD di Ruang domain yang cukup penting
Perawatan Bedah RSUD Koja dalam terbentuknya perilaku.
Jakarta Utara berdasarkan Salah satu bentuk objek
kesehatan seperti penggunaan (89,3%) dalam menggunakan
alat pelindung diri (APD) di APD saat memberikan asuhan
dapatkan dari pengalaman keperawatan. Hasil uji statistik
seperti mengikuti pelatihan, didapatkan nilai p =0,000,
seminar atau workshop maka dapat disimpulkan
pentingnya penggunaan alat bahwa ada hubungan yang
pelindung diri (APD)(Zaki signifikan antara tingkat
Ferusgel & Dian, 2018) pengetahuan dengan tingkat
Berdasarkan kepatuhan penggunaan APD.
pengamatan pada perawat di Dari hasil analisis juga
RSUD Dr. RM Pratomo didapatkan nilai OR =14,583
Bagansiapiapi Kabupaten yang artinya perawat dengan
Rokan Hilir pengetahuan tingkat pengetahuan yang baik
perawat yang kurang dapat mempunyai peluang 14,583
disebabkan karena kali untuk lebih patuh dalam
ketidakpedulian perawat atas penggunaan APD
informasi- informasi mengenai dibandingkan dengan perawat
pentingnya penggunaan alat dengan pengetahuan kurang.
pelindung diri (APD) dan Tingkat pengetahuan
perawat tidak pernahnya yang baik terkait dengan APD
mengikuti pelatihan- pelatihan akan menumbuhkan sikap dan
tentang pentingnya alat perilaku yang baik sehingga
pelindung diri (APD). perawat akan patuh dalam
Seharusnya semakin tinggi menggunakan APD dalam
pengetahuan seseorang maka setiap melakukan asuhan
semakin mudah pula keperawatan. Tingkat
seseorang menerima pengetahuan yang baik akan
informasi.Akan tetapi dalam memberikan pemahaman
hal ini pengetahuan perawat kepada perawat bahwa jika
rata rata kurang mengenai alat tidak menggunakan APD akan
pelindung diri (APD) seperti membahayakan diri perawat.
manfaat APD, syarat- syarat Hal tersebut sesuai dengan
yang harus diperhatikan dalam teori Bloom dalam
pemakaian alat pelindung diri Notoatmodjo (2003) yang
yang baik, faktor risiko dan menjelaskan bahwa tingkatan
akibat jika tidak menggunakan pengetahuan seseorang terdiri
APD. Disertai dengan tidak dari enam domain yaitu, tahu,
pernah disosialisasikan oleh paham, aplikasi, analisis,
manajemen Rumah Sakit sistematis dan evaluasi. Setiap
bahwa akan pentingnya tingkatan tersebut akan
penggunaan alat pelindung diri memperlihatkan kemampuan
(APD) guna dapat mencegah individu.
atau meminimalisir kecelakaan Artikel ketujuh dengan
kerja dan masalah kesehatan Hasil penelitian menunjukkan
yang didapatkan saat perawat bahwa sebesar 71%
melakukan tindakan terhadap responden memiliki tingkat
pasien (Zaki Ferusgel & Dian, pengetahuan yang baik.
2018). Berdasarkan hasil analisis
Artikel keempat, bivariat, diketahui bahwa
diperoleh bahwa perawat responden yang tidak patuh
dengan pengetahuan yang banyak dijumpai pada
baik memiliki tingkat responden yang memiliki
kepatuhan tidak patuh tingkat pengetahuan yang
sebanyak 3 (10,7%) perawat kurang baik (50%)
dan patuh sebanyak 25 dibandingkan dengan
responden yang memiliki yang pengetahuan baik,
tingkat pengetahuan yang baik terdapat 5 responden (19,2 %)
(47,7%). Hasil pengujian yang tidak patuh
hipotesis dengan menggunakan APD. Dari uji
menggunakan Chisquare Test statitistik dapat diketahui
antara variable pengetahuan bahwa nilai p value = 0,003 (p
responden dengan variabel < 0,05), artinya ada hubungan
kepatuhan perawat terhadap yang signifikan antara
penggunaan APD pengetahuan dengan
menunjukkan nilai p-value kepatuhan penggunaan APD.
