Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN

2548-9712

ANALISA DAN PERBANDINGAN METODE ALGORITMA APRIORI


DAN FP-GROWTH UNTUK MENCARI POLA DAERAH STRATEGIS
PENGENALAN KAMPUS STUDI KASUS DI STKIP ADZKIA PADANG
Domi Sepri1, M. Afdal2
1
Pascasarjana Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
2
Program Studi Sistem Informasi UIN Suska Riau
1
domisepri@gmail.com,2afdal.afatih@gmail.com

Abstrak

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) ADZKIA merupakan salah satu institusi
pendidikan formal di kota Padang yang disahkan oleh pemerintah. Persaingan di dalam dunia bisnis, khususnya
dalam bidang pendidikan membuat pihak perguruan tinggi harus mencari pola sasaran daerah yang strategis
dalam pengenalan sekolah. Dengan semakin banyaknya STKIP di Kota Padang, membuat setiap sekolah
berusaha mencari calon siswa baru kedaerah-daerah yang potensial. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
penentuan daerah strategis adalah dengan menggunakan teknik DataMining. Dari data-data mahasiswa yang ada
disekolah dapat diolah mengunakan algoritma Apriori dan FP-Growth yang menjadi informasi baru untuk
dimanfaatkan oleh dalam menentukan daerah yang strategis. Dalam penelitian ini penulis mencoba
membandingkan hasil dari algoritma Apriori dan FP-Growth yang menggunakan data mahasiswa angkatan
2015/2016 dengan nilai minsupport = 0.05% dan nilai minconfidence = 0.7% telah diperoleh 19 Association
Rule dan 2 rule tertinggi yang dapat dijadikan sebagai pengetahuan baru serta acuan berharga pada lingkup
penelitian ini.

Kata Kunci: Data Mining,Association Rule, Apriori, FP-Growth.

1. PENDAHULUAN yang tersedia sebagai bahan mempromosikan


1.1 Latar Belakang kampus dikarenakan FP-Growth dan
Apriorimerupakan dua algoritma yang sama-
Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh sama mempunyai struktur datayang kuat,
instansi Perguruan tinggi swasta yang baru sehingga menghasilkan peluang generate rule
berdiri adalah masih belum maksimalnya jumlah yang baik (Yıldız Barış, 2010).
mahasiswa yang diharapkan sesuai dari target
1.2. Perumusan Masalah
instansi tersebut. Ini disebabkan oleh kurang
maksimalnya strategi promosi dalam Berdasarkan latar belakang di atas, maka
memperkenalkan kampusnya ke daerah dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :
potensial calon mahasiswa. 1. Bagaimana menerapkan algoritma Apriori
Pada Beberapa penelitian tentang Data Mining, dan FP-Growth di dalam promosi
telah dijelaskan pentingnya data mining dalam pendidikan sehingga dalam proses tersebut
dunia pendidikan terutama dalam prediksi- dapat menentukan pola strategis untuk
prediksi kemajuan dunia pendidikan. Literatur mempromosikan kampus?
Internasional terdapat contoh adanya penelitian 2. Bagaimana melakukan pengujian Metode
tentang prediksi siswa yang harus mendapatkan Apriori dengan Tanagra dan FP-Growth
perhatian khusus dari data – data siswa yang dengan RapidMiner sehingga menghasilkan
putus sekolah (Baradwaj, 2010). penyelesaian masalah dalam mencari strategi
Pada penelitian ini penulis mencoba promosi yang tepat?
membandingkan algoritma Apriori dan FP- 3. Bagaimana perbandingan algoritma Apriori
Growth yang merupakan teknik Assosiation dan FP-Growth dalam menentukan pola
Rules dalam menentukan pola terbaik yang akan daerah strategis pengenalan kampus ?
dijadikan rujukan dalam medapatkan pola-pola

