Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PAKAR METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY

FACTOR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT PERTUSIS PADA


ANAK
Herman Susilo
Stikes Syedza Saintika, Jl. Prof. Hamka No. 228 Air Tawar Timur Padang
e-mail : susilo4719@gmail.com

Abstract
One of the diseases belonging to infectious diseases is pertussis disease. This is whooping cough or
often also known as the cough of the day that often attacks children. This disease is caused by
bacteria Bordetella Pertussis. According to WHO data, this patient ranges from 30 to 50 million
cases per year. The impact of this disease can lead to death. To be faster in analyzing these
conditions, will enable the technology computer to be detected as early as possible. The purpose of
this early detection is to facilitate in finding information, one of the right method is to use forward
channeling and certainty factor, in this method is diagnosed based on two factors, namely the key of
an expert and user. Expert system that allows to help doctors and patients to know the symptoms of
disease in children and the expected solution
Keywords: Expert system, pertussis, forward chaining, certainty factor.

Abstrak

Salah satu penyakit yang tergolong kedalam penyakit menular adalah penyakit pertusis. Istilah lain
dari penyakit ini adalah batuk rejan atau sering juga dikenal dengan istilah batuk seratus hari yang
sering menyerang anak-anak. Penyakit ini diakibatkan oleh bakteri Bordetella Pertusis. Menurut
data WHO, penderita penyakit ini berkisar sekitar 30 sampai 50 juta kasus per tahunnya. Dampak
akhir dari penyakit ini dapat menyebabkan kematian. Untuk lebih cepat dalam menganalisis
penyakit ini diperlukan suatu teknologi komputer agar dapat dideteksi sedini mungkin. Tujuan dari
deteksi dini ini adalah agar memudahkan dalam mengidentifikasi penyebarannya, salah satu
metode yang tepat adalah menggunakan metode forward chaning dan certainty factor, pada metode
ini pengambilan diagnosa berdasarkan dua faktor, perserntase keyanikan dari seorang pakar dan
user. Sistem pakar yang dikembangkan diharapkan dapat membantu para doktek dan pasian agar
dapat mengetahui gejala penyakit pertusis pada anak serta solusi yang diharapkan
Kata kunci: Sistem pakar, pertusis, forward chaining, certainty factor.

