Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Limbah merupaka hal yang lumrah dalam kehidupan manusia. Taukan anda berasal
dari manakah limbah disekita kita? Limbah berasal dari berbagai sumber, contohnya
: rumah tangga dan industry atau pabrik. Limbah bisa berupa padatan, cairan
ataupun gas. Ketiga limbah tersebut sama-sama berbahaya. Tidak  hanya isinya
namun juga wadah atau kemasannya juga menjadi limbah, seperti : plastic, kertas
ataupun kaleng.

Seiring dengan berjalannya waktu, limbah semakin hari semakin meningkat


jumlahnya. Limbah sangatlah berbahaya bagi kehidupan manusia atau makhluk
hidup lainnya. Banyak orang membuang, menimbun, bahkan menyimpan limbah
dengan jumlah yang banyak serta tidak dikelola dengan baik. Ternyata limbah-
limbah tersebut termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Pada
penulisan makalah ini, akan mengupas semua tentang limbah B3 dan bagaimana
system pembuangannya yang baik.

1.2   Rumusan Masalah

a)      Apa yang dimaksud Limbah B3?

b)     Apa saja karakteristik Limbah B3?

c)      Bahan-bahan apa saja yang mengandung limbah B3?

d)     Bagaimana system pembuangan Limbah B3?

1.3   Tujuan penulisan

a)      Untuk mengetahui karakteristik Limbah B3

b)     Untuk memberitahukan bahan apa saja yang mengandung limbah B3

c)      Memberikan informasi system pembuangan limbah B3


Pengelolaan Limbah B3 Rumah Sakit
Menurut Departemen Kesehatan, limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihas
lkan dari kegiatan Rumah Sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (g
l) maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme pathogen bersifat inf
ksius, bahan kimia beracun, dan sebagian bersifat radioaktif. Dengan  melih
t deskripsi tersebut, limbah yang berasal dari rumah sakit ini dapat
ikategorikan sebagai limbah B3 (limbah bahan berbahaya dan beracun).Limb
h rumah sakit sendiri berupa campuran yang heterogen sifat-sifatnya.
Seluruh jenis limbah ini dapat mengandung limbah berpotensi infeksi. Ka
angkala, limbah residu insinerasi dapat dikategorikan sebagai lim  ah berbahaya b
la insinerator sebuah rumah sakit tidak se

Untuk mengoptimalkan upaya penyehatan lingkungan Rumah Sakit dari


pencemaran limbah yang dihasilkannya maka Rumah Sakit harus mempunyai
fasilitas pengelolaan limbah sendiri yang ditetapkan KepMenkes RI No.
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit yaitu:

1. Fasilitas Pengelolaan Limbah padat — Setiap Rumah sakit harus melakukan


reduksi limbah dimulai dari sumber dan harus mengelola dan mengawasi
penggunaan bahan kimia yang berbahaya, beracun dan setiap peralatan yang
digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai dari pengumpulan,
pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak yang
berwenang.
2. Fasilitas Pengolahan Limbah Cair — Limbah cair harus dikumpulkan dalam
container yang sesuai dengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume,
dan prosedur penanganan dan penyimpanannya. Rumah sakit harus memiliki
Instalasi Pengolahan Air Limbah sendiri.

Limbah dari pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dapat diklasifikasikan


dalam beberapa kategori utama, yaitu limbah umum, limbah patologis (jaringan
tubuh), limbah radioaktif, limbah kimiawi, limbah berpotensi menular
(infectious), benda-benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksik, dan
kontainer dalam tekanan. Dari sekian banyak jenis limbah klinis tersebut, maka
yang membutuhkan sangat perhatian khusus adalah limbah yang dapat
menyebabkan penyakit menular (infectious waste) atau limbah biomedis. Limbah
ini biasanya hanya 10 – 15 % dari seluruh volume limbah kegiatan pelayanan
kesehatan. Jenis dari limbah ini secara spesifik adalah:

 Limbah human anatomical: jaringan tubuh manusia, organ, bagian-bagian


tubuh, tetapi tidak termasuk gigi, rambut dan muka.
 Limbah tubuh hewan: jaringan-jaringan tubuh, organ, bangkai, darah, bagian
terkontaminasi dengan darah, dan sebagainya, tetapi tidak termasuk gigi, bulu,
kuku.
 Limbah laboratorium mikrobiologi: jaringan tubuh, stok hewan atau
mikroorganisme, vaksin, atau bahan atau peralatan laboratorium yang
berkontak dengan bahan- bahan tersebut.
 Limbah darah dan cairan manusia atau bahan/peralatan yang terkontaminasi
dengannya. Tidak termasuk dalam kategori ini adalah urin dan tinja.
 Limbah-limbah benda tajam seperti jarum suntik, gunting, pecahan kaca dan
sebagainya.