0,871 > 0,05, yang artinya Ha 3. Hubungan masa kerja dengan
ditolak H0 diterima. Sehingga kepatuhan penggunaan APD
dapat disimpulkan bahwa tidak pada perawat di fasilitas
ada hubungan antara pelayanan kesehatan
pengetahuan responden Artikel pertama Masa
dengan tingkat kepatuhan kerja perawat terhadap
responden dalam penggunaan APD di ruang
menggunakan APD. Hal ini rawat bedah RSUD Koja
tidak sejalan dengan penelitian Jakarta Utara berdasarkan
Dona Riska Madyanti (2012) dari 24 responden, di dapat 19
bahwa ada hubungan antara responden memiliki masa
pengetahuan tentang APD kerja 0-1 tahun sebanyak
dengan perilaku penggunaan (79%), 3 responden memiliki
APD dengan pvalue 0,005 dan masa kerja 1-5 responden
OR=32,4. sebanyak (13%), 2 responden
Artikel kedelapan memiliki masa kerja di atas 5
dengan Berdasarkan hasil tahun sebanyak (8%). Dari
penelitian, diketahui bahwa data di atas bahwa masa
distribusi dapat diketahui perawat tentang penggunaan
bahwa proporsi responden APD sudah cukup baik.
yang memiliki pengetahuan Artikel keempat dengan
kurang dan tidak patuh dalam hasil uji statistik pada
menggunakan APD adalah didapatkan nilai p =0,017,
sebesar 92,3% lebih besar jika maka dapat disimpulkan
dibandingkan dengan proporsi bahwa ada hubungan yang
responden yang memiliki signifikan antara masa kerja
pengetahuan cukup dan tidak dengan tingkat kepatuhan
patuh yakni sebesar 63, 2% penggunaan APD. Dari hasil
dan responden yang memiliki analisis juga didapatkan nilai
pengetahuan baik dan tidak OR =5,688, yang artinya
patuh dalam menggunakan perawat dengan masa kerja
APD yaitu sebesar 34,4%. >5 tahun mempunyai peluang
Hasil uji Chi-Square (χ2) 5,688 kali untuk lebih patuh
diperoleh pvalue = 0, 001. dalam penggunaan APD
Artinya ada hubungan dibandingkan dengan perawat
bermakna antara pengetahuan dengan masa kerja <5 tahun.
dengan kepatuhan Masa kerja dapat
penggunaan APD. menyebabkan seseorang
Artikel kesepulu dapat untuk lebih memahami tentang
dilihat bahwa dari 23 faktor resiko terhadap
responden yang pengetahuan pekerjaannya serta upaya
kurang, terdapat 8 responden pencegahannya.Namun
(34,8%) yang patuh penelitian ini tidak sejalan
menggunakan APD. dengan penelitian yang
Sedangkan dari 26 responden dilakukan oleh Wekoyla (2012)
dimana tidak ada hubungan perawat terhadap penggunaan
antara masa kerja dengan APD menunjukkan nilai p-
tingkat kepatuhan penggunaan value 0,585 >0,05, yang
APD oleh bidan dalam artinya Ha ditolak H0 diterima.
membantu persalinan normal Sehingga dapat disimpulkan
(Wekoyla, 2012). bahwa tidak ada hubungan
Masa kerja ini erat antara masa kerja dengan
kaitannya dengan pengalaman tingkat kepatuhan responden
seseorang, sehingga sangat dalam menggunakan APD.Hal
dibutuhkan dalam melakukan ini tidak sejalan dengan
asuhan keperawatan. Dengan penelitian Gladys Apriluana
pengalaman kerja yang lebih (2016) bahwa terdapat
lama tentu akan memberikan hubungan yang signifikan
pengalaman yang lebih lama antara lama kerja dengan
kepada perawat dalam perilaku penggunaan APD
menangani pasien dan upaya pada tenaga kesehatan di
untuk meningkatkan RSUD Banjarbaru dengan p-
keselamatan kerja bagi value 0,003.
individu. Dalam penelitian, 4. Hubungan sikap dengan
adanya hubungan tersebut kepatuhan penggunaan APD
juga dipengaruhi oleh faktor pada perawat di fasilitas
lain yaitu adanya pelatihan pelayanan kesehatan
dan edukasi yang selalu Artikel kedua
diberikan oleh pihak RS Berdasarkan hasil penelitian
kepada perawat dan tenaga didapatkan hasil bahwa ada
kesehatan lainnya terkait hubungan sikap (p=0,004)
dengan penggunaan APD, responden dengan
sehingga semakin lama masa penggunaan alat pelindung diri
kerja seorang perawat maka (APD) tenaga kesehatan
akan meningkatkan perawat RSUD Dr. RM
pemahaman dan Pratomo Bagansiapiapi
meningkatkan kesadaran bagi Kabupaten Rokan
perawat bahwa penggunaan Hilir.Semakin positif sikap
APD tersebut merupakan perawat mengenai APD maka
upaya pencegahan untuk kepatuhan penggunaan APD
menghindari bahaya juga semakin tinggi.
