Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017

Surabaya, Universitas Airlangga

IDENTIFIKASI POLA PENYAKIT ANAK DIBAWAH 5 TAHUN


(BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI

Ismul Zamroni1), Indah Werdiningsih2), Purbandini3)


1,2,3)
Program Studi S1 Sistem Informasi, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Airlangga
Kampus C unair Mulyorejo, Surabaya
1)
ismul.zamroni-12@fst.unair.ac.id
2)
indah.werdiningsih@fst.unair.ac.id
3)
purbandini@fst.unair.ac.id

organ dan jaringan, sedangkan yang dimaksud


Abstract— Balita lebih rentan terkena penyakit perkembangan adalah penampilan kemampuan
sehingga perlu dilakukan identifikasi pola (skill) yang diakibatkan oleh kematangan sistem
penyakit. Untuk melakukan identifikasi maka saraf pusat, khususnya otak. Anak yang sehat
diterapkan metode Association Rule dengan perkembangannya searah dengan
algoritma Apriori. Output dari metode pertumbuhannya”[1].
algoritma Apriori dapat dilakukan penggalian Jika dalam masa ini perhatian kurang
informasi mengenai pola penyakit yang memadai, maka pertumbuhan akan terganggu
menjangkit pada balita. Penerapan Sistem karena beberapa faktor seperti adanya penyakit.
Identifikasi Pola Penyakit Balita Penyakit-penyakit yang biasa dialami Balita
terkomputerisasi dilakukan dengan adalah panas, batuk, diare, pilek. Dampak yang
membangun Sistem berbasis web. Tahapan ditimbulkan akibat kurangnya perhatian terhadap
implementasi algoritma Apriori untuk penyakit yang diderita oleh balita adalah kondisi
identifikasi pola penyakit balita dilakukan kesehatan dan tumbuh kembang balita.
dalam lima tahap. Tahap pertama adalah Dengan adanya suatu proses identifikasi yang
pengumpulan data untuk memperoleh akan dilakukan yang berguna untuk mengetahui
pemahaman teori dan data pasien balita. pola-pola penyakit pada Balita yang harus di
Tahap kedua adalah pengolahan data, meliputi antisipiasi oleh bidang kesehatan agar
seleksi data, pembersihan data, dan dipergunakan sebagai upaya untuk menjaga
transformasi data. Tahap ketiga yaitu kesehatan Balita sehingga dampak terjadinya
pengolahan menggunakan algoritma Apriori penyakit pada Balita dapat dikurangi.
berdasarkan data pasien yang berupa tanggal Dalam usaha peningkatan kesehatan,
berobat, jenis kelamin, umur, tinggi badan, penguasaan teknologi perlu ditingkatkan. Salah
berat badan, dan gejala. Tahap keempat satu pengaruh tersebut di bidang informasi yaitu
merupakan tahapan dalam perancangan dalam sistem database. Pada sistem database,
hingga pembangunan sistem, meliputi informasi memegang peranan yang sangat penting
rancangan database, perancangan sistem dan dibutuhkan dalam hal salah satunya dalam
menggunakan system flowchart, implementasi dunia kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan
sistem berbasis web, pengujian sistem. Tahap sebuah aplikasi yang mampu memilah dan
kelima melakukan analisis hasil kombinasi memilih data, sehingga bisa diperoleh informasi
yang dihasilkan oleh sistem. Berdasarkan hasil yang bermanfaat bagi penggunanya [2].
analisis yang telah dilakukan, diperoleh hasil Data mining adalah suatu istilah yang
gejala penyakit yang paling kuat yaitu panas, digunakan untuk menguraikan penemuan
batuk, pilek, dan pucat. Hasil dari gejala pengetahuan di dalam database atau sering disebut
penyakit yang paling kuat digunakan user Knowledge Discovery in Database (KDD)[3].
sebagai sarana untuk melakukan sosialisasi Association Rule merupakan salah satu metode di
dan penyuluhan pola hidup sehat kepada data mining. Association Rules adalah salah satu
Balita terhadap warga serta dapat digunakan teknik data mining yang berfungsi untuk
untuk menyediakan obat untuk penyakit yang menemukan asosiasi antar variabel, korelasi atau
sering diderita Balita. suatu struktur diantara item atau objek-objek di
Kata Kunci — Apriori, Balita, Gejala, dalam database relasional, maupun pada
Identifikasi Pola Penyakit. penyimpanan informasi lainnya[4].
Bardasarkan uraian di atas maka pada
I. PENDAHULUAN penelitian ini dibangun Sistem Identifikasi Pola
Penyakit Anak dibawah 5 Tahun (Balita) Dengan
Usia anak dibawah 5 tahun (Balita) penting Menggunakan Algoritma Apriori. Dengan dibuat
dalam tumbuh kembang anak. Pertumbuhan nya sistem tersebut, diharapkan dapat untuk
adalah peningkatan secara bertahap dari tubuh,