47
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN
2548-9712

1.3. Tujuan Penelitian


2.2. Data Mining
Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan Data Mining adalah serangkaian proses untuk
permasalahan yang telah dirumuskan di atas menggali nilai tambah dari suatu kumpulan data
yaitu : berupa pengetahuan yang selama ini tidak
1. Untuk mengetahui strategi yang cocok untuk diketahui secara manual (Benni R Siburian,
promosi pendidikan di STKIP ADZKIA 2013).
Padang.
2. Untuk menganalisa keefektifan metode 2.3. Association Rule
Apriori dan FP- Growth di dalam strategi
promosi pendidikan di STKIP ADZKIA Menurut Tampubolon, et al (2013) Analisis
Padang. asosiasi atau association rule mining adalah
3. Untuk melakukan pengujian metode Apriori teknik Data Mining untuk menemukan aturan
mrnggunakan Tanagra 1.4.50 dan FP- assosiatif antara suatu kombinasi item. Algoritma
Growth menggunakan tools Rapid-Miner aturan asosiasi akan menggunakan data latihan,
7.0.001 sehingga menghasilkan strategi sesuai dengan pengertian Data Mining, untuk
promosi pendidikan yang terbaik. menghasilkan pengetahuan. Pengetahuan untuk
4. Menghasilkan sebuah hubungan antara mengetahui item-item belanja yang sering dibeli
variabel atau item berdasarkan implementasi secara bersamaan dalam suatu waktu. Aturan
dari algoritma Apriori & FP-Growth . asosiasi yang berbentuk “if…then…” atau
5. Menguji hubungan variable atau item tersebut “jika…maka…” merupakan pengetahuan yang
untuk mendapatkan pengetahuan baru dari dihasilkan dari fungsi aturan asosiasi. Aturan ini
proses ekstraksi menggunakan Tools yang dihitung dari data yang sifatnya probabilistik.
ada. Metodologi dasar analisis asosiasi
terbagi menjadi dua tahap:
2. LANDASAN TEORI 1. Analisa pola frekuensi tinggi
2.1. Knowledge Discovery in Database (KDD) Tahap ini mencari kombinasi item yang
memenuhi syarat minimum dari nilai support
Menurut Tampubolon, et al (2013) Knowledge dalam database. Nilai support sebuah item
Discovery in Database (KDD) didefinisikan diperoleh dengan rumus berikut:
sebagai ekstraksi informasi potensial, implisit 𝑆𝑢𝑝𝑝𝑜𝑟𝑡(𝐴)
dan tidak dikenal dari sekumpulan data. Proses 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑎𝑘𝑠𝑖𝑀𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝐴
Knowlegde Discovery in Database melibatkan = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑎𝑘𝑠𝑖
hasil proses Data Mining (proses pengekstrak
kecenderungan suatu pola data), kemudian 2. Pembentukan aturan assosiatif
mengubah hasilnya secara akurat menjadi Setelah semua pola frekuensi tinggi
informasi yang mudah dipahami. ditemukan, barulah dicari aturan assosiatif yang
memenuhi syarat minimum untuk confidence
dengan menghitung confidence aturan assosiatif
A _B Nilai confidence dari aturan A _B
diperoleh dari rumus berikut:
𝐶𝑜𝑛𝑓𝑖𝑑𝑒𝑛𝑐𝑒(𝐴 → 𝐵)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑎𝑘𝑠𝑖𝑀𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝐴 & 𝐵
= 𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑎𝑘𝑠𝑖𝑀𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔 𝐴

2.4. Algoritma Apriori

Apriori adalah suatu algoritma yang sudah sangat


dikenal dalam melakukan pencarian frequent
itemset dengan menggunakan teknik association
rule. Algoritma Apriori menggunakan knowledge
Gambar 2.1. Data Mining Sebagai Sebuah mengenai frequent itemset yang telah diketahui
Langkah Dalam Proses Knowledge Discovery
48
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN
2548-9712