PENDAHULUAN dengan gangguan sistem imun (Monita,


Menurut data WHO, penderita Yani dan Lestari, 2015). Untuk lebih
penyakit pertussis berkisar sekitar 30 cepat dalam menganalisis penyakit ini
sampai 50 juta kasus per tahunnya. diperlukan suatu teknologi komputer agar
Dampak akhir dari penyakit ini dapat dapat dideteksi sedini mungkin. Tujuan
menyebabkan kematian. Penyakit Pertusis dari deteksi dini ini adalah agar
dapat diderita oleh semua orang tetapi memudahkan dalam mengidentifikasi
penyakit ini lebih serius bila terjadi pada gejala, resiko dan penyebarannya.
bayi. Penyakit pertusis terlebih dahulu Penerapan teknologi informasi
menyerang saluran pernapasan bagian dalam pelayanan sistem kesehatan sangat
atas melalui udara ataupun percikan, diperlukan (Puspita, Sanjaya dan Ummi,
kuman pathogen dapat mencapai saluran 2015). Begitu juga teknologi informasi
napas bagian bawah ketika sistem pengolahan data penyakit pertusis. Tujuan
pertahanan tubuh menurun (Sumiyati, dari penerapan teknologi informasi ini
2015). Pertusis dalam kondisi berat dapat agar dalam pemberian pelayanan yang
menyebabkan komplikasi pneumonia, lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satu
terutama pada anak kurang gizi dan anak metode untuk memberikan penerapan
sistem informasi adalah dengan penerapan tanpa menentukan serta
sistem pakar. Hasil sistem pakar nantinya mendefinisikan batasan masalah yang
akan dapat memberikan informasi yang akan diteliti yaitu Membangun sistem
benar untuk mendiagnosis secara medis. pakar berbasis WEB dengan metode
Sistem pakar merupakan sebuah forward chaining dan certanty factor
aplikasi berbasis komputer yang untuk mengidentifikasi penyakit
digunakan untuk menyelesaikan masalah pertusis pada anak, maka tidak akan
(Mutsaqof, Wiharto dan Suryani, 2015). pernah didapat suatu solusi yang
Sistem Pakar yang baik dirancang agar terbaik dari masalah tersebut.
dapat menyelesaikan suatu permasalahan 2. Menganalisis Masalah
tertentu dengan meniru kerja dari para Analisis masalah bertujuan untuk
ahli, dengan keberadaan Sistem Pakar, memahami masalah yang telah
orang awam pun dapat menyelesaikan ditentukan ruang lingkup atau
masalah yang cukup rumit yang batasannya. Dari hasil analisis
sebenarnya hanya dapat diselesaikan masalah, maka diharapkan Sistem
dengan bantuan para ahli. Pakar yang dibangun hendaknya
Metode Forward Chaining mampu memberikan solusi dalam
adalah penalaran dari bawah ke atas mengidentifikasi penyakit pertusis
karena penalaran dari evidence (fakta) pada anak.
pada level bawah menuju konklusi pada 3. Menentukan Tujuan
level atas di dasarkan pada fakta. Setelah rumusan permasalahan
Pelacakan ke depan adalah pendekatan didapatkan, maka langkah selanjutnya
yang dimotori data (data-driven), adalah menetapkan tujuan. Manfaat
sedangkan Metode Certanty Factor dari menentukan tujuan ini yakni
menunjukkan ukuran kepastian terhadap berguna untuk memperjelas kerangka,
suatu fakta atau aturan. jadi Pelacakan batasan, ruang lingkup, dan sasaran
maju ini sangat baik digunakan dalam dari kegiatan penelitian yang ingin
menidentifikasi penyakit pertusis pada dicapai dalam melakukan
anak serta didukung dengan ukuran mengidentifikasi penyakit penyakit
kepastian dalam mengidentifikasi pertusis.
penyakit pertusis pada anak yang mana 4. Mempelajari Literatur
nantinya bisa diakses secara online. Mempelajari literatur bertujuan untuk
lebih mengetahui pengetahuan-
METODE PENELITIAN pengetahuan yang akan diterapkan
Untuk memberikan panduan dalam Sistem Pakar ini. Studi pustaka
dalam penyusunan penelitian ini maka meliputi, Sistem Pakar, penyakit
perlu adanya susunan kerangka kerja yang pertusis, dan metode Forward
jelas, yang dapat diuraikan sebagai Chainin, merode Cerainty Factor.
berikut : Literatur yang akan dipelajari ini ada
bersumber dari buku-buku yang
1. Mengidentifikasi Masalah berhubungan dengan laporan
Pada tahap ini penulis melakukan penelitian, jurnal-jurnal ilmiah yang
identifikasi terhadap ruang lingkup dipublikasikan di internet, majalah
penelitian yang bertujuan untuk dan surat kabar.
menjaga konsistensi dari penelitian ini 5. Mengumpulkan dan Analisa Data
