Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Darmadi, (2008, dalam Achmad Solechan) mengatakan bahwa

APD sangat penting untuk dipakai oleh seorang perawat dalam

melaksanakan tugas. APD ini digunakan oleh petugas memiliki 2 fungsi

yaitu untuk kepentingan penderita dan sekaligus untuk kepentingan

petugas itu sendiri. Perlengkapan pelindung diri dalam praktek

keseharianya lebih banyak berfungsi sebagai “pelindung penderita”

daripada sebagai “pelindung petugas”. Melindungi penderita dari

kemungkinan terjadinya infeksi mikroba merupakan tugas pokok yang

dimulai saat penderita masuk rumah sakit untuk menjalani prosedur

tindakan medis serta asuhan keperawatan sampai tiba saatnya penderita

keluar dari rumah sakit.

Kathryn (2004), dalam Putra (2011) mengatakan bahwa standard

precaution merupakan tindakan perlindungan terhadap pajanan pada

petugas kesehatan dan pasien. Penerapan standard precautions meliputi

pengelolaan alat kesehatan, cuci tangan untuk mencegah infeksi silang dan

penggunaan APD. WHO (2005), dalam jurnal Reny Yulita Sari

menyatakan bahwa perawat sebagai petugas kesehatan dapat melindungi

diri mereka sendiri dari kontak dengan bahan infeksius atau terjangkit

penyakit

1
2

dengan memiliki pengetahuan tentang proses infeksi dan perlindungan

yang tepat. Penyakit seperti hepatitis B, AIDS dan Tubercoulosis telah

menyebabkan perhatian yang lebih besar pada teknik pengontrolan infeksi.

Sucipto (2014) mengatakan bahwa kecelakaan kerja merupakan

salah satu permasalahan yang sering terjadi karena faktor dari pekerja itu

sendiri dan lingkungan kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.

Kemenkes RI, (2011) menyatakan bahwa perawat merupakan salah

satu sumber daya manusia kesehatan yang paling lama berinteraksi dengan

pasien. Maka dari itu APD perlu digunakan oleh perawat disetiap tindakan

(Occupational Health and Safety Assesment Series, 2009). Alat Pelindung

Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk

melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh

tubuh dari potensi bahaya ditempat kerja (Permenaketrans, 2010).

WHO (2002) dalam Sahara, (2011), mengatakan bahwa 2 juta

pekerja kesehatan terpajan virus hepatitis B, 0,9 juta pekerja terpajan virus

hepatitis C, 170.000 terpajan virus HIV/AIDS. Di Amerika Serikat lebih

dari 8 juta kesehatan petugas kesehatan di rumah sakit terpajan darah atau

cairan tubuh lainya. Diantaranya melalui kontak luka dengan instrumen

tajam yang terkontaminasi seperti jarum dan pisau bedah (82%), kontak
3

dengan selaput lendir mata, hidung atau mulut (14%) terpajan dengan kulit

yang terkelupas atau rusak (3%), dan gigitan manusia (1%).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2012) di Indonesia,

khususnya wilayah jawa tengah kasus penyakit menular sangat tinggi yaitu

pada tahun 2012 sebesar 106,42 per 100.000 penduduk terserang TB, 607

kasus HIV, dan 98 kasus hepatitis B. Untuk melindungi petugas kesehatan

dari penularan penyakit yang berbahaya, pemerintah telah mengatur

melalui Undang-undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 tentang

kesehatan dan PP.RI Nomor 102 Tahun 2000 Tentang Standar Nasional

Indonesia (SNI). Melalui ini diatur pemberian perlindungan bagi pekerja

didalam pekerjaanya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh

faktor-faktor yang membahayakan kesehatan. Berdasarkan data 5 tahun

terakhir pada Kantor Wilayah (Kanwil) IV PT Jaminan Sosial Tenaga

Kerja (Jamsostek) Jawa Barat-Banten diketahui bahwa pada tahun 2008

jumlah kasus kecelakaan kerja 21.966 atau 60 kasus tiap hari. Tahun 2009

jumlah kasus kecelakaan kerja menurun menjadi 19.086 atau 55 kasus tiap

hari. Tetapi pada tahun 2010 terjadi peningkatan kembali menjadi 27.865

kasus atau 77 kasus kecelakaan kerja setiap harinya. Tahun 2011

mengalami penurunan jumlah angka kecelakaan kerja menjadi 25.648

kasus atau 71 kasus kecelakan kerja tiap harinya. Tahun 2012 jumlah

angka kecelakaan kerja semakin menurun menjadi 22.172 kasus atau 61

kasus kecelakaan kerja setiap harinya. Dapat disimpulkan bahwa angka


4

kecelakaan kerja tetap tinggi setiap tahunnya meskipun angka kecelakaan

kerja cenderung turun.

Mengenai penyakit berbahaya seperti hal nya pasien AIDS/HIV itu

berada diruangan khusus di rumah sakit , di RSUD Dr. Soekardjo kota

Tasikmalaya ada ruangan infeksius yaitu ruang 6, termasuk HIV/AIDS ada

didalamnya, selain itu ada juga penyakit lainya seperti Tubercoulosis, dan

penyakit lainya.