sebelumnya, untuk memproses informasi Berdasarkan gambar 3.1 dijabarkan urutan–


selanjutnya. Pada algoritma Apriori untuk urutan langkah kerja sebagai berikut :
menentukan kandidat-kandidat yang mungkin 1, Mengidentifikasi Masalah
muncul dengan cara memperhatikan minimum Masalah yang diidentifikasi dalam
support (Erwin, 2009). penelitian ini untuk mendapatkan strategi daerah
untuk promosi yang efektif dan efisien dalam
Proses utama yang dilakukan dalam algoritma mendapatkan calon mahasiswa baru ditengah
Apriori untuk mendapat frequent itemset yaitu ketatnya persaingan antar Perguruan Tinggi.
(Erwin, 2009) : 2. Menganalisis Masalah
1. Join (penggabungan) Analisis masalah pada penelitian ini
Proses ini dilakukan dengan cara dilakukan dengan dua metode yaitu metode
pengkombinasian item dengan item yang deskriptif dan metode komparatif.
lainnya hingga tidak dapat terbentuk a. Metode Deskriptif
kombinasi lagi. Pada metode ini data yang ada
2. Prune (pemangkasan) dikumpulkan, disusun, dikelompokkan
Proses pemangkasan yaitu hasil dari item dan dianalisis sehingga diperoleh
yang telah dikombinasikan kemudian beberapa gambaran yang jelas pada
dipangkas dengan menggunakan minimum masalah yang akan dibahas.
support yang telah ditentukan oleh user. b. Metode Komperatif
Pada metode ini analisis dilakukan
2.5. Algoritma FP-Growth dengan cara membandingkan teori dan
praktek sehingga diperoleh gambaran
Menurut Goldie (2012), FP-growth adalah salah yang jelas tentang persamaan dan
satu alternatif algoritma yang dapat digunakan perbedaan di antara algoritma Apriori
untuk menentukan himpunan data yang paling dan FP-Growth.
sering muncul (frequent itemset) dalam sebuah
kumpulan data. FP-growth menggunakan 3. Menentukan Tujuan
pendekatan yang berbeda dari paradigma yang Menetukan tujuan akhir dari penelitian ini.
digunakan pada algoritma Apriori. 4. Mempelajari Literatur
Literatur-literatur yang dipakai sebagai bahan
3. METODOLOGI PENELITIAN referensi dalam penelitian ini adalah dari jurnal-
jurnal ilmiah, modul pembelajaran dan buku
Dalam metodologi penelitian ada urutan tentang Data Mining. literatur-literatur ini akan
kerangka kerja yang harus diikuti, urutan menjadi pedoman untuk melakukan penelitian
kerangka kerja ini merupakan gambaran dari agar memudahkan proses penelitian.
langkah–langkah yang harus dilalui agar
penelitian ini bisa berjalan dengan baik. 5. Pengujian Menggunakan Tanagra 1.4.50
Kerangka kerja yang harus diikuti bisa dilihat dan Rapidminer 7.0.001
pada gambar 3.1. Pada tahap ini, rule di tes kembali atau diuji lagi
menggunakan sistem data mining yang sudah
ada. Tools yang digunakan sebagai pengujian
sistem adalah Rapidminer dan Tanagra 1.4.50.

6. Pengambilan Kesimpulan
Setelah diuji, hasil analisis antara cara
manual dan pengujian memanfaatkan tools akan
terlihat perbandingannya. Langkah berikutnya
adalah mengambil kesimpulan dari analisa
penerapan pada algoritma FP-Growth maupun
Apriori terhadap knowledge yang baru didapat
yaitu berupa penentuan dalam menentukan
strategi dalam mempromosikan pendidikan.
Gambar III.1 Kerangka Kerja
49
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN
2548-9712

4. ANALISA DAN PERANCANGAN


Tabel IV.2 item Minimum Support 30%
Pada penelitian ini proses analisa dibagi dalam 2
jenis, yaitu analisa pada menggunakan algoritma
Apriori dan analisa data menggunakan algoritma
FP-Growth. Karena terdapat perbedaan langkah
– langkah pengolahan data pada kedua algoritma
tersebut sebagai bahan dalam membandingkan
kedua algoritma tersebut.

4.1. Pemilihan Variabel Setelah dilakukan kombinasi 2 item,


maka akan dihasilkan kombinasi item yang
Data sampel yang diuji dalam penelitian berada di bawah nilai Support
ini sebanyak 20 sampel data mahasiswa baru di
kampus STKIP ADZKIA TA. 2015 format Tabel 3 Item Minimum Support 30%
seperti berikut :
1. Asal Sekolah (SMA Negeri, SMA Swasta,
SMK Negeri, SMK Swasta, MA Negeri, MA
Swasta)
2. Jurusan di SMA (IPA, IPS, Kejuruan)
3. Alamat Asal (Kabupaten Asal)
4. Sumber Informasi STKIP

Tabel 1 Data Sampel 20 mahasiswa

Setelah itu akan dilakukan kombinasi 3


itemset akan dihasilkan kombinasi di atas
Support 30% yaitu :