Sasaran pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagaimana menangani limbah


berbahaya, menyingkirkan dan memusnahkannya seekonomis mungkin, namun
higienis dan tidak membahayakan lingkungan. Untuk limbah yang bersifat
umum, penanganannya adalah identik dengan limbah domestik yang lain. Daur
ulang sedapat mungkin diterapkan pada setiap kesempatan. Bahan-bahan
tajam yang tidak terinfeksi harus dibungkus secara baik serta tidak
akan mencelakakan pekerja yang menangani dan dapat dibuang seperti limbah
umum, sedangkan bahan-bahan tajam yang terinfeksi diperlakukan sebagai
limbah berbahaya.

Limbah yang harus dipisahkan dari yang lain adalah limbah patologis dan
infeksius. Limbah infeksius beresiko tinggi perlu ditangani terlebih dahulu dalam
autoclave sebelum menuju pengolahan selanjutnya atau sebelum disingkirkan
di landfill. Limbah darah yang tidak terinfeksi dapat dimasukkan ke dalam
saluran limbah kota dan dibilas dengan air, sedang yang terinfeksi harus
diperlakukan sebagai limbah berbahaya. Kontainer-kontainer dibawah tekanan
(aerosol dan sebagainya) tidak boleh dimasukkan ke dalam insinerator.

Limbah yang telah dipisahkan dimasukkan kantong-kantong yang kuat (dari


pengaruh luar ataupun dari limbahnya sendiri) dan tahan air atau dimasukkan
dalam kontainer-kontainer logam. Kantong-kantong yang digunakan dibedakan
dengan warna yang seragam dan jelas, dan diisi secukupnya agar dapat ditutup
degan mudah dan rapat. Disamping warna yang seragam, kantong tersebut
diberi label atau simbol yang sesuai. Kontainer harus ditutup dengan baik
sebelum diangkut. Bila digunakan kantong dan terlebih dahulu harus
masuk autoclave, maka kantong-kantong itu harus bisa ditembus oleh uap
sehingga sterilisasi dapat berlangsung sempurna. Limbah radioaktif juga harus
mempunyai tanda-tanda yang standar dan disimpan untuk menunggu masa
aktifnya terlampaui sebelum dikategorikan limbah biasa atau limbah berbahaya
lainnya.

Secara umum jenis pengolahan limbah rumah sakit adalah:

1. Limbah umum; sejenis limbah domestik, bahan pengemas, makanan


binatang non-infectious, limbah dari cuci serta materi lain yang
tidak membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Pengolahan
limbah ini tidak diperlukan pengolahan khusus, dan dapat disatukan dengan
limbah domestik. Seluruh makanan yang telah meninggalkan dapur pada
prinsipnya adalah limbah bila tidak dikonsumsi dan sisa makanan dari bagian
penyakit menular perlu di autoclave  terlebih dahulu sebelum dibuang ke landfill.
2. Limbah patologis; terdiri dari jaringan-jaringan, organ, bagian tubuh, plasenta,
bangkai binatang, darah dan cairan tubuh. Pengolahan limbah ini dilakukan
dengan sterilisasi, insinerasi, lalu dilanjutkan dengan landfilling. Insinerasi
merupakan metode yang sangat dianjurkan, kantong-kantong yang digunakan
untuk membungkus limbah juga harus diinsinerasi.
3. Limbah radioaktif; dapat berfase padat, cair maupun gas yang terkontaminasi
dengan radionuklisida, dan dihasilkan dari analisis in-vitro terhadap jaringan
tubuh dan cairan, atau analisis in-vivo terhadap organ tubuh dalam pelacakan
atau lokalisasi tumor, maupun dihasilkan dari prosedur therapetis. Bahan
radioaktif yang digunakan dalam kegiatan kesehatan/medis ini biasanya
tergolong mempunyai daya radioaktivitas level rendah, yaitu di bawah 1
megabecquerel (MBq). Limbah radioaktif dari rumah sakit dapat dikatakan tidak
mengandung bahaya yang signifikan bila ditangani secara baik. Penanganan
limbah dapat dilakukan di dalam area rumah sakit itu sendiri, dan
umumnya disimpan untuk menunggu waktu paruhnya telah habis, untuk
kemudian disingkirkan sebagai limbah non-radioaktif biasa.
4. Limbah kimia; dapat berupa padatan, cairan maupun gas misalnya berasal dari
pekerjaan diagnostik atau penelitian, pembersihan / pemeliharaan atau
prosedur desinfeksi. Bagi limbah kimia yang tidak berbahaya, penanganannya
adalah identik dengan limbah lainnya yang tidak termasuk kategori
berbahaya. Konsep penanganan limbah kimia yang berbahaya adalah identik
dengan penjelasan sebelumnya yang terdapat dalam diktat ini tentang limbah
berbahaya. Beberapa kemungkinan daur-ulang limbah kimiawi berbahaya
misalnya :
– Solven semacam toluene, xylene, acetone dan alkohol lainnya yang dapat
diredistilasi
– Solven organik lainnya yang tidak toksik atau tidak mengeluarkan produk
toksik bila dibakar dapat digunakan sebagai bahan bakar
– Asam-asam khromik dapat digunakan untuk membersihkan peralatan gelas di
laboratorium, atau didaur ulang untuk mendapatkan khromnya
– Limbah logam – merkuri dari termometer, manometer dan sebagainya
dikumpulkan untuk didaur-ulang ; limbah jenis ini dilarang untuk diinsinerasi
karena akan menghasilkan gas toksik
– Larutan-larutan pemerosesan dari radioaktif yang banyak mengandung silver
dapat direklamasi secara elektrostatis
– Baterai-baterai bekas dikumpulkan sesuai jenisnya untuk didaur-ulang seperti :
merkuri, kadmium, nikel dan timbal.
Insinerator merupakan sarana yang paling sering digunakan dalam menangani
limbah jenis ini, baik secara on-site maupun off-site; insinerator tersebut harus
dilengkapi dengan sarana pencegah pencemaran udara, sedang residunya yang
mungkin mengandung logam-logam berbahaya dibuang ke landfill yang sesuai.
Solven yang tidak diredistilasi harus dipisahkan antara solven yang berhalogen
dan nonhalogen; solven berhalogen membutuhkan penanganan khusus dan
solven non- halogen dapat dibakar pada on-site insinerator. Limbah cytotoxic dan
obat-obatan genotoxic atau limbah yang terkontaminasi harus dipisahkan,
dikemas dan diberi tanda serta dibakar pada insinerator; limbah jenis ini tidak
di autoclave karena disamping tidak mengurangi toksiknya juga dapat berbahaya
bagi operator. Beberapa jenis limbah kimia berbahaya juga dihasilkan dari
bagian pelayanan alat-alat kesehatan, misalnya: disinfektan, oli dari trafo dan
kapasitor atau dari mikroskop yang mengandung PCB dan sebagainya, sehingga
perlu ditangani sesuai jenisnya
5. Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious); mengandung
mikroorganisme patogen yang dilihat dari konsentrasi dan kuantitasnya bila
terpapar dengan manusia akan dapat menimbulkan penyakit. Katagori yang
termasuk limbah ini antara lain jaringan dan stok dari agen-agen infeksi dari
kegiatan laboratorium, dari ruang bedah atau dari autopsi pasien yang
mempunyai penyakit menular , atau dari pasien yang diisolasi, atau materi
yang berkontak dengan pasien yang menjalani haemodialisis (tabung, filter,
serbet, gaun, sarung tangan dan sebagainya) atau materi yang berkontak
dengan binatang yang sedang diinokulasi dengan penyakit menular atau sedang
menderita penyakit menular. Pengolahan limbah ini memerlukan sterilisasi
terlebih dahulu atau langsung ditangani pada
insinerator. Autoclave tidak dibutuhkan bila limbah tersebut telah diwadahi dan
ditangani secara baik sebelum diinsinerasi.
6. Benda-benda tajam; berupa jarum suntik, syring, gunting, pisau, kaca pecah,
gunting kuku dan sebagainya yang dapat menyebabkan orang tertusuk (luka)
dan terjadi infeksi. Benda-benda ini mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan
tubuh, bahan mikrobiologi atau bahan sitotoksik. Limbah ini harus dikemas
dalam kemasan yang dapat melindungi petugas dari bahaya tertusuk, sebelum
dibakar dalam insinerator.
7. Limbah farmasi: berupa produk-produk kefarmasian, obat-obatan dan bahan
kimiawi yang dikembalikan dari ruangan pasien isolasi, atau telah tertumpah,
kadaluwarsa atau terkontaminasi atau harus dibuang karena sudah tidak
digunakan lagi. Obat-obatan yang tidak digunakan dan masa kadaluwarsanya
masih lama dikembalikan pada apotik, sedangkan yang tidak terpakai dan sudah
mendekati atau sudah lewat masa kadaluwarsanya ditangani secara khusus
misalnya diinsinerasi atau di landfilling atau dikembalikan ke pemasok.
8. Kontainer-kontainer di bawah tekanan; berupa tabung yang mengandung gas
dan aerosol yang dapat meledak bila diinsinerasi atau bila mengalami kerusakan
karena kecelakaan (tertusuk dan sebagainya). Pengolahannya dengan cara
landfilling atau didaur-ulang.

Anda mungkin juga menyukai