Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

SISTEM PAKAR
PENENTUAN BAKAT ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD
CHAINING

Di susun oleh :

1. Anggi Purwansyah
2. Dyna Helvianti
3. Fauzi Maulana
4. Fikri Luthfi Mahisa
5. Jaka Suprayatna
6. Wahyudi Pratama Nasution

STMIK TRIGUNA DHARMA


MEDAN
2020
SISTEM PAKAR PENENTUAN BAKAT ANAK DENGAN MENGGUNAKAN
METODE FORWARD CHAINING

I. PENDAHULUAN
Identifikasi bakat anak adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal
ini dikarenakan setiap anak memerlukan program pendidikan yang sesuai dengan
bakat mereka masing – masing, sehingga dapat mengembangkan dan
menggunakan bakat mereka dengan maksimal. Lucy [1] Berdasarkan data yang di
dapatkan bahwa lebih dari 40% anak berbakat di sekolah tidak mampu berprestasi
sesuai dengan kemampuan mereka, sehingga tergolong sebagai anak kurang
berprestasi.
Saat ini masih banyak guru dan orang tua sebagai penanggung jawab dalam
keberlangsungan pendidikan anak yang belum mengetahui bakat pada anak
mereka. Terbatasnya pakar untuk tempat berkonsultasi tentang bakat anak
merupakan salah satu penyebab hal tersebut. Penelitian ini menggunakan system
pakar untuk mengatasi permasalahan tersebut. System pakar dapat digunakan
karena sistem tersebut menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran
untuk memecahkan masalah [2] dengan mentransfer pengetahuan pakar tersebut
ke dalam computer.
Kelompok anak yang menjadi objek penelitian adalah anak yang ada di taman
kanak – kanak (TK) dengan usia 4 – 6 tahun. Kelompok anak pada rentang usia
tersebut dipilih karena menurut Stanrock dan Yussen [3] pada usia tersebut
merupakan masa yang penting untuk meletakkan dasar bagi seseorang di masa
dewasa. Bakat – bakat yang akan di identifikasi pada penelitian ini adalah bakat
menurut US Office Of Education (USOE) America [4].
Penelitian ini menggunakan metode forward chaining untuk mesin inferensi
di sistem pakar yang di bangun. Teknik inferensi tersebut dipilih karena sukses
untuk sistem pakar di berbagai bidang [5, 6, 7].
II. Landasan Teori
A. Sistem Pakar
Sistem pakar adalah suatu program computer yang mampu meniru
kemampuan pakar dalam memecahkan suatu masalah pada bidangnya
masing – masing [8]. Peroses peniruan kemampuan pakar tersebut
menggunakan empat tahap yaitu : (1) akuisisi pengetahuan pakar, (2)
representasi pengetahuan, (3) inferensi pengetahuan, (4) pemindahan
pengetahuan kepengguna / penggunaan sistem.

B. Forward Chaining
Inferensi adalah kumpulan prosedur yang bertujuan untuk melakukan
penalaran [9]. Inferensi di implementasikan di mesin inferensi yang berfungsi
untuk mengambil kesimpulan berdasarkan basis pengetahuan pakar.
Salah satu teknik inferensi yang digunakan adalah forward chaining. Forward
chaining atau sering juga disebut button up reasoning adalah cara atau
metode untuk mendapatkan kesimpulan di mulai dari pengumpulan data
atau fakta yang ada kemudian di proses maju dengan metode atau rule yang
di tetapkan untuk mendapatkan kesimpulan [5]. Pada teknik ini, data
digunakan sebagai penentu aturan mana yang harus di jalankan, kemudian
aturan tersebut dijalankan [6].

C. Bakat Anak
Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau
keterampilan yang bisa bersifat umum atau khusus [7]. Perbedaan bakat anak
bisa dilihat dari berbagai aspek seperti IQ, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kondisi fisik, pengalaman, perkembangan dan intraksi social.
III. Metode Penelitian
Dalam penelitian dengan menggunakan metode forward chaining dapat
digunakan tiga tahapan yaitu : (1) inisialisasi, (2) Analisa dan perancangan, (3)
Implementasi dan pengujian

Gambar 1.1 : Tahapan Penelitian sistem pakar

(1) inisialisasi, dimana pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah dengan
melakukan wawancara terhadap pakar psikologis anak, guru taman kanak –
kanak, dan orang tua. Identifikasi masalah juga harus dilakukan dengan
membaca buku – buku, jurnal, dan karya ilmiah yang berhubungan dengan bakat
anak.

