Anda di halaman 1dari 3

Dipylidium caninum( cacing castoda pada anjing)

PENDAHULUAN
Dipylidium caninum ,juga disebut cacing pita atau double-pore dog tapew organismeorm
adalah cestoda yang menginfeksi anjing,kucing, dan pemilik hewan peliharaan.
( Anonimous.2014). Cacing ini juga terdapat pada manusia , terutama anak-anak,pada tahun
1962 sejumlah 32 kasus pada manusia dilaporkan di AS. Dipylidiumcaninum terdapat pada usus
halus.(Levine.1994.)Dipylidium caninum adalah parasit di seluruh dunia dari anjing dan
kucing yang
membutuhkan hospes
perantara untuk
berkembang. Oleh
karena
itu jangkauan tergantung
pada ketersediaan kedua hospes
tersebut, serta kemampuan
untuk bertahan hidup di luar hospes sampai tertelan olehpinjal. (Roberts dan Janovy, 1996)
TAKSONOMI
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Platythelminthes
Class
: Cestoda
Order
: Cyclophyllidea
Family
: Dipylidiidae
Genus
: Dipylidium
Species
: D. caninum
Binomial name
:Dipylidium caninum .( Anonimous.2014).
MORFOLOGI
Cappel dkk.,1990;Roberts dan Janovy, 1996 mengatakan Caninum dipylidiumadalah
cacing pipih panjang sekitar 40 sampai 50 cm.Menurut Sutanto dkk.Panjang cacing ini sekitar 25
cm.Sedangkan menurut Natadisastra,dkk.2009, cacing dewasa berukuran kurang lebih 15-17
cm,memiliki 60-175 proglotid. Skolek berbentuk belah ketupat dengan 4 batil hisap lonjong dan
menonjol,serta sebuah rostellum seperti kerucut refraktil yang dilengkapi 30-150 kait tersusun
menurut garis transversal.Proglotid gravid berukuran 12x3 mm,dipenuhi telur yang
bermembran , setiap kapsul berisi 8-20 butir telur. Proglotid hamil ini dapat aktif keluar anus
atau keluar bersama tinja satu persatu atau berkelompok 2-3 proglotid.Telur mengandung embrio
yang tidak tahan terhadap kekeringan. Didalam hospes perantara, oncospher akan berkembang
menjadi larva cysticercoid yang berekor.Manusia tertular secara kebetulan jika tertelan kutu
kucing atau anjing yang mengandung larva.

SIKUS HIDUP
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Dipylidium_LifeCycle.gif