sehingga penelitian ini lebih terarah Pada tahap ini dilakukan
dan tercapainya tujuan dari penelitian pengumpulan data dan informasi
yang diharapkan. Ruang lingkup untuk lebih mengetahui mengenai
masalah yang akan diteliti harus sistem yang diteliti.
ditentukan terlebih dahulu, karena
Berikut bentuk tabel keputusan yang No Kode Gejala Bobot
saling keterkaitan dalam setiap berhentinya bunyi
atributnya sebagai berikut: whoop
1. Certainty factor rule. 3. Pencegahan penyakit pertusis pada
Untuk mendapatkan tingkat anak
kepercayaan dapat dengan cara 3.1. Pemberian imunisasi DPT
mewawancarai seorang seorang pada bayi dan DT pada anak
pakar dengan aturan aturan CF(rule) SD.
, dilihat dari certanity factor dengan 3.2. Bayi 0-1 tahun diberikan
berpedoman dari tabel in vaksin DPT 3X, mulai umur 2
terpretasi certainty factor. Adapun bulan dan selang minimal 1
tabel interprestasi certainty factor bulan
dapat dilihat pada tabel 1: 3.3. Diulang pemberian
Tabel 1. Certainty Factor Rule 4. Cara pengobatan Penyakit Pertusis
No Jawaban (User) CF pada anak
1 Tidak Tahu 0.2 Adapun cara pengobatan penyakit
2 Mungkin 0.4 pertusis adalah sebagai berikut :
3 Kemungkinan Besar 0.6 4.1. Diberikan aktibiotik
4 Hampir pasti 0.8 Enitromicin/ penisiln/ azint
tronycin
5 Pasti 1.0
4.2. Diberikan Supourtif untuk
(sibagariang : 2015)
mengencer batuk dan oksige
O2
2. Gejala-gejala pada penyakit
menular pada penyakit pertusis
6. Desain Sistem
(batuk rejan) pada anak.
Rancangan sistem yang akan
Data gejala ini diperoleh dari
dibangun untuk sistem pakar berbasis
lapangan setelah melakukan
WEB dengan metode forward
wawancara dengan seorang pakar,
chaining dan certanty factor untuk
terdapat satu gejala utama dan tiga
mengidentifikasi penyakit pertusis
fase gejala penyakit pertusis pada
pada anak yakni :
anak, adapun gejala-gejala serta
a. Perancangan Database
pembobotan setiap gejala dapat
Dalam perancangan database
dilihat pada tabel 2:
untuk Sistem Pakar ini merupakan
Tabel 2. Gejala Penyakit
No Kode Gejala Bobot
alat bantu yang digunakan adalah
1 G1 Batuk terus 0.8 context diagram, data flow
menerus yang diagram dan juga entity
berlangsung 1-10 relationship diagram (ERD).
minggu b. Penyusunan Basis Data
2 G2 Kataralis (1-2 0.8 Basis data merupakan suatu
minggu) batuk pengorganisasian sekumpulan data
apda mala hari yang saling berhubungan satu
dan filek dengan lainnya sehingga
3 G3 Spasmodic 0.7 memudahkan aktifitas untuk
(Tegang otot) 2-4 memperoleh informasi. Basis data
minggu dan batuk
dari sistem merupakan hasil
semakin keras
diakhiri bunyi pencatatan input-input yang telah
whoop dilakukan. Basis data sistem dapat
4 G4 Konvacelled (1-2 0.6 dibaca dan diisi oleh user dan juga
minggu) ditandai admin pada saat menjalankan
sistem. Data penunjang yang b. Data yang digunakan dalam
didapatkan berupa suatu pengujian hasil adalah penyakit
kesimpulan, fakta-fakta dan aturan pertusis.
yang mengatur proses pencarian c. Kriteria dalam menentukan
data yang saling berhubungan satu keberhasilan pengujian sistem
sama lain disimpan ke dalam basis adalah hasil yang dikeluarkan
data sebagai media penyimpanan. sistem sesuai dengan penyakit
c. Perancangan Struktur pertusis yang akan diidentifikasi
Tabel 9. Analisa Hasil
Setelah dilakukan perancangan Pada tahap ini adalah kelanjutan
basis data, kemudian dirancanglah dari pengujian sistem, tujuan analisa hasil
struktur tabel yang berguna untuk adalah melihat sejauhmana fungsi sistem
menentukan entitas-entitas dan yang telah dirancang bekerja pada
atribut-atrubut yang dibutuhkan responden.
dalam merancang suatu aplikasi
Sistem Pakar. HASIL DAN PEMBAHASAN
d. Perancangan Interface A. Analisa inferensi Forward Chaining
Pada tahap ini, program Proses identifikasi dilakukan saat
tampilan antarmuka pemakai gejala yang diinputkan sesuai dengan
dirancang rule dan aturan yang telah ditetapkan
dengan menggunakan prinsip kemudian dari proses rule tersebut
mudah digunakan dan mudah akan ditemukan hasil identifikasi
dipahami oleh user. Untuk berupa penyakit pertusis pada anak.
rancangan antarmuka pembuatan Berikut algoritma secara umum dalam
program dilakukan dengan mengidentifikasi penyakit pertusis
menggunakan bahasa berdasarkan aturan Forward