Dari pengukuran yang akan dilakukan dengan memberikan

kuesioner pada petugas kesehatan sebanyak 15 orang di semua shif, baik

pagi, siang dan malam di ruang 6 RSUD Soekardjo kota Tasikmalaya,

yaitu tentang kepatuhan penggunaan APD yang terdiri dari masker dan

sarung tangan. Penggunaan APD yang benar dan sesuai dapat mencegah

terjadinya suatu penyakit yang disebabkan penularan infeksius baik

melalui udara maupun cairan. 35% diruangan petugas tidak menggunakan

APD dengan benar, meskipun 75% jumlah anggota mengenakan APD

yang sesuai.

Berdasarkan data standar pelayanan minimal rumah sakit disebutkan

bahwa ketersediaan APD pada beberapa ruangan instalasi di RSUD Dr,

Soekardjo kota Tasikmalaya sudah tersedia, berupa sarung tangan, masker

dan penutup kepala. Akan tetapi, tidak semua instalasi menggunakan APD

secara lengkap, diruang 6 yaitu ruang infeksius itu terdapat beberapa jenis

pasien yang menderita penyakit menular Oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian diruang 6 RSUD Dr. Soekadjo kota tasikmalaya dengan judul


5

“Penggunaan Alat Pelindung Diri bagi Petugas Kesehatan Diruang 6

RSUD dr. Soekardjo”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah

bagaimana kepatuhan penggunaan (APD) yang telah digunakan oleh

petugas kesehatan dengan diruang 6 RSUD dr.Soekardjo kota

Tasikmalaya?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan penggunaan

APD pada petugas kesehatan diruang 6 RSUD dr.Soekardjo kota

Tasikmalaya

2. Tujuan Khusus

Peneliti bertujuan untuk mengetahui :

a. Mengidentifikasi kepatuhan dalam penggunaan masker

b. Mengidentifikasi kepatuhan penggunaan sarung tangan

D. Manfaat

Hasil penelitian ini diharpakan dapat mempunyai manfaat untuk

beberapa pihak :
6

1. Teoretis

Manfaat dari penelitian yang akan saya lakukan yang berjudul

kepatuhan penggunaan APD sesuai fakta yang telah saya temukan dari

berbagai sumber agar dapat mengetahui keadaan tenaga kesehatan pada

tahun 2018 apakah penggunaan APD telah diterapkan dengan baik

sehingga tidak ada tenaga kesehatan yang mengalami kecelakaan seperti

tahun sebelumnya.

2. Praktis

a. Bagi Peneliti

Peneliti ini dapat menambah wawasan, pengalaman dan kepatuhan bagi

peneliti, khususnya dalam menerapkan kepatuhan tentang seberapa

pentingnya APD sebagai pelindung diri

b. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber inspirasi maupun referensi

untuk penelitian selanjutnya dan dapat menambah bahan kepustakaan.

c. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi tenaga

kesehatan dalam rangka meningkatkan kedisiplinan tenaga kesehatan

tentang pentingnya penggunaan APD untuk melindungi keselamatan dan

kesehatan tubuh.
7

E. Keaslian

Penelitian Reny Yulita Sari, Erni Suprapti, Achmad Solechan

“PENGARUH SOSIALISASI SOP APD DENGAN PERILAKU

PERAWAT DALAM PENGGUNAAN APD (HANDSCOON, MASKER,

GOWN)” tidak memiliki persamaan, sedangkan perbedaanya dari judul

penelitian, jenis penelitian yang menggunakan desain pra eksperimen

dengan bentuk rancangan one group pretest-prostest. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di Ruang Kenanga dan

Ruang Flamboyan RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. Jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 35 perawat, menggunakan teknik saturation

sampling.

Penelitian Dian Perwitasari, Athena Anwar “Tingkat Risiko

Pemakaian Alat Pelindung Diri dan Hegiene Petugas di Laboratorium

klinik RSUPN Ciptomangunkusumo, Jakarta” tidak memiliki kesamaan

sedangkan perbedaan dari judul penelitian, jenis penelitian yang

menggunakan desain Cross sectional dengan responden seluruh petugas,

sistem yang dilakukan adalah sistem kuesioner

Penelitian Arta Novita Harlan, Indriati Paskarini “Faktor yang

berhubungan dengan perilaku penggunaan APD pada petugas laboratorium

rumah sakit PHC Surabaya” terdapat persamaan dari metode penelitian

yaitu merupakan penelitian survei (non eksperimental), karena peneliti

tidak melakukan intervensi terhadap variabel selama penelitian, penelitian


8

ini merupakan penelitian cross-sectional karena variabel yang diamati

dikumpulkan dalam kurun waktu yang bersamaan.

Penelitian saya yang berjudul “Kepatuhan Penggunaan Alat

Pelindung Diri Pada Perawat Diruang 6 RSUD Dr.Soekardjo Kota

Tasikmalaya” memiliki kesamaan dengan peneliti Dian Perwitasari dari

segi metode yaitu sama-sama menggunakan kuesioner sedangkan

perbedaan dari judul penelitian, jenis penelitian yang menggunakan

deskriptif dengan responden seluruh petugas.

Anda mungkin juga menyukai