362
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

membantu menemukan dan mengetahui pola pengambilan aksi nantinya. Sebagai contoh bila
penyakit pada Balita. integrasi data berdasarkan jenis produk ternyata
II. TINJAUAN PUSTAKA menggabungkan produk dari kategori yang
1. Data Mining berbeda maka akan didapatkan korelasi antar
produk yang sebenarnya tidak ada.
Data Mining adalah kegiatan menemukan 3. Pemilihan data (data selection)
pola yang menarik dari data dalam jumlah besar, Data yang ada pada database sering kali tidak
data dapat disimpan dalam database, data semuanya dipakai, oleh karena itu hanya data
warehouse, atau penyimpanan informasi lainnya. yang sesuai untuk dianalisis yang akan diambil
Data mining berkaitan dengan bidang ilmu-ilmu dari database. Sebagai contoh, sebuah kasus yang
lain, seperti database system, data warehousing, meneliti faktor kecenderungan orang membeli
statistic, machine learning, information retrieval, dalam kasus market basket analysis, tidak perlu
dan komputasi tingkat tinggi. Selain itu, data mengambil nama pelanggan, cukup dengan id
mining didukung oleh ilmu lain seperti neural pelanggan saja.
network, pengenalan pola, spatial data analysis, 4. Transformasi data (data transformation)
image database, signal processing[5]. Data diubah atau digabung ke dalam format
2. Karakteristik Data Mining yang sesuai untuk diproses dalam data mining.
Karakteristik data mining sebagai berikut: Beberapa metode data mining membutuhkan
1. Data mining berhubungan dengan penemuan format data yang khusus sebelum bisa
sesuatu yang tersembunyi dan pola data diaplikasikan. Sebagai contoh beberapa metode
tertentu yang tidak diketahui sebelumnya. standar seperti analisis asosiasi dan clustering
2. Data yang akan diproses berupa daya yang hanya bisa menerima input data kategorikal.
sangat besar. data yang besar digunakan Karenanya data berupa angka numerik yang
untuk membuat hasil lebih dipercaya. berlanjut perlu dibagi-bagi menjadi beberapa
interval. Proses ini sering disebut transformasi
Tujuan data mining adalah mendapatkan data.
hubungan atau pola yang mungkin memberikan 5. Proses mining
indikasi yang bermanfaat. Merupakan suatu proses utama saat metode
3. Tahapan Data Mining diterapkan untuk menemukan pengetahuan
berharga dan tersembunyi dari data.
proses data mining secara umum yang terdiri 6. Evaluasi pola (pattern recognition)
dari beberapa tahapan[6], yaitu : Untuk mengidentifikasi pola-pola menarik
1. Pembersihan data (data cleaning) kedalam knowledge based yang ditemukan. Dalam
Pembersihan data merupakan proses tahap ini hasil dari teknik data mining berupa
menghilangkan noise dan data yang tidak pola-pola yang khas maupun model prediksi
konsisten atau data tidak relevan. Pada umumnya dievaluasi untuk menilai apakah hipotesa yang ada
data yang diperoleh, baik dari database suatu memang tercapai. Bila ternyata hasil yang
perusahaan maupun hasil eksperimen, memiliki diperoleh tidak sesuai hipotesa ada beberapa
isian-isian yang tidak sempurna seperti data yang alternatif yang dapat diambil seperti
hilang, data yang tidak valid atau juga hanya menjadikannya umpan balik untuk memperbaiki
sekedar salah ketik. Selain itu, ada juga atribut- proses data mining, mencoba metode data mining
atribut data yang tidak relevan dengan hipotesa lain yang lebih sesuai, atau menerima hasil ini
data mining yang dimiliki. Data-data yang tidak sebagai suatu hasil yang di luar dugaan yang
relevan itu juga lebih baik dibuang. Pembersihan mungkin bermanfaat.
data juga akan mempengaruhi performasi dari 7. Representasi pengetahuan (knowledge
teknik data mining karena data yang ditangani presentation)
akan berkurang jumlah dan kompleksitasnya. Merupakan visualisasi dan penyajian
2. Melakukan integrasi data (data integration) pengetahuan mengenai metode yang digunakan
Integrasi data merupakan penggabungan data untuk memperoleh pengetahuan yang diperoleh
dari berbagai database ke dalam satu database pengguna. Tahap terakhir dari proses data mining
baru. Tidak jarang data yang diperlukan untuk adalah bagaimana memformulasikan keputusan
data mining tidak hanya berasal dari satu database atau aksi dari hasil analisis yang didapat. Ada
tetapi juga berasal dari beberapa database atau file kalanya hal ini harus melibatkan orang-orang yang
teks. Integrasi data dilakukan pada atribut-aribut tidak memahami data mining. Karenanya
yang mengidentifikasikan entitas-entitas yang presentasi hasil data mining dalam bentuk
unik seperti atribut nama, jenis produk, nomor pengetahuan yang bisa dipahami semua orang
pelanggan dan lainnya. Integrasi data perlu adalah satu tahapan yang diperlukan dalam proses
dilakukan secara cermat karena kesalahan pada data mining. Dalam presentasi ini, visualisasi juga
integrasi data bisa menghasilkan hasil yang bisa membantu mengkomunikasikan hasil data
menyimpang dan bahkan menyesatkan mining.