pemrograman PHP dan database Chaining.
MySQL, dengan berbasis WEB. Algoritma proses rule pada forward
chaining:
7. Implementasi Sistem 1. Data
Implementasi sistem menggunakan 2. Menentukan gejala penyakit
bahasa pemrograman PHP dan pertussis pada anak
database MySQL. Adapun tujuan 3. Menentukan rule berdasarkan data
dalam implementasi sistem adalah yang telah ada
untuk melihat keandalan sebuah 4. Jika rule sesuai maka ditemukan
sistem, apakah sistem yang kita buat hasil
sudah sesuai dengan ketentuan yang 5. Rule belum ditemukan, sistem akan
telah ada dan sesuai dengan keinginan melakukan pelacakan kembali
yang diharapkan. berdasarkan rule yang ditelah
8. Pengujian Sistem ditetapkan
Pengujian sistem dilakukan untuk 6. Sistem akan menampilkan hasil
memastikan apakah aplikasi Sistem identifikasi, pencegahan dan
Pakar yang dirancang, sudah pengobatan
mencapai tujuan yang diinginkan dari
penelitian. Adapun mekanisme Pada tahapan selanjutnya untuk
pengujian sistem sebagai berikut : proses forward chaining pada sistem
a. Pengujian sistem dilakukan pakar penyakit pertusis pada anak, akan
dengan menggunakan bahasa dilakukan alur proses kerja yang akan
pemrograman PHP dan database digambarkan dalam bentuk flowchart
MySQL dengan berbasis WEB.
Untuk lebih jelasnya tentang pengobatan dapat dilihat pada
implementasi forward chaining metode tabel berikut :
forward chaining dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Menentukan gejala penyakit pertusis
pada anak. Tabel 3. Jenis penyakit, pencegahan
Berdasarkan hasil wawancara dengan dan pengobatan
seorang pakar terdapat 4 gejala pada Penyakit Keterangan
penyakit pertusis sesuai dengan yang pertusis
terdapat pada tabel 4.2 yang ditadai Pencegah a. Pemberian imunisasi DPT pada
an bayi dan DT pada anak SD
dengan kode G1, G2, G3 dan G4,
b. Bayi 0-1 tahun vaksin DPT 3X,
data gejala tersebut akan diinputkan mulai umur 2 bulan dan selang
kedalam sistem. mininal satu bulan
2. Menentukan rule berdasarkan data c. Diulang pemberian
yang diperoleh Pengobat a. Pembereian antibiotik
Pada penyajian fakta berdasarkan an enitromisin/ penisilin/ azith
tronycin
representasi pengetahuan yang sudah b. Pemberian Suportif (pengencer
dijelaskan di atas, untuk perencanaan batuk), dan Oksigen (O2)
identifikasi penyakit pertusis, maka
disusun daftar aturan (rule) yang 4. Jika rule tidak ditemukan sistem akan
sesuai dengan prosedur yang telah melakukan pelacakan kembali
ditentukan, untuk lebih jelasnya dapat berdasarkan aturan/ rule yang
seperti berikut : ditetapkan.
5. Sistem akan menghasilkan
IF Batuk terus menerus yang identifikasi penyakit pertusis
berlangsung 1-10 minggu True Berdasarkan data gejala dan data
AND Kataralis (1-2 minggu) batuk penyakit yang ada didalam sistem,
apda mala hari dan filek True maka hasil yang akan ditampilkan
AND Spasmodic (Tegang otot) 2-4 didalam sistem tersebut.
minggu dan batuk semakin keras
diakhiri bunyi whoop True B. Pengujian
AND Konvacelled (1-2 minggu) Metode Certainty Factor (Faktor
ditandai berhentinya bunyi whoop Kepastian) diperkenalkan oleh Shortliffe
True Buchanan dalam pembuatan MYCIN.
THEN Penyakit Pertusis Certainty Factor adalah nilai parameter
klinis yang diberikan MYCIN untuk
3. Jika rule ditemukan maka akan menunjukan besar kepercayaan. Rumus
ditemukan hasil dasar factor kepastian (Sibagarian, 2015),
Pada tahap ini jika rule ditemukan Certainty Factor memperkenalkan konsep
akan menghasilkan tampilan berupa keyakinan dan ketidakyakinan yang
jenis penyakit berdasarkan terhadap diformulasikan dalam rumus dasar
gejala yang telah diinputkan. sebagai berikut :
a. Basis pengetahuan dari jenis CF[H,E]=MB[H,E]-MD[H,3]…..(1)
penyakit serta kode penyakit,
dapat dijelaskan sebagai berikut Keteranan :
: CF [H,E] = Faktor Kepastian
Kode Penyakit : P001 = MB [H,E] = Ukuran kepercayaan
Penyakit Pertusis (batuk Rejan) terhadap hipotesis H,
b. Basis pengetahuan dari cara jika diberikan evidence
pengobatan serta kode E (antara 0 dan 1)
MD [H,E] = Ukuran 3. Tampilkan Kategori penyakit CF Pakar
ketidakpercayaan dan CF User
terhadap hipotesa H, Tabel 4. Kategori CF Pakar
jika diberikan Evidence Nilai
e (antara 0 dan 1) Pertayaan CF