kecelakaan kerja. Hasil penelitian ini
Artikel ketujuh dengan sejalan dengan penelitian
Hasil penelitian menunjukkan yang dilakukan dengan hasil
bahwa sebesar 56,5% penelitian Liswanti Tahun
responden berada pada 2017 yang menyatakan bahwa
kelompok dengan masa kerja ada hubungan signifikan
diatas 4 tahun. Berdasarkan antara sikap terhadap perilaku
hasil analisis bivariat, diketahui penggunaan alat pelindung diri
bahwa responden yang tidak (APD) pada mahasiswa Prodi
patuh banyak dijumpai pada DIII Analis Kesehatan (p =
responden dengan masa kerja 0,004 < 0,05) (Liswanti, 2018)
diatas 4 tahun (51,4%) Sikap perawat RSUD
dibandingkan dengan dr. RM Pratomo Bagansiapiapi
responden dengan masa kerja dapat dikatakan sudah baik,
1-4 tahun (44,4%). Hasil namun dalam
pengujian hipotesis dengan implementasinya kurang
menggunakan Chi-square Test dalam penggunaan alat
antara variabel masa kerja pelindung diri. Dikarenakan
dengan variabel kepatuhan kurang rutin pihak Rumah
Sakit promosi keselamatan analisis bivariat, diketahui
dan kesehatan bagi tenaga bahwa responden yang tidak
kerja.Pola pikirnya patuh banyak dijumpai pada
memengaruhi sikapnya dalam responden yang memiliki sikap
mengimplementasikan dan yang kurang baik (66,7%)
mengaplikasikan penggunaan dibandingkan dengan
APD. Hal ini diiringi respon responden yang memiliki sikap
yang kurang dari pihak yang baik (47,5%). Hasil
manajemen, dengan adanya pengujian hipotesis dengan
pelatihan keselamatan pekerja menggunakan Chi-squareTest
di Rumah Sakit maka akan antara variabel sikap dengan
menghasilkan respon yang variabel kepatuhan perawat
baikterhadap penggunaan terhadap penggunaan APD
APD atau sebaliknya respon menunjukkan nilai p-value
akan semakin kuat jika 0,516 > 0,05, yang artinya Ha
diberikan berbagai macam ditolak H0 diterima. Sehingga
stimulus yang erat kaitannya. dapat disimpulkan bahwa tidak
Artikel kelima dapat ada hubungan antara sikap
dilihat dari 20 responden yang responden dengan tingkat
bersikap negatif ditemukan 15 kepatuhan responden dalam
responden berprilaku kurang menggunakan APD. Hal ini
baik (75,0%) dan 5 responden tidak sejalan dengan penelitian
berprilaku baik (25,0%). Hasil Darmawati dkk (2015) bahwa
uji statistik diperoleh nilai terdapat hubungan antara
p=0,000 (p<0,05), maka dapat sikap dengan kepatuhan
disimpulkan ada hubungan perawat pada penggunaan
sikap dengan perilaku perawat APD dalam tindakan injeksi di
dalam penerapan APD ruang rawat inap RSUD
terhadap pencegahan infeksi Bendan kota Pekalongan
nosokomial di Ruang Rawat dengan p-value 0,019.
Inap RSUD Dr. Rasidin 5. Hubungan ketersediaan APD
Padang tahun 2018. dengan kepatuhan penggunaan
Sikap merupakan APD pada perawat di
respon yang masih tertutup fasilitaspelayanan ksehatan
dari seseorang terhadap suatu Atikel kedua Berdasarkan hasil
stimulus. Sikap belum berupa penelitian didapatkan bahwa
tindakan, Newcomb terdapat hubungan ketersediaan
mengatakan dalam Setiawati APD (ρ =0,000) dengan
bahwa sikap adalah kesiapan penggunaan alat pelindung diri
atau kesediaan untuk (APD) tenaga kesehatan perawat
bertindak, dan Allport juga RSUD Dr. RM Pratomo
menjelaskan dalam Setiawati Bagansiapiapi Kabupaten.