Tabel 4 Item Minimum Support 30%

Setelah itu akan dilakukan kombinasi 4


itemset akan dihasilkan kombinasi di atas
Support 30% yaitu :

Tabel 5 Item Minimum Support 30%


4.2. Analisa dengan Algoritma Apriori

Proses berikutnya pada algoritma Apriori adalah


menseleksi item yang tidak berada di bawah
Support yang ditentukan. Dalam hal ini minimal 4.3. Analisa Data dengan Algoritma FP-
support yang ditentukan adalah 30% sehingga Growth
akan menghasilkan seleksi item
TID 1 : SMAN, PS, IPS, BR
Proses pembentukan tree pada tahap TID 1
adalah dengan membuat cabang null yang

50
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN
2548-9712

merupakan pangkal terbentuknya pohon pada 5. HASIL DAN PEMBAHASAN


algoritma FP-Growth, dari null maka akan dibuat 5.1. Implementasi Sistem
cabang berturut-turut mulai dari SMAN, PS, IPS,
hingga BR. Implementasi yang dilakukan adalah melakukan
penerapan semua data mahasiswa baru STKIP
Null
ADZKIA 2015/2016 untuk mendapatkan hasil
pemetaan pola daerah strategis untuk pengenalan
kampus menggunakan algoritma Apriori dan FP-
SMAN : Growth ke dalam 2 aplikasi data mining, yaitu :
1
1. Algoritma Apriori menggunakan Tanagra
1.4.50.
2. Algoritma FP-Growth menggunakan
PS : 1
RapidMiner 7.0.001.

Spesifikasi inputan nilai Support dan Confidence


IPS : 1 yang dimasukkan dalam pengujian
mengggunakan Tanagra dan RapidMiner adalah
:
BR : 1 1. Nilai Min Support adalah : 0.01
2. Nilai Min Confidence : 1.0
Nilai ini disesuaikan dengan kebutuhan untuk
Gambar 4.1 Proses FP-Tree TID 1 mendapatkan pola strategis dari masing-masing
daerah.
TID 20 : SMAN, IPS, TM
5.2. Implementasi Algoritma Apriori
Null
Menggunakan Tanagra 1.4.50
PS:2

TM:1 TM:1
SMAN
:15 BR:2 Setelah data ditransformasi ke dalam bentuk
biner pada Microsoft Excel, selanjutnya adalah
BR:1 melakukan uji data pada aplikasi Tanagra 1.4.50
PS:12 BR:1
IPS:2
, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
Buka software Tanagra 1.4.50, maka akan tampil
BR:1 TM:1 TM:3 IPS:9
tampilan awal software. Tampilan awal software
terdiri dari menu file, diagram, window dan help.
Tmpilan awal juga berisikan components yang
BR:6 TM:3 merupakan komponen data mining yang bisa
digunakan pada Tanagra.
Gambar 4.2 Proses FP-Tree TID 20

Setalah proses dari FP-Tree selesai dan


dihasilkan Frequent itemset sebagai berikut:

Tabel 6 Kombinasi Itemset Algoritma FP-


Growth

Gambar 5.1 Hasil Rule Algoritma Apriori


51
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN
2548-9712

Jika dibandingkan dengan hasil frequent itemset


Dari Gambar 5.1. diketahui bahwa jumlah rule yang dihasilkan algoritma Apriori menggunakan
yang dihasilkan adalah 104 rule dan telah Tanagra, maka akan kita dapati kesamaan hasil
memetakan daerah beserta pemetaan sumber frequent itemset yang dihasilkan, yaitu sama-
informasi pada daerah tersebut. sama menghasilkan 51 itemset.

5.3. Implementasi Algoritma FP-Growth Berikutnya adalah memasukkan operator Create


Menggunakan RapidMiner Association Rule dengan melakukan pencarian
pada bagian operator, sehingga di dalam area
Pengujian algoritma FP-Growth menggunakan process telah terdapat 4 operator. Kemudian
RapidMiner dilakukan dengan nilai Minimum mengatur parameter pada operator Create
Support dan Confidence yang sama dengan Association Rule. Cara settingnya adalah dengan
pengujian algoritma Apriori menggunakan mengklik create association rule dan mengatur
Tanagra yaitu 0.01 untuk minimum Support dan min Confidence menjadi 1.0 seperti pada gambar
1.0 untuk nilai minimum Confidence. Tahapan 5.4.
pertama adalah membuka aplikasi RapidMiner
yang telah diinstall, kemudian melakukan
tahapan proses pengambilan data sampai pada
akhir proses pelaksanaan seperti pada gambar
5.2.