E = Evidence (peristiwa atau Pakar
fakta) 1. Batuk terus menerus 0.8
H = Hipotesa (dugaan) yang berlangsung 1-10
minggu
4.3.2.1 Algoritma Proses Certainty 2. Kataralis (1-2 minggu) 0.8
Factor batuk apda mala hari
1. Data dan filek
2. Inisialisasi gejala-gejala penyakit 3. Spasmodic (Tegang 0.7
pertusis pada anak otot) 2-4 minggu dan
3. Tampilkan gejala penyakit batuk semakin keras
pertusis dan nilai Certainty factor diakhiri bunyi whoop
(CF) 4. Konvacelled (1-2 0.6
4. Proses gejala penyakit pertusis minggu) ditandai
pada anak berhentinya bunyi
5. CF kombinasi penyakit pertusis whoop
pada anak
6. Hasil nilai kombinasi CF (CF Tabel 5. Nilai CF user
Combine) Jawaban User Kode Bobot
Tidak CF1 0.0
Algoritma Certainty Factor akan Mungkin CF2 0.4
dijelaskan sebagai berikut : Kemungkinan CF3 0.6
Analisa Data Besar
1. Data Hampir Pasti CF4 0.8
2. Inisialisasi gejala-gejala penyakit Pasti CF5 1.0
menular pada balita
Pertanyaan yang dipilih user : 4. Proses kondisi penyakit pertusis pada
1. Batuk terus menerus yang anak
berlangsung 1-10 minggu Proses Hasil :
2. Kataralis (1-2 minggu) batuk apda CF[H,E]=CF[H] x CF[E] ..(2)
mala hari dan filek  CF Gejala 1 :
3. Spasmodic (Tegang otot) 2-4 CF[H,E] = CF[pakar] *
minggu dan batuk semakin keras CF[user]
diakhiri bunyi whoop = 0.8*1.0
4. Konvacelled (1-2 minggu) ditandai = 0.8
berhentinya bunyi whoop  CF Gejala 2 :
CF[H,E] = CF[pakar] *
Jawaban User Kode
Tidak Tahu CF1
Mungkin CF2
Kemungkinan Besar CF3
Hampir Pasti CF4
Pasti CF5
CF[user]
= 0.8*0.8
= 0.64
 CF Gejala 3 : Berdasarkan berdasarkan ketentuan
CF[H,E] = CF[pakar] * diatas dan jika dibandingkan dengan
CF[user] nilai CF penyakit = 0.97, maka tingkat
= 0.7*0.6 keyakinan berdasarkan ketentusn
= 0.42 adalah PASTI.
 CF Gejala 4 : C. Implementasi System
CF[H,E] = CF[pakar] * CF[user]
= 0.6*0.4 Setelah melakukan analisa sistem
= 0.24 pada proses perancangan Sistem pakar
penyakit petusis pada anak tahapan
5. CF kombinasi penyakit pertusis pada selanjutnya implementasi sistem pakar.
anak Pada tahap implementasi sistem pakar ini
 CFcombine1( CFgejala1, CFgejala2) dijelaskan bagaimana langkah-langkah
= CFgejala1 + CFgejala2 * (1- pengoperasian sistem pakar dalam
CFgejala1) melakukan indentifikasi penyakit pertusis
= 0.8 + 0.64 pada anak. Implementasi serta pengujian
CFold1 = 0.928 sistem ini menggunakan bahasa
 CFcombine2(CFold1, CFgelala3) = pemrograman PHP (Hypertext
CFold1 + CFgejala3 * (1-CFold1) Preprocessor) yang berbasis website.
= 0.928 + 0.42 Berikut ini adalah tampilan halaman dari
CFold2 = 0.95824 sistem pakar penyakit menular pada balita
 CFcombine3(CFold2, CFgejala4) = yang telah dibuat.
CFold2 + CFgejala4 (1- CFold2)
= 0.95824 + 0.24 1. Halaman Login
CFold3 = 0.97 Halaman login adalah halam awal
CFold3 merupakan CF penyakit, dari sistem pakar ini, dimana user diminta
berdasarkan hasil perhitungan CF untuk menginutkan username dan
diatas, maka nilai CF penyakit 0.97. password yang valid, jika proses validasi
6. Hasil Nilai Kombinasi Nilai CF sesuai user akan menuju halam home.
Setelah didapat didapat nilai CF Tampilan halaman login dapat dilihat
penyakit selanjutnya menghitung pada gambar berikut :
persentase keyakinan terhadap
penyakit dengan persamaan :
Persentase = CF penyakit * 100
= 0.97 * 100
= 97 %
7. Hasil tingkat keyakinan CF Penyakit
Untuk melihat tingkat keyakinan dari
perhitungan nilai CF penyakit dapat
dilihat dari ketentuan berikut :
1. Jika nilai CF penyait >=0 dan
<=0.35 : Tidak Tahu; Gambar. 1. Fom Login
2. Jika nilai CF >0.35 dan <=0.55 :
Mungkin
3. Jika nilai CF >0.55 dan <=0.75 : 2. Halaman home
Kemungkinan Besar Halaman home adalah halaman
4. JIka nilai CF >0.75 dan <=0.95 : setelah proses login selesai, halaman
Hampir Pasti home ini terdapat beberapa menu, yaitu
5. JIka nilai CF >0.95 dan <=1.0 : input data user, input data penyakit, input
Pasti data gejala, indentifikasi penyakit dan
logout, adapun tampilan halam home Jika ingin menambahkan data
dapat dilihat pada gambar berikut : penyakit baru, sistem telah
menyediakan tombol Tambah
penyakit yang berfungsi untuk
menambahkan data penyakit baru,
adapun tampilan tambah data
penyakit dapat dilihat dari gambar
berikkut :