bahwa sikap mempunyai tiga Berdasarkan hasil multivariate
komponen antara lain: juga terdapat pengaruh
kepercayaan, emosional, ketersediaan APD dengan
kecenderungan untuk Berdasarkan hasil penelitian
bertindak. Adapun tingkatan didapatkan bahwa terdapat
sikap adalah menerima, hubungan ketersediaan APD (ρ
merespon dan menghargai =0,000) dengan penggunaan alat
(Wawan dan Dewi, 2010) pelindung diri (APD) tenaga
Artikel ke tujuh dengan kesehatan perawat RSUD Dr. RM
Hasil penelitian menunjukkan Pratomo Bagansiapiapi
bahwa sebesar 95,2% Kabupaten. Berdasarkan hasil
responden memiliki sikap yang multivariate juga terdapat
baik. Berdasarkan hasil pengaruh ketersediaan APD
dengan penggunaan APD dengan pelindung diri. Pada penelitian
nilai Exp (B) sebesar 7,144. ini diperoleh pvalue=0,002< α
Ketersedian APD merupakan 0,05. Menurut peneliti, rumah
faktor yang memengaruhi dalam sakit Ibnu Sina telah
penggunaan APD.Setiap menyediakan alat pelindung
perusahaan atau institusi wajib diri bagi perawat, akan tetapi
menyediakan APD bagi pekerja jumlah APD tersebut masih
ditempat kerja yang sesuai kurang. Hal ini tidak
Standar Nasional Indonesia mempengaruhi perawat untuk
(SNI).Karena alat pelindung diri tidak menggunakan alat
(APD) merupakan alat yang pelindung diri. Perawat
mempunyai kemampuan untuk meminjam alat pelindung diri
mengisolasi sebagian atau seluruh ke ruangan lain agar dapat
badan dari potensi bahaya yang menggunakan alat pelindung
ada ditempat kerja. diri. Seharusnya setiap
Artikel ketiga dengan hasil ruangan memiliki APD sesuai
penelitian menggambarkan bahwa dengan bahaya atau resiko
dari 31 responden yang memiliki yang ada di ruangan tersebut.
ketersediaan APD tidak cukup Artikel ketujuh dengan
terdapat responden tidak sesuai hasil penelitian menunjukkan
dalam penggunaan alat pelindung bahwa sebesar 98,4% responden
diri sebanyak 15 orang.Sedangkan mengatakan bahwa ketersediaan
dari 66 responden yang memiliki APD di RSUP Dr. Kariadi sudah
ketersediaan APD yang cukup memadai. Berdasarkan hasil
terdapat 29 responden tidak analisi bivariat, diketahui bahwa
sesuai dalam penggunaan alat responden yang tidak patuh
pelindung diri. Jadi, ketersediaan banyak dijumpai pada responden
APD tidak memiliki hubungan yang mengatakan bahwa
bermakna dengan penggunaan ketersediaan APD sudah
alat pelindung diri dengan memadai (47,5%) dibandingkan
pvalue=0,848 dan nilai OR=1,196 dengan responden yang
artinya responden yang memiliki mengatakan bahwa ketersediaan
ketersediaan APD yang tidak APD belum memadai (0%). Hasil
cukup berpeluang 1 kali tidak pengujian hipotesis dengan
sesuai dalam penggunaan alat menggunakan Chi-square Test
pelindung diri dibandingkan antara variabel ketersediaan APD
dengan responden yang memiliki dengan variabel kepatuhan
ketersediaan alat pelindung diri perawat terhadap penggunaan
yang cukup. APD menunjukkan nilai p-value
Hasil penelitian tersebut 1,000 > 0,05, yang artinya Ha
sejalan dengan penelitian ditolak H0 diterima. Sehingga
Feriana (2013) menyatakan dapat disimpulkan bahwa tidak
bahwa hasil uji statistik ada hubungan antara kebijakan
menunjukkan tidak ada dengan tingkat kepatuhan
hubungan antara ketersediaan responden dalam menggunakan
alat pelindung diri dengan APD. Hal ini tidak sejalan dengan
praktik penggunaan alat penelitian Eko (2015) bahwa ada
pelindung diri dengan pengaruh antara ketersediaan
pvalue=0,884. Berbeda APD terhadap kepatuhan dalam
dengan penelitian Feriana, kepatuhan dalam menggunakan
penelitian yang dilakukan APD di unit coating PT. Pura
(Arifin, 2013) menyatakan Buratama Kudus dengan p-value
bahwa ada hubungan antara 0,009.