363
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

4. Association Rule itemset. Kemudian hitung nilai support


masing-masing item dalam database. Item
Association Rule atau analisis asosiasi adalah
yang memiliki nilai support lebih besar dari
teknik data mining yang berguna untuk
minimum support merupakan anggota dari 1-
menemukan suatu korelasi atau pola yang
itemset yang juga merupakan pola frequent
terpenting/menarik dari sekumpulan data besar[7].
itemset, sedangkan item yang nilai support
Metodologi dasar analisis asosiasi terbagi
nya kurang dari minimum support akan
menjadi dua tahap[7], yaitu:
dieliminasi.
1. Analisis pola frekuensi tinggi
2. Untuk kandidat k-itemset k ≥ 2 didapatkan
Tahap ini mencari kombinasi item yang
dengan menggabungkan itemset sebelumnya.
memenuhi syarat minimum dari nilai support
Kemudian untuk mendapatkan frequent
dalam database, Hal ini disebut dengan frequent
itemset pada k-itemset diambil dari kandidat
itemset. Nilai support dapat dilihat pada
k-itemset yang nilai supportnya ≥ minimum
persamaan 2.1[4]:
support.
3. Bila tidak terdapat pola frequent itemset baru,
maka seluruh proses dihentikan. Bila tidak,
Keterangan : maka k ditambah satu dan kembali ke tahap 2
P(A⋃B) = Probabilitas transaksi yang yaitu pembentukan kandidat.
mengandung itemset A dan itemset B. III. METODE PENELITIAN
A dan B = Himpunan yang ada dalam itemset.
∑ Transaksi mengandung A dan B = Jumlah Metode penelitian merupakan cara atau
himpunan yang ada dalam suatu itemset yang prosedur penelitian beserta tahapan-tahapan yang
mengandung itemset A dan itemset B. jelas dan sistematis untuk mendapatkan data dan
∑ Total transaksi = Jumlah total transaksi menyelesaikan suatu masalah yang sedang diteliti
keseluruhan itemset. dengan landasan ilmiah.
2. Pembentukan aturan asosiasi 1. Tempat dan waktu penelitian
Setelah semua frequent itemset ditemukan, Tempat dilakukannya penelitian adalah di
kemudian mencari aturan asosiasi yang memenuhi praktik bidan Desa Soko, Kecamatan Glagah,
syarat minimum untuk confidence dengan Kabupaten Lamongan dengan keluhan Panas,
menghitung confidence aturan asosiatif A→B. Batuk, Pucat, Pilek, Muntah, Pusing, Diare,
Nilai confidence dapat dilihat pada persamaan 2.2 Mencret, Mual. Lama penelitian ini dilakukan
[4]: mulai April 2016 sampai dengan Juli 2017.
2. Objek penelitian
Objek penelitian pada penelitian ini adalah
Keterangan : mengidentifikasi pola penyakit anak meliputi
P(B|A) = Probabilitas bahwa transaksi keluhan penyakit Panas, Batuk, Pucat, Pilek,
mengandung itemset A juga mengandung itemset Muntah, Pusing, Diare, Mencret, Mual dengan usia
B 2 bulan sampai 60 bulan (Balita).
A dan B = Himpunan yang ada dalam itemset. Data yang akan digunakan dalam penelitian
∑ Transaksi mengandung A dan B = Jumlah yang ini berjumlah 200 data dan diperoleh dari bidan
mengandung itemset A (antencedent) dan Siti Ulfah, Amd, Keb yang berpraktek di Desa
mengandung itemset B (consequent). Soko, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan
∑ Transaksi mengandung A = Jumlah itemset yang selanjutnya data akan di olah untuk
yang mengandung itemset A (antencedent). menemukan pola identifikasi penyakit Balita.
5. Algoritma Apriori
Algoritma Apriori adalah algoritma yang 3. Langkah-langkah penelitian
dikenalkan oleh R. Agrawal dan R. Srikant pada Metode pengumpulan data yang digunakan
tahun 1994. Algoritma apriori bertujuan untuk dalam penelitian ini adalah melalui studi literatur
menemukan frequent itemsets yang dijalankan terkait permasalahan. Wawancara secara langsung
pada sekumpulan data. Pada iterasi ke-k, akan terhadap bidan Siti Ulfah Amd, Keb dan
ditemukan semua itemset yang memiliki k item, pengambilan data jumlah penderita penyakit
disebut dengan k-itemset. Sifat utama dari meliputi panas, diare, batuk di Desa Soko,
algoritma Apriori adalah semua subset dari suatu Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan. Studi
frequent itemsets adalah juga merupakan anggota literatur digunakan untuk mengetahui dan
frequent itemsets. memahami penggunaan algoritma Apirori dengan
Algoritma Apriori dibagi menjadi beberapa bantuan buku, jurnal dan sumber lain yang terkait.
tahap sebagai berikut[5] :
4. Perancangan sistem
1. Tentukan semua jenis item yang ada dalam
database, sehingga didapatkan kandidat 1-