Gambar. 2 Halaman Home

3. Halaman data user


Pada halaman ini aplikasi akan
menampilkan semua data user dari
pengguna sistem, yang mana dari ini yang
nantinya digunaka untuk proses login ke
sistem, adapun tampilan dari data user
dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar. 5 Form tambah data penyakit

5. Halaman data gejala


Halaman data gejala berfungi
menampilkan semua data gejala yang
terkait dengan penyakit pertusis,
dimana input data gejala dilengkapi
dengan nilai Certainty Factor pakar,
adapun tampilan data gejala dapat
Gambar. 3 fom data user dilihat dari gambar berikut :

4. Halamn data penyakit


Halaman ini menampung semua data
penyakit, penyebab, pencegahan dan
pengobatan penyakit pertusis yang
telah diinputkan user kedalam sistem,
adapun tampilan halaman data
Gambar. 6 Form data gejala
penyakit dapat dillihat pada gambar
berikut :
Aksi tambah data gelaja dapat dilakukan
dengan mengklik tombol tambah gejala
agar data gejala baru dapat ditambahkan
kedalam system.

Gambar. 4 Fom data penyakit


6. Form Identifikasi
Halaman ini berisikan daftar 1. Hasil pengujian dengan
gejala-gejala penyakit pertusis sejumlah menggunakan metode Forward
empat gejala yang timbul pada balita, usr Chaining dan certainty factor,
akan memilih semua gejala berdasarkan didapatkan nilai tingkat
gejala-gejala yang tampak pada anak, keyakinan penyakit pertusis
kemudian user diminta untuk menjawab pada anak 97%.
tingkat keyakinan yang terkait dengan 2. Penerapan sistem pakar
gejala yang timbul pada anak, adapun diagnosa penyakit pertusis pada
tampilan halaman identifikasi penyakit anak dapat membantu user
dapat dilihat pada gambar berikut : dalam penggunaan dan
melakukan proses identifikasi
penakit pertusis.
3. Metode forward chaining pada
sistem pakar yang telah
dibangun dapat memberikan
hasil optimal kepada pengguna
dalam pengambilan suatu
keputusan berdasarkan output
ditampilkan sistem.
Gambar. 7 form identifikasi penyakit
UCAPAN TERIMA KASIH
Terimakasih kepada Stikes Syedza Saintika
7. Form Hasil Proses Identifikasi yang telah memberikan dorongan dan
Hasil proses identifikasi didapat masukan dalam penulisan penelitian ini, serta
apabila user telah memilih semua gejala kepada UPI YPTK Padang yang telah banyak
dan menjawab nilai keyakinan sesuai memberikan masukan dan bimbingan dalam
gejala yang ada bayi anak, adapun penulisan ini.
tampilan porses hasil identifikasi pada
sistem ini dapat dilihat pada DAFTAR PUSTAKA
gambarberikut. Ghozali. M.F, Eviyanti. A. Sistem Pakar
Dini Penyakit Leukemia dengan
Metode Certanty Factor. Kineka.
2016; Vol.1 No. 3. Halaman : 135-
146.