Gambar 5.4 Setting Parameter Create


Association Rule

Setelah proses setting dilakukan pada rapidminer


Gambar 5.2 Menjalankan Proses Frequent dan dijalankan maka hasilnya adalah:
Itemset RapidMiner

Setelah proses dijalankan , maka akan tampil


hasil frequent itemset yang diinginkan seperti
pada gambar 5.3.

Gambar 5.5 Hasil Rule Pada RapidMiner


menggunakan Algoritma FP-Growth

Dari pengujian algoritma FP-Growth


menggunakan RapidMiner, dihasilkan 104 rule
asosiasi yang sama dengan pengujian algoritma
Gambar 5.3 Hasil Frequent Itemset FP-Growth Apriori menggunakan Tanagra.

52
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN
2548-9712

5.4. Hasil Uji Algoritma Apriori dan FP- Hasil perhitungan rule yang didapat dari
Growth penerapan masing-masing algoritma ke dalam
Sesuai dengan batasan masalah pada Bab aplikasi menemukan kesamaan jumlah rule yang
I, maka pengujian yang dilakukan adalah didapat yaitu 104 rule yang telah menyatakan
pengujian pada rule asosiasi yang dihasilkan dan pemetaan daerah dan pola strategisnya dengan
waktu eksekusi yang diperlukan. nilai Confidence adalah 1.00 (Strong
Agar lebih jelasnya hasil perbandingan Confidence), berikut 42 rule kombinasi 4 item
antara kedua algoritma maka bisa dilihat pada yang menyatakan pemetaan pola daerah strategis
tabel 7 dari 104 rule yang dihasilkan oleh kedua
algoritma:
Tabel 7 Hasil Perbandingan algoritma
Dari rule yang tertera pada tabel 5.3 dapat kita
uraikan pola daerah strategis masing-masing
daerah adalah:

1. Daerah Pesisir selatan adalah daerah


mahasiswa paling banyak berasal dengan
Indikator perbadingannya adalah pada jumlah jumlah nilai Support pada rule tertinggi
rule asosiasi yang dihasilkan dan eksekusi waktu sebesar 0.058 % dan dari 3 rule kombinasi
proses algoritma dalam menghasilkan frequent yang didapat pada rule tertinggi menyatakan
itemset maupun rule asosiasi. bahwa jika mereka berasal dari Jurusan IPS
serta mendapatkan informasi dari
5.4.1 Hasil Pengujian Rule yang Dihasilkan teman/orang lain maka ia berasal dari SMA
Dari Hasil uji kedua algoritma di atas diketahui Negeri. Disamping itu di daerah Pesisir
bahwa hasil perhitungan rule yaitu seperti tabel Selatan yang berasal dari jurusan Kejuruan
dibawah ini: dan mendapatkan informasi dari brosur
maka berasal dari SMK Negeri .
Tabel 8 Kesamaan Rule yang Dihasilkan kedua 2. Daerah Dhamasraya mempunyai pola
Algoritma daerah strategis adalah jika ia berasal dari
jurusan IPA dan mendapatkan info dari
brosur, maka ia berasal dari SMA Negeri.
Disamping Itu jika ia berasal dari jurusan
IPS dan mendapatkan info dari teman maka
ia berasal dari SMA Negeri.
3. Daerah solok mempunyai pola daerah
strategis adalah jika ia berasal dari jurusan
IPS dan berasal dari SMA negeri maka ia
mendapatkan info dari SMS atau
Teman/Orang lain
4. Daerah jambi mempunyai pola daerah
strategis dalah jika ia berasal dari jurusan
IPS dan dari SMA Negeri maka ia
mendapatkan info dari SMS
5. Daerah Agam mempunyai pola dderah
strategis adalah jika ia berasal dari SMA
Negeri dan jurusan IPS, maka ia
mwendapatkan informasi dari brosur.
6. Daerah sijunjung mempunyai pola daerah
strategis adalah jika ia berasal dari SMA
Negeri, dan jurusan IPA maka ia
mendapatkan info dari Brosur. Disamping
itu jika iaberasala dari SMK Negeri dan