ketersediaan alat pelindung B. Faktor yang mempengaruhi
diri dalam pemakaian alat kepatuhan penggunaan APD pada
perawat di fasilitas pelayanan saaat berkerja. Untuk itu agar
kesehatan penerapan APD menjadi lebih baik,
Berdasarkan hasil review maka perlu adanya ketersedian
beberapa artikel terkait yang APD secara lengkap di setiap
mempengaruhi kepatuhan fasilitas pelayanan kesehatan.
penggunaan APD pada perawat di KESIMPULAN
fasilitas pelayanan kesehatan, Berdasarkan uraian diatas maka
peneliti menyimpulkan beberapa dengan ini peneliti mengambil
faktor yang dapat mempengaruhi kesimpulan faktor-faktor yang
kepatuhan penggunaan APD pada berhubungan dengan kepatuhan
perawat yaitu: pengetahuan penggunaan APD pada perawat di
perawat tersebut dapat fasilitas pelayanan yaitu:
mempengaruhi kepatuhan 1. Tidak terdapat hubungan antara
penggunaan APD pada perawat di pendidikan dengan kepatuhan
di fasilitas pelayanan kesehatan penggunaan APD pada perawat di
salah satunya karna Tingkat fasilitas kesehatan
pengetahuan yang baik akan 2. Terdapat hubungan antara
memberikan pemahaman kepada pengtahuan dengan kepatuhan
perawat bahwa jika tidak penggunaan APD pada perawat di
menggunakan APD akan fasilitas kesehatan
membahayakan diri perawat. 3. Terdapat hubungan antara masa
Kemudian masa kerja perawat kerja dengan kepatuhan
juga mempengaruhi kepatuhan penggunaan APD pada perawat di
pada perawat karna Masa kerja fasilitas kesehatan
dapat menyebabkan seseorang 4. Terdapat hubungan antara sikap
untuk lebih memahami tentang dengan kepatuhan penggunaan
faktor resiko terhadap pekerjaannya APD pada perawat di fasilitas
serta upaya pencegahannya.Masa kesehatan
kerja ini erat kaitannya dengan 5. Terdapat hubungan antara
pengalaman seseorang, sehingga ketersediaan APD dengan
sangat dibutuhkan dalam kepatuhan penggunaan APD pada
melakukan asuhan keperawatan. perawat di fasilitas kesehatan
Dengan pengalaman kerja yang SARAN
lebih lama tentu akan memberikan A. Saran
pengalaman yang lebih lama Berdasarkan hasil tinjauan literatur
kepada perawat dalam menangani yang dilaksanakan maka saran yang
pasien dan upaya untuk penulis sampaikan adalah sebagai
meningkatkan keselamatan kerja berikut;
bagi individu. 1. Bagi Fasilitas Pelayanan
Selain itu sikap perawat juga Kesehatan
mempengaruhi kepatuhan Agar setiap fasilitas pelayanan
penggunaan APD pada perawat di kesehatan dapat menetapkan aturan
RS karna Pola pikir seseorang berupa sanksi bagi para tenaga medis
memengaruhi sikapnya dalam khususnya perawat yang tidak
mengimplementasikan dan menggunakan APD dalam melakukan
mengaplikasikan penggunaan APD tindakan asuhan keperawatan
Ketersediaan APD juga salah satu 2. Bagi Peneliti
faktor yang berpengaruh pada Peneliti berharap Peneliti
kepatuhan perawat karna karena selanjutnya dapat
ketersedian alat pelindung diri ini mengembangkan metode
sangat penting unuk mencegah literature review secara
terjadinya penularan infeksi pada sistematis dan objektif untuk
perawat dan jika APD tersedia memecahkan suatu masalah
dengan lengkap maka perawat akan atau menguji sebuah hipotesis
bisa mengunakan APD tersebut dengan melakukan penyelidikan
terhadap penelitian-penelitian
yang telah ada terkait dengan
kepatuhan penggunaan APD
pada perawat di fasilitas
pelayanan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Andra, F., & Ismainar, H. (2018). Produktivitas Penggunaan Waktu Kerja Perawat Di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ahmad Yani Pekanbaru. JURNAL KESMAS,
1(1).