Halim.S, Hansun. S. Penerapan Metode


Certainty Factor dalam Sistem
Pakar Pendeteksi Resiko
Osteoporosis dan Osteoarthritis.
ULTIMA Computing. 2015; Vol.
Gambar. 8 Form hasil identifikasi penyakit
VII, No. 2. Halaman : 59-69

Monita. O, Yani. F.F, Lestari.Y. Profil


Pasien Pneumonia Komunitas di
KESIMPULAN Bagian Anak RSUP DR. M. Djamil
Kesimpulan dapat diambil dari Padang Sumatera Barat. Jurnal
penjelasan dan hasil penelitian yang Kesehatan Andalas. 2015; 4(1) :
sudah dilakukan implementasi dan halaman : 218-226
evaluasi di atas, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: Mutsaqof.A.A.N, Wiharto ,Suryani.E.
Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis
Penyakit Infeksi Menggunakan Saputra. D, Lestari.U, Sutanta. E.
Forward Chaining. Jurnal Sistem Pakar Untuk Diagnosa
ITSMART.2015. Vol 4. No 1. Penyakit Kucing Berbasis Web
Halman : 43-47 Menggunakan
Frameworkcodeigniter Web
Puspita. K, Sanjaya. A, Ummi. K. Based Expert System For
Sistem Pakar Penelusuran Bakteri Diagnosing Cat Disease Using
Chlamydia Trachomatis Codeigniter Framework. Jurnal
Menggunakan Forward Chaining. SCRIPT.2015; Vol. 3 No. 1.
CSRID Journal. 2015; Vol.7 No.2. Halaman : 29-38.
Halaman. 124-134
Supartha. I.K.D.G, Sari.I.N. Sistem
Ramdhani. A, Isnanto. R, Windasar. Pakar Diagnosa Awal Penyakit
I.P. Pengembangan Sistem Pakar Kulit Pada Sapi Bali dengan
Untuk Diagnosis Penyakit Menggunakan MetodeForward
Hepatitis Berbasis Web chaining dan Certainty Factor.
Menggunakan Metode Certainty Jurnal Nasional Pendidikan
Factor. Jurnal Teknologi dan Teknik Informatika.2014;
Sistem Komputer. 2015; Vol.3, Volume 3, Nomor 3. Halaman :
No.1. Halaman : 58-64. 110-117.
Sibagariang. B. Sistem Pakar Diagnosa
Sumiyati. Hubungan Jenis Kelamin Dan Penyakit Sapi dengan Metode
Status Imunisasi Dpt Certainty Factor Berbasis
Denganpneumonia Pada Bayi Usia Android. Jurnal TIMES. 2015;
0-12 Bulan, Jurnal Kesehatan Vol.IV. Nomor : 2. Halaman : 35-
Metro Sai Wawai. 2015; Volume 39
VIII No.2. Halaman : 63-69
Verina. W. Penerapan Metode Forward
Sunarya. I.M.G, Wirawan. I.M.A, Chaining untuk Mendeteksi
Sukendry.N.M.N. Sistem Pakar Penyakit THT. Jatisi. 2015; Vol.
Pendeteksi Gizi Balita dan 1 No. 2. Halaman : 123-128.
Alternatif Pencegahan
Menggunakan Metode Certainty Wijaya. E. Analisis Penggunaan
Factor. Jurnal Nasional Algoritma Breadth First Search
Pendidikan Teknik Dalam Konsep Artificial
Informatika.2017; Volume 6, Intellegencia. Jurnal TIME.2013;
Nomor 1. Halaman : 50-59 Vol. II No 2. Halaman : 18-26,

Anda mungkin juga menyukai