Proglottids gravid dilewatkan utuh dalam tinja atau muncul dari daerah perianal dari
hospes (1). Selanjutnya mereka menjadi paket telur khas(2) . Pada kesempatan langka, proglotid
pecah dan paket telur terlihat pada sampel tinja . Setelah menelan telur oleh antara host ( tahap
larva dari anjing atau kucing (Ctenocephalides spp . ) , Sebuah oncosphere dilepaskan ke usus
kutu itu . Oncosphere menembus dinding usus , menyerang hemocoel serangga ( rongga tubuh) ,
dan berkembang menjadi larva cysticercoid(3) . Larva berkembang menjadi dewasa , dan kutu
yang terdapat cysticercoid infektif (4). Vertebrata inang terinfeksi dengan menelan kutu dewasa
yang mengandung cysticercoid tersebut(5).Anjing adalah hospes definitif utama untuk
Dipylidium caninum . Host potensial lainnya termasuk kucing , rubah , dan manusia
( kebanyakan anak-anak )(6)(7) . Manusia mendapatkan infeksi dengan menelan kutu yang
terkontaminasi cysticercoid . Dalam usus halusdari vertebrata inang cysticercoid berkembang
menjadi cacing pita dewasa yang mencapai kematangan sekitar 1 bulan setelah infeksi(8) .
Cacing pita dewasa (berukuran panjang sampai 60 cm dan 3 mm lebar ) berada di usus hlus l
dari hospes. Mereka menghasilkan proglotid ( atau segmen ) yang memiliki dua pori-pori genital
( maka nama " double- berpori " cacing pita ) . proglotid matang , menjadi gravid , melepaskan
diri dari cacing pita , dan bermigrasi ke anus atau lulus dalam tinja(1).(Anonimos.2014)
PATOGENESA
Selain menyebabkan rasa gatal di daerah anus karena keluarnya proglotid serta
rangsangan yang timbul oleh melekatnya proglotid tersebut. Rasa gatal tersebut akan
menyebabkan penderita menggosok gosokan bagian rektalnya di tanah. Penderita dengan infeksi
berat memperlihatkan gejala nafsu makan menurun dan berat badan yang
menurun(Soedarto.2007)
GEJALA KLINIS
Pada infeki ringan umunya tidak menimbulkan gejala klinik, sedangkan pada infeksi
berat atau yang terjadi pada anak-anak dapat meimbulkan diare.( Natadisastra,dkk.2009). Infeksi
D. caninum sering tanpa gejala pada manusia , meskipun ada beberapa laporan dari sakit perut ,
diare, iritasi , dan gatal-gatal anal ( Reddy , 1982) . Tidak ada diskusi tentang patogenisitas pada
anjing atau kucing host , namun Chappell menyatakan bahwa infeksi pada manusia biasanya
terbatas pada satu worm . Jika hal yang sama berlaku untuk anjing dan kucing , maka efek
infestasi harus serupa. Laporan lain menunjukkan bukti sebaliknya , bahwa sampai 25 % dari
infeksi melibatkan beberapa cacing dalam kasus manusia , meskipun ada perbedaan dalam
patogenisitas
disebutkan
.
(
Currier
1973)
Hampir semua infeksi pada manusia ditemukan pada anak-anak , bahkan bayi ( Reid et . Al ,
1992) . Penyebab yang paling mungkin dari pola infeksi adalah kedekatan dan durasi bermain
antara anak-anak dan anjing atau hewan peliharaan kucing . Perilaku yang khususnya

menguntungkan dari sudut pandang cacing pita pandang adalah mulut ke mulut kontak antara
manusia dan hewan , karena kutu baru menggigit masih bisa berada di mulut hewan peliharaan
dan kemudian diteruskan ke manusia . Seorang dokter dari Delaware menyarankan bahwa "
kebiasaan gigi taring ciuman tidak harus didorong " . ( Reddy 1982) ( Currier , et al , 1973; .
Reddy , 1982; . Reid , et al , 1992)
DIANOGSA
Ditegakkan dengan menemukan proglotid atau kelompok telur di daerah perineal atau di
dalam tinja. .( Natadisastra,dkk.2009)
TERAPI
A. Obat
Pengobatan pada hewan karnivora biasanya bisa diberikan sediaan
Bunamidin
Arekolin
Niklosomid
B. Herbal
Buah pinang muda
Cara pembuatannya:
1. Buah pinang muda dibersihkan.
2. Ambil air atau cairan buah pinang muda tadi.
3. Atau buatlah buah pinang menjadi tepung. Jadi, baik cairan atau tepung dari buahnya dapat
dijadikan obat penyakit cacingan pada ternak.
PREVENTIF
Selain mengobati penderita , menghindarkan anak bermain dengan kucing atau anjing
serta membasmi kutu binatang tersebut, .( Natadisastra,dkk.2009). Pemberian pengobatan untuk
membasmi cacing pita ajing D.caninum dari anjing dan kucing peliharaanSekaligus pula
pemberian obat membasmi kutu Ctenocephalides cania dari bulunya.
KERUGIAN
Infeksi cacing Dipylidium caninum yang dapat menyebabkan penurunan berat badan pada
hewan peliharaan.

Anda mungkin juga menyukai