53
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN
2548-9712

jurusan Kejuruan, maka ia mendapatkan waktu eksekusi yaitu 0 detik seperti pada
informasi dari brosur. gambar V.6 dan V.7 di bawah.
7. Daerah Pariaman mempunyai pola daerah
strategis yaitu jika mahasiswa berasal dari
SMA Negeri dan dari Jurusan IPA, maka ia
mendapatkan informasi dari brosur
8. Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota
mempunyai pola daerah strategis yaitu jika Gambar 5.6 Hasil Perhitungan Waktu Eksekusi
mahasiswa berasal SMA Negeri dan dari Tanagra
jurusan IPA maka ia mendapatkan informasi
dari Teman/Orang Lain. Hasil pengujian waktu eksekusi pada software
9. Daerah Pasaman Barat mempunyai pola RapidMiner dengan hasil komputasi 0 detik.
daerah strategis yaitu jika mahasiswa
berasal dari SMA Swasta dan jurusan IPS
maka ia mendapatkan informasi dari brosur.
Di samping itu jika mahasiswa tersebut
berasal dari SMK negeri dan jurusan
kejuruan, maka ia mendapatkan informasi Gambar 5.7 Hasil Perhitungan Waktu Eksekusi
juga dari brosur. RapidMiner
10. Daerah Padang mempunyai pola daerah
strategis yaitu jika ia berasal dari dari SMK Terjadinya kesamaan waktu dalam
Negeri dan jurusan kejuruan, maka ia pengeksekusian ini dikareanakan data yang
mendapatkan informasi dari Orang lain / dieksekusi berjumlah sedikit sehingga tidak bisa
Teman. Di samping itu jika mahasiswa melihat perbandingan performa waktu diantara
berasal dari SMA Swasta dan jurusan IPA kedua algoritma.
maka ia mendapatkan informasi dari brosur.
11. Daerah Pasaman mempunyai pola daerah 6. KESIMPULAN DAN SARAN
strategis adalah jika mahasiswa berasal dari 6.1. Kesimpulan
MA Negeri dan jurusan IPA, maka ia
mendapatkan informasi dari Teman/Orang Berdasarkan hasil analisa dan pengujian yang
Lain. telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
12. Daerah Kep.Mentawai mempunyai pola beberapa hal yang terkait dengan penelitian ini.
daerah strategis adalah jika ia berasal dari Setelah dilakukan pengujian didapatkan beberapa
SMA Negeri dan jurusan IPA maka ia hubungan antara jurusan SMA,kategori SMA,
mendapatkan informasi dari Teman/Orang Kabupaten Asal dan SumberI nformasi dalam
Lain atau Brosur. pemetaan daerah strategis menggunakan
algoritma apriori dan FP-Growth. Adapun
5.4.2. Hasil Pengujian Waktu Eksekusi kesimpulan yang didapatkan sebagai berikut :
1. Pada penelitian ini dari pengujian dengan
a. Dalam menghasilkan Frequent Itemset pada nilai minimum support sebesar 0.05 dan
algoritma Apriori menggunakan Tanagra minimum confidence 0.7 terdapat 19
untuk 4 digit kombinasi menghasilkan pesan association rule dengan 8 association rule
error pada software dikarenakan banyaknya yang mempunyai kombinasi daerah yaitu
frequent itemset yang harus ditampilkan. hanya pada daerah Pesisir Selatan.
Sedangkan pada Algoritma FP-Growth 2. Dari pengujian data STMIK Adzkia tahun
menggunakan software RapidMiner ajaran 2015/2016, maka diketahui bahwa
menghasilkan waktu 0 detik. siswa yang dari daerah kabupaten Pesisir
b. Dalam pengujian performa waktu dalam Selatan, berasal dari SMA Negeri, dari
mengeksekusi data menggunakan jurusan IPS adalah daerah potensial yang
RapidMiner maupun Tanagra dalam mendapatkan informasi dari teman/orang lain
mendapatkan rule dari dua algoritma dengan merupakan sasaran strategis dalam
172 record data menghasilkan kesamaan pengenalan kampus dengan tingkat