364
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

Sebelum pembuatan aplikasi, perlu dibuatnya IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


rancangan sistem terlebih dahulu. Pembuatan 1. Hasil pengumpulan data
rancangan ini diharapakan agar aplikasi tersebut
dapat berfungsi sebagai gambaran umum yang Pengumpulan data dan informasi dilakukan di
diharapkan untuk membantu pengguna dalam klinik Desa Soko, Kecamatan Glagah, Kabupaten
mengidentifikasi pola penyakit pada Balita. Pada Lamongan. Pengumpulan data dan informasi yang
penelitian ini alur sistem aplikasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
dibuat digambarkan menggunakan System melakukan studi literature dan melakukan
Flowchart dan tools yang digunakan yaitu wawancara untuk pengambilan data balita sakit.
Microsoft Visio. Berikut adalah gambaran sistem 2. Pengolahan data dan informasi
yang akan digunakan sebagai acuan untuk Data yang diperoleh akan diolah dengan
pembuatan aplikasi. menggunakan algoritma apriori. Atribut dari data
adalah jenis kelamin, umur, berat badan, tinggi
badan, dan gejala penyakit. Masing-masing atribut
tersebut akan diambil item-set dari data tersebut
[9]16.
1. Jenis kelamin
Atribut jenis kelamin memiliki 2 item-set,
yaitu laki-laki dan perempuan.
2. Umur
Atribut umur memiliki lima item-set, yaitu
U1, U2, U3, U4, dan U5 dapat dilihat pada tabel
4.1.
Tabel 1 Atribut Umur
Atribut Umur Range
U1 2 – 12 Bulan
U2 13 – 24 Bulan
U3 25 – 36 Bulan
Gambar 1 Flowchart Perancangan
U4 37 – 48 Bulan
Sistem U5 49 – 60 Bulan
5. Implementasi sistem
Implementasi sistem pada identifikasi pola
3. Berat Badan
penyakit pada Balita menggunakan algoritma
Atribut berat badan memiliki lima item-set,
apriori dilakukan dengan aplikasi berbasis web
yaitu yaitu B1, B2, B3, B4, dan B5 dapat dilihat
dengan bahasa pemrograman PHP dan database
pada tabel 4.2.
yang digunakan untuk membangun sistem adalah
MySQL. Tabel 2 Atribut Berat Badan
6. Pengujian sistem
Atribut Berat Badan Range
Pengujian sistem diperlukan untuk menguji B1 3 – 9 Kg
seberapa jauh sebuah sistem dapat menjalankan B2 10 – 12 Kg
fungsinya dengan baik. Adapun teknik pengujian B3 13 – 14 Kg
yang digunakan untuk menguji adalah teknik B4 15 – 16 Kg
blackbox testing. Uji coba sistem dilakukan B5 17 – 19 Kg
dengan menggunakan data sampling berupa data
Balita yang sakit dengan keluhan Panas, Batuk, 4. Tinggi Badan
Pucat, Pilek, Muntah, Pusing, Diare, Mencret, Atribut tinggi badan memiliki lima item-set,
Mual dari tempat praktik bidan. yaitu T1, T2, T3, T4, dan T5 dapat dilihat pada
7. Evaluasi sistem tabel 4.3.
Berdasarkan uji coba sistem, evaluasi sistem Tabel 3 Atribut Tinggi Badan
dilakukan dengan membandingkan pola secara
manual dengan sistem terkomputerisasi untuk Atribut Tinggi Badan Range
mengetahui apakah sistem secara terkomputerisasi T1 49 – 76 Cm
sudah bekerja dengan baik atau belum sesuai T2 77 – 87 Cm
dengan fungsinya. Evaluasi ini dilakukan untuk T3 88 – 96 Cm
mengukur akurasi aplikasi yang dibangun dalam T4 97 – 103 Cm
mengidentifikasi pola penyakit pada Balita. T5 104 – 110 Cm