Andriyanto, M. R. (2017). Hubungan Predisposing Factor Dengen Perilaku Pengguna
APD Pada Pekerja Unit UnitProduksi I PT petrokimia Gresik. Perilaku, Alat
Pelindung Diri, Perusahaan Pupuk Dan Bahan Kimia, 6(February), 37–47.
https://doi.org/10.20473/ijosh.v6i1.2017.37-47
Apriani, D. G. Y., Kadek Arya Kusumanata1, 2, & 1Program Studi S1 Keperawatan Ners,
2Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Adva. (2018). Tingkat Kedisiplinan Tim Bedah
Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri ( Apd ) Di Ruang Ok Igd Rsup Sanglah.
Jurnal Medika Usada, 1, 29–34.
Apriluana, G., Khairiyati, L., & Setyaningrum, R. (2016). Hubungan Antara Usia, Jenis
Kelamin, Lama Kerja, Pengetahuan, Sikap Dan Ketersediaan Alat Pelindung Diri
(APD) Dengan Perilaku Penggunaan Apd Pada Tenaga Kesehatan. Jurnal
Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 3(3), 82–87.
Dewi, E. M. (2019). Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Central Sterile Supply
Departement Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta Etika Marsita Dewi
Personal Protective Equipment Utilization In Central Sterile Supply Departement
Pku Muhammadiyah Hospital. Of Industrial Hygiene and Occupational Health, 3(2),
145–150.
Dewi, P. K. (2016). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan. Jurnal
Kedokteran Diponegoro, 5(4), 1422–1433.
Hajar, A. (2016). Pengaruh Tingkat Pendidikan , Pelatihan dan Kompensasi Terhadap
Kinerja Perawat di Rumah Sakit UIT. Jurnal Mirai Management, 1, 413–425.
Handayani Luh Titi. (2018). Kajian Etik Penelitian Dalam Bidang Kesehatan Dengan
Melibatkan Manusia Sebagai Subyek. The Indonesian Journal of Health Science,
10(1), 47–54. https://doi.org/10.32528/the.v10i1.1454
Istih, S. M. P., Wiyono, J., & Candrawati, E. (2017). Hubungan Unsafe Action Dengan
Kecelakaan Kerja Pada Perawat Di Rumah Sakit Panti Waluya Malang. Nursing
News, 2, 337–348.
Laranova, A., Afriandi, I., & Pratiwi, Y. S. (2018). Persepsi Tenaga Kesehatan terhadap
Penggunaan Alat Pelindung Diri dan Kejadian Kecelakaan Akibat Kerja di Salah
Satu Rumah Sakit di Kota Bandung Perceptions of Health Care Workers toward
Personal Protective Equipment Usage and Prevalence of Occupational A. 3, 189–
197.
Listiyono, R. A. (2015a). Studi Deskriptif Tentang Kuaitas Pelayanan di Rumah Sakit
Umum Dr . Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Pasca Menjadi Rumah Sakit
Tipe B. Kebijakan Dan Manajemen Publik Volume, 1, 1–7.
Listiyono, R. A. (2015b). Studi Deskriptif Tentang Kuaitas Pelayanan di Rumah Sakit
Umum Dr . Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Pasca Menjadi Rumah Sakit
Tipe B. Kebijakan Dan Manajemen Publik, 1, 1–7.
Maramis, M. D., Doda, D. V., & Ratag, B. T. (2019). Hubungan Antara Pengawasan
Atasan Dan Pengetahuan Dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd)
Pada Perawat Di Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud) Maria Walanda Maramis
Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal KESMAS, 8(5), 42–50.
Marzali, & Amri. (2017). Etnosia Jurnal Etnografi Indonesia. Jurnal Etnografi Indonesia,
1(2), 27. https://doi.org/10.31947/etnosia.v1i2.1613
Masturh, I. (2018). Kerangka Konsep. Variabe, Hipotesis dan Definisi Operasional.
Muhammad, Z., Suryanto, & Afandi, M. (2017). Pengaruh Penerapan Metode Osce
( Objective Structured Clinical Examination ) Terhadap Kesiapan Praktik Mahasiswa
Pada Praktek Klinik Di Stikes Kepanjen Kabupaten Malang. Journal Umm, 8, 177–
183. http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view

ARHAM ALAM
2022

Anda mungkin juga menyukai