(2) Analisis dan perancangan, Lakukan analisis dari hasil identifikasi masalah
untuk menentukan tujuan, ruang lingkup penelitian, dan melakukan perancangan
program. Pada tahap analisa dan perancangan ada tiga langkah yang harus
dilakukan:
(a) Penentuan kriteria bakat anak berdasarkan sumber reverensi yang
dapat di percaya dan di akui, salah satu nya adalah menurut standart USOE
Amerika yaitu diperlukan 27 indikator, 83 variabel, dan 33 aturan (rule).
(b) Penentuan Variabel, diperulakan untuk mengelompokkan masing
– masing bakat anak sesuai dengan bidangnya.
Rule atau aturan yang di bangun berdasarkan variable yang sudah di
tentukan sebelumnya adalah sebagai berikut:
(c) Pembuatan rule adalah langkah dimana sebuah sistem dapat.
Contoh dari rule yang di bangun adalah :

Gambar 1.2 : rule dalam sistem pakar

(3) Implementasi dan pengujian, dari hasil proses analisa dan perancangan
sistem berdasarkan fakta yang sudah di dapat dari berbagai sumber, sistem
pakar kemudian di terapkan dalam sebuah program computer yang dapat
digunakan oleh banyak orang serta dapat di manfaatkan untuk membantu
meringankan kinerja pakar dalam melakukan proses analisa. Implementasi dari
sistem pakar dapat berupa sebuah sistem dalam bentuk software atau perangkat
lunak, maupun dalam bentuk hardware atau perangkat keras robotic yang dapat
bekerja secara mandiri biasanya disebut Artficial Intelegenci (AI).
Pada kasus sistem pakar penentuan bakat anak ini, hasil proses analisa
perancangan sistem di terapkan dalam bentuk software atau perangkat lunak
berupa sebuah form yang sudah di program dan di tanamkan knowledge base
sebagai basis pengetahuan sistem berdasarkan identifikasi pengetahuan pakar,
guru, orang tua, buku – buku dan standard USOE Amerika. Kemudian untuk
menjalankan sistem secara mandiri, di terapkan rule sebagai sistem dari sistem
pakar yang mengolah data informasi baru yang dapat tersimpan otomatis dalam
knowledge base agar sistem dapat terupdate dan dapat menemukan solusi baru
dengan cerdas.

IV. Kesimpulan
Sistem pakar dengan metode forward chaining adalah sistem dengan metode
pengumpulan data untuk mendapatkan suatu kesimpulan atau sering di sebut
button up reasoning. Dimana seorang peneliti harus mengumpulkan data yang
selangkap dan benar dari pakar yang ahli di bidangnya kemudian di
implementasikan dalam sebuah program yang dapat digunakan untuk membantu
orang awam.
Referensi
1) Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol 1, No. 1, Februari 2015,
pp.62-66 ISSN 2460-8181
2) Lucy, Bunda. 2010. Mendidik Sesuai Minat dan Bakat Anak (Painting Your
Children’s Future). Jakarta: PT. Tangga Pustaka.
3) Kusrini. 2006. Sistem Pakar (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Andi Offset.
4) Santrock, J.W. dan Yussen S.R.(1992). Child Development. Edisi 5. Dubuque LA:
Wm.C. Brown.
5) Kathena, J. 1992. Gifted: Challege and response of educatio. Itasca Illinois:
Peacock Publ. Inc.
6) Mohamad, S. N. dan Hashim, A. B. 2015. Forward-Chaining Approach to Expert
System for Machine Maintenance. Proceedings of
Mechanical Engineering Research Day 2015. MERD'15, 2015. Hal. 79-80.
7) Brezovan, M. dan Badica, C. 2015. Event-B Modeling of a Rule Base for an
Expert System Using Forward Chaining. Proceedings of the 7th Balkan
Conference on Informatics Conference ACM. Hal. 7
8) Fakhrahmad, S. M., Sadreddini, M. H., dan Zolghadri Jahromi, M. 2015. A
Proposed Expert System for Word Sense Disambiguation: Deductive Ambiguity
Resolution Based on Data Mining and Forward Chaining. Expert Systems. 32(2):
178-191.

Anda mungkin juga menyukai