365
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

5. Gejala
Berdasarkan data yang diperoleh, maka
atribut gejala penyakit terdapat 9 itemset yaitu
Panas, Batuk, Pucat, Pilek, Muntah, Pusing, Diare,
Mencret, dan Mual.
3. Perancangan sistem
Perancangan sistem identifikasi pola penyakit
anak dibawah umur 5 tahun (BALITA) dibuat
berdasarkan hasil analisa yang diperoleh dari Gambar 4 Menu Hasil Rule
pengumpulan data dan informasi. Perancangan 5. Analisa hasil
sistem pada penelitian ini dibuat sesuai kebutuhan
masukan/input dan proses untuk penghitungan Analisa hasil dilakukan dengan membandingkan
hingga dihasilkan keluaran/ouput pola penyakit beberapa inputan minimum support dan minimum
anak dibawah umur 5 tahun (BALITA), yang confidence yang akan di uji coba didalam sistem.
digambarkan dengan System Flow Diagram. User Kombinasi minimum support dan minimum
untuk sistem yang dibuat merupakan pihak confidence digunakan untuk mengetahui masing-
kesehatan seperti dokter, bidan, dan perawat. masing pola gejala penyakit yang terdapat pada
4. Implementasi sistem inputan sistem. Hasil rule pada varian inputan
sistem akan dibandingkan untuk mengetahui pola
Implementasi sistem untuk membangun sistem gejala penyakit yang akan dijadikan sebagai pola
pencarian pola penyakit pada anak dibawah 5 yang kuat dalam identifikasi penyakit.
tahun (Balita) dengan MySQL sebagai basis data 6. Pengujian sistem
dan bahasa pemrograman PHP untuk aplikasi
berbasis web.Graphical User Interface (GUI) dari Pengujian dilakukan terhadap sistem dengan
sistem identifikasi pola penyakit anak dibawah 5 menggunakan metode pengujian Black Box.
tahun (Balita) dengan menggunakan algoritma Pengujian terhadap sistem yang dibuat di dalam
apriori yang diterapkan ke dalam sebuah program penelitian ini hanya dilakukan terhadap
dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP fungsionalitas yang ada di dalam sistem.
yang memiliki 7 tampilan interface yaitu menu Tahap pertama dalam melakukan pengujian
refrensi terdapat sub menu pengelompokan, jenis sistem adalah membuat perencanaan pengujian.
kelamin, kategori, gejala, dan user, menu pasien, Perencanaan pengujian terdiri atas skenario
dan menu rule yang akan dibentuk. pengujian yang sesuai dengan tiap fungsionalitas
yang dimiliki oleh sistem. Setelah membuat
perencanaan pengujian, maka pengujian sistem
dapat dilakukan.
7. Evaluasi sistem
Evaluasi dilakukan dengan mengevaluasi
kinerja sistem untuk melihat tanggapan atau respon
pengguna terhadap fungsionalitas, fitur-fitur dan
tampilan antarmuka (interface) [10] pada aplikasi
identifikasi pola penyakit pada Balita.
Gambar 2 Menu inputan pasien Skala skoring pilihan penilaian pada kuesioner
yaitu skor 0 untuk pilihan penilaian Sangat Tidak
Setuju, skor 1 untuk pilihan penilaian Tidak
Setuju, skor 2 untuk pilihan Setuju dan skor 3
untuk pilihan penilaian Sangat Setuju.
hasil kuesioner disimpulkan bahwa sistem
identifikasi pola penyakit pada Balita bersifat
userfriendly terhadap penggunanya karena hasil
rata-rata penilaian 5 user terhadap aplikasi sistem
identifikasi pola penyakit pada Balita adalah
71,8% dimana nilai tersebut termasuk dalam
Gambar 3 Menu Inputan Periode dan interfal 50-100% dikategorikan baik.
Rule
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan
dengan beberapa kombinasi minimum support dan