54
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 1 No 1, Januari 2017 ISSN
2548-9712

kepercayaan (Nilai Confidence) sebesar [3] Benni R Siburian.,2014.“Aplikasi Data


100%. Mining Untuk Menampilkan Tingkat
3. Dalam perbandingan algoritma apriori dan Kelulusan Mahasiswa Dengan Algoritma
fp-growth, penulis mendapatkan hasil yang Apriori.” Pelita Informatika Budi Darma.
lebih baik pada algoritma fp-growth dalam VII (2). 56-61.
menghasilkan frequent itemset karena [4] Brijesh Kumar Baradwaj.,2011. ”Mining
melakukan pencarian frequent itemset Educational Data to Analize
menggunakan sistem FP-Tree sehingga tidak Students’performance”. International
perlu melakukan scan database yang Journal of Advanced Computer Science and
berulang jika sudah ditemukan kombinasi Applications vol.2, no.6
itemset yang sudah ditemukan sebelumnya. [5] Charanjit Bambrah., 2014.”Mining
4. Waktu yang dihasilkan dengan 171 record Association Rule in Student Assessment
data mahasiswa antara algoritma Data”. International Journal of Advanced
menggunakan tanagra 1.4 dengan Research in Computer and Communication
algoritmafp-growth menggunakan Engineering ol.3, issue 3,
rapidminer 7.0.001 menghasilkan waktu [6] Efori Buulolo.,2013. ”Implementasi
proses yang sama yaitu 0 detik. Algoritma Apriori Pada Sistem Persediaan
Obat (Studi Kasus : Apotik Rumah Sakit
6.2. Saran Estomihi Medan)”. Pelita Informatika Budi
Darma. IV (1). 71-83.
Berdasarkan hasil analisa dan pengujian yang [7] Erwin.,2009.”Analisis Market Basket
diperoleh, saran dari penulis untuk penelitian Dengan Algoritma Apriori dan FP-Growth.”
selanjutnya adalah : Jurnal Generic ISSN 1907-4093
1. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya bisa [8] Goldie Gunadi., dan Dana Indra
menambahkan beberapa variabel lagi, Sensuse.,2012.“ Penerapan Metode Data
sehingga dapat menampilkan lebih banyak Mining Market Basket Analysis Terhadap
lagi hubungan yang terbentuk dari Data Penjualan Produk BukuDengan
association rule yang dihasilkan, sehingga Menggunakan Algoritma Apriori Dan
dapat membentuk knowledge yang lebih Frequent Pattern Growth (Fp-Growth)
detail dan bermanfaat. :Studi Kasus Percetakan PT. Gramedia.”
2. Data yang digunakan dalam penelitian Jurnal TELEMATIKA MKOM. 1 (1). 118
perbandingan algoritma apriori dan fp- 132
growth seharusnya mempunyai nilai record [9] Kennedi Tampubolon, Hoga, S. dan Bobby,
yang besar di atas 3000 data agar lebih R.,2013. “Implementasi Data Mining
menampakkan kelebihan dan kelemahan Algoritma Apriori Pada Sistem Persediaan
dari masing-masing algoritma. Alat-Alat Kesehatan.” Informasi dan
3. Pengujian perbandingan antara algoritma Teknologi Ilmiah (INTI). 1 (1). 93-106.
apriori dan fp-Growth sebaiknya dilakukan [10] Lokandra C. Reddy, Venkatadri.M 2011. “A
dalam satu aplikasi yang sama agar lebih Review on Data Mining from Past to the
memfalidkan hasil perbandingan . Future”. International Journal of Computer
Applications (0975-8887)
DAFTAR PUSTAKA [11] Ririanti.,2014.”Implementasi Algoritma Fp-
Growth Pada Aplikasi Prediksi Persediaan
[1] Anis Kurniawati., 2014.“Pemetaan Pola Sepeda Motor (Studi Kasus Pt. Pilar Deli
Hubungan Program Studi Dengan Labumas). “ Pelita Informatika Budi
Algoritma Apriori – Studi Kasus Spmu Darma. VI (1). 139-144.
Unnes.” Edu Komputika Journal. 1 (1). 51-
58
[2] Azhari., dan Anshori., 2009. ”Pendekatan
Aturan Asosiasi Untuk Analisis Pergerakan
Saham.” Seminar Nasional Informatika
2009 (semnasIF 2009) ISSN: 1979-2328
UPN Veteran. E-183-189.
55

Anda mungkin juga menyukai