366
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

minimum confidence diperoleh berupa hasil gejala [4] Budiono, Amiq, F., & Pujiono. (2014).
penyakit yang paling kuat yaitu panas, batuk, Penerapan Metode Association Rule
pilek, dan pucat. Hasil gejala penyakit yang kuat Menggunakan Algoritma Apriori Untuk
diperoleh dengan membandingkan inputan Mengidentifikasi Pola Penyakit Radang
minimum support dan minimum confidence yang Sendi. Techno.Com, Vol. 13 No. 2, 115-
bervariasi. Hasil dari gejala penyakit yang paling 124.
kuat dapat digunakan user di tempat praktik bidan
Siti Ulfah Amd, Keb di desa Soko, Kecamatan [5] Han, J., & Kamber, M. (2006). Data Mining
Glagah, Kabupaten Lamongan sebagai sarana Concept and Techniques Second Edition.
untuk melakukan sosialisasi dan penyuluhan pola San Francisco: Morgan Kauffman.
hidup sehat kepada Balita terhadap warga serta
dapat digunakan untuk menyediakan stok obat [6] Donny, M. V., & Imam, M. (2013). Aplikasi
untuk penyakit yang sering diderita Balita. Association Rule Mining Untuk
2. Saran Menemukan Pola Pada Data Nilai
Mahasiswa Matematika ITS. Jurnal
Saran dalam penelitian ini dalam rangka Sains dan Seni Pomits Vol. 1 No. 1, 1-6.
penyempurnaan selanjutnya adalah Penelitian
selanjutnya dapat menggunakan algoritma lain, [7] Kuswardani, D., Widyanto, M. R., &
seperti FP-Growth, DLG, Eclate, MinHash. Trihandini, I. (2011). Metode Association
Rule untuk Analisis Citra CT Organ
VI. DAFTAR PUSTAKA Pasien Kanker Ovarium. Jurnal Ilmiah
[1] Veryudha, E. P., & Dian, J. A. (2015). KURSOR Vol. 6, No. 2, 111-120.
Hubungan Status Gizi dengan
Perkembangan pada Balita di Desa [8] Kusrini, & Emha, T. L. (2009). Algoritma
Balongsari Kecamatan Gedeg Kabupaten Data Mining. C.V Andi Offset.
Ponorogo. Journal Stikes.
[9] DepKes, 2010. Keputusan Menteri Kesehatan
[2] Yanto, Werdiningsih, & Purwanti. (2017). Republik Indonesia Tentang Standar
Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Antropometri Penilaian Status Gizi Anak,
Pada Anak Bawah Lima Tahun Indonesia.
Menggunakan Metode Forward [10] Fakih, Raharjana, & Zaman. (2015).
Chaining. Journal of Information Systems Pemanfaatan Teknologi Fingerprint
Engineering and Business Authentication untuk Otomatisasi
Intelligence.Vol. 3 No. 1, 61-67. Presensi Perkuliahan. Journal of
Information Systems Engineering and
[3] Fayyad, U., & DKK. (1996). From Data Business Intelligence. Vol. 1 No. 2, 41-
Mining to Knowledge Discovery in 48.
Databeses. Al Magazine, volume 17 no 3.

367

Anda mungkin juga menyukai